Kembar tidak berarti sama... Dan tidak selamanya kembar itu menyenangkan. Bagaimana jika kembaranmu memiliki semua hal yang tidak kau punyai? Senang? Bangga karena kalian saling melengkapi? Bohong. Yang ada hanya rasa iri yang berkembang menjadi kebencian.
"Kami kembar tapi kami beda."
.
.
The Story Of Twin Sisters
Kuroko no Basuke-Fujimaki Tadatoshi
Rate: T
Akashi Seijuurou x OC (Makimura Yuuki dan Makimura Seika)
.
.
.
Chapter 1
Keramaian yang seperti biasa terjadi di taman kota bila akhir pekan, banyak yang menghabiskan waktu disana, baik hanya berjalan-jalan, bermain, ataupun hanya duduk untuk menikmati keindahan taman, termasuk para anggota kiseki no sedai (kecuali sang kapten) yang saat ini sedang berlatih di taman ini, mereka bosan selalu berlatih di gym sekolah, sehingga kali ini mereka memutuskan untuk berlatih diluar.
"Kurokochi! Pass kesini!" Teriak surai keemasan semangat pada pemilik surai baby blue. Namun sayang sang surai baby blue mengabaikannya dan memilih untuk mempassing pada surai dark blue, dan diapun mendrible bola berwarna orange tersebut dan memasukannya pada keranjang bola yang terdapat disitu.
"Ah! Bola itu seharusnya milikku!" Gerutu sang surai keemasan.
"Urusai yo Kise... Tetsu memberikan bolanya padaku, bukan padamu..." Kata sang surai dark blue malas pada Kise.
"Mou... Kurokochi hidoi-ssu!" Kata Kise merengut.
"Tolong jangan berkata seperti itu Kise-kun. Aku hanya memberikan pass-ku pada orang yang tepat." Kata sang surai baby blue membela diri.
"Jadi maksudmu aku bukan orang yang tepat?! Yappari Kurokochi wa hidoi-ssu!" Kata Kise lagi sambil menangis lebay.
"Urusai-nodayo! Kita sekarang sedang latihan! Seriuslah sedikit, jangan karena saat ini Akashi tidak ada lalu kalian bisa santai-nodayo!" Kata surai hijau yang sejak tadi diam.
"Eh~ Tapi Midochin, sebenarnya saat ini Akachin kemana? Jarang-jarang dia bolos latihan..." Tanya surai ungu sambil mengunyah snack yang ia bawa.
"Entahlah, dia bilang ada urusan keluarga yang mendadak. Dan, Murasakibara! Jangan makan sambil latihan! Perhatikan mannermu!" Perintah Midorima.
"Chee~ Midochin cerewet~" Kata Murasakibara.
"Hhh, sudahlah! Ayo kita mulai lagi latihannya-nodayo! Jika latihan kalian tidak benar, aku yang akan dimarahi-nodayo!" Kata Midorima. Akashi membebankan tanggung jawab latihan hari ini pada Midorima karena dia wakil kapten, dan tentu saja Midorima yang akan disalahkan jika latihan mereka tidak benar.
"Midorin benar! Kalau latihan kalian tidak benar, bukan hanya Midorin, tapi aku juga akan dimarahi Akashi-kun! Hora Ki-chan! Jangan hanya diam dipojokkan saja! Ayo mulai lagi latihannya!" Kata sang manager tim, Momoi Satsuki sambil berkacak pinggang. Namun saat mereka mulai berlatih kembali, Kise gagal menangkap pass dari Kuroko sehingga bola basket tersebut keluar dari area dan mengenai seseorang diluar lapangan.
"Ittai!" Jerit seseorang tersebut.
"Huaaa! Kau terluka Seika?!" Teriak orang lain yang berada didekat 'Seika'.
"Gawat!" Kata Kise.
"Aaah... Kise, sepertinya kau mengenai seseorang... Tanggung jawab..." Kata Aomine dengan nada mengejek.
"Mattaku-nodayo!" Gerutu Midorima. Sementara Kise sudah sangat panik sekarang.
"Lebih baik sekarang kau cepat kesana dan minta maaf Kise-kun." Saran Kuroko yang hanya dijawab anggukan oleh Kise, dan Kisepun langsung berlari menuju tempat sang 'korban' diikuti anggota lain. Dan Kise semakin panik saat tahu 'korban'nya adalah remaja perempuan seusianya. Kisepun langsung bersujud dihadapannya tanpa melihat wajah perempuan tersebut.
