Disclaimer : One Piece sepenuhnya milih Eiichiro Oda.
Sunny Go berlayar tenang di lautan Grand Line. Sepertinya hari ini memang sangat bersahabat bagi siapa saja yang sedang berlayar. Angin yang bertiup sepoi-sepoi dan kicauan burung camar menambah ketenangan. Begitupun dengan semua kru bajak laut Topi Jerami mereka menikmati kehangatan, ketenangan, dan keheningan di lautan dengan caranya masing-masing. Setelah beberapa hari yang lalu mereka mengalami petualangan besar. Ya melawan salah seorang Shichibukai, Gecko Moria. Namun selain itu mereka dapat merekrut anggota baru. Sesuai keinginan sang kapten, dia ingin memiliki seorang musisi di kapalnya. Brook, setelah menemukan kembali bayangannya dan dapat berkeliaran bebas dibawah sinar matahari dia memutuskan untuk bergabung dengan Luffy CS.
Hari ini adalah hari ketenangan bagi mereka, meskipun entah beberapa hari kedepan lagi mereka akan menemukan tantangan dan rintangan seperti kemarin. Brook sang anggota baru menikmati ketenangan ini dengan meminum secangkir ocha dan sesekali memainkan biolanya dan mengeluarkan nada-nada yang indah. Tentunya bagi dia itu adalah hal yang paling nyaman dan dapat membuatnya tenang.
Berbeda dengan Franky, dengan stelan kemeja yang tak ia kancing kan dan celana dalamnya tersebut, dia berada di ruangannya. Entah apa yang sedang dia kerjakan. Mungkin menciptakan alat baru atau memperbaiki alat yang sudah ada dan memodifikasinya sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan kembali tentunya dengan tenaga baru.
Nico Robin, dia tetap membaca buku. Bagi dia membaca itu sangat penting guna menambah pengetahuan. Apalagi membaca sesuatu hal atau kejadian di masa lalu dan mempelajarinya, itu sangat menambah pengetahuan baginya. Dan tentu saja mencari tahu dan mengetahui apa yang tersembunyi di balik sejarah.
Lain halnya dengan Chopper. Rusa ini memang senang juga membaca, namun berbeda topik bahasan dengan Robin. Dia terus mempelajari ilmu kedokteran dan membuat penawar untuk berbagai macam penyakit. Di ruang kerjanya dia sedang meracik obat untuk keperluan mendatang. Ya, sedia payung sebelum hujan.
Sanji sang koki beralis keriting ini sibuk dengan kompor, wajan, pisau, dan segala hal yang berhubungan dengan perkakas dapur. Dia memasak untuk para kru yang sangat mudah sekali terjangkit virus lapar –ah itu bukan virus tapi panggilan alam–.
Dan lautan yang tenang ini membawa sang navigator ulung untuk segera menyelesaikan pembuatan peta yang sempat tertunda dengan berbagai macam kejadian dan petualangan yang mengharuskannya menunda pekerjaannya tersebut.
Sedangkan Zoro dia berada di ruang gymnya. Dia merasa kekuatannya harus ditambah lebih lagi. Meskipun dia sekarang memiliki harga buronan setelah mampu menghabis hampir semua agen Baroque Works di Whisky Peak. Dia masih harus terus berlatih. Memang sifat manusia tidak pernah puas, tapi bagi Zoro dengan berlatinya dia bukan untuk menaikan harga buronannya dan menyaingin sang senchou. Tapi dia ingin menepati janjinya pada Kuina. Dan tentu saja ingin mengalahkan Mihawk.
Jika yang lain fokus dengan pekerjaan mereka. Lain halnya dengan dua sejoli ini, ah salah dua sahabat ini yang sibuk memancing. Luffy sekarang berambisi untuk mendapatkan ikan besar dan menyuruh Sanji untuk memasakannya. Meski ada ikan besar di aquarium kapal, bagi dia masih kurang besar. Dia ingin mendapatkan yang lebih lagi.
Sedangkan Usopp dia dipaksa Luffy untuk ikut membantunya memancing mencari ikan besar sesuai yang diinginkan sang kapten. Yah, apa boleh buat dia pun menuruti keinginan sang kapten, dengan syarat dia juga harus dapat jatah atas tangkapan ikan besar nantinya.
"Luffy..." Usopp bergumam. Sepertinya dia mulai bosan, sudah sangat lama mereka menunggu tangkapan ikan besar. Namun ikan tersebut tak kunjung memakan umpannya.
"Ha?" balas Luffy tanpa sedikitpun melirik Usopp. Matanya tetap tertuju pada pancingannya dan menatap air laut yang biru. Dia takut seperti tadi, lengah sedikit dia tidak jadi mendapatkan sesuatu yang sudah memakan umpannya.
"Aku mulai bosan. Bagaimana kalau kita akhiri. Lain kali kita memancing lagi, mungkin ikan-ikan sedang tertidur. Masa sedari tadi tak ada satupun ikan yang memakan umpan kita." Tukas Usopp dia memangku dagunya dengan tangan kiri.
