Part 1: Mianhae
Author: YeolSoo
Cast:
Do Kyungsoo
Kim Jongin
Support cast:
Byun Baekhyun
Xi Luhan
Park Chanyeol
Oh Sehun
Other
It's KaiSoo fanfict
Genre: Romance, Friendship, Angst
Rate: T
Ketika cinta dan kesabaran dikalahkan oleh keegoisan, waktu yang telah berlalu seolah hitam. Kenangan manis terselubung awan kesedihan. Dan saat itu tiba, haruskah hati tetap bertahan atau menjauhi semuanya adalah yang terbaik.
...
"Gwenchana"
Kyungsoo menatap pilu ke arah Jongin. Entah apa yang dirasakan namja mungil ini, yang pasti tatapan seperti ini bukan pertama kalinya dia lemparkan ke sosok lelaki tan di sebelahnya. Sibuk dengan pikiran masing-masing, keduanya terus menikmati kesunyian. Tidak ada yang mencoba mengusik kesenyapan. Kyungsoo menghela nafasnya, pelan, berharap helaan tadi dapat mengangkat sedikit dari sekian banyak beban pikirannya.
"J-Jongin"
Suara pelan kyunsoo akhirnya mengoyak kesenyapan itu. Jongin, si lelaki tan di sebelah Kyungsoo, menoleh sembari memasang tampang 'ada apa'. Kyungsoo melihatnya dan kembali menghembuskan nafas tipisnya. Dia mencoba menahan gejolak yang semakin sesak di dadanya. Perlahan dia membuka mulutnya.
"Apakah ada yang ingin kau katakan lagi? Jika tidak aku ingin pulang"
Remasan di tangan Kyungsoo semakin erat. Matanya menatap lurus pada kedua tangannya yang saling menaut. Menunggu Jongin bersuara selalu membuatnya deg-degan. Bukan karena jongin menyeramkan, bukan karena itu, hanya saja Jongin itu selalu membawa aura yang sepi kemanapun dia berada.
"Ani. Tidak ada apapun lagi"
Suara emas Jongin bagaikan jutaan ton pasir yang ditimpakan dengan sangat kencang ke hati Kyungsoo. Tentu saja akan seperti itu. Jongin selalu seperti ini. Mengajak bertemu dan menghabiskan waktu hanya dengan diam. Ini sudah tiga jam berlalu dan Kyungsoo bahkan masih hafal kalimat-kalimat yang dikeluarkan Jongin semenjak tadi. Mencoba menahan rasa panas yang memenuhi matanya serta nafas yang sedikit memburu, Kyungsoo memilih berdiri dan memutar tubuhnya. Tidak ingin berlama lagi di tempat yang jika boleh dia jujur, sedikit membuat hatinya terluka. Tempat yang sama semenjak tiga tahun terakhir.
Kyungsoo melangkahkan kakinya sedikit terburu menuju mobilnya. Bahunya sedikit bergetar, tapi sekuat tenaga dia menahan buncahan itu. Seolah baru tersadar dengan apa yang terjadi, Jongin berlari menggapai Kyungsoo. Terlambat. Kyungsoo sudah menjalankan mobilnya menjauhi Jongin. Mobil itu berbelok ke kanan di perempatan lampu merah dan kemudian menghilang dari pandangan Jongin. Tak ada yang bisa dilakukannya lagi. Merutuki dirinya sendiri, Jonginpun menghembuskan nafasnya kasar dan melemaskan bahunya. Kyungsoonya benar-benar pergi.
Kyungsoo benar-benar pergi tanpa menoleh ke belakang, ke arah Jongin yang beberapa saat yang lalu mencoba mengejarnya. Tapi Kyungsoo tidak melihat usaha Jongin. Sudah lebih dari dua tahun ini Kyungsoo tidak pernah melihat dan menemukan Jongin berusaha lagi. Hanya dirinya sendiri, hanya Kyungsoo sendiri. Untuk kali ini, biarkan Kyungsoo egois. Menghapus aliran bening yang sudah dengan kurang ajarnya mengalir di pipi putihnya yang mulai memerah. Ya, Kyungsoo menangis untuk kesekian kalinya, dan lagi-lagi itu karena sosok lelaki itu. Lelaki yang sangat dicintainya. Kim Jongin.
...
Kyungsoo membuka kelopak matanya pelan-pelan. Sinar matahari menyeruak dari tipisnya kain yang menutupi jendela kamarnya. Pendingin ruangan masih menyala membuatnya sedikit bergidik kedinginan. Kembali wajah sosok itu menerobos tanpa permisi dalam ingatannya. Pendingin yang terus menyala sepanjang malam. Bukan tanpa alasan, Kyungsoo hanya sudah terbiasa. Salahkan Jongin yang tidak pernah mematikan Air Conditioner tersebut setiap kali dia mengunjungi Kyungsoo. Kebiasaan sang lelaki yang membenci udara panas. Tiga tahun waktu yang cukup kan untuk mengenal orang lain secara lebih dekat. Kyungsoo bangkit, tidak ingin semakin larut dengan pikiran tentang Jongin. Dimatikannya benda penghasil suhu dingin itu kemudian melangkahkan kaki-kaki rampingnya menuju kamar mandi disudut bagian selatan kamarnya. Air hangat mengguyur tubuhnya. Sedikit menenangkan, Kyungsoo memejamkan matanya, meresapi kehangatan air yang mengalir bahkan terasa sampai ke hatinya.