"Huaaa! Maaf-ssu! Aku benar-benar tidak sengaja-ssu! Aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu! Bahkan jika perlu aku akan menikahimu-ssu! Aku juga akan-" Kata Kise semakin ngawur, sehingga membuat orang-orang berbisik-bisik sambil menatap mereka curiga.
"Hu-huaaa! Cukup-cukup! Tidak perlu sampai seperti itu!" Kata sang gadis itu kaget sekaligus ingin tertawa karena reaksi Kise yang berlebihan. Sementara teman-teman setimnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Kise.
"Tolong maafkan teman setim kami, dia benar-benar tidak sengaja." Kata Kuroko akhirnya.
"Hiks... Maaf-ssu..." Kata Kise sambil berlinangan air mata.
"Pfft... Sudahlah aku tidak apa-apa ko'! Entah kenapa rasa kesalku hilang saat melihat wajahmu! Hahaha!" Tawa gadis itu. Sementara Kise hanya menatapnya cengong.
"...Benarkah-ssu?" Tanya Kise.
"Benar! Ini bolamu! Lain kali hati-hati ya!" Kata sang gadis lagi sambil memberikan bola basket pada Kise.
"Kau baik sekali-ssu! Namamu siapa?" Tanya Kise.
"Aku Makimura Seika. Panggil Seika saja, salam kenal!" Kata gadis yang ternyata bernama Seika tersebut dengan senyumnya.
"Aku Kise Ryouta! Salam kenal-ssu!" Kata Kise yang tidak lupa disertai senyum cerianya.
"Yak! Cukup ngobrolnya! Kalau kau tidak apa-apa, ayo kembali latihan Seika!" Kata salah satu teman Seika.
"Mou... Kau ini benar-benar tidak punya hati Aya-chan! Temanmu baru saja terkena bola, dan kau langsung menyuruhku latihan sekarang?" Kata Seika cemberut.
"Kau yang bilang 'tidak apa-apa'kan?" Kata Aya.
"Chee!" Desis Seika.
"Eh? Latihan apa-ssu?" Tanya Kise penasaran.
"Dance." Jawab Seika.
"Hee? Dance?"
"Un! bulan depan kami akan tampil di festival musim panas." Kata Seika.
"Huaaa! Aku ingin lihat-ssu!" Kata Kise.
"Tentu saja boleh!" Kata Seika.
"Tapi sebelum itu... Kise," Panggil Midorima. "Kita LATIHAN dulu." Lanjutnya kesal karena latihannya tertunda.
"U-ukh... Baiklah Midorimachi... Jaa ne, Seikachi..." Kata Kise menyerah, diapun kembali berlatih dengan teman-temannya.
.
.
.
"Fuaaah... Akhirnya latihan kita beres-ssu! Lelahnya~!" Kata Kise.
"Ini kan karena kecerobohanmu latihan menjadi lebih lama!" Kata Midorima.
"Eeh? Lagi-lagi aku yang disalahkan-ssu..." Kata Kise pundung.
"Sudahlah, sebaiknya kita pulang sekarang." Kata Kuroko. Setelah berkemas merekapun pulang dan bertemu kembali dengan Seika yang juga baru selesai latihan.
"Seikachi juga sudah selesai?"
"Un! Begitulah. Ngomong-ngomong 'Seikachi' itu apa?" Kata Seika bingung.
"Ah, aku menambahkan suffix 'chi' untuk teman yang dekat denganku..." Jelas Kise.
"Ooh... Begitu..." Kata Seika mengerti.
"Ngomong-ngomong teman-temanmu yang lain mana?" Tanya Kise.
"Mereka sudah pulang duluan... Aku latihan extra karena ada gerakan yang belum kukuasai..." Jawab Seika sambil tersenyum.
"Hee... Kau hebat Seikachi..." Puji Kise.
"Seika!" Panggil sebuah suara, dan terlihatlah sosok yang wajahnya sangat mirip dengan Seika namun dengan penampilan yang lebih sederhana dan feminim.
"Kakak!" Kata Seika, dan sosok itupun menghampiri mereka.
"Kakak?! Eh? Kau kembar-ssu?!" Kata Kise kaget.
