Disclaimer : Devil May Cry milik Capcom, kalopun seandainya DMC buatan ane, udah dari dulu Dante jadi suami ane *kemudian diamok fangirl*

Warning : cerita gak nyambung sama gamenya(?), AU + AR (mungkin aja), OOC, cerita gaje & ngawur (moga aja gak), terlalu pendek (maklumlah kepepet deadline)

sedikit rant, Verge itu panggilan buat Vergil (reader: iye, gua juga dah tau cuk)


Dear Verge, apa kau masih ingat hari itu? Hari dimana seorang wanita bernama Eva, telah melahirkan anak kembar. Ya, anak kembar itu adalah kita, Verge. Dialah yang membesarkan kita, dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, seperti halnya seorang ibu pada umumnya.

Apakah kau masih ingat saat kita masih kecil dulu? Saat itu kita bermain bersama dengan riang gembira, seperti anak-anak lainnya, tanpa mengenal suatu masalah apapun. Aku masih ingat, dimana kita pernah saling bertengkar satu sama lain, hanya karena masalah sepele, seperti kau menjatuhkan es krim yang baru saja kubeli dengan uangku sendiri atau aku (tidak sengaja) merusak mainanmu. Saat itulah seorang pria yang bernama Sparda (yang tak lain adalah ayah kita) datang untuk melerai kita berdua.

Sayangnya itu sekarang hanya tinggal kenangan, Verge, karena sejak Mundus membunuh orangtua kita, kita sekarang bagai orang asing, seperti tak ingin mengenal satu sama lain. Karena kita sudah mulai memiliki pandangan hidup yang berbeda. Kau ingin mengambil kekuatan ayah kita yang disegel di dunia iblis, dengan alasan balas dendam atas kematian ibu kita.

Percuma saja kau ambil kekuatan itu, karena kau pasti takkan bisa mengendalikannya. Lagipula, dengan mengambilnya, bukan berarti ibu kita akan kembali, bukan?

Apakah kau tahu, kenapa aku menentangmu? Aku tak ingin kehilangan dirimu, Verge, sungguh. Aku tak ingin kesepian di dunia manusia ini, setelah ayah dan ibu kita pergi, tapi kenapa kau memutuskan untuk meninggalkanku juga?

Aku tahu siapa dirimu, tetapi kau (mungkin saja) tidak tahu dan tidak mau tahu siapa diriku. Aku adalah adikmu, tetapi sepertinya kau hanya menganggapku sebagai masalah, karena aku menolak untuk menyerahkan amuletku kepadamu.

Apakah kau ingat, saat kita bertarung di puncak Temen-ni-Gru, dengan ditemani rembulan malam dan hujan deras? Sebenarnya, aku tidak ingin melawanmu, karena jauh di dalam lubuk hatiku, dibalik tatapan kebencianku terhadapmu, aku menyayangimu, Verge, karena kau adalah saudaraku.

Tapi kenapa, kenapa kau harus seperti ini?

Jika seandainya saja aku tak punya hati nurani, tentu sudah dari dulu aku membunuhmu, kemudian sambil setengah berbisik ke ke tubuhmu yang terbujur kaku, aku berkata :

'Iblis yang haus akan kekuatan sepertimu... sudah seharusnya terbakar di neraka saja.'

END.


A/N : yosha! akhirnya selesai juga! Gimana ceritanya? kalo kurang panjang ane mohon maaf, lagi writeblock soalnya.