My first multi chapter fic !

.

.


The Uchiha Matriarch

.

.

.

naruto belongs to Masashi Kishimoto

warning: OOC, typo,AU, so much dramaaaaa

rating: M for strong language, abuse, and lemon in later chapter!

.

.

.

"some people are just really good at being fake..."

.

.

St Regis,5 star luxury resort at bora-bora island French Polynesia, sound like romantic heaven on earth right ? Tapi dari disitulah semua mimpi burukku berawal.

.

.

FLASHBACK

Jam 8 pagi, waktu yang tepat untuk sarapan yang kemudian dilanjutkan dengan sunbathing sambil membaca novel favorit. Sepertinya ini saat yang tepat untuk bersenang-senang, saat yang tepat untuk bergembira ria menikmati apa yang sudah dipersembahkan keidupan kepadanya. Begitulah pemikiran Sakura pada saat itu, ia tak mau ambil pusing pada kenyataan bahwa ia menikah dengan orang yang melamarnya tanpa basa-basi 3 minggu yang lalu setelah hampir 3 tahun tidak pernah bertemu, atau pada kenyataan bahwa pernikahannya tidak dilandasi atas dasar cinta (lebih tepatnya cinta 1 arah) meskipun diselenggarakan dengan sangat mewah like a fairytale wedding.

Tapi disinilah ia, disalah satu tempat bulan madu paling mewah yang menjadi impian setiap gadis di belahan dunia manapun. Berusaha untuk menikmati semuanya daripada harus menghiraukan 'suaminya' yang emotionless, arrogant bastard, berbicara tidak pernah lebih dari 1 kalimat ( i think he have some speaking disorder), dan perlu diketahui pula bahwa suaminya juga merupakan the most handsome heir from the most wealthy family in Nippon-koku. Mungkin di luaran sana ribuan wanita ingin berada di posisi Sakura saat ini, sempurna...ya itulah sosok yang mereka lihat dari seorang Sasuke Uchiha.

Sakura mengenakan bikini hujau seksi sewarna iris matanya yang indah, semakin menonjolkan kulitnya yang berwarna cream mulus tanpa cela. Menikmati sinar matahari dan pemandangan laut biru turquoise yang sebening kaca.

"Good morning miss..." Pegawai hotel menyapanya dengan ceria. Sakura membalasnya dengan senyum sambil melangkah menuju pantai. Ini adalah pagi pertama bulan madunya, setelah kemarin sore tiba dan langsung beristirahat karena jet lag.

Sakura berdecak kagum, menyaksikan pemandangan dihadapannya. Speechless. Menakjubkan sekali.

"Selamat pagi"

Sakura menoleh sambil tersenyum dan membalas sapaan seorang laki-laki yang menyapanya dengan menggunakan hangugeo chosonmal (Korean Language) tersebut. Ahh..pasti dia mengira aku turis korea sama seperti dirinya, batin sakura dalam hati. Meskipun Sakura berasal dari keluarga sederhana, tetapi ia merupakan seorang mahasiswi fakultas kedokteran yang brilliant dan menguasai 4 bahasa, Jepang, Korea, Inggris dan Prancis.

"Sedang liburan?" Tanya si turis

"Bulan madu..." Jawab Sakura sambil tersenyum. Jika ditambah dengan kehadiran Ino sahabatnya pasti keadaannya akan berbeda. Sahabatnya itu pasti akan menjawab dengan memekik girang karena turis yang mengajaknya bicara ini ternyata setampan aktor korea Lee Min Ho (wkwkwkwkwk).

"Bulan madu?" Si turis menaikkan alis. Paras Sakura memerah, agak kikuk juga di tatap dengan pandangan menawan seperti itu. Suara turis itu terdengar memuji, "Wow...congratulation! how long you'll stay here?"

Sebenarnya Sakura sedang malas bercakap-cakap, dia hanya ingin berbaring di pantai dan bermalas-malasan. Sakura menyikirkan novel yang ada dipangkuannya.

