Kyungsoo memelototi buku catatannya yang merupakan gabungan dari tiga buah buku yang disatukan dengan steples. Kemudian, ia beralih menatap dua lembar kertas polio dengan tulisan rapi memenuhi tiap lembarnya. Tiap lembar halaman polionya dibagi menjadi dua bagian dengan tinta merah. Poin-poin inti tak luput dari warna pink mencolok hasil coretan highlighter miliknya.

Namja bermata belo itu memeriksa kembali kertas polionya, kalau-kalau ia ketinggalan satu atau dua informasi penting. Setelah yakin bahwa semua yang ia butuhkan telah ada disana, Kyungsoo menyimpan buku catatannya ke dalam tas bersamaan dengan alat tulis, penggaris, dan perlengkapan ujian lainnya. Ia menyempatkan diri membaca polionya untuk yang terakhir kali sebelum tidur.

Sementara itu di sisi lain, Jongin masih terbangun dengan buku yang cukup tebal menemaninya. Namja bermarga Kim itu terlihat begitu fokus pada bacaanya. Terlihat dari bagaimana mata berbentuk almonnya tak lepas dari kata-kata yang tertulis disana. Sesekali raut wajahnya berubah, seperti saat ini dimana ia mengerutkan dahi dengan punggung tangan kanan menopang kepala dan tangan kiri menahan halaman yang dibacanya. Sepertinya ia mengalami kesulitan memahami pembahasan pada halaman tersebut.

Namja yang merupakan teman sekamar Kyungsoo itu, mengusak rambut hitamnya dengan gusar. Ia terlihat kelelahan. Jongin cenderung tak bisa tidur jika sesuatu mengganjal di pikirannya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk bertanya pada Kyungsoo. Walaupun sebenarnya ia merasa tidak enak, karena namja bermarga Do itu baru saja terlelap.

"Kyung, Kyung ah~"

"Hngg? " Karena Kyungsoo memang merupakan tipe light sleeper, ia segera terbangun mendengar Jongin memanggil namanya. Ia merubah posisi menghadap teman sekamarnya itu seraya mengusap mata.

"Ada apa, Jongin ah? "

"Ugh mian karena telah membangunkanmu, Kyung ah. Geunde, aku punya pertanyaan dan kau tahu pasti, apa yang terjadi ketika aku tidak menemukan jawabannya. " Ujar Jongin sembari mempelajari raut wajah Kyungsoo untuk memastikan teman sekamarnya ini memahami maksud dari ucapannya. Kyungsoo hanya menganggukkan kepala sembari mendudukkan diri di ranjang; pertanda ia siap mendengarkan Jongin.

"Begini Kyung, menurut buku ini, binatang peliharaan selalu memiliki sifat penasaran dengan apa yang dilakukan oleh pemiliknya. Menurutmu, apakah Monggu juga seperti itu? Karena dia selalu mengikutiku ke kamar mandi dan selalu menatapku saat buang air kecil. Apakah Monggu penasaran dengan apa yang kulakukan, atau . . . Apakah Monggu gay!?"

Ucapan Jongin berhasil membuat Kyungsoo speechless. Namja tan itu terlihat seperti orangtua yang khawatir dengan masa depan anaknya. Ditambah lagi bibir penuhnya yang dimajukan. Ia terlihat begitu konyol, dan lucu.

Tentu saja Kyungsoo tak membenarkan pemikiran terakhirnya tentang namja itu. Ia dan Jongin adalah namja. Seorang namja menganggap namja lainnya lucu, bukankah itu terdengar aneh? Kyungsoo bergidik, membuang jauh pemikiran itu dari kepalanya dan beralih menatap Jongin yang tak ada hentinya berwajah cemberut.

"Jongin ah, apa yang kau pikirkan ketika melihat Monggu buang air kecil? " tanyanya dengan nada suara yang ringan.

"Umm dia.. buang air kecil terlalu banyak? Oh dan warnanya terkadang sedikit kuning. Apa itu normal, Kyung? "

"Monggu tidak apa-apa, kau hanya harus memastikan dia meminum air dengan baik. Namun bukan itu yang sedang kita bahas saat ini. Hal yang ingin kutekan disini adalah, kau tidak merasakan atau berpikiran aneh saat melihat Monggu. Begitu pula dengan Monggu, kurasa dia hanya penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh pemiliknya. " Jongin membulatkan bibirnya dan mengangguk.

