SALJU TERAKHIR

Summary : Ryeowook yang tengah mengandung anak Yesung terpaksa menikah dengan Kyuhyun. Bagaimana reaksi Yesung saat tahu hal itu? Lalu apa yang akan Ryeowook lakukan untuk menyembunyikan kenyataan ini dari Yesung? Dan apakah Kyuhyun akan menerima anak itu atau malah sebaliknya.

~OoO~

Minggu pagi dikediaman keluarga Kim, tampak yeoja manis yang merupakan putri bungsu keluarga Kim –yaitu Kim Ryeowook- tengah asyik dengan beberapa kotak bekal yang sudah terisi berbagai macam makanan.

"Wookie, perlu eomma bantu?" Ucap yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang menginjak 50 tahun. Ryeowook menoleh ke Leeteuk, sang Eomma –nyonya besar keluarga Kim-. Kemudian tersenyum manis.

"Tidak usah eomma. Ini sudah selesai." Ryeowook menutup kotak-kotak bekalnya yang memang sudah selesai di tata untuk pikniknya nanti bersama Jong Woon, namjachingunya.

"Jam berapa Jong Woon akan menjemput Wookie?" Tanya Leeteuk sembari menyiapkan nasi goreng kimchinya untuk sarapan mereka pagi ini.

"Jam 10, eomma." Ryeowook membantu mengangkat nampan yang sudah berisi 3 susu dan 1 cangkir kopi. Berniat membawanya ke meja makan. Namun sebelum Ryeowook melangkah, Leeteuk terlebih dahulu menahannya.

"Biar eomma saja. Wookie bangunkan Oppa saja." Ryeowook menatap jam besar yang terpampang di dinding dapur.

"Aigo… sudah hampir jam 8, tapi Oppa belum bangun juga?"

Leeteuk tersenyum mendengar ucapan putrinya. "Wookie seperti tidak tau Oppamu saja."

Leeteuk mengantar nampan tadi ke meja makan yang letaknya tidak jauh dengan dapur, diikuti Ryeowook dibelakangnya.

"Baiklah. Wookie akan bangunkan Appa terlebih dahulu, baru membangunkan Oppa."

"Appa sudah bangun dari tadi." Sela sebuah suara baritone. Ryeowook dan Leeteuk menoleh ke arah si pemilik suara. Namja tegap dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya, berjalan ke arah meja makan.

"PAgi jagi…" Ucapnya lembut pada Leeteuk, kemudian mencium kening istri tercintanya. Dan diikuti juga oleh Ryeowook yang mencium pipi Kim Young Woon –sang Appa-.

"Appamu ini sudah bangun dari tadi, Wookie. Sekarang bangunkan saja Oppamu yang pemalas itu." Young Woon duduk di kursinya dan menyesap kopi yang telah disiapkan istri tercintanya.

Ryeowook mengangguk, kemudian meninggalkan kedua orang tuanya menuju lantai dua. Berjalan ke arah ruang kamar yang berada tepat di samping kamarnya. Pintu coklat kilat itu masih saja tertutup rapat. Menandakan si empunya belum melakukan aktifitas apa pun di dalam sana.

Ryeowook tersenyum manis menatap boneka Nemo yang terpampang di depan pintu kokoh tersebut. Bukankah semua orang tidak pernah benar-benar menjadi dewasa? Tidak namja tidak juga yeoja.

Ryeowook memutar knop pintu kokoh tadi. Kamar pribadi inilah yang tidak pernah di kunci. Ada yang bertanya kenapa? Jawabannya akan diketahui nanti.

Yeoja manis itu menggeleng prihatin. Beginikah kelakuan aslinya seorang penerus Kim Group? Tidur dengan gaya tidak elitnya. Bantal dan selimut yang sudah terbang entah kemana, meninggalkan tempat dimana semestinya.

Ryeowook berjalan menuju ranjang besar itu. Menatap namja tampan yang masih betah di alam mimpinya. Dengan perlahan yeoja manis itu naik ke atas ranjang, kemudian ikut membaringkan dirinya di samping putra sulung keluarga Kim tersebut. Dilingkarkan lengan mungilnya mengelilingi tubuh tegap sang oppa. Kemudian dengan perlahan mendekatkan bibir mungilnya pada telinga si oppa, membisikkan sesuatu.

"Donghae Oppa…. Oppanya Wookie yang paling dan sangat tampan, ayo bangun. Eomma dan Appa sudah menunggu kita untuk sarapan."

