Tittle: 好き愛してるbaca: (Suki Mo Aishiteru).

Genre: Romance

Rate: T ––––Pada awalnya *khukhukhu

Disclaimer:

Naruto ~ Masashi Kishimoto©

Nih Fic ~ Camillawliet96보이프렌드

Xoxoxoxoxoxoxox

First Chapter

Waktu istirahat makan siang yang penuh kebisingan di kelas XII-A, banyak orang sedang berkumpul di dalam maupun luar kelas ini yang mayoritasnya adalah kaum hawa a,k,a perempuan yang kelihatan sedang sibuk komat-kamit menonton sesuatu.

"Eh….ano….aku…aku Shion dari kelas XII-D….aku menyukaimu,.. maukah..jadi pacarku..."

"Memangnya kamu mau menuruti keinginanku, hn?"

"Te-tentu saja! Apapun akan kulakukan!"

"A.p.a.p.u.n?."

"I-iya."

"Baguslah…"

Sudah seminggu berturut-turut Sasuke Uchiha , seorang cowok dengan surai raven setengkuk dengan mode pantat ayamnya..'ditembak' oleh cewek-cewek yang entah sudah berapa jumlahnya.

xoxoxoxoxoxoxox

Tittle: 好き愛してるbaca: (Suki Mo Aishiteru).

Genre: Romance

Rate: T ––––Pada awalnya *khukhukhu

Disclaimer:

Naruto ~ Masashi Kishimoto©

Nih Fic ~ Camillawliet96보이프렌드

xoxoxoxoxoxoxox

"Sas! Ini sudah yang ke-20 dalam minggu ini ya?! Padahal punyaku sudah delapan belas, cuma meleset dua angka. Bikin iri saja!" ujar seorang remaja berambut jabrik kecokelatan bernama Kiba dengan seringaian terpoles rapi di wajahnya.

"Hn, Ayo pergi.." tanggap Sasuke singkat-padat-dan-tidak jelas atas argument Kiba barusan sambil berlalu diikuti tiga orang kawannya itu.

Ia sudah bosan bermain-main dengan gadis-gadis di sekolah ini. Entah sudah berapa orang gadis yang pernah dipacarinya, itupun mereka sendiri yang menyatakan cinta padanya. Bahkan tidak sungkan untuk menyerahkan tubuh mereka pada si tuan muda ini. Yang lebih parahnya lagi setiap gadis-gadis yang dipacarinya itu hanya dijadikan mainannya saja. Setelah puas bersenang-senang, dia pun memutuskan hubungan begitu saja dan minggu depannya lagi, dia sudah menggandeng pacar yang baru lagi.. hebat memang!

Hanya itu saja tanggapan Uchiha Sasuke kepada gadis-gadis yang seenak undelnya menyatakan cinta hanya karena tampang ganteng dan posisinya sebagai anak orang kaya. Sejujurnya ia sangat bosan dengan sekolahnya.. bagaimana tidak..setiap harinya pasti ada cewek yang menyatakan cinta padanya. Tidak ada hari tanpa pernyataan cinta, Itulah serangkaian kata yang mungkin pantas di sandangkan untuk pangeran sekolah yang satu ini.

Xoxoxoxoxoxoxox

Musim panas tahun ini begitu membosankan, sudah tiga minggu pindah ke sekolah baru pun tak ada sesuatu yang begitu berarti yang dapat dilakukan.

etidaknya itu menurut sudut pandang seorag remaja lelaki bernama Namikaze Naruto, remaja berusia enam belas tahun dengan rambut blonde jabrik dan tiga garis halus di kedua sisi pipinya, anak lelaki yang selalu menyendiri dengan tujuan supaya tidak terlihat menyolok di mata siapapun di sekolahnya dan selalu memasang tatapan tidak peduli kepada setiap orang yang ditemuinya, alhasil sesuai dengan keinginannya dia tidak memiliki teman satupun dan tidak ada yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.

xoxoxoxoxoxoxox

TAP TAP TAP

Terdengar suara langkah kaki menggema pada salah satu koridor di lantai tiga konoha gakuen yang sudah sepi mengingat sejam yang lalu sekolah telah usai dan siswa-siswi di sekolah otomatis telah meninggalkan gedung bertingkat 5 tersebut. Sasuke a.k.a pemilik suara derap langkah itu kini tengah berjalan di koridor sekolah yang sudah sunyi itu. Rupanya dia sengaja pulang terlambat hanya untuk menghindari sederet cewek-cewek centil yang menugguinya entah untuk apa. Sasuke sedang berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana seragamnya menyusuri koridor panjang itu untuk kembali ke kelasnya. Karena bosan di'tembak' melulu, Sasuke membolos pada jam pelajaran terakhir lalu pergi ke atap gedung sekolah untuk menenangkan diri sambil menunggu waktu sekolah selesai sekaligus bersembunyi menunggu sekelompok cewek-cewek yang menyatakan diri sebagai fansgirlnya sampai dia benar-benar merasa kalau tidak ada satu orangpun yang belum pulang.

