[REMAKE] Tutor by Moegi Yuu

.

.

Main Casts: Byun Baekhyun, Park Chanyeol And others.

Genre: Romance, Drama.

Rated: M

.

.

Warning: Yaoi, Some Age-Switch, OOC, No Children

Disclaimer: Cerita sepenuhnya milik Moegi Yuu.

Saya hanya mengganti nama karakter dan beberapa hal lainnya agar sesuai.

.

.

Really hope you guys will enjoy this story~

Don't forget to leave your review!

No bash. If you hate ChanBaek or hate this story then don't read.

Thank you.

.

.

Pls read remaker's note in the end of the story if you don't mind.

.

.


Chapter 1


Baekhyun berlari menyusuri jalanan dengan secepat mungkin. Mulutnya terus mengoceh panik dan sesekali dia mengerang tidak jelas, tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya aneh. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah bagaimana dia bisa sampai ke rumah secepat mungkin. Ini sudah lewat jam les privatnya dan dia yakin tutornya sudah menunggunya sejak tadi. Dia benar-benar sudah terlambat.

"Aku pulang!" Baekhyun membanting pintu di belakangnya dan berlari menaiki tangga dengan ribut.

Ibunya yang melihat kedatangannya hanya geleng-geleng kepala. "Park seonsaengnim sudah menunggumu dari tadi," teriak sang ibu.

"Aku tahu!"

Baekhyun menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamarnya. Dia mengatur napasnya yang terengah-engah sebelum membuka pintu dan berhadapan dengan sang tutor yang tengah duduk santai di atas kursi belajarnya.

"Selamat datang Baekhyunnie. Kau benar-benar datang tepat waktu," sapa sang tutor sinis dengan senyum lebar di wajahnya.

Baekhyun menjatuhkan dirinya di atas lantai. "Aku..." ucapnya sebelum kembali mengatur napasnya yang masih terengah-engah. "Aku pulang, Park seonsaengnim. Maafkan aku karena terlambat hari ini."

Baekhyun menghela napas panjang. Dia berhasil tiba sebelum sang tutor memutuskan untuk pulang. Ya, laki-laki tampan, tinggi dan masih terlihat sangat muda ini adalah tutor les privat dari Baekhyun. Namanya Park Chanyeol dan dia adalah seorang mahasiswa. Dia benar-benar pintar dan kadang suka membuat Baekhyun kesal dengan semua kata-kata sinis yang keluar dari mulutnya. Entah itu mengatakan Baekhyun lambat atau bodoh secara tidak langsung. Baekhyun selalu bertanya-tanya dari mana ibunya menemukan Chanyeol dan akhirnya memutuskan untuk menjadikan Chanyeol sebagai tutornya.

"Aku sudah berkali-kali bilang kepadamu, kau bisa memanggilku Chanyeol saja," ucap Chanyeol. "Dan tidak biasanya kau terlambat seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Berpikir dalam hati haruskah dia menceritakan apa yang sudah menimpanya kepada Chanyeol. Tapi, sepertinya itu bukanlah ide yang bagus mengingat Chanyeol sangat suka menertawakannya.

"Tidak," jawab Baekhyun. "Kau akan menertawakanku jika aku memberitahumu."

"Hmm?" Chanyeol menatap Baekhyun penasaran. "Aku tidak akan menertawakanmu, jadi kau bisa menceritakannya kepadaku. Aku berjanji."

Baekhyun terdiam sejenak. Dia memandang Chanyeol ragu, tetapi Chanyeol memberikan senyum lembut yang menenangkan.

"Aku tadi naik sepeda seperti biasa ketika pulang ke rumah," Baekhyun mulai bercerita.

"Dan?"

"Seseorang tiba-tiba membuang kulit pisangnya tepat di depanku ketika aku lewat dan itu membuatku terkejut," lanjut Baekhyun. "Karena terkejut, aku kehilangan kendali akan sepedaku, lalu menabrak tiang listrik dan juga ban sepedaku kempes setelahnya. Karena semua itu, akhirnya aku harus pulang dengan jalan kaki." Atau tepatnya berlari setelah menyadari kalau dirinya sudah terlambat, tambah Baekhyun dalam hati.

Chanyeol terdiam. Dia menatap Baekhyun sejenak sebelum berbalik dan menutup mulutnya dengan tangannya. Tak lama suara tawa mulai terdengar. Membuat Baekhyun langsung berdiri dari duduknya dan memandang Chanyeol dengan kesal.

"Kau bilang kau tidak akan tertawa!" Seru Baekhyun marah.

"Maaf... Maaf..." Chanyeol masih tertawa. "Itu benar-benar khas dirimu, Baek. Kau benar-benar ceroboh. Aku benar-benar tidak menyangka semua itu terjadi kepadamu. Astaga, Baek."

