EYESHIELD21
Semua karakter yang ada milik Riichiro Inagaki dan Yuusuke Murata
Aku cuma ...........
Rating :T
-
-
-
Sore ini, hujan turun dengan deras. Tinggal Sena, Hiruma dan Mamori yang ada di klub Deimon.
"Apa yang sebaiknya kita lakukan?hari mulai sore.....apa kita harus menunggu sampai hujan selesai?" Mamori duduk sambil menatap langit dari dalam ruang klub deimon.
"Ini karena Hiruma menyuruh Sena membersihkan klub, jadi kita tertahan hujan ini.." Mamori menyalahkan Hiruma.
Hiruma yang tengah asyik bermain dengan laptopnya berhenti dan memandang manajernya itu."Memang siapa yang menyuruhmu untuk ikut membantu manajer cerewet?" Hiruma kembali mengetik di laptopnya sambil mengunyah permen karet.
"Tapi, tidak mungkin aku meninggalkan Sena sendirian disini!" Mamori berteriak sambil berdiri.
"Sudahlah kak Mamori, tenang.." Sena menenangkan Mamori. Akhirnya Mamori kembali duduk.
"Sudah setengah jam kita menunggu hujan dan tidak ada tanda tanda mau berhenti. Apalagi perutku sudah lapar." Sena memegang perutnya.
Sena tiba-tiba teringat saat membereskan ruang klub dia menemukan sebuah payung. Sena lalu berdiri dan berjalan ke loker penyimpanan.
"Ketemu!" Sena mengambil payung itu.
Mamori yang melihat Sena menemukan sebuah payung berteriak senang." Kita bisa pulang kerumah Sena!lagipula hujannya sudah tidak sederas tadi."
"Eh, iya..tapi cuma ada satu buah payung. Bagaimana ini?" Sena bingung karena tidak mungkin memakai payung ini untuk mereka bertiga.
"Kalian pulang saja dulu." Tiba-tiba Hiruma bicara.
"Aku masih ada urusan, lagipula kalau manajer cerewet ini masih disini.. Cuma menggangguku" Hiruma memakan permen karet lagi.
Mendengar hal itu Mamori segera mengambil jaket dan mengajak Sena keluar.
"Kalau begitu kami duluan Hiruma.."
Sena ditarik Mamori." Tapi bagaimana dengan kak Hiruma?" Sena menghentikan langkahnya.
"Dia masih ada urusan, biarkan saja.." Mereka lalu keluar dan menggunakan payung itu untuk pulang.
Di perjalanan..
"Huh, Hiruma memang selalu menyebalkan." Mamori merasa sebal. Sena hanya tertawa.
"Tapi aku tahu kalau Hiruma bicara seperti itu supaya kita bisa pulang. Semoga hujan cepat berhenti ya Sena.." Mamori telah sampai di depan rumahnya.
Tiba-tiba terdengar suara petir. Mamori terkejut dan berteriak, "KYAAA!" Hampir saja payung itu terjatuh kalau saja tidak Sena tangkap.
"Ma..maap Sena, aku hanya terkejut." Mamori tertawa.
Mamori lalu membuka pintu rumahnya.
"Sena, hati-hati ya!" Mamori masuk ke dalam rumah.
Hujan masih turun. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 17.50 sore.
Sena mulai berjalan dan meninggalkan rumah Mamori."Bagaimana dengan kak Hiruma, apa dia masih ada di ruang klub.." Sena pulang kerumah. Dilihatnya hujan masih tetap turun dan hari bertambah gelap. Sena lalu memutuskan kembali ke sekolah. Dia mengambil jas hujan dan membawa payung yang dipakainya tadi. Sena lalu keluar rumah dan berlari kembali kesekolah. Hampir saja dia jatuh terpeleset.
Sementara itu di ruang klub, Hiruma masih sibuk mengotak-atik laptopnya. Bukannya dia tidak mau pulang kerumah, tapi hujan yang masih turun memaksanya tetap disana. Bisa saja dia berlari, tapi laptop yang dibawanya bisa basah.
"Hujan sialan, kenapa dari tadi tidak berhenti-berhenti sih!?" Hiruma memaki-maki hujan.
"GLEGAAR!" Mungkin itu jawaban makian dari Hiruma.
"Huh, benar-benar sial!" Hiruma sadar kalau permen karetnya telah habis. Ketika dia mencari kalau masih ada permen karet tertinggal di lokernya. Tiba-tiba pintu depan Deimon terbuka.
Lalu muncul Sena yang terengah-engah dan basah.
Tentu saja Hiruma agak terkejut."Pendek?kenapa kembali?apa kau lupa sesuatu?" Hiruma menutup lokernya setelah menemukan permen karet yang dicarinya. Sena masuk lalu berhenti di depan Hiruma. Dia menyerahkan payungnya kepada Hiruma dan berbalik akan pergi. Tetapi Hiruma menarik jas hujan Sena.
"BRUUK!" Sena terjatuh.
"Adaw..sakit.." Sena meringis.
"Hei, aku bertanya kepadamu kenapa tiba-tiba kembali kesini lagi pendek?kenapa kau diam saja?!"Hiruma jongkok. Sena akhirnya duduk.
"Ma, maaf kak Hiruma. Aku hanya mau mengembalikan payung." Sena memegang keningnya yang terbentur lantai.
"Aku pikir kak Hiruma tidak bisa pulang karena hujan masih turun." Hiruma terdiam.
"Ternyata selain pendek kamu juga bodoh." Hiruma berdiri dan mengemas laptopnya, lalu membuka payung yang dibawa Sena. Dia keluar. Hujan masih turun gerimis.
Sementara itu Sena masi duduk terdiam.
Hiruma berhenti di depan pintu, berbalik dan melempar kunci kepada Sena.
" Kalau kamu masih ingin duduk disitu pendek, aku akan duluan.." Hiruma mulai berbalik dan berjalan membawa payung.
Ditengah suara hujan, samar-samar terdengar Hiruma bicara.."Pendek, makasih payung jeleknya.."
Sena terkejut dan merasa salah dengar. Dia masih diam terduduk.
"Eh.....apa yang..kak Hiruma tadi katakan.." Sena tidak percaya dengan pendengarannya.
Nah, akhirnya cerita pertama selesai juga
Bagaimana cerita selanjutnya?
Kita akan mengetahuinya di next chap.................
