Natsu Dragneel kini tengah duduk di salah satu Cafe dengan ketiga sahabatnya, Gray Fullbuster, Gajeel Redfox, dan Jellal Fernandez. Ketiga orang terpercayanya itu tengah menatap Natsu dengan penuh selidik. Pasalnya, pemuda berambut salam itu tiba tiba saja memanggil mereka untuk berkumpul dengan alasan bahwa hidupnya diambang kematian dan sontak saja sahabatnya itu segera menghampiri.
"jadi ada apa Tuan Muda Dragneel?" tanya Jellal
"jangan meledekku Jellal. Bukan berarti kau memanggilku Tuan Muda karena kau bekerja dengan nii-san.." ujar Natsu
"jadi ada apa Flame Head?" tanya Gray
"aku dilamar!" seru Natsu
"APAAAAAAAAA?!"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Fairy Tail Belong To Hiro Mashima
•
With You
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
"DASAR TIDAK BECUS! KAU ITU HARUS KERJA DENGAN BENAR KEPALA PINKY!"
"maafkan saya Heartfilia-san, saya benar benar minta maaf.."
"TIDAK ADA KATA MAAF UNTUKMU! JIKA KINERJAMU SEPERTI INI LAGI KAU KUPECAT!"
Tak terhitung berapa kali pemuda bersurai salam ini menghela napas berat. Tumpukan kertas menggunung di meja kerjanya. Padahal, jarum jam telah mengarah ke angka sebelas di mana seharusnya semua pekerja di kantor sudah pulang. Bahkan yang lembur pun sudah pulang, tapi tidak baginya. Pemuda bermarga Dragneel itu masih harus mengurung diri di kantornya.
"astaga, ini melelahkan.." ujarnya
Kantor sendiri sudah sepi. Hanya tinggal dirinya dan security saja. Tak mau mengeluh terlalu lama, pemuda tersebut pun memilih segera menuntaskan pekerjaannya. Secepat mungkin dia lakukan agar bisa kembali ke rumah untuk sekedar berbaring di kasurnya.
'Drrrttt'
Ponsel bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Tertera nama 'Nii-san' di layar. Sontak pemuda tersebut langsung menepuk keningnya. Dia lupa memberi kabar pada kakaknya. Dengan segera dia mengangkat panggilan telepon tersebut.
"ha-halo nii-san.."
"ASTAGA NATSU KE MANA SAJA KAU?! KAU TAHU BUKAN BAHWA AKU KHAWATIR?!"
"i-iya maafkan aku.."
"DENGAR YA NATSU DRAGNEEL, KALAU KAU SELALU PULANG SELARUT INI LEBIH BAIK KAU KELUAR SAJA DARI PERUSAHAAN ITU!"
"i-iya nii-san, tenang saja.."
"JANGAN LUPA MAKAN DAN HATI HATI!"
"i-iya.."
Lagi lagi pemuda bernama Natsu itu menghela napas berat. Sejujurnya ini bukanlah perusahaan pertamanya. Dia sudah pernah bekerja dan kakaknya menyuruhnya keluar dengan banyak alasan seperti pekerjaan yang terlalu berat atau gaji yang tidak seimbang. Jujur saja, Natsu sudah lelah untuk pindah perusahaan lagi. Kalau dihitung hitung ini perusahaan kelimanya.
"Natsu-san, anda belum pulang lagi?"
Natsu hanya mengangguk lemas pada security yang menanyainya.
"Heartfilia-sama juga belum pulang. Saya rasa dia ketiduran di ruangannya. Apa Natsu-san bisa memeriksanya?"
"aku akan memeriksanya nanti.."
"baiklah, saya permisi.."
Selepas perginya security tersebut, kepala Natsu dipenuhi oleh tanda tanya. Kenapa bosnya itu belum pulang. Dengan berat hati Natsu pun ke ruangan bosnya itu, sekedar memeriksanya sebentar sebelum melanjutnya pekerjaannya. Untungnya ruangan bosnya itu masih satu lantai dengannya, jadi Natsu tidak perlu naik lift.
'Tok! Tok! Tok!'
"Heartfilia-san?"