PIP PIP PIP

Sasuke mengangkat sebelah alisnya sambil memicingkan matanya kesal karena perjalanannya terusik dengan ponsel di saku blazer hitamnya yang tiba-tiba saja berdering, dengan malas Sasuke mengeluarkan tangan kanannya yang tadinya bertengger di saku celanannya untuk mengambil ponsel pada saku blazernya.

"Hoi Sas! Kau dimana? Kami mencarimu tahu!" Sahut suara seseorang di telepon dengan nada agak sebal, tak perlu berpikir lama pun Sasuke sudah tahu kalau yang meneleponnya adalah Kiba karena di antara kawan-kawannya yang paling cerewet hanya Kiba saja.

Sasuke mendengus sejenak sambil menyisir poni ravennya dengan tangan kirinya yang tidak memegang ponsel. "Hn, nanti malam kita ke klabmu seperti biasa. Jaa mata." Ujar Sasuke singkat lalu mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Kiba.

TAP TAP TAP

Sasuke melangkahkan kaki jenjangnya meneruskan perjalanan yang sempat tertunda tadi ke dalam ruang kelas yang tadi sempat ditinggalnya untuk mengambil tas sekolah yang ada di tempat duduknya untuk segera pulang.

Ketika hendak melangkahkan kakinya kedalam kelas, pandangan remaja setinggi seratus tujuh puluh sentimeter ini tertuju kepada sesosok manusia yang tengah duduk sendirian di dalam kelas sambil memandang ke luar jendela dengan satu tangan menopang dagu.

"Chk." Sasuke mendecak pelan sembari terus berjalan ke arah tempat duduknya yang berada tepat di samping sosok blonde yang tengah duduk sendirian itu. 'Masih ada penguntit..' batinnya sambil mendekati mejanya.

Setelah mengambil tas-nya dan melangkah pergi dengan cuek , si Uchiha bungsu ini malah merasa aneh, Kenapa? Tentu saja karena orang yang dikiranya adalah wartawan sekolah yang biasanya akan menanyakan sederet pertanyaan yang merepotkan untuk bahan berita sekolah itu tidak kunjung menyapanya.

Reflek Sasuke menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang di tempat remaja yang diidentifikasi sebagai Naruto itu berada. Sadar tengah ditatap, remaja dengan nama lengkap Namikaze Naruto itu pun mendongak untuk melihat siapa yang tengah berada beberapa meter di depannya itu.

Tak sampai sedetik Naruto kembali memfokuskan pandangannya ke luar jendela menatap langit biru yang perlahan berubah warna karena hari semakin sore, mengabaikan Sasuke yang kini mengannkat sebelah alisnya sambil mengamati Naruto dari ujung sepatu hingga ujung rambutnya.

Merasa aneh karena tidak diperdulikan membuat Sasuke mendengus pelan dan tanpa sadar malah menampakkan seulas senyum tipis yang tidak pernah dilihat oleh orang manapun di sekolah ini.

Bagaimana ia bisa tersenyum? Tentu saja karena ini adalah pertama kalinya dia diabaikan oleh sseeorang di sekolah ini. Biasanya dialah yang selalu mengabaikan sapaan-sapaan orang-orang di sekolah ini kepadanya dan sekarang malah ada seorang remaja misterius yang bahkan tidak menghiraukan keberadaannya.

"Hei, sedang apa di sekolah yang sesepi ini?" tanpa sadar deretan kalimat terlontar dari bibir seorang Uchiha Sasuke itu, padahal biasanya kalau melihat orang yang tidak dikenalinya saja Sasuke sudah malas. Entah kenapa sekarang Sasuke malah bertanya hal seperti ini pada pemuda pirang dengan mata biru di depannya itu.

"Hn." Hanya 2 huruf yang tidak jelas apa artinya itu yang keluar dari bibir Naruto untuk menjawab pertanyaan Sasuke barusan.