"Gomawo Kyung, kau memang yang terbaik. Sekarang aku bisa tidur dengan tenang dan tidak perlu khawatir lagi. Kau juga tidurlah, mian membangunkanmu, Kyung ah. "

Setelah mendapat anggukan dan jawaban ndee dari Kyungsoo, keduanya mematikan lampu dan bersiap untuk tidur. Setelah mengucapkan selamat malam dan Kyungsoo hampir saja terlelap, ia sadar akan suatu hal yang membuat matanya terbuka kembali.

"Jongin.. "

"Ne Kyung? "

"Buku apa yang kau baca barusan? "

"Pet Behavior. Itu buku panduan memelihara hewan. Aku membelinya sore ini setelah mengajak Monggu jalan-jalan. Aku mencemaskan warna air seninya. Wae? " Kyungsoo tidak menyukai arah pembicaraan mereka, karena firasatnya mengatakan seseorang akan mulai panik dan merepotkan dirinya seperti yang sering kali terjadi.

"Ugh, Jongin ah.. apa kau tidak tahu bahwa besok kita ujian? "

"Ujian? "

"Nde, ujian pertengahan semester. Kepala sekolah menyampaikannya sabtu kemarin saat upacara, dan aku yakin saenim yang lainnya juga mengingatkan di kelas. " ujar namja belo itu mulai khawatir melihat wajah pucat Jongin. Sementara pikiran namja tan itu tengah berkecamuk. Ia ingat hari itu ia sama sekali tidak memperhatikan dan lebih sering tidur di kelas. Mengingat malam sebelumnya ia sibuk bermain game online hingga larut.

"Kyung, apa yang harus kulakukan? Aku sudah pasti akan dibantai besok. Eomma berjanji akan memulangkanku ke Busan jika nilaiku jelek lagi! " ujar Jongin frustrasi seraya mengacak rambutnya.

"Jongin tenanglah. Kau bisa belajar sekarang, masih ada waktu. " Ujar Kyungsoo menenangkan.

"Aghh!"

"Jongin! " teriak Kyungsoo sambil berlari menghampiri Jongin yang terjatuh dari ranjang akibat aksinya menendang-nendang selimut dengan gusar. Namun karena Kyungsoo tidak menghidupkan lampu terlebih dahulu, ia pun tersandung oleh benda-benda milik teman sekamarnya itu yang berserakan di lantai.

"Aah! "

Sementara itu di kamar sebelah...

Dua orang namja dengan perbedaan tinggi yang kontras tengah menempelkan diri ke dinding, secara harfiah. Namja yang lebih tinggi bernama Chanyeol, tengal menempelkan telinganya ke dinding. Begitu pula teman sekamarnya, Baekhyun yang memakai gelas untuk mendengar lebih jelas.

"Menurutmu apa yang mereka lakukan, Yeol ah? "

"Entahlah, tapi kudengar mereka mengerang, Baekhyun ah! "

"Apa menurutmu mereka.. Aaa mereka membuat jiwa fudan-ku meronta~" Chanyeol menatap serius pada Baekhyun yang bersuara centil dibuat-buat seraya menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Baekhyun ah, kenapa aku juga harus ikut menguping mereka? Aku buka fudan, lalu apa alasanku mengikutimu menguping 'kegiatan' teman di kamar sebelah? " tanya Chanyeol menyuarakan kebingungannya sendiri. Ia seharusnya berpikir bahwa Baekhyun adalah namja yang sedikit aneh. Ia gemar menguping dan secara diam-diam memberikan nama couple kepada teman-teman yang tinggal di Exo Dorm ini.

"Karena mereka berdua terlihat manis dan serasi. Dan karena aku yang memintamu~" ujar Baekhyun menampilkan eyesmile khasnya yang membuat Chanyeol lupa dengan apa yang sedang mereka perdebatkan sebelumnya.

"Nde, tentu saja. Kau benar. " ujarnya pasrah yang membuat senyuman kemenangan menghiasi wajah kecil Baekhyun. Di dalam hatinya, ia berjanji secara perlahan akan menjadikan Chanyeol seorang fudanshi seperti dirinya.

"Tentu saja aku selalu benar. Jja kita dengar lagi! "

.

Until next time ?

Check out on my wattpad:

LoeyPark61

PhoenixChannie