"Maybe 4 days..."

"Apa kah kamu sudah melakukan tour keliling pulau ini?"

"Belum, kami baru tiba kemaren sore." Jawab Sakura sekenanya. Sakura membalik halaman novelnya malas-malasan. Sejujurnya ia malas dengan obrolan tidak bermutu seperti ini, saat ini ia hanya ingin menikmati pantai sendirian ditemani dengan ipod dan novel kesayangannya. Demikianlah 1 jam berlalu, 1 jam yang habis digunakan untuk menemani si turis yang berbicara panjang lebar tentang liburan, bulan madu, dan betapa ia sering bolak-balik Seoul -Tokyo.

Yah, setidaknya Sakura mendapat teman.

.

Ternyata hasil obrolannya jelek...

Buruk...

Nightmare...

Sakura masuk kamar dan menggosok tubuhnya yang setengah basah dan berpasir dengan handuk. Sasuke sedang duduk menjulurkan kaki di ranjang, bibirnya merengut, tatapannya terpaku pada tv.

"Hai..." Sapa Sakura.

Tapi yang disapa tidak menoleh, Sasuke tidak terlihat berminat untuk sekedar menoleh. Perasaan buruk _yang entah apa_ langsung menghinggapi Sakura. Perasaan riangnya langsung hilang.

Ia mendekati Sasuke lalu bertanya dengan nada sabar. "Kamu kenapa?"

Sasuke menatapnya dengan dingin, menembus jantungnya. Sakura hanya bisa terdiam.

Sasuke tampak seperti patung yang ad di museum, kaku dan beku. Tampaknya Sasuke memang berniat mengabaikannya, sehingga Sakura memutuskan untuk berbicara lagi sambil menyentuh tangan 'suaminya' itu.

"Kamu kenapa? Apa kamu baik-baik saja?"

Belum selesai omongan Sakura, Sasuke sudah menyahut dengan cepat. "Kamu bertanya kenapa aku diam saja?! Memang aku diam saja saat 'istriku' menghoda turis di tepi pantai. Apa kamu pikir aku tidak lihat?! Kamu menyelinap keluar dan bersenang-senang dengan laki-laki itu kami pikir aku tidak tahu?!" Bentak Sasuke nyaring.

Sakura terpaku.

"Aku paling tidak suka PROPERTY milikku disentuh dan diinginkan oleh orang lain, selebihnya apapun yang kamu lakukan aku tidak peduli!" Gertaknya lagi.

Sakura terlalu terkejut untuk bergerak.

"Menyedihkan, wanita yang menjadi istriku ternyata seorang penggoda dan murahan" Kali ini suaranya sudah berubah normal dan datar tapi sangat menusuk.

Mendengar kata-kata itu air mata Sakura mengalir deras.

"Aku...aku tidak menggodanya, dia hanya menyapaku basa-basi." Ucap sakura di tengah isakannya.

"Kamu kan bisa langsung pergi jika tidak ingin berbicara dengannya..."

"Dia nggak bermaksud apa-apa, dia mengajakku bicara karena dia pikir aku berasal dari negara yang sama dengannya, that's all ! Dan aku minta maaf kalo kamu tidak suka..."

"Minta maaf?" Desis Sasuke keras. "Dasar pelacur!"

PLAK!

Sesuatu menghantam kepala Sakura. Seketika kepalanya berkunang-kunang, pandangannya menggelap dan tungkai kakinya lemas. Dia roboh, samar-samar dari balik air matanya ia melihat Sasuke berdiri, menjulang di depannya selama 2 detik lalu berbalik berjalan ke arah pintu. Sasuke keluar kemudian membanting pintunya dengan keras.

Sakura merosot lemas, terbaring di lantai seakan-akan nyawanya tercabut detik itu juga. Sungguh sulit dipercaya tapi itulah kenyataannya.

Sasuke menamparnya.