Melihat tanggapan yang super dingin dari sosok berkulit tan di depannya ini, sukses membuat Sasuke yang notabene stoic itu benar-benar kaget. "Kau murid pindahan?" Tanya Sasuke lagi pada Naruto dan lagi-lagi mendapat tanggapan yang sama.

"Hn."

"Namamu?"

Pertanyaan yang satu ini sukses membuat Naruto menoleh ke arah si penanya a.k.a Sasuke sendiri. "Bukan urusanmu." Tuturnya sambil menatap Sasuke dengan pandangan datar lalu kembali lagi menoleh ke luar jendela.

"Hmm." gumam Sasuke dengan sebelah alis terangkat.

Beberapa detik kemudian datang empat orang berpakaian formal dengan kacamata hitam dan wireless di masing-masing telinga mereka datang menghampiri Naruto yang masih saja tidak bergeming akan kehadiran empat orang barusan. Sasuke yang masih mengamati Naruto pun memundurkan langkahnya untuk memperhatikan apa yang sedang terjadi.

"Bocchama, nyonya besar memerintahkan kami untuk membawa anda pulang ke rumah. Sekarang sudah larut, Beliau sangat khawatir." Ujar seorang pria yang memiliki sebuah garis melintang di pertengahan hidungnya tampaknya dia adalah bodyguard dari sosok bernama Naruto itu.

"Wakatta, Iruka jii-san." Tanggap Naruto dingin.

"Lewat sini bocchama."

"Maa..aku bisa jalan sendiri kok."

Naruto melangkah melewati Sasuke yang masih berdiri di tak jauh darinya diikuti rombongan pengawal yang menjemputnya tadi. Sekilas sepasang iris oniks milik Sasuke bertatapan dengan iris Sapphirenya. Hanya sekilas, kemudian Naruto berlalu meninggalkan kelas itu.

"Bocchama? Hmm..Menarik…" kata Sasuke entah pada siapa sambil menyeringai tipis.

Tak sampai lima menit ketika Sasuke menuruni tangga menuju lantai satu tampak beberapa orang dengan tuksedo hitam sedang menuruni sebuah mobil limosin dan kini berdiri tepat di hadapannya.

"Sasuke sama." Kata orang-orang dengan pakaian formal itu dengan sopan secara bersamaan sambil membungkuk hormat.

"Hn."

xoxoxoxoxoxoxox

~Seminggu kemudian~

Sasuke sedang membolos dari kelasnya dan melangkah dengan tangan di sakunya menaiki tangga menuju tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu sekaligus melepaskan stressnya yakni atap sekolah.

TAP TAP TAP

Ketik sampai di atap gedung sekolah itu dan menutup pintunya Sasuke berjalan gontai sambil mendengus panjang lalu berjalan beberapa meter menuju tempat dimana ia biasa duduk tapi ketika sudah mendekati tempat peristirahatannya(?) sepasang iris oniksnya menangkap sepasang kaki yang terbalut celana skinny bermotif kotak-kotak dengan garis merah-hitam-biru a.k.a celana sekolah mereka dengan sepatu kets putih dengan lambang ninetail fox di bagian pinggirnya itu tengah terlunjur kaku, setengah tubuh sang pemilik kaki tidak kelihatan karena terhalang tembok sekolah di atap itu.

Sekilas sasuke menghentikan langkahnya dan mengamati sepasang kaki itu beberapa saat. 'Kiba? Bukan.. Neji?.. mana mungkin. Shika? Lebih tidak masuk akal..' batin Sasuke sambil terus mengamati sepasang kaki itu. 'Lalu kaki siapa?' batinnya lagi.

Sasuke memicingkan matanya bingung sekaligus kesal karena ada orang asing yang dengan beraninya masuk ke area pribadinya ini. Sasuke yang biasanya selalu tidak mau tahu kini melangkahkan kakinya perlahan untuk melihat siapa orang sudah yang merusak mood untuk bersantainya itu. Sasuke terus melangkah perlahan dengan tangan yang setia bertengger di saku celananya mendekati sepasang kaki yang membuatnya penasaran itu. Pasalnya selain Sasuke dan kawan-kawannya, tidak ada yang berani datang atau bahkan sekedar menginjakkan kaki ke tempat yang sudah dicap sebagai miliknya ini.