'Krieettt'
Pintu terbuka. Menampakan gadis bersurai blonde dengan mata yang sedikit membengkak. Menurut Natsu, bosnya ini habis menangis.
"ada apa Dragneel-kun?"
"uhm..itu, security meminta tolong untuk memeriksa keadaan anda karena katanya anda belum pulang.." ujar Natsu
"jadi kau khawatir padaku?"
Natsu terdiam sejenak. Sebenarnya yang khawatir itu 'kan security. Tapi, melihat bosnya seperti ini Natsu juga mulai khawatir. Dengan sedikit ragu Natsu menganggukan kepalanya.
"bagus, kalau begitu antar aku pulang.."
"maaf?"
"apa telingamu itu tidak pernah kau bersihkan? Kubilang antar aku pulang.."
Dan sekali lagi, Natsu menghela napas berat.
•
•
•
•
•
Natsu memacu mobilnya dengan kecepatan normal. Padahal jalanan cukup sepi, ralat, sangat sepi karena sudah tengah malam. Tapi, Natsu tidak berniat untuk menaikan kecepatan karena gadis di sebelahnya, Lucy Heartfilia yang merupakan bosnya memintanya untuk tidak berkendara dengan kecepatan di atas normal.
"ano, Heartfilia-san, di mana rumah anda?" tanya Natsu
"rumahku? Kenapa kau menanyakannya?" tanya Lucy, membuat Natsu menaikan sebelah alisnya karena bingung
"bukankah tadi anda meminta saya untuk mengantar anda pulang?" tanya Natsu
"kalau begitu kau pulang saja.." jawab Lucy
"maaf?" tanya Natsu bingung
"ya kau pulang saja.." jelas Lucy
"tapi, saya tidak bisa menurunkan anda di jalan.." ujar Natsu
"maka dari itu aku akan ikut kau pulang.." ujar Lucy
Natsu sontak mengerem mobilnya hingga berhenti secara mendadak. Membuat Lucy hampir terbentur jika tidak memakai sabuk pengaman.
"apa kau tidak bisa membawa mobil dengan benar?!" tanya Lucy kesal
"maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, saya tidak bisa membawa anda ikut ke rumah saya.." ujar Natsu
"kau tinggal sendiri?" tanya Lucy
"tidak, saya tinggal bersama kakak saya, kakak ipar, dan keponakan.." jawab Natsu
"kalau begitu, maka tidak masalah bagiku untuk menginap.." ujar Lucy
"tapi-"
"tidak ada kata tapi Natsu, dan kau boleh memanggilku Lucy. Tidak, kau harus memanggilku Lucy.." ujar Lucy
Dan Natsu pun kembali menghela napas berat.
•
•
•
•
•
Zeref Dragneel, seorang pengusaha hebat dan kaya, pemimpin dari Alvarez Corp, perusahaan terbaik di dunia. Dia sudah memiliki istri dan seorang putra serta adik laki laki satu satunya. Bagi Zeref, adiknya adalah segalanya. Bahkan, istrinya dan putranya tahu akan hal tersebut. Apapun yang sang adik minta, Zeref akan memberikannya. Tapi, adiknya itu sangat mandiri sedari dulu. Bagi Zeref, sampai kapan pun dia akan tetap mengawasi sang adik. Bahkan sang adik pun masih tinggal bersamanya sampai sekarang.
"Zeref, apa kau mau minum sesuatu?" tanya Mavis Vermilion, istrinya
"ah tidak, aku tidak ingin.." jawab Zeref
"apa kau tidak ingin tidur dulu? Aku akan menunggu Natsu. Lagi pula aku sudah tidur tadi.." ujar Mavis
"tidak, tidak, kau istirahat saja.." ujar Zeref
"tapi Zeref, kau juga perlu istirahat bukan?" ujar Mavis
"Natsu sebentar lagi pulang. Setelah dia sampai aku akan langsung tidur.." ujar Zeref
"kalau begitu aku akan menemanimu.." ujar Mavis
'Tok! Tok! Tok!'
"ah, itu pasti dia!" seru Mavis dan segera berlari untuk membuka pintu
'Krieettt'
"okaeri Nat...su.."