"Ah wakatta! Mungkin saja makanannya kurang enak." Celetuk sang kapten. Dia mengkerutkan keningnya "Bagaimana jika Sanji memasakan makanan untuk mereka, tahu saja mereka mau memakan umpan yang di buatkan oleh Sanji. Aku sih yakin mereka bosan dengan makanannya, pasti selalu saja cacing."
"Baka! Memangnnya ikan-ikan mau makan masakan Sanji? Yang ada mereka gak suka. Mungkin saja mereka sedang tertidur dan kekenyangan karena sudah ada yang memberi mereka makan." Kata Usopp mengutarakan alibinya. Ya meski tidak masuk akal sama sekali.
"Yah mungkin saja." Dan jeng-jeng Luffy percaya saja.
"Yosh! Jadi kita sudahi saja memancingnya." Usopp beranjak dari tempat pagar kapal. Namun dia tidak menaikan pancingannya. Dia berjalan berbalik, tapi sejurus kemudian...
"Usopp umpan mu dimakan ikan!" teriak Luffy.
"Wah, hontou ni?" Usopp melihat kearah pancingannya, dan ya Luffy benar! "Strike!" seru Usopp dia mengangkat pancingannya dan mencoba menarik ikan yang terkena umpannya.
Dan munculah seekor ikan yang tidak biasa. Ikan ini besar –tapi kata Luffy ini masih kecil– sisiknya pun besar-besar. Usopp dan Luffy baru pertama kali melihat ikan ini.
"Oy Sanji! Usopp dapat ikan!" teriak Luffy memanggil sang koki.
Mendengar namanya dipanggil Sanji segera menuju sumber suara. Memastikan apa yang dia dengar mengenai tangkapan ikan itu benar.
"Mana? Jangan bilang hanya ikan kecil biasa." Kata Sanji dia mendekati Usopp dan Luffy. Ketika dia mendekat sekaligus memeriksa ikannya, bola matanya menjadi bulat. "Masaka?" Sanji terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Nandayo, Sanji?" tanya Luffy dia jadi heran melihat Sanji yang terkejut.
"Kenapa ikan ini ada disini? Ini kan jenis ikan air tawar." Sanji memeriksa ikan itu setiap sentinya.
"Mungkin saja dia tersesat." Jawab Luffy ngasal, ya dia selalu saja seperti itu.
"Yasudah, Usopp simpan saja di Aquarium. Aku akan kembali ke dapur memasak makan untuk kalian." Kata Sanji dan diapun berlalu menuju dapur.
Luffy dan Usopp menghela nafas dalam hatinya mereka membatin, jadi ikan ini tidak bisa dimasak sekarang?
Matahari sudah berada ditengah-tengah, sinarnya memanca kesegala penjuru. Jika sudah sepeti ini, sudah seharusnya jam makan siang. Tapi semua kru belum keluar dari persembunyiannya. Hanya ada Luffy dan Usopp di dek kapal. Juga Robin dan Nami di belakang kapal.
"Nami-swaaaan, Robin-chwaaan!" Suara khas koki kapal, Sanji memanggil kedua gadis dikapalnya, yang sudah beberapa hari, bahkan minggu, atau bisa jadi beberapa bulan yang lalu sudah menjadi temannya. Namun, bagi Zoro nada seperti itu mengganggunya.
"Aku sudah selesai membuatkan masakan untuk kalian. Dan perlu kalian ketahui, aku masak makanan ini tentunya dengan menggunakan hati." Sanji meletakan hidangannya diatas meja Robin dan Nami.
"Arigatou, Sanji-kun." Kata Nami sembari tersenyum.
Ah senyuman Nami sangat manis sekali, andai aku bisa memilikimu Nami-swaaaan, batin Sanji. Dan sejurus kemudian matanya berubah menjadi hati berwarna merah muda.
Setelah itu dia menuju dek kapal memberikan makanan untuk kru yang lain.
"Oy, Sanji!" sapa Luffy.
"Oy!" kata Sanji dia melihat kearah Luffy yang sedang bersandar di dek kapal dengan kedua tanggan yang dia lipat dan dia letakan dibelakang kepalanya.
"Tadi kau bilang masak menggunakan hati? SUGEEEEE! Aku kira kau masak menggunakan perkakas dapur seperti yang pernah kau perlihatkan pada ku saat kita menyamar menjadi koki angkatan laut di markas G-8. Tapi aku belum pernah melihat mu memasak menggunakan hati. Lain kali kau perlihatkan padaku ya!" Luffy tersenyum lebar memperlihatkan rentetan giginya. Dia sangat bangga terhadap Sanji, ternyata dia bisa masak menggunakan hatinya. Bagi Luffy itu prestasi yang luar biasa.
PLETAAAK!
Sebuah pukulan kaki mendarat di kepala Luffy yang sedang anteng.
"Itai!" Luffy mengelus-elus kepalanya yang dia rasa sakit setelah mendapat pukulan kaki dari Sanji.
"Bakayaro! Maksud ku bukan seperti itu..."
Belum sempat Sanji meyelesaikan kalimatnya, Usopp memotong memberi tahu "Percuma saja dia tidak akan paham."