"Un! Kami kembar! Mirip kan? Kecuali warna rambut kami sih..." Kata Seika bangga sambil merangkul kakak kembarnya itu.
"Daripada itu... Kenapa kau malah disini? Ayah sangat marah, Seika!" Kata kakaknya panik sambil melepas rangkulan Seika.
"Aku sudah bilang kan ada latihan?" Jawab Seika.
"Ah, sudahlah. Pokoknya sekarang kau harus pulang, atau ayah akan semakin marah!" Kata kakaknya lagi sambil menarik tangan Seika.
"Ukh, baiklah... Semuanya, maaf aku duluan ya!" Kata Seika sambil melambaikan tangannya pada Kise dan yang lainnya.
Sesampainya di kediaman Makimura...
"Kau kemana saja Seika?! Kami sudah lama menunggumu!" Bentak ayahnya pada Seika saat Seika dan kakaknya tiba di pintu utama rumahnya.
"Aku sudah bilang hari ini ada latihan kan karena bulan depan kami tampil. Ayah lupa?" Jawa Seika tenang.
"Seika!" Kata kakaknya mengingatkan.
"Baik-baik! Maaf..." Kata Seika akhirnya.
"Sudahlah! Cepat ganti pakaianmu lalu pergi ke ruang tamu! Yuuki, kau ikut ayah!" Perintah ayahnya lagi, lalu ia dan kakaknya pergi, sementara Seika langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
"Permisi." Kata Seika saat tiba di ruang tamu. Dia melihat kakak dan ayahnya beserta dua sosok asing berambut merah yang berbeda usia.
"Nah ini putriku yang kedua, Seika. Seika, perkenalkan ini Akashi Saburou, rekan bisnis ayah dan putranya Akashi Seijuurou."
"Ah, salam kenal paman dan... Akashi-kun? Maaf atas keterlambatan saya." Kata Seika sambil membungkukan badan. Dia agak bingung untuk memanggil Akashi. Setelah itu dia duduk disebelah ayahnya.
"Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul, langsung saja... Aku ingin membicarakan soal perjodohan anak-anak kita." Kata Akashi Saburou, lalu dia dan ayahnya mulai berbicara sementara Akashi Seijuurou hanya diam mendengarkan.
'Hah?! Apa?! Perjodohan?!' Batin Seika kaget, lalu ia menatap ayahnya kesal.
"Kakak! Aku tidak pernah dengar tentang ini!" Bisik Seika pada kakaknya.
"Aku lupa menjelaskan! Maaf!" Bisik kakaknya dengan nada menyesal.
'Haaah?! Tahu begini aku kabur saja!' Batin Seika kesal. Hancur sudah moodnya hari ini.
"Ng... Maaf paman, ayah... Tapi aku dan kakak kembar, tidak mungkin kan kami berdua menikah dengannya..." Kata Seika sambil menunjuk Akashi muda yang tangannya langsung dipukul oleh kakaknya.
"Ukh..." Ringis Seika.
"Soal itu, Seijuurou-kun lah yang akan memutuskan." Jawab ayahnya.
"Eh?" Kata Seika bingung.
"Seijuurou lah yang memilih akan bertunangan dengan siapa. Karena itu, kalian akan diberi waktu untuk saling mengenal hingga Seijuro memutuskan untuk bertunangan dengan salah satu diantara kalian." Jawab Akashi Saburou yang hanya dibalas anggukan oleh ayahnya dan Akashi Seijuurou.
'Hah?! Hah?! HAAAH?!' Batin Seika.
.
.
.
"Mou... Kenapa kakak setuju si dengan hal ini?!" Kata Seika kesal. Saat ini Seika dan Yuuki berada di taman rumanya.
"Ma-mau bagaimana lagi, itu sudah keputusan ayah..." Kata Yuuki sambil menunduk. "Da-dan kurasa Akashi-kun itu orang yang baik... Jadi tidak masalah..." Lanjut Yuuki dengan wajah yang memerah.
"Heee..." Kata Seika jahil. "Kau menyukainya kak?" lanjutnya sambil merangkul kakaknya.
"A-aku tidak-"
"Wajahmu memerah!" Kata Seika memotong kata-kata Yuuki. Sehingga Yuuki menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Mou... Berhentilah menggodaku Seika!" Kata Yuuki malu dan Seikapun tertawa.
"Maaf mengganggu kalian," Kata sebuah suara sehingga membuat Seika dan Yuuki menoleh.