Melihat istrinya yang terdiam membuat Zeref heran. Dengan segera dia berjalan menuju pintu. Alangkah terkejutnya dia saat melihat tamu yang datang. Benar kalau Natsu telah tiba. Perkataan Mavis benar. Tapi, masalahnya adalah gadis pirang di samping Natsu. Menurut dugaan Zeref, gadis itu adalah rekan kerja Natsu karena gadis itu memakai pakaian khas kantor.
"ta-tadaima nii-san.." ujar Natsu
"o-okaeri Na-Natsu. A-ayo masuk.." ujar Zeref
Mereka semua pun masuk ke dalam rumah mewah tersebut. Wajar bukan kalau rumah kediaman Dragneel itu sangat mewah?
"uhm, ini Lucy Heartfilia, dia adalah bosku.." ujar Natsu
"aku Mavis, salam kenal Lucy.." ujar Mavis
"salam kenal Mavis-san.." ujar Lucy
"aku Zeref, kakaknya Natsu.." ujar Zeref
"salam kenal Zeref-san, maaf mengganggu.." ujar Lucy
"ah, dia akan menginap di sini.." ujar Natsu
"itu jika kalian mengizinkannya.." ujar Lucy
"ah, tentu saja. Tidak masalah bukan Zeref?" ujar Mavis
"te-tentu, silahkan anggap rumah sendiri.." ujar Zeref
"kalau begitu aku akan siapkan makanan. Kalian lapar bukan?" ujar Mavis yang dibalas anggukan oleh Natsu
"aku lapar sekali nee-san.." ujar Natsu
"aku akan menyiapkannya. Kalian bisa membersihkan diri kalian dulu.." ujar Mavis
Tak butuh waktu lama bagi Natsu dan Lucy untuk membersihkan diri. Mereka hanya membasuh tubuh saja mengingat sekarang tidak baik untuk mandi. Lucy pun kini memakai pakaian milik Mavis karena dia tidak membawa pakaian. Dia memakai setelan piama warna biru tua. Setelah selesai bercermin, Lucy segera keluar dari kamar tamu menuju dapur untuk makan. Tidak sulit baginya untuk membiasakan diri karena jujur saja, rumah ini sama besar dengan rumahnya, bahkan lebih besar. Lucy jadi heran dengan Natsu. Padahal dia sekaya ini, tapi dia tetap bekerja pada Lucy dengan gaji yang tidak seberapa.
"ah Nat..su.."
Lucy terdiam. Saat ini dia tengah memandang Natsu, begitu pula sebaliknya. Berbeda dengannya yang memakai piama, Natsu hanya mengenakan celana selutut dan handuk yang tersampir di lehernya. Kalau diteliti, masih ada air yang menetes dari rambutnya.
"pa-pakai bajumu!" seru Lucy
"untuk apa? Ini rumahku, jadi terserah padaku bukan? Dan lagi tolong jangan berisik karena kakakku serta keponakanku sedang tertidur.." ujar Natsu
"ma-maaf.." ujar Lucy
"ayo duduk, kakak sudah menghangatkan makanan untuk kita.." ujar Natsu
Lucy pun duduk bersama dengan Natsu di meja makan. Mereka pun memulai acara makan mereka. Natsu yang memang belum makan pastinya segera mengambil makanan yang banyak. Berbeda dengan Natsu, Lucy memilih memakan sayur sayuran saja.
"Lucy-san, apa masakan kakakku tidak enak sampai kau hanya memakan sayuran? Atau kau itu alergi?" tanya Natsu
"bu-bukan! Aku hanya.."
"kau diet?" tanya Natsu dan dibalas anggukan oleh Lucy
Dengan segera Natsu pun menaruh nasi, daging, dan lauk pauk lainnya ke piring Lucy. Hal ini membuat Lucy heran dan kesal.
"habiskan semuanya. Kudengar makan bisa membuat kau melupakan sedikit rasa sedihmu.." ujar Natsu, membuat Lucy terdiam
"kenapa...kenapa kau tahu?" tanya Lucy
"matamu tidak bisa berbohong Lucy-san.." jawab Natsu
"kalau begitu, aku akan memakannya.." ujar Lucy
"tentu saja.." ujar Natsu
•
•
•
•
•
Pagi hari pun tiba. Kediaman Dragneel tampak ramai karena Mavis memasak banyak makanan. Bahkan, Zeref pun sampai bingung dengan tingkah istrinya ini.
