NARUTO FANFICTION
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto. Saya hanya meminjam karakternya saja. Tetapi plot dan cerita ini asli buatan saya.
Genre: Romance and Hurt/Comfort /?
Pairing: Kakashi – Tenten (KakaTen)
Warning: Typo dan sebagainya :v
Summary: Tenten mendapatkan misi dari Godaime Hokage. Ia tidak pergi sendiri. Tentunya ia pergi bersama rekan timnya yang lain, Neji dan Lee. Sayangnya, Guru Gai tidak bisa mendampingi mereka. Akhirnya, Tsunade mengusulkan Kakashi untuk mendampingi mereka. Tentunya itu membuat insiden lama teringat kembali di pikiran Tenten dan itu membuatnya kelanjutannya?
"Tenten-chan!"
"Tenten-chan!"
"Tenten-chan!"
"Kau berisik, Lee!" desis gadis berambut coklat dan bercepol seperti Panda itu. Gadis yang bernama Tenten itu melirik lelaki di sampingnya dengan tatapan tajam.
"Hehe.. Bercanda.. Lagipula aku hanya mengetesmu saja kok. Apakah telingamu itu berfungsi dengan baik atau tidak," balas Lee menatap Tenten sambil mengepalkan kedua tangannya. Lelaki berpakaian hijau dan berambut hitam seperti mangkok itu tersenyum penuh cengiran.
"Kau… A-N-E-H."
"Iya… Sudah berpuluhan kali kau berbicara seperti itu."
"HEI! APA YANG KALIAN BICARAKAN? AYO, LATIHAN!" Lelaki berambut panjang dan beriris lavender itu berteriak kencang kepada Lee dan Tenten. Yap, itu adalah Neji. Kini Team Gai sedang berlatih bersama di tempat yang biasa mereka gunakan untuk latihan. Sayangnya, Guru Gai tidak bisa mendampingi mereka karena sedang sakit dan dirawat di rumah sakit Konoha. Nah, guru Gai mengangkat Neji sebagai pemimpin untuk menjalankan latihan ini.
"Duh, Neji..Kau ini berisik sekali sih!" keluh Lee. Tenten menatap Lee sambil tersenyum geli.
"Neji itu benar, Lee... Seharusnya yang kita lakukan disini adalah latihan, kan? Bukan mengobrol atau tertawa cekikikan seperti hantu," ujar Tenten. Perkataan Tenten membuat Lee menatapnya sebal.
"Ya sudahlah.." Neji berjalan mendekati Lee dan Tenten dan ikut duduk di antara mereka berdua. "Ucapanku jangan diambil hati. Sebenarnya aku juga lelah latihan terus-menerus."
"Hoaam..." kedua tangan Lee merenggang ke atas. "Ehm, shinobi seperti kita kalau tidak diberikan misi rasanya membosankan ya."
Tenten menatap Lee dan Neji bergantian, "Ehm, wajar sih kita mengalami rasa seperti itu. Misi kan sudah seperti makanan kita sehari-hari sebagai seorang shinobi."
"Ya, kau benar.." Neji mengangguk-ngangguk. Surai coklatnya ikut berkibar diterpa angin. Entah kenapa itu membuat Tenten sedikit blushing.
Kini di antara Neji, Tenten, dan Lee tidak ada lagi yang meneruskan obrolan. Suasana hening menghampiri mereka. Itu membuat mereka bertiga terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing. Yang ada di pikiran Lee sekarang adalah kapan guru Gai sembuh dari sakitnya. Sehingga Team Gai bisa berlatih atau menjalankan misi dengan formasi yang baik. Menurut Lee, sehari tanpa Guru Gai itu membosankaaan.
Sedangkan yang ada di pikiran Neji adalah... Ehm... Tidak ada hal yang membuatnya risau. Ia hanya ikut terdiam karena melihat rekan satu timnya yang lain juga pada terdiam.
Tenten? Ehm... Pikiran gadis itu sama seperti Neji. Hanya saja... Ia teringat... Insiden sebulan yang lalu. Dimana.. Guru dari Team 7 itu mencium Tenten dan itu membuatnya sedikit... Takut. Mungkin? Beruntung, semenjak kejadian itu. Tenten tidak pernah lagi bertemu dengan Kakashi Hatake sampai sekarang ini. Itu karena Tim 7 benar-benar sibuk dan selalu diberikan misi. Tidak seperti Tim Gai... Ups.
Tiba-tiba ada seekor burung elang yang hinggap di atas pohon –tempat dimana Lee, Neji, dan Tenten sedang terduduk–. Burung elang itu berbunyi. Dengan sigap, Lee langsung berada di atas pohon dan menerima sebuah gulungan dari burung elang itu. Lalu, elang itu segera pergi.