Baekhyun merengut. Dia tahu Chanyeol pasti akan begini. Chanyeol tahu bahwa dia adalah orang yang benar-benar ceroboh dan Chanyeol sangat suka menjahili Baekhyun karena itu. Chanyeol benar-benar menyebalkan. Dia juga merasa dirinya bodoh karena sudah mempercayai Chanyeol ketika Chanyeol bilang dia tidak akan tertawa, padahal sudah jelas Chanyeol tidak akan mungkin tidak menertawakannya.

"Ini pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang jatuh karena kulit pisang di dunia nyata," Chanyeol memegang perutnya mencoba meredam tawanya. "Tapi ya, apa boleh buat. Itu adalah kecelakaan."

Baekhyun baru saja ingin berbalik merajuk ketika tangannya ditahan oleh Chanyeol. Baekhyun menatap Chanyeol yang kini sudah menghentikan tawanya dan senyum lembut muncul di wajahnya.

"Apa kau terluka?" Tanya Chanyeol.

Baekhyun menggenggam erat tali tas selempangnya dengan tangannya yang bebas. Dia bisa merasakan jantungnya mulai berdebar tidak karuan. Tidak, tidak lagi. Ini adalah yang kesekian kalinya dia merasa seperti ini karena Chanyeol. Baekhyun sendiri tidak mengerti apa yang dia rasakan ini, dan ini benar-benar membuatnya frustasi.

"Baek?"

"Tidak. Aku tidak apa-apa," jawab Baekhyun sembari menarik tangannya dari Chanyeol.

"Baiklah," Chanyeol tersenyum.

Baekhyun mengalihkan pandangannya dan menghela napas lega. Dia juga tidak bisa lama-lama menatap kedua mata Chanyeol. Dia merasa benar-benar lemah ketika dia bertatapan dengan kedua mata itu. Selain itu, Baekhyun juga merasa ketika Chanyeol melihatnya, Chanyeol akan bisa mengetahui semua isi pikiran dan hatinya.

"Aku senang kau baik-baik saja," ucap Chanyeol kemudian. "Karena kau sudah terlambat. Bisakah kita mulai pelajarannya sekarang? Duduklah."

Chanyeol berdiri dari kursi belajar Baekhyun dan membiarkan Baekhyun duduk. Baekhyun pun menurut tanpa menjawab. Dia terus mencoba tidak bertatapan langsung dengan Chanyeol dan entah kenapa dia tiba-tiba merasa gugup.

Sebenarnya ini bukanlah yang pertama kalinya dia merasa seperti ini. Sudah beberapa lama ini Chanyeol memang selalu membuatnya gugup. Kebiasaan Chanyeol yang suka menempelkan tubuh mereka ketika dia menjelaskan tentang pelajaran yang sedang mereka pelajari benar-benar membuat Baekhyun merasa ingin meledak. Dia rasa jantungnya akan melompat keluar setiap Chanyeol melakukan itu.

"Baiklah, kita mulai dari sini." Chanyeol mendekatkan dirinya kepada Baekhyun sembari membuka buku di atas meja Baekhyun. Baekhyun sendiri mencoba keras untuk membuat dirinya tenang walau dia merasakan wajahnya mulai memanas.

Tanpa Baekhyun tahu, Chanyeol menyeringai di tempatnya. Dia selalu menikmati melihat wajah Baekhyun yang memerah ketika dia mendekatkan tubuh mereka berdua. Dia bisa merasakan Baekhyun yang berusaha begitu keras menahan rasa gugupnya. Baekhyun benar-benar manis jika dia sedang dalam keadaan seperti ini baginya.

"Kita mulai dari soal yang ini," dengan sengaja Chanyeol berbisik tepat di depan telinga Baekhyun, dan dia bisa merasakan napas Baekhyun yang terdengar berat. Seringainya semakin lebar karena itu.

Sementara, di tempatnya, Baekhyun berteriak meminta tolong di dalam hati.

.

.


.

.

"Baiklah, kalian bisa mulai sekarang."

Baekhyun menganggukkan kepalanya penuh tekad mendengar aba-aba untuk memulai ujian dari gurunya di depan kelas. Dia sudah sangat siap untuk ujian kali ini, tapi entah kenapa pikirannya tidak bisa jauh-jauh dari Chanyeol. Dia terus bertanya-tanya apakah ada cara baginya untuk menjauhkan diri dari Chanyeol. Dia tidak mungkin meminta ibunya tiba-tiba memberhentikan Chanyeol. Baekhyun benar-benar frustasi. Jika terus seperti ini, bisa-bisa dia akan mati karena penyakit jantung nanti.

