BEAUTIFUL LIAR
Allytrice present
.
.
Lai Guanlin adalah anak laki-laki yang tidak mengenal nomor dua. Disekolahnya, namanya bahkan sudah menjadi trending topik yang setiap hari selalu mengisi perbincangan siswa siswi disekolahnya. Setiap siswi memujanya, setiap siswa iri padanya.
Sifatnya yang angkuh tidak mematahkan hati para kaum hawa yang tertarik padanya. Justru hal itu menjadi pesona tersendiri yang menjadi ciri khasnya. Kepalanya tidak pernah menunduk, tubuhnya selalu tegap dengan dada membusung berani. Sorot matanya yang tajam adalah kunci utama ketampanannya.
Kecepatannya dalam mempelajari sesuatu telah diakui. Ia sangat jago bermain basket, piano pun telah ia taklukan. Meskipun bukan berasal dari Korea, namun ia berbicara dengan sangat fasih. Bahasa inggris pun sangat baik dan nilai akademiknya selalu menjadi panutan bagi siswa lain.
Namun bagaimana bila seorang siswa baru mengacaukan segala prestasinya?
Park Jihoon dari kelas 2B. Sejak kedatangannya, ia selalu membuat seluruh isi sekolah berteriak heboh. Parasnya yang terlihat tampan dan cantik dalam satu waktu itu menjadi perbincangan seluruh kelas. Semua kalangan menyukai sifatnya yang ramah. Tidak terkecuali para siswa laki-laki yang ingin menjadikannya pasangan hidup mereka.
"Sunbae, aku mengerti perasaanmu, tapi.."
Hari itu adalah hari yang cerah ketika Guanlin memergoki Jihoon di dekat gudang bersama seseorang yang dikenalnya. Park Woojin dari kelompok basket yang sama dengannya. Guanlin bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, namun topik yang sedang mereka bicarakan membuatnya tertarik. Ia bersembunyi di balik dinding, mengawasi sambil mendengarkan percakapan mereka diam diam.
"maaf sunbae, aku sungguh-sungguh masih menyukai perempuan." Jihoon membungkuk berkali-kali menyampaikan rasa penyesalannya yang sangat mendalam.
"Jihoon-ah.. aku tahu kau hanya sedang berbohong. Bisakah kau mengucapkan hal itu lagi setelah mencium bibirku?" Guanlin mendengarkan dengan seksama, bagaimana suara berat Woojin membuat suasana menjadi lebih menegangkan. Woojin memang dikenal sangat menyeramkan. Kekuatannya sangat besar bahkan bila dibandingkan dengannya. Woojin selalu diam setiap berkumpul bersama temannya. Ia tidak tahu, bahwa laki-laki itu bisa jadi seliar ini jika menyangkut seseorang yang dia sukai.
Jihoon terlihat tidak nyaman ketika Woojin menggenggam erat pergelangan tangannya. "Sunbae maaf, aku tidak bisa melakukannya.. Aku tidak sedang bercanda.." Ia berusaha melepaskan pegangan tangan Woojin namun sia-sia. Woojin terlalu kuat bagi Jihoon.
"Itu artinya kau berbohong. Kuberikan satu kesempatan lagi. cium aku dan katakan kau masih menyukai perempuan atau–"
"Baiklah!" Jihoon mengucapkannya dengan keras, bahkan bisa dibilang ia hampir berteriak. "Aku akan melakukannya, setelah itu pergilah dan jangan pernah menemuiku lagi."
Guanlin menyaksikan semuanya. Ia sungguh-sungguh melihat Jihoon mengecup tepat di bibir Woojin dan entah mengapa, ia semakin tidak suka pada anak baru itu. Ia lebih memilih pergi daripada menyaksikan pemandangan yang menurutnya sangat menjijikkan itu.
.
Guanlin bukan tipe orang yang suka bergaul dan berbaur bersama orang lain. Ia lebih memilih untuk melakukan semua pekerjaannya sendiri dan menikmati hasil jerih payahnya sendiri. Tapi seseorang yang baru saja mendudukkan bokongnya tepat di samping guanlin benar-benar mengganggu. Siapa lagi kalau bukan si anak baru Jihoon. Anak itu tersenyum (sok) manis di hadapan Guanlin dan sontak membuat banyak orang yang ada di kantin berbisik-bisik membicarakan mereka.
Hey, Guanlin dan Jihoon duduk bersama. Astaga aku sangat menantikan hal ini, kurasa mereka akan cocok. Si populer yang ramah dan seorang bintang yang dingin. Mereka akan jadi perpaduan yang luar biasa. Seperti itulah kira-kira pandangan mereka terhadap Guanlin dan Jihoon.
Guanlin memutar bola matanya malas ketika Jihoon memberikan senyum termanis untuknya. "Kau yang bernama Lai Guanlin? Woah aku tidak percaya, aku duduk bersama pangeran sekolah."
"Cepat makanlah dan jangan banyak bicara." Guanlin memelankan suaranya tentu saja agar para penggemarnya tidak salah paham dan mengira dia berkata kasar terhadap Jihoon.
Jihoon pun tidak masalah, ia mengambil sendoknya dan mulai menikmati makanannya. Namun sebelum memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya, ia menoleh pada guanlin untuk membisikkan sesuatu. "Kurasa rumor itu benar, seorang pangeran sekolah ini sangat angkuh. Woahh bagaimana mereka bisa menyukai orang sepertimu? Bagaimana jika mereka lebih menyukaiku? Kita tidak akan tahu kan, itu bisa saja terja–"
BRAKK
Seluruh siswa menatap mereka berdua ketika Guanlin menggebrak meja secara tiba-tiba. Jihoon menyunggingkan senyum kemenangan lalu dengan santai memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya. Sementara Guanlin mati-matian menahan rasa kesal yang sangat memuncak dalam dirinya.
Jihoon 1 – Guanlin 0. Good job Jihoon.
*** To Be Continued ***
Chapter 1 End.
Sebenernya aku gak tau nulis apaan. Ini strory pertama aku jadi makasih yang udah mau luangin waktu buat baca fanfict abal-abalku ini ya huhu. Tolong isi kotak reviewnya ya biar gak kosong kayak hati aku maaciw
