Lhyn Hatake present

Vrykolakas at Prologue

Genre : Romance , Hurt/Comfort, Drama, Mysteri.

Rate : M (for Save)

Cast : Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun, Lee Sungmin as Lee Sungmin, and Other member Suju.

pairing : sementara Kyuhyun X Sungmin aja.

Warning : Timeline, abal, geje, aneh, Ooc, Typos, Author baru yang ga ngerti banyak hal, dan paket lain yang membuat fic ini jauh dari kata sempurna.

Disclaimer : Super Junior milik SME, Karakter milik diri mereka sendiri, Lhyn hanya pinjem nama untuk fiksi dari imajinasi Lhyn tanpa bermaksud mengambil keuntungan materi dalam bentuk apapun. Not alowed to bashing the cast or other, please! DON'T LIKE DON'T READ!

.

Kau pernah menonton film berjudul Blade? Kau tahu Daywalker? Ya Daywalker, vampire yang memiliki kemampuan berjalan di bawah matahari seperti manusia. Kau percaya keberadaan mereka? Tidak percaya? Maka kau harus percaya karena aku adalah salah satunya... ya, aku seorang Daywalker.

Aku adalah manusia yang memiliki kemampuan menjijikkan macam vampire. Kau tahu siapa aku? Tidak? Kalau begitu akan kuberi tahu...

Aku adalah Lee Sungmin.

.

.

Dulu...

Dulu sekali, jauh sebelum manusia yang hidup sekarang mengerti apa itu bernapas, aku hanya manusia biasa. Masaku sebagai manusia adalah saat kedamaian adalah hal yang begitu mahal. Kau tahu kenapa? Karena jutaan ton emaspun tak mampu membelinya. Nyawa adalah hal mutlak untuk membelinya. Kau harus mati untuk merasa damai, atau... kau harus mengorbankan jutaan nyawa manusia demi sebuah kedamaian.

Anak perempuan hanyalah harta dan anak lelaki adalah senjata. Kau harus terbiasa dengan desingan peluru dan rasa berguncang di tanah yang kau pijak saat suara keras terdengar. Jangan pikirkan mereka yang di sana. Cukup bersyukur bahwa saat itu kau masih hidup.

Usiaku sembilan tahun saat Appaku menindihku dan memelukku begitu erat. Bumi berguncang begitu kuat, dan asap tebal membuatku buta. Napasku sesak, paru-paruku seperti terisi tanah. Appaku mati di atasku, dan tak jauh dariku Eommaku juga mati. Mata mereka terpejam, aroma karat masih bisa kucium diantara campuran aroma mesiu.

"Eo... mmaa," aku mencoba memanggilnya. Tapi dia tak bergerak, aku tahu... dia sudah mati meninggalkanku, seperti Appa yang dadanya tak bergerak.

Aku tak bisa memikirkan bagaimana nasib Sungjin, namdongsaengku yang masih berusia lima tahun. Tak ada suara tangis, padahal biasanya dia akan menangis di saat seperti ini.

Saat itu adalah saat terakhir kali aku melihat wajah kedua orang tuaku, karena setelahnya... Sebuah lengan besar menarikku dan mengurungku lalu menyuntikku dengan sesuatu hingga aku tak bisa merasakan diriku lagi.

Dan saat itu, adalah saat terakhir aku menjadi manusia. Karena saat terbangun, aku bukan lagi manusia normal. Sesuatu telah mereka lakukan padaku. Aku bisa mendengar suara mereka di kejauhan, aku bisa merasakan keberadaan mereka dibalik dinding besi itu, aku bisa mendengar suara detak jantung mereka.

"Terjadi kesalahan fatal!" teriak salah satu dari empat orang disana. "Mereka lepas kendali, kita harus membunuhnya. Kita harus menghancurkan seluruh senjata itu sebelum mereka yang menghancurkan kita."

Aku merasa begitu haus. Tenggorokanku terasa terbakar dan jantungku terasa tercengkram kuat. Aku bisa mendengar detak jantungku yang semakin melemah.

Aku tak tahu apa yang terjadi pada tubuhku, sesuatu mengendalikannya. Mengendalikan tanganku untuk menghantam kaca yang mengurungku. Aku bisa merasakan gerakan lima belas manusia yang terkejut dengan tindakanku. Mereka bergerak begitu lambat, membuatku ingin tertawa melihat slow montion yang kusaksikan tanpa kamera.