Setelah bergulat dengan pikirannya sepanjang acara mandi pagi dan sarapannya, Kyungsoo menjalankan pelan mobilnya menuju sekolah. Kyungsoo namja yang mandiri. Ditinggal sendirian oleh orang tuanya di sebuah apartemen yang lumayan mewah di kawasan Gangnam dan melakukan apapun keperluannya sendiri. Tidak ada maid, tidak ada supir. Dia merasa bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Lagipula Kyungsoo menyukai privasi.
Begitu memarkirkan mobil senyuman tidak pernah luntur dari bibir heart shape itu. Menambah kemanisan dan kelembutan di wajahnya. Iya, Kyungsoo memang pribadi seperti itu. Tersenyum ramah dan sangat hangat. Senyumnya semakin terkembang kala melihat dua sahabat terbaiknya melambai padanya agak jauh di sudut lapangan parkir. Sepertinya mereka juga baru datang. Sedikit berlari Kyungsoo menghampiri keduanya dan langsung saja menubrukkkan dirinya ke dalam pelukan mereka. Seperti sudah sangat paham dengan kebiasaan Kyungsoo, kedua namja yang cukup terbilang cantik dan cute itu memeluk Kyungsoo semakin erat. Mereka juga mengusap dan menepuk punggung Kyungsoo dengan pelan.
"Gwenchana Kyungie. Gwenchana, ne!?" Luhan tidak berhenti mengucapkan kata penenang itu sambil terus mengelusnya. Baekhyun, namja cute yang satunya, juga membisikkan kalimat kalimat penyemangat pada sahabat sekaligus sepupunya ini.
"Masih ada kami Kyungie, jangan bersedih, jangan menangis lagi Kyung. Ku mohon, ini sangat menyakitkan" Untaian kata-kata Baekhyun hanya dibalas dengan anggukan kepala lembut dari Kyungsoo. Setelah beberapa menit, Kyungsoo mengangkat kepalanya, mengusap kasar air mata yang sudah memenuhi pipi chubby nya, lantas kemudian tersenyum kembali.
"Kau sangat jelek" Luhan ikut mengusap pipi Kyungsoo. Sementra Baekhyun mengusap rambut Brown Reddis milik Kyungsoo.
"Tapi dia tetap yang paling manis Lu" Sedikit kedipan di lakukan Baekhyun, berhasil membuat Kyungsoo terkekeh. Bertiga dengan saling merangkul dan berpegangan tangan, mereka melangkah menuju kelasnya. Jauh dari sana, seorang namja hanya memperhatikan apa yang terjadi di depannya.
"Maaf"
Kembali hanya kata itu yang terucap. Pandangannya sedikit kosong. Namun digerakkanya juga kaki-kaki jenjangnya ke lantai dua, ya, menuju kelasnya.
"Jongin!" Belum juga dia menaiki anak tangga kedua, suara datar milik Oh Sehun sudah menyapa gendang telingannya. Menoleh ke arah kanan, terlihat Sehun sedikit berlari ke arahnya. Seringaian menyapa muncul dari sudut bibir Jongin, selalu seperti itu, dan menghantamkan telapak tangannya yang disambut telapak tangan besar Sehun disertai kekehan. Mereka melakukan salam persahabatan yang unik kemudian kembali terkekeh bersama. Jongin dengan tangan yang dimasukkan kedalam sakunya dan Sehun yang menyampirkan tas secara asal di bahunya, melangkah dengan gagah menuju kelas mereka. Kedua lelaki tampan ini memang sudah bersahabat sangat lama, semenjak TK mungkin, keduanya bahkan sudah sangat saling mengerti hanya dari gerakan tubuhnya. Benar-benar persahabatan yang memukau.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam hingga saat mau mendudukki kursinya Sehun menyela tanpa melihat ke arah Jongin.
"Kau harus menceritakan semuanya padaku. Semuanya. Mengerti Kkamjong!"
Jongin hanya mendengus. Tanpa perlu menjawab permintaan Sehun, dilemparkannya pandangannya menuju kelas yang berada di seberang taman. Dia memperhatikan namja mungil yang masih meletakkan kepalanya di atas meja. Jongin sedikit mengernyitkan keningnya ketika matanya menangkap pergerakan namja mungil, dia mengusap mata dan pipinya.
'Kau menangis lagi Kyungie', hanya batinnya yang bersuara. Rona wajah Jongin tentu saja sangat jauh dari kata baik, pandangannya sendu dan kosong menatap jauh ke depan sana. Seolah bisa membaca pikiran sahabatnya, Sehun membalikkan tubuhnya dan menepuk pelan bahu Jongin. Memberikan sedikit kekuatan kepada sahabatnya yang sangat egois dan keras kepala ini.
"Maafkan aku, Kyungie", Jongin bergumam yang masih bisa didengar oleh Sehun.
Tbc
Next part akan dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan Kyungsoo dan Jongin.
Semoga cerita awal ini tidak terlalu membingungkan untuk dipahami. Aku belum memutuskan bagaimana cerita ini akan berlanjut nantinya. Jika ada saran atau request ide cerita silahkan saja yah
Mind to Review? ^^
KYS