Namja tampan bernama Kim Donghae itu menggeliat kecil dalam tidurnya. Mata elangnya mengerjap beberapa kali, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retina matanya. Donghae mengarahkan pandangannya pada sosok mungil yang masih betah memeluk tubuhnya. Bibir seksinya tersenyum manis, membuat wajahnya semakin tampan.

"Morning, Wookie baby…."

Ryeowook memejamkan caramelnya begitu bibir hangat Donghae menyapa keningnya. "Morning, Oppa…" Ryeowook membalas kecupan hangat itu, tepat di pipi mulus Donghae. Kemudian dua kakak beradik itu pun membangunkan diri mereka. Duduk di atas tempat tidur berukuran besar itu.

Setiap pagi, inilah yang selalu dilakukan Ryeowook. Donghae tidak pernah bisa dibangunkan, kalau tidak dengan pelukan dan bisikkan hangat adik manisnya itu. Bahkan Leeteuk sekalipun, sulit membangunkan Donghae walau dengan cara yang sama. Entah ini memang sudah menjadi kebiasaan Donghae, atau hanya kemanjaan Donghae pada adik manisnya itu. Dan inilah alasannya kenapa Donghae tidak pernah menutup pintu kamarnya.

"Oppa, kenapa selalu seperti ini? Kapan kau akan berubah? Wookie bosan harus melakukan ini setiap paginya." Ryeowook mengerucutkan bibirnya imut. Caramelnya menatap penuh permohonan kepada sang Oppa.

Donghae mengedikkan bahunya. "Entahlah! Oppa juga tidak tau. Kenapa di rumah ini hanya Wookie yang bisa membangunkan oppa?" ucapnya malah balik bertanya. Kemudian bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamar mandi.

"Cih…" Ryeowook berdecih. "Bagaimana saat aku sudah menikah nanti? Apa oppa tidak akan pernah bangun?" Tanyanya entah pada siapa. Dan juga bukan pada Donghae pastinya. Karena namja tampan tadi sudah dipastikan berada di kamar mandi.

Ryeowook membereskan kamar yang sudah seperti kapal pecah itu. Kemudian setelahnya keluar kamar besar itu, menemui orang tuanya untuk sarapan bersama.

~OoO~

Namja tampan bermata sabit tengah memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah mewah itu. Diliriknya kaca spion, kemudian merapikan tatanan rambut hitamnya yang sedikit rusak akibat helm yang dipakainya.

Dengan penuh percaya diri, namja tadi memasuki rumah mewah tersebut. Kemudian menekan bel pada sisi kanan pintu besar yang sudah dipasang hiasan mistletoe dan lonceng kecil. Ini bulan Desember. Dan sebentar lagi akan tiba perayaan Natal.

Ting Tong ~~~

Beberapa kali bel ditekannya. Dan tidak perlu menunggu waktu lama, keluarlah seorang maid dari rumah besar tersebut. "Jong Woon oppa, silahkan masuk." Ucap sang maid ramah. Namja yang dipanggil Jong Woon itu tersenyum manis, kemudian mengucapkan terima kasih pada sang maid yang memang sudah dikenalnya.

"Nona Wookie sudah menunggu Jong Woon oppa sejak tadi, sebentar akan saya panggilkan."

"Gomawo Hee Jin." Kata Jong Woon lagi.

Jong Woon, atau lengkapnya Kim Jong Woon adalah namjachingu dari putri bungsu keluarga Kim, yaitu Kim Ryeowook. Mereka berhubungan sudah hampir 3 tahun. Jong woon bukanlah anak pejabat atau pebisnis sukses seperti Ryeowook. Dia hanya seorang mahasiswa biasa yang kuliah di jurusan bisnis. Orang tuanya sudah lama meninggal, dan sekarang dia tinggal bersama sepupunya ShinDong. Dia juga bekerja sebagai penyanyi kafe di Mouse Rabbit Café milik ShinDong.

Sembari menunggu Ryeowook, Jong Woon menikmati kopi yang baru saja di sajikan oleh Hee Jin. Sebelum akhirnya Donghae datang dan menemaninya ngobrol.

"Kemana kalian akan piknik? Musim salju seperti ini?" Tanya Donghae sedikit aneh. Bagaimana bisa, musim salju begini Jong Woon dan Ryeowook memutuskan untuk piknik di akhir minggunya?