"tidak biasanya kau masak sebanyak ini.." ujar Zeref
"mou..hari ini 'kan ada Lucy!" seru Mavis
"uhm, ah iya, kau benar. Akhirnya adikku telah dewasa.." ujar Zeref
"bukankah hanya kau yang menganggapnya masih kecil?" ujar Mavis
"uhm, ohayou.." sapa Lucy yang baru datang, dari penampilannya, Lucy sudah rapi dengan jas kantoran yang dia pakai semalam
"ohayou Lucy, silahkan duduk.." balas Mavis dan Lucy pun segera duduk
"ohayou Zeref-san.." sapa Lucy
"ohayou Lucy.." balas Zeref
"di mana Natsu?" tanya Lucy karena dia tidak melihat Natsu sama sekali sedari pagi
"dia sedang mengantar August sekolah.." jawab Mavis
"August? Keponakannya?" tanya Lucy yang dibalas anggukan oleh Zeref
"sekarang kau makanlah dulu. Sepulang Natsu mengantar August barulah kalian berangkat.." ujar Zeref
"apa Natsu tidak sarapan dulu?" tanya Lucy
"dia sarapan di jalan, selalu seperti itu.." jawab Mavis
"habisnya August tidak mau jika bukan Natsu yang mengantar.." ujar Zeref
"dia paman yang baik.." ujar Lucy
"aku pulang!"
"itu pasti dia.." ujar Mavis dan benar saja, tak lama Natsu memasuki dapur dan langsung meminum segelas air milik Zeref
"Natsu, itu minum Zeref-san.." ujar Lucy
"aku haus Lucy-san.." ujar Natsu
"apa kalian sudah mau berangkat?" tanya Zeref
"iya.." jawab Natsu
"kalau begitu aku permisi, terima kasih banyak atas makanannya.." ujar Lucy sambil menunduk
"kapan kapan datang lagi ya Lucy.." ujar Mavis
"terima kasih Mavis-san.." ujar Lucy
•
•
•
•
•
"terima kasih Natsu.." ujar Lucy tiba tiba, membuat Natsu hampir berhenti mendadak lagi
"uhm, maaf?" tanya Natsu
"yah, kau dan keluargamu sangat baik.." jawab Lucy
"ya, sama sama.." ujar Natsu
"Natsu.." panggil Lucy
"ada apa Lucy-san?" tanya Natsu
"menikahlah denganku!"
Dan Natsu hampir menabrak mobil lain.
•
•
•
•
•
Natsu Dragneel kini tengah duduk di salah satu Cafe dengan ketiga sahabatnya, Gray Fullbuster, Gajeel Redfox, dan Jellal Fernandez. Setelah puas mendengar penjelasan panjang Natsu, maka ketiga sahabatnya itu kini tengah memikirkan sebuah solusi.
"kau nikahi saja Flame Head, diantara kami hanya kau yang masih melajang bukan?" ujar Gray
"kurasa dia hanya memainkan perasaanmu saja.." ujar Gajeel
"ah, bagaimana jika kau kenalkan pada kami dulu?" tanya Jellal
"benar juga, dengan begitu kami bisa menilainya!" ujar Gajeel
"memangnya kalian orang tuaku?!" seru Natsu
"sudahlah, besok ajak dia pergi. Besok kau libur bukan?" ujar Gray
"uhm..iya, tapi dia 'kan orang sibuk.." ujar Natsu
"pasti mau, katanya dia ingin menikahimu bukan?" ujar Jellal
"lakukan saja!" seru Gajeel
Dengan berat hati Natsu pun merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Tak perlu susah payah dia mencari kontak yang dimaksud karena orang tersebut terus menghubunginya sedari tadi.
"ano, halo, bisa bicara sebentar?"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Yah mau dilanjut atau tidak? RnR Please!
Salam, Arashi Stern