Sanji menghela napas, benar kata Usopp. Luffy memang polos –terlalu polos– sampai istilah seperti itu saja dia tetap tidak paham . "Oy, minna! Hayaku, Gohan wo Tabesamu!" seru Sanji memanggil semua nakamanya.
Yah tak harus menunggu lama, semua kru Mugiwara keluar dari tempat persembunyiannya. Tentunya mereka sudah sangat lapar. Ketika sudah berkumpul di dek kapal, mereka mulai makan bersama-sama.
"Daging, Hakm...Nyam...Nyam. Oishiiii!" Luffy memang sudah tidak tahan jika menemukan daging, tak peduli dengan apapun dia terus melahap daging. Apalagi itu buatan Sanji, koki nomor 1.
Semua kru makan dengan lahapnya, hampir semua hidangan Sanji disapu bersih oleh mereka. Tiba-tiba sesuatu yang berbeda dirasakan oleh Nami. Dia sendiri heran dengan keadaan yang berbeda itu. Kenapa bisa secepat ini? Selain itu entah datang darimana banyak burung camar berterbangan melintasi Sunny Go terbang menuju arah jam 9 dimana Sunny Go berlayar.
"Masaka? Minna lupakan makanan kalian sekarang cepat turunkan layarnya." Nami melirik kearah log posenya, arah jam sembilan, batinnya. "Franky arahkan kapal searah jam 9. Hayaku!" teriak Nami, dia merasa ada yang aneh dengan situasi di lautan. Kenapa keadaannya sangat berubah, anginnya pun berubah. "Minna Hayaku! Kita tidak punya waktu lama!" tukas Nami.
Semua kru melaksanakan apa yang diperintahkan Nami. Mereka yakin ada yang tak beres. Tiba-tiba terdengar gemuruh angin, ah tidak bukan angin tapi ombak!
"Nami gawat ombak datang." Seru Robin memberi tahu Nami.
"Wakatta wakatta. Franky cepat nyalakan sistemnya!" Nami berteriak "Minna cepat turun!" Dia memanggil rekan-rekan yang tadi berusaha untuk menurunkan layarnya.
Namun sebelum Franky mengaktifkan sistem Sunny Go. Tiba-tiba ombak telah menerjang kapal.
BUUUUUURRR
Ombak besar mendorong Sunny Go. Mereka terlempar entah berapa meter mungkin kilometer. Di dek kapal semuanya porak-poranda, air ombak menyiram kapal. Dan semua kru tersungkur.
Bau menyengat membangun Chopper dari tidurnya, chigau chigau dia tidak tidur tapi pingsan. Dia baru ingat sebelum dia pingsan ombak besar menerjang Sunny Go
Ah bau apa ini, sungguh sangat menyengat tidak enak. Bau sampah, batin Chopper. Saat dia melihat sekelilingnya, dia sadar bahwa semua temannya tergeletak pingsan. Mencoba menghitung jumlah temannya tahu saja ada yang hilang. Tapi, syukurlah lengkap.
"Minna bangun!" seru Chopper dia menutup hidungnya dengan tangan kanannya. Baunya sungguh sangat mengganggu pernapasan. Namun usaha itu tidak berhasil, dia mencoba menggoyang-goyangkan badan teman-temannya dan berharap mereka bangun. Tapi tetap saja tidak.
Tidak mereka masih hidup, oh Kami-sama, batin Chopper dia mulai kelihatan bingung. Aha, tiba-tiba ada cara yang melintas dibenaknya.
Chopper mendekati Brook dan membisikan "Brook, aku akan memperlihatkan celana dalam ku padamu." Bisiknya dengan suara imut hampir menyerupai seorang gadis. Dan sejurus kemudian Brook bangun.
"Pantsu Pantsu. Doko ni?" tanyanya dia mencari sesuatu yang dia cari. "Ah, ini bau sekali." Kata Brook yang baru sadar akan bau sampah yang menyengat. "Meski aku tak punya hidung aku bisa menciumnya." Tukasnya.
"Brook tolong aku, bangunkan mereka! Kita harus segera pergi dari sini. Disini sangat bau!" keluh Chopper.
Ketika melihat sekelilingnya dia baru sadar teman-temannya pingsan, sungguh reaksi yang lambat. "Yohohoho, aku akan bangunkan mereka!" kata Brook dan dia memainkan sebuah nada yang alhasil membangunkan semua kru.
"Itai! Doko ni arimasuka?" itu yang pertama kali diucapkan Zoro ketika sadar dari pingsannya.
"Ah, sial. Bau sekali!" seru Sanji.
"Dimana kita? Apa ombak itu sudah tidak ada lagi?" tanya Robin.
"Entah lah, maafkan aku, aku terlambat menyalakan sistemnya." Jawab Franky.
"Ah, Yokatta kita selamat!" Usopp menghela napas.
Nami mengelus-elus kepalanya yang masih terasa sakit. Ketika dia melihat tangannya, mata dan mulutnya terbuka lebar, kaget dengan apa yang dia lihat. "Min...na L...og Pos...se." katanya terbata-bata.
Ketika semua kru melihat kearahnya, mereka serempak berteriak "NANI?!"
DONG!
TO BE CONTINUE