Jong Woon tersenyum geli. Apa yang dibilang Donghae memang benar. Piknik biasanya dilakukan saat cuaca sedang bagus-bagusnya, dan biasanya cuaca bagus itu ada saat musim semi, bukan?

"Aku juga tidak tau pasti. Semua taman saat ini pasti tengah diselimuti salju. Tapi anehnya kami malah mengadakan piknik." Ucap Jong Woon jujur.

"Kalian kan memang pasangan aneh." Cibir Donghae. Kemudian kedua namja tampan itu tertawa mendengar gurauan Donghae, yang sebenarnya memang benar.

"Wookie yang menginginkannya, Donghae oppa." Ryeowook tiba-tiba datang menyela tawa dua namja tampan itu. Dengan purple coat dan booth coklat, Ryeowook terlihat sangat manis. Ditambah rambut coklatnya yang dikuncir kuda, serta poninya yang dibiarkan menjuntai menutupi keningnya.

Dengan sigap Jong Woon berdiri, membantu Ryeowook yang membawa beberapa kotak bekal ditangannya, tanpa dibantu Hee Jin. "Kenapa banyak sekali? Ini bisa dimakan untuk 10 orang, Wookie." Ujar Jong Woon melihat banyaknya makanan yang dibuat Ryeowook.

"Karena ini special, Oppa." Ucap Ryeowook jujur. Caramelnya menatap teduh mata sabit Jong Woon. Donghae yang melihat percakapan kecil dua sejoli itu ikut tersenyum mendengar ucapan adik manisnya. Mata elangnya menangkap kesedihan dari caramel jernih Ryeowook. Dalam hatinya, dia merutuki apa pun yang membuat adik manisnya kehilangan sinar di caramel jernihnya.

"Oppa, hari ini kita naik mobil Donghae oppa saja."

Jong Woon membulatkan matanya. Kemudian kepalanya menggeleng, begitu ekor matanya masih melihat bayangan Donghae. "Tidak perlu, Wookie. Sepeda motor Oppa masih bagus. Oppa janji tidak akan mogok lagi seperti minggu lalu." Ucapnya sepelan mungkin. Berharap Dongahe tidak mendengar kata-katanya.

Ryeowook memajukan bibirnya beberapa senti. Dengan jurus matanya, Ryeowook memohon pada sang namjachingu. "Ayolah, Oppa…. Aku tau sepeda motor oppa masih bagus, tapi…. Kali ini kita akan pergi ke tempat yang lumayan jauh. Wookie takut oppa akan kelelahan."

Donghae menepuk pelan pundak Jong Woon. "Bawa saja mobilnya, hyung." Dengan perlahan Donghae memberikan kunci mobilnya pada Jong Woon.

Jong Woon menatap prihatin pada Donghae. "Apa hari ini kau tidak ada acara, Hae-ah?" Tanya Jong Woon hati-hati. "Aku dan Wookie tidak apa-apa kalau harus naik motorku."

Donghae menggelengkan kepalanya. "Mungkin hyung tidak akan apa-apa, tapi aku tidak jamin dengan Wookie. Lagi pula hari ini aku hanya akan mengantar Hyukkie mengunjungi klinik hewan. Choco sedang sakit. Jadi aku bisa menggunakan mobil hyukkie nanti." Donghae tersenyum manis. "Tidak usah sungkan begitu, hyung."

Jong Woon tersenyum ramah, kemudian menerima kunci mobil yang sudah berada di tangannya. Dalam hati, dia benar-benar merasa tidak enak kalau harus merepotkan orang lain. Ini kan acara mereka, kenapa harus merepotkan Donghae juga?

"Gomawo, Hae-ah…"

Tanpa Jong Woon ketahui, dua kakak beradik itu sedang tersenyum satu sama lain. "Gomawo Oppa, Saranghae…." Ucap Ryeowook, namun tanpa suara.

Donghae yang mengerti, hanya mengangguk dan membalas ucapan adik manisnya. "Nado Saranghae, Wookie baby…"

~oOo~

Donghae tengah duduk di ruang tunggu bersama seorang yeoja manis bermata kucing disampingnya. Seperti yang tadi dikatakannya kepada Jong Woon dan juga Ryeowook, dia akan mengantar Hyukkie, atau lengkapnya Lee Hyuk Jae ke klinik hewan. Memeriksakan Choco, anjing berbulu emas di dalam pangkuan Hyuk Jae. Kabarnya Choco sedang sakit. Dan itu membuat Hyuk Jae, yeojachingu Donghae uring-uringan.