Suami yang baru menikahinya selama 1 minggu itu menamparnya...pada pagi bulan madu mereka.

Sakura sangat tahu, pernikahan ini hanya sebuah drama. Tapi setidaknya Ia berharap Sasuke tetap memperlakukannya dengan baik, meskipun bukan sebagi seorang istri, bukankah mereka sudah berteman sejak kecil ? Sakura berpikir bahwa jika Sasuke tidak dapat memperlakukannya sebagai seorang istri, Sasuke tetap akan memperlakukannya sebagai seorang teman...yaa teman yang sama-sama harus menjalani drama ini sebaik mungkin.

Semua harapan Sakura mendadak lenyap.

END OF FLASHBACK

.

.


Mungkin kalian bertanya, alasanku menikahi Sasuke. Baiklah, aku akan menjawabnnya.

-tampan (coret)

-kaya (coret)

-kemampuan otak yang mengagumkan, bisa dibilang jenius (coret)

-keturunan keluarga Samurai berpengaruh dan terhormat sejak jaman Edo (coret)

-permintaan ibunya yang sedang sakit, ketahuilah bahwa ibuku dan ibunya berteman baik jauh sebelum kami dilahirkan (centang)

-kenyataan bahwa selama ini seluruh biaya kuliahku sebagai seorang mahasiswi kedokteran adalah program beasiswa dari perusahaan bernama (centang) yang ironisnya nama itu sekarang menjadi nama marga yang tertulis di kartu identitasku.

-cinta (coret) hmmm...baiklah, Sasuke is my teenage crush...apa itu bisa dibilang cinta ? (mungkin)

Nah...itu semua adalah alasanku mengapa aku bisa terjabak pada neraka pernikahan ini. Sedangakan alasan Sasuke untuk menuruti perintah ibunya dan menikahiku, sampai detik ini aku tidak mengerti. Hanya Tuhan dan dia yang tahu...tapi aku memiliki asumsi sendiri tentang hal ini. Mungkin dia menganggap aku terlalu polos dan wanita lemah yang tidak mungkin akan membahayakan ataupun punya niat untuk mengambil alih kerajaan bisnisnya dengan cara beberapa tahun yang akan datang menuntutnya bercerai lalu mengerahkan selusin pengacara untuk membagi semua asetnya menjadi 2 (percayalah, aku tidak selicik itu! Meskipun hal ini sedang menjadi trend di negaraku) Sementara ini itulah perkiraan yang paling masuk akal menurutku.

Mungkin di depan media dan orang-orang kebanyakan, kami adalah pasangan serasi yang saling melengkapi. Sepasang kekasih beda kasta tetapi dipersatukan oleh cinta. Itulah yang tertulis di koran-koran dan Forbes magazine terbitan bulan ini. "The youngest business tycoon of Japan menikahi wanita dari kalangan menengah" ckckck, membaca judulnya saja membuatku ingin muntah.

Uchiha Fugaku (ayahnya) was a Japanese businessman who built the Uchiha Group into one of the leading corporate groups in Japan. Uchiha Madara (kakeknya) was a Japanese entrepreneur, politician, and business tycoon who founded a dynasty which became the wealthiest, most influential family of 20th century Japan. Dan aku di mata 70% populasi di negara ini hanyalah gadis beruntung seperti barang bekas layak pakai yang mereka (keluarga itu) pungut.

Mari sini...pegang tanganku, aku akan mengajakmu masuk ke rumahku. Aku akan melepas sejenak topengku sebagai seorang matriarch di keluarga ini. Akan kuperlihatkan padamu keadaan dan peristiwa yang sesungguhnya terjadi di balik tembok megah ini, hal-hal yang tidak terendus media dan tercapture kamera...ya...inilah kisah hidupku di dalam sebuah mansion bak istana dengan puluhan pelayan tetapi aku selalu merasa sendiri di dalamnya...

.

.

Salam,

Uchiha Sakura

.

.