"A-Akashi-kun!" Kata Yuuki kaget, sementara Seika hanya menatap Akashi malas.
"Mengenai perjodohan kita, aku ingin mengenal kalian lebih dekat, agar aku bisa memutuskan dengan siapa aku akan bertunangan." Kata Akashi to the point.
"A-ah soal itu..." Kata Yuuki gugup.
"Soal itu, kau bisa memilihnya sekarang ko'!" Kata Seika.
"Eh?" Kata Yuuki bingung sementara Akashi hanya menatapnya.
"Kau bisa langsung memilih kakakku saja! Lagipula aku tidak tertarik dengan perjodohan ini." Kata Seika lagi sambil mendorong Yuuki kedepan Akashi."Nah, selamat berkenalan yaa!" Lanjutnya. Lalu ia pergi darisitu meninggalkan Yuuki dan Akashi berdua.
"A-ah... Ng... Itu..." Kata Yuuki gugup sambil menundukan pandangannya. Dia belum pernah berbicara dengan laki-laki berdua saja, apalagi laki-laki dengan aura seperti Akashi, jangankan bicara, menatap matanya saja Yuuki tidak berani. Melihat itu Akashi hanya tersenyum kecil.
"Tidak perlu gugup begitu Yuuki..." Kata Akashi.
"Ma-maaf... Soal yang Seika tadi katakan..." Kata Yuuki akhirnya setelah agak tenang namun dia masih belum berani menatap Akashi.
"Tidak perlu minta maaf." Jawab Akashi. Hening diantara mereka.
"Bagaimana jika kita mulai untuk saling berkenalan?" Kata Akashi.
"Si-silahkan Akashi-kun dahulu..." Kata Yuuki.
"Apa yang kau sukai?" Tanya Akashi.
"Aku suka membaca dan memasak. Akashi-kun?"
"Aku suka bermain shogi dan basket, jika libur aku suka menunggang kuda. Makanan kesukaanmu?"
"Aku suka sushi... Akashi-kun?"
"Sup tofu. Warna kesukaan?"
"Putih. Akashi-kun?"
...
..
.
Dan teruslah berlangsung perkenalan yang lebih mirip sesi tanya jawab, hingga saatnya Akashi pulang.
"Terima kasih untuk hari ini Yuuki." Kata Akashi yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Yuuki.
"Eeh? Apa? Apa? Kalian tadi melakukan apa saja?" Kata Seika penasaran diiringi senyum jahilnya.
"Mou... Seika!" Kata Yuuki dengan pipi yang merona.
"Selanjutnya kau Seika." Kata Akashi pelan dengan smirknya.
"Hee? Kenapa aku juga?!" Kata Seika yang hanya dibalas senyuman oleh Akashi.
.
.
.
"Ooy! Seijuurou!" Panggil Seika pada sosok pria berambut merah. "Maaf menunggu! Ayo!" Ajak Seika. Akhir minggu ini mereka janji untuk bertemu dan berjalan-jalan sekalian 'saling mengenal'.
"Beritahu aku tentang dirimu." Kata Akashi saat mereka berkeliling.
"Hmm… Namaku, kau sudah tahu kan? Makimura Seika, 15 tahun, hobiku menari, dan main, dan… Apalagi ya? Ah, sudahlah! Nanti juga kau tahu sendiri!" Jawab Seika asal.
"Apa-apaan itu?" Gumam Akashi.
"Ya, tidak penting juga kan hal-hal seperti itu, cukup kau tahu namaku itu juga sudah termasuk kenalan kan? Soal makanan kesukaan dan lain-lain nanti juga kau akan tahu sendiri…" Kata Seika. Akashipun terdiam mendengar ucapannya.
"Ah! Aku mau main itu! Ayo kesana!" Ajak Seika sambil menarik tangan Akashi, dan mengajaknya ke sebuah game center. Disana Seika langsung memilih sebuah mesin yang terdapat layar besar, dan dibawahnya terdapat empat kotak dengan gambar panah. Seikapun terlihat asik memilih lagu.
"Sedang apa kau?" Tanya Akashi.
