Agar Aku Bisa Selalu Membencimu
"Sir," Harry akhirnya membuka mulut, mengakhiri keterkejutannya selama ini. Setelah semuanya berlalu. Di tengah asap, bau daging manusia terbakar, tetesan darah atau darah yang telah mengering.
"Potter."
Harry kehilangan kata-kata.
"Aku tak akan kembali ke Hogwarts, kalau itu yang kau inginkan," Snape menyimpan tongkat di balik jubahnya. Tak diragukan lagi, dia sudah melakukan Legilimency terhadap Harry.
"Tapi surat wasiat Dumbledore menyebut -"
"Kau pernah mendengar cerita tentang bantal bulu angsa, Potter?"
Heran dan kebingungan Harry menggeleng.
"Kalau kau melubangi sebuah bantal bulu angsa, menepuk-nepuknya hingga isinya, bulu-bulu angsanya, beterbangan ke sana ke mari. Lalu kau diminta mengumpulkan kembali semua isi bantal itu, apakah kau sanggup?"
Harry menggeleng.
"Aku sudah membunuh Dumbledore. Semua orang sudah tahu. Sekarang, kabar mengenai surat wasiat Dumbledore sudah ditemukan, paling-paling hanya akan menyebar pada beberapa gelintir orang."
"Kau tahu itu? Bagai mengumpulkan isi bantal bulu angsa yang sudah kau sebarkan ke seluruh negeri," Snape memandangnya tajam.
Harry menunduk.
"Anda .. tidak ingin … menziarahi makam Dumb-" Harry mengangkat kepalanya.
Snape menggeleng. "Aku punya caraku sendiri, Potter." Pandangannya bertemu dengan pandangan Harry. Harry bisa melihat kilatan beratus mata dalam mata hitam mantan gurunya itu.
"Selamat tinggal, Pot…"
"Sir," potong Harry cepat, ia menelan ludah sudah payah untuk mengeluarkan apa yang ingin ia ucapkan, "Saya … saya … ingin berterima kasih atas semua yang telah Anda lakukan. Yang saya sadari atau tidak. Terutama, yang tidak saya sadari."
Harry menghela napas sebelum buru-buru meneruskan, "Saya juga ingin minta ijin … untuk berhenti membenci Anda."
Snape mengangkat sebelah alisnya.
"Tapi," Harry berusaha keras untuk melanjutkan, "saya tidak ingin minta maaf atas semua kesalahan yang saya lakukan pada Anda. Yang saya sadari atau tidak."
Wajah Snape tanpa ekspresi saat ia melangkah mendekat.
"Agar aku bisa menemukan tempat dan waktu untuk kembali membencimu, juga untuk kembali membenci ayahmu, dengan tenang?"
Harry ragu, mengangguk pelan.
Snape tersenyum tipis. "Akan kupikirkan. Akan kupikirkan."
Harry balas tersenyum.
Tulus.
FIN
A/N: Pernah ada isu bahwa animagus Snape itu laba-laba. Kalau memang begitu, dia bisa mengunjungi makam Dumbledore sesuka hatinya. Karenanya 'Harry melihat kilatan beratus mata dalam mata hitam' diibaratkan Harry melihat mata laba-laba. Yang banyak itu ..