Sudah menjadi peraturan sekolah ini bahwa atap sekolah hanyalah milik sang tuan muda selama dia bersekolah di sini. Lagipula sekolah ini hanya salah satu cabang kecil dari perusahaan milik keluarganya. Secara tidak langsung sekolah ini sudah dianggap sebagai miliknya. Kalau dia mau membolos, tidak ada yang akan menegur apalagi memarahinya, bisa-bisa langsung dipecat.

Ketika jarak antara Sasuke dengan sepasang kaki itu semakin menipis Sasuke malah memicingkan matanya lalu menghentikan langkahnya karena mendapati banyak bercak-bercak merah kental berceceran di sekitar sepasang kaki yang ada di hadapannya. Dengan perasaan yang entah sejak kapan berubah menjadi tidak enak Sasuke menelan ludahnya sambil menarik napas dalam meskipun masih dengan wajah minim ekspresinya, Sasuke melangkah mendekati sepasang kaki itu untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya itu benar.

DEG

Mata si Uchiha bungsu ini terbelalak selama kurang labih 1,5 detik(?) sambil mengangkat sebelah alisnya ketika mendapati pemandangan di hadapannya kini. Seorang remaja dengan seragam sekolah lengkap tengah duduk dan sibuk berkutat dengan benda semacam papan yang di pegang dengan tangan kiri menumpu pada pahanya sambil tangan kanannya terlihat sedang menulis atau apalah itu pada papan yang didekapnya itu. Sedagkan kuas dan pastel cat air berserakan dimana-mana.

Sasuke mendengus angkuh sambil mengeluarkan sebelah tangannya dari saku celananya untuk berkacak pinggang. 'Dia..?'

Sadar kagiatannya tengah diusik, sang remaja itu mendongakkan kepalanya ke arah sisi kanan dimana sekarang Sasuke berada. Hanya sedetik sosok yang diketahui bernama Naruto itu melihat lalu menampakkan death glare gratisnya pada pemuda seputih porselen ini.

…Hening…Hening…hening…

Sebuah perempatan mini bertengger manis di dahi Uchiha bungsu ini, merasa kesal karena tidak dipedulikan ditambah lagi dipelototi oleh orang yang bahkan tidak ia ketahui namanya. 'Heh.. berani sekali orang ini..' geram Sasuke dalam hati.

Belum sempat mengeluarkan kata-kata yang sudah terangkai sempurna di dalam kepalanya untuk dilontarkan pada sosok di hadapannya ini, kegiatannya terhenti oleh seseorang yang tiba-tiba merangkul pundaknya dengan agak keras dari belakang, disusul beberapa orang lagi yang datang menghampirinya.

"Hoooi Sas! Kau sudah duluan bolos ya, aku bahkan tidak melihatmu keluar tadi!" cerocos Kiba dengan penuh semangat.

Ternyata orang-orang itu adalah gerombolan tuan muda atau lebih tepatnya teman-teman yang selalu bersama-sama dengan Sasuke kemanapun pergi. "Chk, Kiba.."desis Sasuke sambil mendeath glare Kiba.

Setelah melepaskan pelukan —atau cekikan?—yang begitu erat di leher Sasuke, pemuda yang bernama lengkap Inuzuka Kiba itu tertawa dengan volume yang bukan pelan hingga terbatuk-batuk yang membuat Sasuke spontan menautkan jari telunjuknya di depan bibirnya sambil menatap satu per satu teman-temannya itu memberi isyarat agar mereka diam.

Pangeran sekolah ini menyingkap kemeja dua orang temannya yang diketahui bernama Neji dan Shikamaru lalu menyeret mereka pergi menjauh dari atap sekolah disusul oleh Kiba yang masih kebingungan dengan tindakan Sasuke barusan.

xoxoxoxoxoxoxox

TAP TAP TAP

"Hey! Hey! Sas! Mau kemana kita? Tidak jadi bersantai di atas?"gerutu Kiba saat mereka berjalan menuruni tangga dan memasuki koridor.

"Hn, kita ke kelas." Timpuk Sasuke dengan nada dingin masih dengan kedua tangan yang bertengger rapi di dalam saku celana seragamnya.

"Naze?" Tanya Neji dengan tampang bingung namun stoic(?)

"Mendokusai.." Timpal seorang cowok yang berjalan paling belakang dari gerombolan mereka yang tidak lain merupakan teman Sasuke sendiri yang bernama Shikamaru sambil menguap.