"Fufu… Lihat saja…" Jawab Seika misterius sambil mengedipkan sebelah matanya. Setelah itu terdengar suara musik, dan Seika mulai bergerak menginjak kotak-kotak dibawahnya sesuai gambar dilayar tersebut dengan lincahnya, seperti menari. Semakin lama semakin cepat, dan Seika terlihat benar-benar menikmatinya. Beberapa menit kemudian musikpun berhenti dan menunjukkan huruf A dilayar, Seikapun bersorak senang, diapun melihat Akashi disertai cengiran lebarnya dan kedua jarinya membuat pose V, melihat itu, Akashipun ikut tersenyum.
"Kau hebat juga." Kata Akashi.
"Hehehe… Oh iya, apa ada yang ingin kau mainkan?" Tanya Seika. Akashipun berpikir sejenak dan melihat mesin permainan basket.
"Aah! Basketkah? Ayo!" Kata Seika, diapun menggenggam tangan Akashi dan berjalan menuju mesin basket, berhubung ada dua mesin, mereka berduapun bertanding disitu, dan tentu saja kemenangan mutlak dipihak Akashi, dia mencapai 279 poin, sementara Seika hanya mendapat 98 poin.
"Huaaa, kau hebat sekali! Lemparanmu tidak ada yang meleset!" Puji Seika kagum, Akashi hanya tersenyum kecil.
"Nee, bagaimana caranya?! Ajari aku ya!" Pinta Seika.
"Aku ikut klub basket di sekolahku. Boleh saja." Jawab Akashi singkat.
"B-basket?! Pantas saja! Eh... Kau bersekolah di SMP Teiko kan? Kudengar tim basket disitu kuat, aku tidak menyangka kau sehebat itu… Walaupun pendek…" Mendengar kata 'pendek' Akashipun langsung menatap Seika tajam. Merasa tatapan Akashi berubah Seikapun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"E-etto… Maaf! Maaf! Aku tidak bermaksud mengataimu… Maksudku kau hebat walaupun… Ah… Ng… Bagaimana ya…" Kata Seika panik campur bingung, Akashipun menghela nafasnya.
"Sudahlah. Ayo, kita kemana lagi?" Kata Akashi tidak ingin melanjutkan pembicaraan itu.
"A-ah… Ayo kita main itu!" Kata Seika sambil menunjuk sebuah mesin yang didalamnya terdapat boneka-boneka yang lucu. Akashipun menurutinya.
"Kau ingin yang mana?" Tanya Akashi.
"Ng… Boneka kelinci berwarna putih itu?" Kata Seika sambil menunjuk salah satu boneka didalam situ.
"Baiklah." Kata Akashi menyanggupi.
"Kau yakin bisa? Itu susah loh…" Kata Seika ragu. Sementara Akashi hanya membalas dengan smirknya.
"Aku pasti bisa." Kata Akashi percaya diri. Dan benar saja, tidak lama kemudian benar saja, boneka yang tadi diminta oleh Seikapun langsung didapatkannya.
"Ini." Kata Akashi sambil menyerahkan boneka itu pada Seika. Seikapun tersenyum senang.
"Huaaa! Kau benar-benar hebat! Kakak pasti suka boneka ini!" Kata Seika sambil memeluk boneka tersebut.
"Kakak?" Ulang Akashi bingung.
"Un! Kakak suka benda-benda seperti ini, jadi aku ingin memberikan ini padanya, hehe…" Jelas Seika dengan senyumnya.
"Hoo." Kata Akashi. "Apa kau tidak suka dengan boneka?"
"Suka sih… Tapi…" Belum selesai Seika bicara, Akashi memotongnya.
"Kalau begitu, pilih satu lagi boneka yang benar-benar kau sukai untukmu." Suruh Akashi.
"E-eh?" Kata Seika bingung.
"Cepatlah."
"Kalau begitu… Boneka beruang dengan penutup mata itu!" Kata Seika. Akashipun mengangguk dan seperti tadi, dia dengan mudah mendapatkannya lalu memberikannya pada Seika.
"Wah, terimakasih banyak Seijuurou!" Kata Seika senang. "Hey! Bagaimana jika kita makan crepes sekarang? Crepes di lantai dua disini enak loh! Biar aku yang traktir, hitung-hitung sebagai balasan karena sudah memberiku boneka ini!" Lanjutnya.
"Boleh. Ayo." Kata Akashi menyetujuinya. Mereka berduapun pergi ke kios crepes tersebut.
"Kau suka makanan manis?" Tanya Akashi saat melihat Seika memakan crepes tersebut dengan lahap.
