Lensa matanya yang berwarna cokelat pekat terus menatapku tanpa berkedip saat aku menyodorkan segelas bubble tea rasa taro padanya.
Sesaat aku takut, tatapan ini terlalu tajam untukku. Tapi saat kuteliti lebih dalam lagi pria ini memiliki hidung yang sempurna, rahang yang begitu tegas dan bentuk mata tajam yang menyerupai burung elang. Pria ini begitu tampan dengan kulit putihnya yang terlampau pucat.
Dia bukan edward cullens dalam film serial twilight kan? Bukan. Aku sangat yakin dia bukan vampir atau drakula dalam cerita fiksi yang selalu kubaca.
Dengan polosnya aku bertanya "kau berasal dari mana?"
Lalu dia tersenyum sekilas kemudian menjawab "Rahasia."
aku merasa ini mimpi jadi aku mengerjapkan mataku beberapa kali guna mempertegas pengelihatanku, tapi kau masih berdiri disana membawaku masuk keduniamu lewat hembusan angin malam ini.
《 21:32 KST, Seoul, South Korea. -Where you at?- 》
.
.
.
.
Kulihat dia menyodorkan segelas minuman berwarna ungu dengan bulat-bulat hitam didalamnya. Aku tidak tau itu apa tapi perhatianku seluruhnya ditarik oleh paras cantik dari seseorang yang kini tersenyum kearahku.
Dia sangat cantik dengan mata rusa dan bibir ranum itu apalagi poni rambut cokelat madunya menutupi sedikit bagian matanya membuatnya tampak berkali-kali lipat mempesona. aku juga memiliki adik yang juga tak kalah cantik, namun ini jauh lebih cantik.
"Kau berasal dari mana?" Aku mendengar nadanya sedikit gemetar, mungkin dia takut karena terus kutatap jadi aku menorehkan sedikit senyuman padanya yang mengajukan pertanyaan padaku dengan polosnya.
"Rahasia" aku tersenyum simpul tapi tidak memperlihatkan deretan gigi putihku, dia membeku untuk beberapa sekon dan itu semua cukup menarik seluruh perhatianku.
Untuk saat ini, aku terpaku pada sosoknya yang mempesona melebihi malaikat dan tanpa sadar aku telah kehilangan sayapku hingga membuatku harus tetap bertahan pada dunianya yang terasa melelahkan.
《 21:32 KST, Seoul, South Korea. -Where you at?- 》
.
.
.
.
Aku tidak tahu berada dimana, ini sebuah tempat gelap yang hanya memiliki cahaya minim dari lilin-lilin yang menempel di dinding yang berwarna merah ini.
Aku bisa merasakan hawa mencekam setiap aku melangkahkan kaki pada lorong ini, semuanya terlihat suram dan membuat bulu kudukku berdiri saat melihat lukisan menyeramkan yang menggantung sempurna pada dinding dingin ini.
Tubuhku membeku saat melihat pria dengan tubuh tinggi tegap berdiri di ujung lorong yang memakai pakaian serba hitam dengan membawa pistol ditangannya. Wajahnya tidak menunjukan ekspresi apapun, dan matanya yang lebar terus mengintimidasiku.
"Who are you?" Tanyanya dengan suara bariton yang membuat tubuhku bergidik ngeri.
"Th-that is a secret." Jawabku gugup.
Kulihat dia tersenyum miring dan aku melangkahkan kakiku mundur perlahan ingin menghindari pria yang ternyata memiliki catatan kriminal paling mengerikan yang ada di bumi ini.
《 10:20 AM, Kingston, Jamaika -Where you at?-》
.
.
.
.
Tubuhku sangat lelah karena aku baru saja selesai bermain dengan boneka-boneka cantikku. Aku berniat ingin tidur namun, langkahku terhenti saat melihat orang asing yang tengah berjalan pelan sembari mengamati arsitektur lorong mansionku. Kulihat tubuhnya membeku saat mata kami bertabrakan untuk waktu yang lama, dia takut dan aku paham betul akan hal itu.
Tapi siapa orang asing ini yang sangat berani menginjakan kaki di mansion milikku. Sesaat aku terpaku saat angin menggerakan surai rambut burnettenya yang membuat wajah cantiknya terlihat jelas dan seketika membuatku ingin memilikinya detik itu juga.
"Who are you?" Tanyaku penasaran.
"Th-that is a secret" nadanya sedikit gemetar, dan aku dapat melihat perubahan wajahnya yang menjadi pucat pasi.
Aku mengeluarkan smirk andalanku, ini sangat menarik. Aku merasa ada hal pada dirinya yang menarik seluruh perhatianku hingga membuatku agar terus melukis gambaran abstrak yang siap menggores di setiap inchi kulitnya.
《 10:20 AM, Kingston, Jamaika. -Where you at?- 》
.
.
.
.
.
.
.
Air mata mengalir deras di pipinya saat tautan tangan mereka terlepas karena angin yang terus menghantam kuat tubuh mereka. Ini adalah kesalahannya yang tidak mengikat erat kalung blue dark sapphire di lehernya hingga membuatnya kehilangan adiknya di ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi.
Misinya gagal, dia terlalu ceroboh.
"Raih tanganku, Baekhyun!" Teriaknya tapi tak cukup didengar oleh Baekhyun.
"Help me please, hyung" Jawabnya lirih kemudian ditelan oleh gumpalan awan putih yang menghilangkan seluruh tubuh mungilnya.
.
.
.
"Xi Luhan" katanya menyodorkan tangannya dengan senyum ceria yang cukup membuatku merasakan sengatan pada bagian kiri dadaku.
"Oh Sehun"
.
.
.
"Siapa dia?" Aku bertanya pada maid yang sudah cukup membantuku selama ini.
"Richard Park, tuan" jawabnya berbisik pada telingaku dan seketika air mataku menetes dengan derasnya.
'Hyung, tolong aku' batinku dalam hati.
.
.
.
"Suamiku, perasaanku tidak enak. Aku harus kesana memeriksa keadaan kedua anakku" katanya khawatir.
"Tidak, sayang. Aku akan memanggil kyungsoo untuk melihat dari bola kaca bagaimana keadaan kedua putra kita" Ujarnya menenangkan sang istri yang bersiap ingin pergi dari singgahsananya.
.
.
.
"Tidak! Appa! Kita kehilangan koneksi!" Teriak Kyungsoo dari laboraturiumnya membuat sang ayah menjatuhkan secangkir kopi yang dipegangnya detik itu juga.
PYAR!
"Anakku" Gumamnya lirih.
.
.
.
.
.
"Saya melaporkan penilitian kami selama 94 hari, bahwa cinta adalah ekspresi yang masih menjadi misteri. Kami tidak tahu apa artinya, tapi yang jelas itu dapat membuat seseorang bertekuk lutut dan mengorbankan segalanya"
"Sudah kubilang itu bukan ekspresi! Itu perasaan!"
"Kau hanya terlalu bodoh menafsirkan sesuatu!"
"Diam kalian!"
"Laporan selesai, kami dibebas tugaskan."
"Tunggu-..TIDAK! Dengarkan aku!"
.
.
.
.
||| PROLOG 'WHERE YOU AT?' -END. |||
