A/N : Dibaca sambil dengerin Narcissus-nya Heechul ya. Biar lebih greget. Lagu itu Namyu puter ampe puluhan kali :") Dan banyak yang komen katanya lagu itu tentang... HanChul ._. Padahal kan tentang SiChul :p Heechul=Narciss dan Siwon=Shisus /ngebelaOTP wkwk Happy Reading~
.
.
.
...Nameyousoon present...
"DESCENDANT OF CINDERELLA"
SiChul | HanChul | YunJae
Drama, Romance, MPREG, Slice of Life
T+ — M
Enjoy!
.
.
.
-PROLOG-
Lelaki cantik itu menundukkan kepala dalam-dalam sembari menggendong bayi laki-laki berumur lima bulan yang tengah tertidur pulas. Bibir indahnya yang sedari tadi terkatup kini mulai terbuka perlahan.
"Aku tidak mau..." diucap dengan lirih. Sukses membuat pemuda tampan dihadapannya berjengit tak suka. "Kenapa? Ikutlah denganku, Chullie-ah! Aku ingin kita terlihat resmi dihadapan orangtuaku!"
Heechul—si lelaki cantik—lantas mengangkat wajahnya hingga terlihat raut terluka. "Mengertilah, Geng. Keluargamu membenciku! Terutama ibumu. Aku tidak mau mereka menyakitiku lagi dan juga... anakku..."
"Dia juga anakku, Chullie!"
"Ibumu sangat membenciku, Geng! Bagaimana bisa dia menerima anak yang aku lahirkan? Denganku saja dia sangat muak apalagi dengan Jun?"
"Di dalam diri Jun juga terdapat darahku! Lagipula kita bisa bicara baik-baik dengan mereka. Kita harus mencobanya, Chullie. Aku yakin kehadiran anak ki—"
"Itu tidak akan merubah apapun! Ibumu tetap akan membenciku. Kau ingat waktu aku menemuinya? Dia menamparku dan bahkan menyiramku dengan teh panas." Kenang Heechul dengan mata berkaca-kaca, rengkuhannya pada sang bayi semakin mengerat.
"Chullie-ah, aku mohon... aku harus menemui ayahku disana. Ayahku kritis dan meminta agar aku kembali ke China. Ayolah..."
Heechul justru menengadahkan kepalanya, antisipasi agar air matanya tak jatuh sebelum akhirnya menatap HanGeng—suaminya—dengan intens. "Dari awal aku tak pernah menanyakan ini padamu karena waktu kita menikah kau telah bersumpah tidak akan meninggalkanku. Tapi kurasa aku harus bertanya sekarang," jeda sejenak sebelum Heechul melanjutkan, "antara aku atau keluargamu di China, siapa yang akan kau pilih?"
Tubuh HanGeng membeku sesaat setelah mendengar pertanyaan suami cantiknya. Tangannya kemudian terkepal erat. Jauh dilubuk hati HanGeng sebenarnya sangat mencintai Heechul. Semenjak tinggal di Korea dan mengencani diva itu selama lima tahun, HanGeng telah bertekad untuk mencintai Heechul sepenuh hati.
Tapi sekarang keadaannya sangat gawat. Ayah HanGeng terkena kanker ganas dan diambang kematian. Sebelum meninggal ia teramat ingin bertemu HanGeng. Diantara keluarga lelaki tampan itu, hanya ayahnya yang masih dekat dengannya. Meski si ayah juga tidak setuju dengan pernikahan HanGeng dan Heechul. Bukan karena Heechul laki-laki. Jaman sekarang hal itu sudah legal dan bahkan tekonologi sudah sangat canggih untuk membiarkan seorang laki-laki hamil dan melahirkan. Kedua orangtua HanGeng tidak setuju dengan Heechul karena pemuda cantik itu bukan dari kalangan borjuis. Terlebih karena Heechul adalah... mantan prostitusi.
"Aku sudah tahu jawabannya." Kesah Heechul dengan senyum pahit. Ia lantas bangkit dari duduknya. "Ayo kita ke persidangan untuk bercerai."
"Yha, Heechul-ah!" HanGeng ikut berdiri.
"Kau lebih memilih keluargamu, kan? Ayo kita ke persidangan untuk bercerai."
"Tapi Jun—"
"Aku yang melahirkannya jadi aku yang berhak mengasuhnya."
HanGeng terperanjat lalu mendesis ngeri. "Kau... egois."
"KAU YANG TAK MENGERTI!" Heechul langsung meraung disertai air mata, pandangannya menusuk tepat pada suaminya. "Kau yang tak mengerti, HanGeng! Aku tersiksa karena kelakuan keluargamu di China sana! Mereka mencanciku! Mereka melukaiku! Bahkan aku yakin mereka ingin membunuhku karena telah membuat anaknnya jatuh cinta padaku! Padahal kau sendiri yang tergila-gila padaku!"
"KIM HEECHUL!"
"Setiap kali aku bersikap ramah pada mereka, mereka membalas sikapku dengan kejam!"
"Itu dulu, Kim Heechul! Itu dua tahun yang lalu! Sekarang—"
"Aku yakin itu tetap sama! Keluargamu itu iblis! Mereka keji! Mereka—"
Dan yang terjadi selanjutnya adalah telapak tangan HanGeng mendarat tepat di pipi porselin Heechul hingga menimbulkan bunyi yang teramat linu. Disusul dengan tangisan nyaring bayi lima bulan di gendongan Heechul. Kemudian HanGeng berkata dengan intonasi menusuk,
"Jangan pernah mengatai keluargaku iblis, Kim Heechul. Jangan pernah! Kau sok tahu tentang mereka yang sekarang, padahal aku sudah sangat yakin mereka akan memaafkan kita. Kau egois. Kau sok tahu. Kau yang keji."
-END OF PROLOG-