"Un! Sangat suka! Terutama cake, es krim dan puding!"
"… Kau bisa gemuk jika makan-makanan seperti itu." Komentar Akashi.
"Bhuu… Tenang saja! Makan sebanyak apapun aku tidak akan gemuk ko'!" Kata Seika bangga.
"Hmph… Dasar aneh." Bisik Akashi.
"Hei! Aku mendengarnya tahu!" Protes Seika yang hanya dibalas dengan tatapan datar Akashi sehingga Seikapun memalingkan wajahnya kesal dan melanjutkan memakan crepesnya.
"Akashichi~!" Panggil sebuah suara riang sehingga membuat keduanya melihat kearah sumber suara.
"Ryouta?" "Kise-kun?" Respon keduanya saat melihat 'makhluk kuning' tersebut. Kisepun menghampiri mereka berdua, tidak lupa dengan cengiran diwajahnya.
"Doumo-ssu!" Sapa Kise, namun cengirannya berubah menjadi ekspresi terkejut saat melihat perempuan dihadapan Akashi.
"Aaa?! Seikacchi?!" Kata Kise kaget.
"Yo, Kise-kun!" Sapa Seika riang.
"Kalian saling kenal?" Tanya Akashi.
"Un… Waktu itu kami pernah bertemu di taman kota-ssu…" Jelas Kise.
"Ya, saat si kuning ini tidak sengaja melempar bola basket padaku…" Cibir Seika saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Kise.
"Aah! Maaf soal yang waktu itu-ssu!" Kata Kise sambil menyatukan kedua tangannya didepan dada dan memejamkan matanya. Melihat itu Seikapun tertawa.
"Hahaha… Sudahlah… Aku bercanda ko'! Lagipula sudah tidak apa-apa…" Kata Seika sambil mengibas-ngibaskan tangannya. "Ngomong-ngomong, sedang apa kau disini?" Tanyanya kemudian.
"Ah, tadi lokasi pemotretanku didekat sini, jadi setelah selesai aku jalan-jalan kemari… Lalu tanpa sengaja aku melihat Akashicchi bersama perempuan, tadinya aku ingin menggodanya eh, ternyata perempuan itu kau Seikacchi!" Jelas Kise panjang.
"Hee… Jadi begitu…" Kata Seika sambil menganggukkan kepalanya. Lalu Kisepun menarik Seika agar agak menjauh dari tempat Akashi.
"Ngomong-ngomong, apa hubungan kalian?" Bisik Kise pada Seika berniat menggodanya sambil melirik kearah Akashi yang menatap mereka berdua curiga.
"Ha? Bukan apa-apa… Hanya… Ng… Apa ya? Calon kakak ipar dan adik ipar mungkin?" Kata Seika bingung menjelaskan apa hubungan mereka. Mana mungkin kan dia bilang kalau diantara dia dan kakaknya akan dijodohkan dengan Akashi. Namun hal itu justru membuat Kise terkejut.
"HAAAH?!" Teriak Kise kaget sehingga membuat pengunjung disekitar melihat kearah mereka berdua, refleks Seikapun menutup mulut Kise menggunakan kedua tangannya.
"Sst!" Perintah Seika.
"A-ah… Gomen-ssu… Habis kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu si… Yang kau katakan tadi serius? Artinya…"
"Un… Belum pasti juga sih… Kakakku sepertinya akan bertunangan dengannya… Jadi ya… Bisa dibilang aku sedang berusaha 'mengakrabkan diri' dengannya?" Kata Seika ragu sambil melihat kearah Akashi. Kisepun menganggukan kepalanya mengerti.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa tahu Seijuurou?"
"Ah… Dia kapten tim basketku…" Jelas Kise.
"Oh begi- Eh?! Kapten?! Walapun dia pen-mmph!" Kali ini giliran Seika yang berteriak kaget, namun belum selesai Seika bicara, Kise sudah membekapnya. Khawatir jika Akashi akan membunuhnya kalau dia sampai mendengar akhir kalimat Seika.
"Seikacchi! Kalau Akashicchi mendengarnya, dia bisa marah!" Kata Kise memperingatkan dan dia bergidik ngeri saat membayangkan kaptennya marah.
"Phuah! Gomen-gomen!" Kata Seika saat Kise melepaskan bekapannya. "Aku benar-benar tidak menyangkanya… Dia memang hebat sih, tapi tidak kusangka sehebat itu…" Lanjutnya.