Lee turun ke bawah dan membuka gulungan kertas itu dan dibacanya keras-keras agar Neji dan Tenten bisa mendengar apa isi gulungan kertas itu.
"Untuk Team Gai. Harap datang ke kantor Hokage dan menemui Tsunade-sama. Terima kasih." ujar Lee saat membacakan kertas itu.
"Ehm..Apa begitu kita mendapatkan misi?" Tenten bertanya-tanya.
"Yapp, tentu saja!" seru Lee senang lalu melempar gulungan kertas itu ke udara dan menangkapnya kembali.
"Oke..Kalau begitu, ayo kita bergegas ke sana!"
Stay Away From Me!
Tok! Tok! Tok!
Neji mengetuk pintu ruangan Godaime Hokage a.k.a Tsunade dengan hati-hati. Kini Team Gai sudah sampai di kantor Hokage.
"Masuk!"
Terdengar suara tegas dari dalam. Itu pasti suara Tsunade. Neji membuka pintu dengan hati-hati lalu mereka bertiga berjalan memasuki ruangan Hokage. Tsunade terlihat sedang memeriksa lembaran kertas satu persatu. Lalu, kepalanya mendongak menatap ketiga murid didikan Might Gai itu. Tiba-tiba ia tersenyum menggoda pada Tenten.
Tsunade tahu. Ya, ia tahu atau bisa dibilang sebagai Hokage tentunya ia sangat up-to-date mengenai apa yang terjadi di Desa Konoha. Terutama kejadian dimana... Ehem.. Guru dari Team 7 –Kakashi Hatake– mencium murid didikan Gai. Siapa lagi kalau bukan Tenten?
"Ehm.. Ada apa Tsunade-sama memanggil kami? Apa ada misi baru?" tanya Neji hati-hati.
"Yap. Tentu saja misi. Misi ini adalah misi tingkat / kelas B. Misi yang tidak terlalu sulit untuk ukuran Chunnin dan Jounin seperti kalian. Misi kalian adalah harus memberikan gulungan ini kepada pemimpin Kumogakure. Tetapi ingat! Saat perjalanan menuju ke sana, kalian akan dihalangi oleh para penjahat dari desa kecil," jelas Tsunade.
"Eh? Kenapa mereka akan mereka menghalangi kami?" tanya Lee dan Tenten bersamaan.
Tsunade tersenyum, "Ada perseteruan besar-besaran antara Desa Kumo dan Desa Iwa. Nah, penjahat itu akan menghalangi orang dari Desa Konoha dan desa lainnya. Karena menurut mereka, Konoha dan desa lainnya akan menganggu. Para penjahat itu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Jadi, selama perang berlangsung, mereka akan mencuri harta-harta rumah dari dua desa itu."
"Jadi kita sekaligus menangani para penjahat dari desa kecil itu?" tanya Neji.
Tsunade mengangguk, "Ya, bisa dibilang begitu."
"Ehm, Tsunade-sama. Sekarang Gai-sensei sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Konoha. Berarti kita akan menjalani misi ini sendiri atau didampingi oleh orang lain?" tanya Tenten antusias.
Tsunade tersenyum menggoda. Ini yang aku tunggu... batinnya sambil tertawa.
"Ya, aku sudah tahu kalau guru kalian sedang sakit. Jadi akan ada yang mendampingi kalian. Orang itu adalah ..."
CKLEK!
"Ada apa Tsunade-sama memanggilku?"
Ucapan Tsunade terputus oleh terbukanya pintu ruangan secara tiba-tiba. Itu membuat orang-orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arah pintu. Kedua iris hazel Tenten membelalak terkejut.
ASTAGA ...
Orang itu…
Kakashi Hatake …
Padahal Tenten tidak ingin lagi bertemu dengannya setelah kejadian itu. Tetapi.. Kenapa orang yang tidak ia harapkan justru malah datang? Huh. Hidupmu benar-benar sial, Tenten.
Kedua iris hazel itu berpandangan dengan kedua iris hitam dari lelaki berambut silver itu. Tenten langsung mengalihkan pandangannya dari lelaki itu. Sementara wajahnya menunduk. Sudah dipastikan kedua pipinya mulai merona merah sekarang.
Sama seperti Tenten. Lelaki berambut silver atau Kakashi itu juga terkejut saat membuka pintu ruangan Hokage. Awalnya, Kakashi mendapatkan informasi dari temannya untuk mendatangi kantor Hokage. Kebetulan Tim 7 sekarang menjalani misi tanpa dirinya. Bisa dibilang ia sedang menganggur sekarang. Kakashi terkejut saat membuka pintu ruangan Hokage. Ia langsung berpapasan dengan kedua iris Hazel milik seseorang yang pernah diciumnya dulu. Ia tersenyum menyeringai menatap Panda Tim Gai itu.