Setelah Choco diperiksa, Hyuk jae dan Donghae memutuskan untuk pergi ke café yang tidak jauh dari klinik tersebut. Kemudian choco di bawa pulang oleh maid yang tadi ikut bersama mereka.

Sesampainya di café, Hyuk jae dan Donghae memilih duduk di dekat jendela bening yang menghadap ke jalanan kota Seoul. Melihat banyaknya kendaraan berlalu lalang di kota besar itu.

"Oppa, apa kata Wookie?" Ucap Hyuk Jae tiba-tiba membuka suara. Mata kucingnya menatap prihatin pada namjachingunya itu. Donghae membelai pipi mulus Hyuk Jae.

"Tidak apa-apa. Dia bisa menerimanya, walau aku tau dia terpaksa menerimanya, Hyukkie. Aku…. Aku tidak bisa menjadi oppa yang baik untuknya."

Hyuk Jae menggeleng lemah. "Ini bukan salah Oppa. Jika Ryeowook tidak mau, dia pasti bisa menolak. Young Woon adjusshi juga tidak memaksa, wookie kan?" Ujar Hyuk Jae bijak.

Donghae menatap ke dalam mata kucing Hyuk Jae. Kemudian menggenggam tangan putih itu seolah meminta kekuatan. "Tapi… Oppa takut sesuatu terjadi dengan eomma jika tau hal ini, Hyukkie."

Yeoja manis berambut pirang itu membalas genggaman tangan Donghae, seolah member kekuatan. "Oppa…. Jadi benar, hanya Leeteuk ahjumma yang tidak mengetahui hal ini?"

Donghae menganggukkan kepalanya. "Waktu sudah semakin dekat, Hyukkie. Entah bagaimana Ryeowook menjelaskan semuanya pada eomma."

Hyuk Jae memeluk tubuh kekar Donghae yang terlihat lemah itu. "Oppa, jangan seperti ini. Wookie butuh oppa untuk menyemangatinya. Jangan malah lemah seperti ini. Aku yakin, Teuk ahjumma akan mengerti keputusan Ryeowook, walau akhirnya dia harus dibohongi juga."

"Kami melakukan ini semua untuk eomma, Hyukkie. Dan kami harap eomma mengerti."

~oOo~

Ryeowook merentangkan kedua tangannya. Memejamkan caramel jernihnya. Menikmati sejuknya angin di musim salju seperti ini. Jong woon yang baru saja membereskan peralatan piknik mereka. Kemudian mendatangi kekasih mungilnya itu. Dengan perlahan dilingkarkannya kedua tangannya mengelilingi tubuh ramping Ryeowook.

"Tidak kedinginan, hm?" Bisik Jong Woon di telinga Ryeowook. Dengan perlahan Ryeowook membuka kedua matanya. Memandang lekat ke hamparan salju di depan matanya. Bibir mungilnya membingkai senyum manis.

"Asal ada oppa disampingku, semua terasa hangat." Ucapnya jujur. Dan membuat Jong Woon semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa kita sudah bisa mulai pikniknya? Oppa sudah sangat lapar." Jong Woon melepas pelukannya, kemudian mengelus perut ratanya. "Makanan itu sudah memanggil untuk segera kita makan."

Ryeowook terkekeh geli. Kemudian mencubit gemas pipi Jong Woon. "Jong Woon ku sayang sudah kelaparan ya? Uh….. imutnya muka laparnya."

Jong woon melepas cubitan Ryeowook, kemudian balas mencubit hidung mancung yeojachingunya itu. "Oppa tidak suka dibilang imut, oppa ini tampan. Cukup wookie saja yang imut."

"Oppa… appo…." Rengek Wookie manja. Jong Woon mengerutkan dahinya, sebelum keduanya tertawa bersama.

~oOo~

Young Woon meremas kuat kedua tangannya. E-mail masuk itu cukup membuatnya gelisah. Seminggu ini, si pengirim e-mail selalu membayangi hidupnya. Bukan Cuma itu saja, dari e-mail yang diterimanya, banyak hal telah berubah selama seminggu ini. Kebohongan yang mulai timbul dalam kehidupan keluarganya. Atau lebih tepatnya, kebohongannya pada sang angel without wings, Leeteuk. Kemudian hubungannya yang sempat merenggang dengan sang putra, Kim Donghae. Donghae adalah orang yang paling menentang keras kebohongan yang dilakukan ayahnya. Apalagi sampai harus mengorbankan putri tersayangnya, Ryeowook.