"Hee… Akashicchi itu ya…"
Dan meereka berduapun akhirnya asik membicarakan Akashi, bahkan bisa dibilang mereka mengabaikan Akashi yang ada disitu. Tanpa mereka sadari Akashi melihat mereka berdua dengan pandangan tidak suka.
"… Ya, begitulah pokoknya! Baiklah aku duluan ya!" Kata Kise mengakhiri obrolannya dengan Seika, Seikapun kembali ke tempatnya dan Akashi
"Eh? Tidak bergabung dengan kami dulu?" Ajak Seika.
"Tidak, terimakasih… Akashicchi, aku duluan ya!" Tolak Kise sambil menghampiri Akashi untuk pamit yang hanya dibalas oleh Akashi dengan tatapan tajamnya sehingga membuat Kise bingung dan bergidik ngeri.
'E-eh?!' Batin Kise bingung karena Akashi tiba-tiba menatapnya tajam seperti itu.
"Hmm… Yasudahlah, hati-hati ya Kise-kun…"
"U-Un… Sore jaa!" Kata Kise sambil buru-buru pergi dari situ. Namun baru beberapa saat kemudian langkahnya terhenti, diapun kembali menatap kearah Seika dan Akashi.
"Seikacchi! Aku menanti untuk melihatmu menari-ssu!" Kata Kise riang.
"Un! Tunggu saja ya!" Balas Seika, setelah itu Kisepun benar-benar pergi dari hadapannya dan Akashi.
"Menari?" Tanya Akashi pada Seika.
"Iya… Bulan depan aku akan menari di festival musim panas…" Jawab Seika.
"Hmm…" Gumam Akashi. "Ngomong-ngomong, kau membicarakan apa dengan Ryouta tadi?" Tanyanya lagi.
"Bukan apa-apa… Hanya membicarakan basket, dan dia menanyakan hubungan kita."
"Lalu, kau jawab apa?"
"Calon kakak ipar dan adik ipar."
"Hah?"
"Iya kan? Kau kan calon tunangan kakakku."
"Tepatnya calon tunangan salah satu diantara kalian."
"Tidak. Kau calon tunangan kakakku."
"Kenapa kau yakin sekali aku akan memilih kakakmu?"
"Kau harus! Dia lebih cocok untukmu!"
"Hmph, kita lihat saja nanti." Kata Akashi misterius. Sementara Seika menatap Akashi bingung.
'Apapun yang terjadi, Seijuurou harus memilih kakak! Akan kubuat mereka bersama!' Tekad Seika dalam hati.
.
.
.
"Seika." Panggil Yuuki saat melihat Seika yang baru saja pulang dari 'kencan'nya dengan Akashi.
"Ah! Kakak!"
"Ba-bagaimana kencanmu dengan Akashi-kun?" Tanya Yuuki malu-malu.
"Ha? Biasa saja… Lagipula itu bukan kencan menurutku. Oh iya!" Seikapun mengeluarkan boneka kelinci putih yang tadi didapatkan oleh Akashi.
"Dari Seijuurou!" Lanjutnya sambil memberikan boneka tersebut pada Yuuki. Wajah Yuukipun memerah.
"… Be-benarkah?" Bisik Yuuki sambil memeluk boneka itu. Seikapun menjawabnya dengan anggukan dan senyum kecil.
"Kakak benar-benar menyukainya ya?" Goda Seika.
"Mou! Seika!"
"Hahaha…!" Seikapun tertawa keras dan langsung kabur menuju kamarnya.
"Ah! Tunggu! Seika!" Kata Yuuki kesal berniat mengejarnya, namun si pelaku sudah duluan menghilang.
"Mou…" Bisik Yuuki pelan, namun setelah itu dia tersenyum kecil dan kembali memeluk erat boneka kelinci itu dan menciumnya.
'Akashi-kun…' Bisik Yuuki dalam hati sambil membayangkan si pemuda bersurai merah tersebut.
.
.
.
To be continued
Author's note:
Hueee… Aku gak nyangka bakal jadi panjang! Sumfeh, aku niat awalnya mau bikin one shoot, ternyata malah jadi panjang gini… dan mau gamau harus two shoot… TwT
Yosh! Chap 2-nya bakal saya update secepatnya!
Minna, mohon reviewnya yaa… Sankyuu~ ^w^)d