Perlahan sudut bibir cowok playboy bernama Sasuke itu terangkat sedikit. "Hn, malam ini aku yang traktir." Tandasnya sambil setengah menolehkan kepalanya kepada teman-teman di belakangnya.

"Guhh.. Tapi..Iya deh! Mau!" Teriak Kiba yang berjalan dibelakang sambil terus berjalan ke kelas.

" ." balasnya masih dengan seringaian terpatri di sudut bibirnya.

xoxoxoxoxoxoxox

~Dua hari kemudian~

Sasuke dan kawan-kawan tengah asik bercengkerama di dalam kelas, diantaranya ada Kiba yang tengah duduk di atas bangkunya dengan kedua kaki tertumpu pada meja belajar, Neji yang sedang bersandar pada sisi kusen jendela, dan Shikamaru yang sedang duduk di belakang bangku.

Diiringi bisingnya keadaan ruang kelas para tuan muda populer ini asyik bercerita tentang hal-hal yang entah penting atau tidak itu tanpa memperdulikan sekitar mereka yang kini dikerumuni banyak siswi-siswi centil entah dari kelas yang sama dengan mereka maupun keas lainnya, bahkan adik kelas pun banyak yang datang dari lantai bawah hanya untuk melihat mereka. Ada yang sibuk mengambil foto mereka, ada yang berbisik-bisik dan ada pula yang datang menyerahkan kado-kado yang ditujukan pada para tuan muda ini.

~Di sisi lain~

Berbeda dengan siswi-siswi centil tadi, di sudut belakang ruang kelas terlihat sosok remaja yang diidentifikasi bernama Naruto sedang duduk memandang ke luar jendela di samping tempat duduknya, memandang langit indah yang begitu biru serupa dengan iris sapphirenya.

Tentu saja karena gelagatnya yang mematung tanpa ekspresi seperti arca buddha itu membuatnya menjadi objek pandang Sasuke yang sedang di depan bersama teman-temannya—dan kerumunan siswi-siswi.

Sadar pandangan temannya tertuju ke arah lain membuat Neji menoleh mencari tahu apa yang begitu penting sehingga membuat seorang Sasuke yang dikenal sebagai cowok super cuek mau memandangi sesuatu—atau seseorang?— dengan begitu seriusnya.

Menyadari apa yang dipandangi temannya itu membuat Neji menyeringai usil. Ada sebuah pemikiran yang terlintas di benaknya namun belum menyampaikan apa yang dipikirkannya bel sudah duluan berbunyi dan kerumunan gadis-gadis yang mengelilingi kelompok tuan muda itu menyingkir ke tempat duduk dan kelas masing-masing membuat Neji menunda niatnya barusan.

xoxoxoxoxoxoxox

Sore harinya setelah kegiatan belajar selesai Sasuke dan teman-temannya seperti biasa berjalan beriringan menuju gerbang sekolah untuk pulang. Dalam perjalanan mereka melewati kelas XII-A yakni kelas mereka sendiri. Ketika merasa sudah mendekati pintu kelas Neji menoleh sebentar ke arah Sasuke yang berjalan di sampingnya untuk memastikan sesuatu yang mengganjal pikirannya belum lama ini. Benar saja dugaannya, Sasuke sedang melihat ke dalam kelas—sambil terus berjalan—tanpa memperdulikan celotehan Kiba dan gerutuan Shikamaru yang sedang berjalan disampingnya di sampingnya.

'Aneh..' batin Neji sambil menyeringai tak jelas.

Mereka pun terus melangkah menyusuri koridor sekolah dan tentu saja di sepanjang koridor yang mereka lewati terdapat fansgirl yang selalu mengerumuni bahkan membuntuti mereka.

"Sas, sedang lihat apa?" Tanya Neji tepat di samping telinga Sasuke sambil menepuk bahunya keras yang sukses membuat Sasuke kaget hingga terlonjak.

Sasuke memicingkan matanya tak senang dengan perlakuan kawannya yang hampir membuatnya kena seragan jantung dadakan sambil mengusap-usap bahunya. "Tidak ada…." Jawabnya dengan wajah stoic andalannya. Sambil terus berjalan menghadap ke depan dengan tatapan dinginnya."….yang perlu ku lihat."sambungnya lagi dan jawaban itu sukses membuat Neji menautkan kedua alisnya bingung.

"Souka.."balas Neji sambil menatap Sasuke dengan pandangan menyelidik.

"Mendokusai..ada apa?" Shikamaru bergabung dalam percakapan ini dengan nada malas.