Tapi lagi-lagi tubuhku bergerak diluar kendali, seperti ada seseorang yang memegang remote control untuk mengendalikanku. Ngomong-ngomong, saat itu aku belum tahu apa itu remote control dan kurasa benda seperti itu juga belum ditemukan. Aku menerjang salah seorang dari mereka, dan dengan cepat menancapkan taringku di leher mereka. Aku bahkan tak sadar aku punya taring.

Darah manusia itu membasahi tenggorokanku, seperti jus strawberry segar yang begitu nikmat. Tubuhku kerileks dan detak jantungku kembali normal. Dan saat itu aku sadar... yang mengendalikanku adalah instingku sendiri.

"Tembak dia!" seru seseorang diantara mereka.

Aku berbalik menatapnya. Namja berseragam yang sangat kubenci. Yah. Aku benci orang-orang berseragam. Mereka yang membunuh orang tuaku, mereka yang memisahkanku dari Sungjin dan mereka yang membuatku jadi seperti ini.

"Peluru tidak berpengaruh terhadapnya!"

Akulah ciptaan mereka yang paling sempurna. Aku manusia, jantungku masih berdetak, paru-paruku masih membutuhkan oksigen untuk bernapas. Tapi ada kekuatan monster yang mereka tanamkan dalam diriku. Membuatku hilang kendali saat merasa sakit.

Kekuatan itu membuat jantungku menghisap darahku sendiri. Untuk bertahan hidup, aku membutuhkan darah manusia... manusia normal. Aku pergi dari tempat itu, bepergian berpindah-pindah tempat karena mereka memburuku. Dan ternyata, aku bukanlah satu-satunya meski aku yang paling sempurna.

Dalam pelarianku, aku bertemu dua namja bernama Xiah Junsu dan Choi Minho dalam perjalananku mencari Sungjin. Mereka sama sepertiku, hanya saja... mereka mati... jantung mereka tak berdetak seperti jantungku. Seperti yang aku katakan tadi. Aku yang paling sempurna. Jantungku masih berdetak dan aku masih bisa tumbuh pada awalnya. Karena saat menginjak usia tujuh belas tahun, gen penuaanku mati.

.

.

Begitu panjang masa yang kulalui bersama mereka. Mereka seperti Appa bagiku, mereka mengajariku mengendalikan insting, mereka mengajariku berburu. Mereka keluargaku.

Hingga saat ini, Minho masih bersamaku. Kau bertanya kemana Xiah Junsu? Aku juga tak tahu, tiga tahun yang lalu dia menghilang dalam kecelakaan pesawat. Aku tahu dia tak mungkin mati hanya karena kecelakaan kecil seperti itu.

Tapi aku dan Minho tak berhasil menemukannya. Tak ada satupun jejak yang menunjukkan dia pergi dari tempat jatuhnya pesawat. Kami masih mencarinya, dan terus berharap dia kembali.

.

Aku tersenyum saat telingaku mendengar sebuah detak jantung yang cukup dekat denganku. seorang yeoja tengah mengamatiku. Dia mangsaku...

"Lee Sungmin Super Junior?" aku mendengar jantungnya berdebar kencang. Napasnya sedikit tercekat seakan berharap.

Aku menengadahkan kepalaku dan menatap yeoja di hadapanku, kemudian kuletakkan jari telunjuk di bibirku, mengisyaratkan dia untuk diam. "Aku sedang ingin makan ice cream, kumohon jangan bongkar penyamaranku," bisikku dengan memberinya tatapan memohon yang aku tahu... tak ada seorang pun yang mampu mengabaikannya. Aku telah melatih raut wajah seperti ini hampir tiga ratus tahun terakhir.

Dia tersenyum tertahan. Hampir melonjak girang namun segera mengendalikan diri dan mengangguk-angguk patuh di hadapanku.

"O-Oppa... B-boleh foto bersama O-ppa?" aku bisa mendengar jantungnya yang berdetak kian cepat. Membuatku kian haus saja.

Aku berpura-pura berpikir, lalu menangguk pelan. Dia kembali menahan keinginan untuk melonjak senang.

Dasar bodoh.