Tsunade tersenyum menggoda menatap Tenten dan Kakashi bergantian. Cinta antara anak muda.. Eh? Kakashi kan bukan anak muda lagi! Ia sudah tua! Batin Tsunade.
Kakashi berjalan memasuki ruangan dan berdiri di antara Neji dan Lee. Sedangkan Tenten memang berdiri di samping kanan Lee.
Tetap dengan gaya cool-nya. Guru mesum alias Kakashi bertanya sesuatu, "Jadi.. Ada apa Tsunade-sama memanggilku?"
"Sekarang kau sedang menganggur, kan? Nah, aku minta kau mendampingi anak didikan rivalmu, Gai. Sekaligus misi untukmu, Kakashi. Tetapi aku sudah menjelaskan misi itu terlebih dahulu kepada anak didikan rivalmu. Kau bisa tanyakan pada mereka," jelas Tsunade.
"Jadi aku akan menjalani misi bersama anak didikan Gai?"tanya Kakashi.
Tsunade mengangguk, "Ya. Sekarang Gai sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Konoha. Butuh beberapa hari untuk sembuh. Sementara kita harus menjalankan misi itu secepatnya!"
"Oke, kalau begitu tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, kan? Sekarang Neji, Tenten, dan Lee bisa pergi. Ehm, Kakashi.. Kau tinggal dulu disini. Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan padamu," ujar Tsunade.
Neji, Tenten, dan Lee mengangguk lalu segera pamit keluar dari ruangan itu.
"Tunggu!" Kakashi berkata kepada Tim Gai untuk berhenti sebelum keluar ruangan. Neji dan Lee menoleh menatap Kakashi. Hanya Tenten saja yang tetap tidak menoleh ke belakang. Pandangannya lurus menatap pintu. Melihat hal itu, Kakashi sedikit mendengus.
"Nanti aku akan menemui kalian di tempat yang biasa kalian lati–" ucapan Kakashi terputus.
"Di Ichiraku Ramen saja, Sensei! Kami memutuskan untuk makan dulu. Sudah lapar, nih!" ujar Lee sambil mengelus perutnya. Neji, Tsunade, dan Kakashi menatap Lee datar.
"Ah, oke, baik-baik. Aku akan menemui kalian disana!"
Blam!
Pintu ruangan itu tertutup. Tim Gai sudah berjalan keluar untuk menuju Ichiraku Ramen. Hanya Tenten saja yang berjalan sambil menekuk wajahnya.
"Tenten... Kenapa diam saja? Apa kau masih teringat dengan kejadian itu?" tanya Neji hati-hati.
Tenten terdiam dan menghentikan langkahnya. Tiba-tiba saja suhu wajahnya mulai meningkat. Aduh. Ia jadi teringat dengan wajah tampan Kakashi dan bibir seksinya (uhuk) yang sedang menciumnya. Semenjak kejadian itu, Naruto dan teman-temannya mencecarnya dengan berbagai macam pertanyaan seperti: "Tenten! Kau sudah melihat wajahnya, kan? Seperti apa wajahnya?" atau "Wajah Kakashi-sensei itu tampan atau jelek seperti orang yang gagal operasi plastik?" atau "Apakah bibir Kakashi itu lebar seperti bebek?".Bahkan ada juga pertanyaan atau yang sebenarnya lebih seperti godaan. Seperti: "Bagaimana rasanya dicium Kakashi-sensei?".
Insiden ciuman itu juga tersebar luas ke seluruh penjuru Desa Konoha. Bagaimana bisa? Siapa lagi kalau bukan karena mulut ember Naruto? Gara-gara Naruto. Setiap Tenten berjalan mengelilingi Desa Konoha pasti ada saja yang menatapnya dengan tatapan jahil atau bahkan terang-terangan berkata langsung. Seperti: "Kau gadis yang dicium Kakashi itu, kan?"
Aarggh!
Tenten tidak mau mengingatnya lagi!
"Ten... Ten?" Lee bertanya dan itu membuat Tenten segera tersadar dari lamunannya.
"Ah ya! Bisa dibilang begitu!" Tenten tersenyum masam sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kau harus tetap semangat, Tenten-chan! Jangan membuat semangat masa mudamu jadi luntur karena hal itu!" seru Lee berapi-api.
"Yang dikatakan Lee benar.." ujar Neji kalem.
Tenten mengangguk-ngangguk. Kini mereka telah sampai di Ichiraku Ramen. Daann...