Bukan maunya seperti ini. Tapi, dia memang tidak punya pilihan lain. Semua kepala keluarga 'diharuskan' membahagiakan keluarganya, istri dan anak-anaknya. Itulah kenapa dia harus mengambil keputusan itu. Alasannya klise, karena dia tidak ingin keluarganya hidup menderita. Dia tidak ingin anak-anak dan istrinya kehilangan segalanya yang telah mereka miliki, telah mereka nikmati. Dan yang pasti dia tidak ingin kehilangan istri tercintanya.

Bukankah cinta memang egois? Jika ada yang bertanya pada seorang wanita, memilih anak atau suami, maka jawabannya sudah pasti ANAK. Tapi jika pertanyaan itu diberikan pada seorang lelaki, maka sudah dipastikan jawabannya adalah ISTRI. Bukan… bukan berarti dia tidak menyayangi anak-anaknya, tapi itu semua karena dia tidak bisa memilih. Kebahagiaannya ada pada keluarganya. Dia hanya diharuskan memilih menyakiti 1 di antaranya. Dan sayangnya pilihan itu jatuh pada sang putri bungsu, Ryeowook.

Mereka semua tidak akan kehilangan apa pun yang mereka punya sekarang, hanya saja pasti mereka, tepatnya Young Woon dan Donghae akan kehilangan kebahagiaan Ryeowook.

"Maafkan appa, wookie… maafkan appa…." Ucapnya lirih diiringi dengan air mata yang mengaliri pipi kasarnya.

~oOo~

Ryeowook membelai sayang surai hitam Jong Woon. Namja tampan itu sedang menikmati kegiatannya sekarang. Tidur dipangkuan yeoja-nya dengan alunan music yang di dengarnya melalui earphone. Sedangkan si yeoja mungil nan manis itu sedang asyik dengan sebuah majalah ditangannya.

Setelah selesai dengan acara makan-nya, dua sejoli ini memutuskan untuk bersantai. Menikmati panasnya sinar matahari di musim salju seperti ini. Menghirup bau dedaunan yang di timbulkan oleh sekitar pohon yang sebagian besar ditutupi oleh salju.

"Apa yang wookie lihat, hm?" Tanya Jong Woon saat yeoja-nya sibuk dengan majalah ditangannya. Mata sabitnya menatap wajah sendu Ryeowook.

Ryeowook mengalihkan tatapannya pada Jong Woon sebelum kembali lagi focus pada majalah itu. "Ini…. Ada berita tentang Boyband yang sedang fenomenal, Super Junior."

Jong Woon membangunkan dirinya, kemudian ikut melihat-lihat majalah yang dibaca Ryeowook. "Oh…. Boyband itu ya."

"Mereka semua sangat keren loh, oppa." Ucap Ryeowook polos.

Jong Woon mendelik tak suka. "Lebih keren oppa, chagi…" Ucapnya ketus.

Ryeowook tertawa geli, kemudian membuka lembaran berikutnya. Terpampang gambar sebuah Girlband dengan profil dan berita tentang mereka. "Oppa lihat. Bae Suzy cantik kan?"

Jong Woon mengalihkan pandangannya pada foto tersebut. Kemudian mengangguk. "Ne, cantik. Tapi lebih cantik Wookie lagi." Jong Woon mencubit gemas pipi Ryeowook.

"Oppa sudah pintar menggombal ya…"

"Oppa tidak gombal. Tanya saja pada Donghae, pasti dia juga akan setuju dengan oppa."

"aiisshhh… Kenapa harus Tanya Hae oppa, tentu saja dia akan mendukung jawaban oppa." Ryeowook mempout bibirnya lucu, sedangkan Jong Woon hanya tertawa, dan kembali tidur di pangkuan Ryeowook.

Ryeowook membuka lembaran selanjutnya, ternyata di majalah itu juga ada berita tentang pasangan fenomenal dunia Yaitu Brad Pitt dan Angelina Jolie dengan anak-anak mereka.

"Kalau aku sudah menikah nanti, aku juga ingin punya banyak anak." Ucap Ryeowook tiba-tiba membuat Jong Woon yang semula menutup matanya, kembali membuka mata itu begitu mendengar ucapan Ryeowook.