Aku menghabiskan ice cream strawberry di tanganku sebelum berdiri dan membersihkan mantelku. "Ayo ikut aku," ujarku dengan tersenyum tipis yang membuat wajah yeoja itu merona merah. Ish, pasti banyak darah yang berkumpul di sana.

Aku memandunya berjalan menembus keramaian kota Seoul di malam hari. Lampu-lampu yang berpendar orange membuat hatiku semakin menginginkan liquid merah manis itu.

"Oppa, kenapa ketempat seperti ini?" tanya yeoja itu, sepertinya dia type penakut.

"Aku tidak bisa melepas penyamaranku kalau di tempat ramai," gumamku dan terus membawanya ke lorong-lorong sepi yang begitu cantik di mataku.

"Di sini sepertinya sudah cukup sepi," gumamku, yang kemudian melepas masker yang sedari tadi terus kukenakan.

Yeoja itu tersenyum menatapku, senyum yang tiba-tiba lenyap saat dia melihat keempat taringku dan iris merahku yang menyala. Tak ada penyamaran lagi... dan tak ada yang bisa kubiarkan lolos setelah melihat wujud asliku.

"AAAAA!"

Aku sudah hapal, teriakan macam ini. Teriakan yang pada detik berikutnya akan menjadi ratapan lemah kala liquid merah miliknya mulai kucuri tanpa sisa. Meninggalkan tubuh pucat dengan mata yang melotot ngeri. Aku suka wajah itu. Manusia menganggapku mosnter, ya mereka menganggapku monster tanpa tahu bahwa merekalah monster yang sebenarnya. Merekalah yang menciptakan aku.

.

.

"Kau dari mana saja Minnie?" Seseorang menunda langkahku menuju kamarku di dorm Super Junior. Kau tahu Super Junior, aku yakin kau tahu.. kalau tidak, kau bisa membuka internet dan mencari tahu, ada jutaan artikel yang memuat tentang ketenaran kami.

Ah, manusia tadi, manusia yang mencegat perjalananku adalah seorang Lee Teuk, seorang namja yang mereka sebut Angel without wings. Huh! Lelucon konyol macam apa itu? Selama tiga ratus tujuh puluh tahun aku hidup aku tidak pernah percaya adanya manusia seperti itu. Manusia hanya makhluk menjijikkan penuh tipu daya. Dan yang jelas... manusia adalah makananku.

"Aku jalan-jalan mencari ice cream Hyung," jawabku, memasang wajah aegyo yang takkan seorang pun manusia mampu menirunya.

"Cepatlah istirahat, besok pagi-pagi sekali kita ada jadwal," ujarnya dengan ramah.

Yah, kuakui... dari sekian juta manusia yang pernah kutemui, Lee Teuk adalah pemilik jiwa bijak yang sangat-sangat jarang kukenal. Beberapa pemiliknya malah menjadi korbanku, ah.. sudah, jangan membicarakan tentang berapa banyak darah yang kuhisap.

Aku harus hidup, aku ingin hidup. Dan aku butuh darah mereka untuk tetap hidup, mereka yang menciptakanku jadi mereka pula yang harus bertanggung jawab tentang hidupku.

_TBC_

Ini baru prolog ya... kira2 bagus ga? Pairnya KyuMin, mungkin ada Couple suju lain tapi ga se-Main Kyumin. Dan Chap depan penggunaan POV bukan dari Sungminppa lagi tapi dari Author jadi sisi Liar sungmin bakal hanya jadi mistery.

Yang baca After All milik Lhyn.. mungkin masih inget Scene dimana Sungmin, Kyuhyun, Siwon dan Seohyun nonton theater... ada yang inget Theaternya menampilkan cerita apa? Ini terisnpirasi dari itu lho...

Setting Fic ini adalah ketika Suju masih 12 (kyu belom gabung dan akan gabung). Genre umum Romance sedikit bumbu mystery dan hurt/comfort.

Manurut Reader lanjut ga nih Fic? Kalo lanjut Rifyu ya... Lhyn lanjut kalo rifyunya lebih dari 100 #dibantai. Hiyahahaha... becanda aish... reader-ssi jangan ngambek donk... 20 angka untuk lanjut ya... kalo kurang Lhyn bakal apus karena Lhyn anggep Fic ini ga memenuhi standar.

Saranghaeyo!

Keep or Delete?