"KAKASHI-SENSEI?!" seru Lee, Neji, dan Tenten terkejut. Mereka begitu terkejut melihat Kakashi yang sudah sampai duluan di kedai Ichiraku.
Kakashi menatap mereka bertiga dengan tatapan datar, "Kalian ini lama sekali! Aku saja bahkan sampai lebih dulu dari kalian!"
Neji dan Lee tertawa canggung. Tenten hanya diam saja.
"Kalian ingin pesan apa? Biar aku yang traktir!" ujar Kakashi.
"Eh?! Serius, nih?! Sensei baik sekali!" seru Lee senang. Ehm, sepertinya Lee adalah orang yang paling lebay di Tim Gai, ya... batin Author cerita ini (?)
Neji dan Lee mulai duduk di samping kanan-kiri Kakashi. Sedangkan Tenten? Pandangannya kosong. Ia terlihat bingung.
"Tenten-chan?Kenapa diam saja? Ayo, duduk disini disampingku!" seru Lee. Tenten terkekeh canggung dan berjalan mendekati Lee dan duduk di sampingnya.
"Kalian ingin pesan apa?" tanya Teuchi, sang pemilik kedai ramen.
"Aku pesan ramen satu tetapi tidak terlalu pedas, ya.." ujar Neji tetap dengan nada suaranya yang kalem.
"Aku seperti biasa paman!" seru Lee. Setelah itu Teuchi, mengalihkan pandangannya ke gadis di samping Lee dan bertanya kepadanya. Tenten hanya terdiam dengan pandangan kosong. Kakashi, Neji, dan Lee menatap Tenten yang tidak menjawab.
"Ten? Tenten?" tanya Lee kencang sambil berteriak di telinga Tenten.
"AW! Sakit Lee! Telingaku pengaaangg!" desis Tenten yang tersadar dari lamunannya. Kini raut wajahnya merengut imut. Itu membuat Kakashi menatapnya sambil tertawa kecil.
"Tenten-chan ingin pesan apa?" tanya Lee.
Kakashi berdecak. Ada kedutan samar di rahangnya. Kenapa Lee memanggilnya dengan sufiks 'chan'? Kenapa? Hah?
Ini tidak bisa dibiarkan! Batin Kakashi kesal.
"Seperti biasa saja deh!" balas Tenten sambil memangku kedua tangannya dengan dagunya. Teuchi mengangguk-ngangguk. Lalu, mulai menyiapkan ramennya.
"Ehm.. Jadi di antara kalian bertiga, ada yang bisa menjelaskan mengenai misi yang diberikan Tsunade-sama?" tanya Kakashi.
Lalu, Neji mulai menjelaskan misi tersebut. Setelah selesai menjelaskan lalu Kakashi mengangguk mengerti.
"Di lihat dari misinya.. Sepertinya akan sulit untuk memberikannya dalam sehari. Mungkin itu membutuhkan dalam waktu dua atau tiga hari. Apalagi kita harus menangani penjahat seperti itu. Jadi, jangan lupa bawa pakaian ganti dan beberapa benda penting lainnya karena sepertinya kita akan berkemah. Besok kita kumpul di gerbang Konoha jam tujuh pagi! Tidak ada yang boleh terlambat! Maka yang terlambat harus terkena hukuman! Mengerti?" jelas Kakashi. Sementara kedua matanya tetap memperhatikan Tenten dalam.
"Iya, mengerti!" seru Neji, Tenten, dan Lee.
"Oke, sekarang.. Ayo, dinikmati ramennya!"
-To Be Continued-
Halooo '-'/)
Aku kembali membawa fic baru. Ini adalah sequel dari fic 'Kakashi Mask'. Dan ini... MULTICHAPTER! Hohohoho \ :v /
Sekarang aku lagi suka banget sama KAKATEN! Huhu /_\ Karena ide ini lagi mengalir deras makanya sepertinya updatenya juga bakal cepat :v Tapi, enggak janji ya xD *authornyamintadigampar :v
Harusnya aku ngerjain fic requestan dulu :v Tapi malah bikin fic ini :v Ini juga supaya pembaca enggak bingung atau bertanya-tanya bagaimana kelanjutan fic 'Kakashi Mask' itu? :v :v :v
Maaf, kalau wordnya pendek. Kekuatanku hanya sampai pada saat ini saja *lol*. Mudah-mudahan chapter depan bisa lebih panjang lagi :v
Oke, sekian dan terimakasih! Oh ya, add facebook aku ya! Linknya ada di bio .
Jangan lupa review! Jadilah pembaca yang baik, oke? Bye! :v :v :v
