Shingeki no Kyojin © Isayama Hajime

Cover image © Pixiv Id 2644063


.

.

Berhari-hari penasaran mengerigiti Eren pada sebuah cangkir yang berdiam di rak paling atas kamar Levi.

Pamannya itu punya rutinitas menggosok cangkir hitam polos bersih-bersih tiap pagi. Sekadar urusan mencuci saja bukan hal aneh. Namun, setelah dilap kering Levi akan langsung mengungsikan cangkir itu ke kamar. Alih-alih menjajarkannya bersama alat makan lain, ia meletakkan di nakas samping tempat tidur.

"Jangan sentuh cangkir itu."

.

Diperingati begitu, rasa ingin tahu Eren jelas makin naik.


.

.

Satu pagi, Levi dikejar waktu. Tidak sempat ambil pusing mematuhi rutinitas pagi. Eren yang tahu, bersorak karena dapat menyelidiki perihal cangkir berharga Levi.

Layaknya berburu, Eren ambil langkah cepat menuju kamar Levi. Membanting pintunya keras. Senyumnya terkembang melihat cangkir hitam masih duduk di rak paling atas. Ditariknya kursi pasangan meja belajar. Satu per satu kaki Eren naik, tangannya terjulur meraih kuping cangkir.

.

Dapat.

.

Eren segera melongokkan kepala. Memeriksa sisi dalam cangkir. Cairan putih kental memenuhi setengah bagiannya. Sejak kapan pamannya doyan minum susu. Seingatnya, Levi mendecakkan lidah terakhir kali Eren menambahkan minuman itu dalam kopinya.

.

Lagipula minum susu saja pakai acara sembunyi-sembunyi. Kesimpulan seenaknya menyentil kepala Eren. Mungkin pamannya masih percaya susu dapat menambah tingginya tapi malu diketahui keponakannya. Eren berencana mengejutkan Levi pulang kerja nanti.

.

.


.

Jam 6 sore, Levi sampai disambut Eren tepat di depan saat pintu dibuka. Levi sudah hafal tabiat Eren. Berperilaku macam ini menyiratkan Eren minta dibelikan sesuatu.

Pikirnya begitu. Hingga Levi menangkap tangan Eren melingkari cangkir hitamnya.

.

Bersama cairan itu masih mengisi. Levi merutuki diri yang menyepelekan kebiasaan mencucinya.

.

"Levi-san, tidak usah diam-diam lagi minum susunya. Mulai besok waktu sarapan akan kuganti kopi dengan susu."

Levi tidak tahu harus lega atau justru khawatir. Lega karena Eren tidak mengetahui isi sebenarnya cangkir itu. Sekaligus khawatir sebab Eren terlampau polos untuk ukuran bocah SMP.

.

.

.

Demi Tuhan, itu bukan susu.

Tapi cairan yang tiap malam keluar diiringi Levi yang mendesahkan nama Eren diam-diam.

Sengaja ditampung cangkir agar tidak menumpahi kasur, menghalau kemungkinan Eren bertanya heran soal seprai yang diganti setiap hari.


E N D


.

Ini apaan hahaha balik-balik malah post beginian, cangkir itu hasil mainan prompt bareng temen.

Dan nggak tau ini mesti dipasangnya genre apa.

-adnir-