Baekhyun menopang dagunya dan menggoyangkan pensilnya. Dia mulai menatap soal di hadapannya dan tersenyum ketika dia sadar bahwa soal yang akan dia kerjakan sekarang adalah soal yang baru saja kemarin dia pelajari bersama dengan Chanyeol. Dengan percaya diri, dia mulai menyelesaikan soal di hadapannya itu.

Namun, tiba-tiba saja Baekhyun berhenti. Sebuah ide tiba-tiba saja muncul di kepalanya.

"Jika hasil ujianku jelek, maka itu artinya ibu akan berpikir percuma saja dia menyewa tutor untuknya," ucap Baekhyun dalam hati. "Kalau sudah begitu, maka Chanyeol pasti akan disuruh berhenti, dan ibu akan mencari tutor lain untukku."

Baekhyun menyeringai. Dia kemudian dengan cepat menghapus jawaban benar yang ia tulis sebelumnya. Dia tertawa dalam hati. Dia benar-benar pintar. Dia akan lepas dari Chanyeol sebentar lagi. Dia akan lepas dari semua perasaan aneh yang membuat frustasi ini.

.

.


.

.

Baekhyun duduk diam di tempatnya. Kepalanya menunduk tak berani menatap wajah Chanyeol yang tengah memegang hasil ujian miliknya di tangannya. Dalam hati Baekhyun menari gembira. Rencananya pasti berhasil. Jika bukan ibu yang akan memberhentikan Chanyeol, Chanyeol pasti akan merasa bersalah sendiri atas semua ini. dia akan terbebas sebentar lagi. Tinggal sebentar lagi.

"Baek..."

"Y-Ya?"

"Hasil ujianmu benar-benar buruk," ucap Chanyeol menghela napas panjang.

Baekhyun menahan senyumnya dan menganggukkan kepalanya. Sebisa mungkin memasang tampang menyesal. "Maafkan aku," gumamnya.

"Tapi..."

Baekhyun mengangkat kepalanya. Tapi apa? Tanyanya dalam hati.

"Sepertinya kau menulis jawaban yang salah dengan sengaja," lanjut Chanyeol, membuat Baekhyun terkesiap di tempatnya. "Kenapa kau melakukannya? Aku merasa mungkin saja dugaanku salah jika itu hanya satu atau dua soal, tetapi kau mengganti begitu banyak jawabanmu, bisa kita lihat dari bekas hapusanmu disini. Dan juga ada beberapa bekas yang masih terlihat dan aku yakin benar itu adalah jawaban yang benar."

Baekhyun membeku di tempatnya. Sial. Rencananya gagal. Memang salah baginya menantang Chanyeol seperti ini. Dia seharusnya sudah tahu bahwa Chanyeol akan dengan mudah mengetahuinya, terlebih lagi dia juga adalah seseorang yang ceroboh dan tidak pernah sempurna dalam mengerjakan sesuatu. Ini benar-benar sial.

"Bisa kau beritahu kenapa kau melakukan ini semua?" Chanyeol tersenyum, namun senyum itu terlihat begitu menyeramkan di mata Baekhyun.

Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak mungkin memberitahu Chanyeol alasannya yang sebenarnya. "Aku tidak tahu. Mungkin ini karena aku bosan?!" ucap Baekhyun. "Akhir-akhir ini aku sangat frustasi karena jarang main. Aku juga sudah lama tidak pergi berkencan..."

"Kencan?" Tanya Chanyeol terkejut. "Kau punya kekasih?"

Baekhyun tersentak. Aura di sekitar Chanyeol tiba-tiba saja terlihat gelap dan ekspresi Chanyeol benar-benar terlihat menyeramkan saat ini. Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya. "Bukan... Bukan begitu... Tapi, kau tahulah anak-anak seusiaku ini..." Baekhyun terdiam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Oh, aku mengerti," ucap Chanyeol menyeringai. "Jadi kau sedang horny?"

Baekhyun terdiam. Dia bisa merasakan wajahnya memanas seketika. Bagaimana bisa Chanyeol mengatakan hal itu dengan langsung dan santai seperti itu? Dan bagaimana bisa Chanyeol berpikiran seperti itu? Bagaimana bisa pembicaraan ini menjadi seperti ini?

"Kau seharusnya memberitahuku sejak tadi," tawa Chanyeol. "Aku akan membantumu. Kau butuh pelepasan kan?"

Baekhyun menatap Chanyeol bingung. Namun, belum sempat Baekhyun memproses arti dari perkataan Chanyeol, Chanyeol sudah menarik tangan Baekhyun sehingga wajah mereka berdua menjadi sangat dekat. Dan sedetik kemudian, bibir mereka berdua sudah menempel begitu saja.