"Apa maksudmu, wookie?" Ujar Jong Woon berkomentar. Kemudian Ryeowook memberikan majalah tadi kepada Jong Woon. Dan Jong Woon mengerti saat melihat isinya.

"Bukankah anak-anak itu sangat lucu, oppa?"

"Hm…" balas Jong Woon singkat. "Tapi akan lebih lucu anak-anak yang terlahir dari rahimmu." Jong Woon mengulas senyum manisnya. Membuat Ryeowook merona malu sekaligus sedih.

Jong Woon membelai pipi lembut Ryeowook. "Kenapa? Sepertinya wookie tidak senang mendengar ucapan oppa?"

Ryeowook menggeleng lemah. "Tidak. Itu hanya perasaan oppa saja. Wookie senang mendengarnya." Jong Woon bangun dari tidurnya, kemudian membelai sayang rambut panjang Ryeowook.

"Kalau Wookie punya anak nanti, akan Wookie kasih nama Kim Min Ji, itu kalau yeoja. Dan kalau namja, mungkin nama Hyun Seo bagus. Kim Hyun Seo, bagus kan oppa?"

Caramel Ryeowook membulat ceria saat mengatakan kata-kata manis itu. Dan Jong Woon selalu menyukai Wookie-nya yang polos dan ceria seperti ini.

"Apa Min Ji dan Hyun Seo anak kita berdua?" Ucap Jong Woon dengan nada menggoda. Tapi Ryeowook malah bingung mendengar ucapan namja tampan itu.

"Kim Min Ji dan Kim Hyun Seo. Kenapa keduanya harus bermarga Kim? Apa karena appa-nya adalah Kim Jong Woon?" Goda Jong Woon lagi. Ryeowook hanya tersenyum pahit mendengarnya, sembari menahan gemuruh yang bergejolak dihatinya.

~oOo~

"Selamat datang kembali di Korea…"

Namja tampan dengan kulit pucatnya, tersenyum atau lebih seperti senyuman menyeringai, menatap bandara Incheon begitu pesawat yang ditumpanginya mendarat sempurna.

Tangan kekarnya membenarkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, membuat wajah tampannya yang memang sudah tampan menjadi semakin tampan.

"Selamat datang kembali tuan muda Cho." Ucap seorang namja paruh baya dengan rambutnya yang mulai memutih semua. Kemudian membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatannya pada 'tuan muda-nya' itu.

"Tidak perlu seformal itu, pak Lee. Disini kan tidak ada Appa dan eomma." Namja tampan itu menepuk pelan bahu si namja tua, kemudian membawa kopernya sendiri walau namja tua itu sudah menawarkan bantuan. Dengan gagahnya dia berjalan melewati koridor bandara diikuti oleh beberapa orang berpakaian hitam yang badannya besar atau kata lainnya adalah bodyguard, bersama namja tua yang tadi dipanggilnya Pak Lee.

Namja tampan itu tersenyum manis, sebelum menggumamkan sesuatu yang hanya bisa di dengar olehnya. "Aku merindukanmu, Ryeowookie….."

~oOo~

Bukankah kita memang tidak pernah bisa memilih apa yang kita mau?

Sejak kita lahir pun, kita tidak pernah diberi pilihan untuk menjadi siapa atau siapa.

Semua orang pasti menginginkan yang terbaik untuknya kan? Untuk orang-orang yang disayangi, dan orang-orang yang menyayangi kita.

Maka saat 'pilihan' yang tidak kita inginkan datang menghampiri, maka hanya satu kata, BAHAGIA.

Jadi, begitu pilihan itu diberikan pada kita, maka pilihlah yang bisa membuatmu bahagia. Membuat orang yang kau sayangi dan orang-orang yang menyayanngimu BAHAGIA.

~oOo~

Annyeong…..

aku bawa FF baru lagi nih….

Bingung sih mau buat pair-nya siapa, Yewook ato Kyuwook ya?

Hah… aku tau….aku tau….

Ff yang laen aja masih ngangkrak, eh malah buat ff baru lagi…

Entah kenapa, ide ini tiba-tiba muncul, dan langsung pengen dijadiin FF.

Yoweslah ya, buat yang suka di baca dan kalo bisa sekalian review ya…

Yang egk suka, ya tinggal di close aj… Wookieh… ^^

Pay…pay…..^^