Baekhyun yang tersadar seketika berusaha keras untuk melepaskan dirinya. Namun, Chanyeol menahan lehernya dan terus menciumnya. Chanyeol memasukkan lidahnya ke dalam mulut Baekhyun dan Baekhyun yang tak berdaya hanya bisa menerima apa yang Chanyeol lakukan kepadanya.

"Chan... Chanyeol..." Baekhyun mulai berontak lagi ketika Chanyeol mulai menjilat telinganya dan mengangkat seragam Baekhyun. "Tunggu sebentar. Whoa!"

"Kau sudah menahannya cukup lama kan?" Chanyeol menggerakkan jarinya menggoda puting Baekhyun. "Bukankah akan lebih baik jika kau mendapatkan pelepasan? Aku akan membantumu untuk itu."

"Pelepasan?" Baekhyun mencoba keras untuk tidak mendesah dan menikmati sentuhan Chanyeol. "Tidak. Aku baik-baik saja. Kau salah paham."

Chanyeol tidak mendengarkan Baekhyun. Dia menurunkan kepalanya sehingga kini ia berada tepat di depan dada Baekhyun. Tanpa bicara, dia mulai menggerakkan lidahnya di daerah sekitar puting Baekhyun. Menggodanya dan terus menjilatnya, membuat Baekhyun tidak bisa menahan desahannya lagi.

Chanyeol benar-benar menyeramkan di mata Baekhyun kali ini, tetapi entah kenapa jantungnya berdebar dengan begitu keras. Chanyeol terus menjilat dan menghisap putingnya tanpa henti. Dan bukannya ingin Chanyeol berhenti, Baekhyun malah semakin menikmati apa yang Chanyeol lakukan.

Chanyeol melirik Baekhyun yang terus mendesah. Wajah Baekhyun yang memerah benar-benar menggairahkan untuknya. Perlahan, tangannya mulai turun dan menyentuh ikat pinggang Baekhyun.

"Tidak..."

Chanyeol seketika menghentikan apa yang dia lakukan ketika dia mendengar suara Baekhyun. Perlahan dia menarik diri dan menghela napas panjang melihat Baekhyun yang menutup kedua matanya erat dengan tubuh gemetar.

"Sangat imut," bisik Chanyeol.

Baekhyun membuka kedua matanya dan melihat Chanyeol yang tertawa ke arahnya. Wajah mereka berdua masih sangat dekat, tetapi Chanyeol yang menyeramkan tadi sudah berubah kembali menjadi Chanyeol yang memiliki tatapan lembut dan menenangkan.

"Apa kau sudah mengerti?" Tanya Chanyeol kemudian.

"Ap... Apa?"

"Aku hanya bercanda," ucap Chanyeol terkekeh. "Dan tadi itu adalah hukuman kecil atas apa yang sudah kau lakukan."

"Bercanda?" Baekhyun menatap Chanyeol tak percaya.

"Iya, tapi..." Chanyeol mendekatkan wajah mereka berdua sehingga kening mereka berdua menempel. "Jika kau melakukan hal seperti itu lagi, aku tidak akan segan-segan melakukan lebih dari yang aku lakukan tadi."

"Maafkan aku!" Seru Baekhyun cepat.

"Baiklah," Chanyeol tersenyum. "Aku memaafkanmu karena kau sudah meminta maaf dan terlihat benar-benar menyesal."

Baekhyun menghela napas panjang. Walaupun dia merasa lega, tetapi tidak tahu kenapa dia merasa kecewa juga. Dia bertanya-tanya apakah sebenarnya hatinya menginginkan Chanyeol untuk melanjutkan apa yang dia lakukan. Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan. Ini sangat tidak benar.

"Dan satu hal lagi," Chanyeol berkata, membuat Baekhyun mengangkat kepalanya. "Karena kau sepertinya tidak mau memberitahuku alasan sesungguhnya melakukan hal bodoh itu, aku tidak punya pilihan."

Chanyeol melemparkan beberapa buku soal yang dia bawa ke atas lantai di depan Baekhyun.

"Kau harus menyelesaikan semua itu dan aku akan memeriksanya minggu depan."

"Ap.. Apa?"


.

.

To Be Continued?

.

.


Another remake from manga for ChanBaek!

This time aku meremake Katekyo! a.k.a Tutor dari mangaka Moegi Yuu.

And this manga is one of my most fav manga ever. Manga ini salah satu manga yang suka aku baca berulang-ulang tanpa ngerasa bosen. Wkwkwk

Dan mungkin ada dari kalian yang pernah baca manga ini juga, kalian pasti tahu kalau manga ini lebih kayak kumpulan oneshoot yang menceritakan progress hubungan si seme dan si uke dengan berbagai macam konflik.

Jadi, for next jika aku tulis end di akhir chapter jangan pada bingung yaa~ Hehe

So, lanjut? Please tinggalkan review~

Hope I'll see you soon in the next chapter.

Bubye~