"Hu-um! Ada apa?" Tambah Kiba dengan sebelah alis terangkat mendengar pembicaraan Neji dan Sasuke, tak lupa sambil melambai-lambaikan tangannya kepada cewek-cewek di koridor yang mereka lewati dan langsung membuat siswi-siswi centil itu berteriak histeris, ada juga yang tepar ditempat.

"Hn. Tidak ada." tukas Sasuke sambil terus melangkah dengan tatapan dinginnya dan sekilas memberihan Glare untuk kawan-kawannya agar yakin dengan apa yang dia katakan.

"Aaa~ Souka…?" cibir Neji dengan sangat OOC yang sukses mendapat Death Glare gratis langsung dari Sasuke.

Obrolan para tuan muda ini terhenti ketika mereka telah sampai di depan gerbang sekolah dimana telah tersedia kendaraan jemputan masing-masing tuan muda. Diantaranya Neji dengan BMW Audio R8 miliknya yang tentunya ada sopir pribadi juga didalamnya. Kiba dengan Mercedes Silver SLS AMG miliknya yang dikemudikannya sendiri karena tidak ingin jok mobil yang harganya sekitar $200.000 Amrik (sekitar 1,8 M) itu tercemar dengan adanya seorang sopir. Lalu Shikamaru dengan mobil tipe Aston Martin DB9i yang dikemudikannya sendiri dengan alasan yang sama dengan Kiba. Dan yang terakhir, yakni leader dari genk tuan muda ini yaitu Sasuke Uchiha dengan kendaraan pribadinya yang tidak bisa dibilang murah, mobil hitam dengan ciri berukuran panjang dengan cat mengkilap. Mobil Limo dengan seorang sopir pribadi plus empat guardian di jok depan dan Sasuke sendiri di jok paling belakang.

Jam sekolah hari itu usai diiringi teriakan-teriakan para fans girl kelompok tuan muda yang meneriakkan nama idola mereka yang semakin jauh karena kendaraan pribadi mereka telah tancap gas sedari tadi.

(Di sisi lain….)

Seorang remaja dengan iris sapphire tengah menatap keluar jendela dengan satu tangan menopang dagunya. "Segitu fanatikkah mereka terhadap orang-orang sombong itu?" Gumam sosok bersurai blonde ini.

xoxoxoxoxoxoxox

~Semingu kemudian di kediaman Uchiha,…

Terdengar suara cek-cok dari dalam kediaman megah bak hotel bintang lima itu. Benar saja di dalamnya terdapat seorang Ayah dengan anaknya yang tengah mendiskusikan sesuatu yang sepertinya sangat penting….

"Apa? Tapi tou –"

"Tou-san tidak butuh argument anehmu, yang tou-san butuh adalah kau tahu yang tou-san rencanakan saja itu sudah cukup. Jangan membantah, Mengerti!" Teriak lelaki berusia 37 tahun yang diketahui bernama Fugaku Uchiha itu dengan suara yang lantang hingga menggema di dalam ruangan luas nan sunyi itu.

"Tapi ak-"

"Tidak ada tapi-tapi'an! Cukup iya saja! Sudahlah, tou-san ada meeting penting.. "

"Wakatta.."

"Pikirkan baik-baik, hal ini tidak ada buruknya. Lagipula ini juga demi kebaikanmu."

Derap langkah menggema di ruang keluarga yang sangat luas bernuansa putih milik keluarga Uchiha, ayah Sasuke alias Fugaku Uchiha telah pergi meninggalkan anaknya yang kini terduduk lesu di sebuah sofa di ruangan itu dengan segelintir pemikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Dari lantai atas ruang kelarga, berdiri seorang wanita anggun dengan surai hitam dan make up menornya. Wanita yang tidak lain adalah ibu dari Sasuke sendiri itu kini menuruni tangga untuk menghampiri anak bungsu kesayangannya yang tengah duduk di sofa setelah dari tadi berdiri di lantai atas mengamati dan menunggu pembicaraan ayah dan anak yang berlangsung di bawahnya dengan sabar hingga selesai.

"Sasuke, kamu tidak apa-apa sayang?" ujar Mikoto dengan nada lembut.

"Kaa-san, aku tidak mau menyetujuinya." Celetuk Sasuke kesal atas keputusan sepihak Fugaku.

"Dengar Sasuke, tou-san melakukan ini untuk kebaikanmu juga. Selain itu tou-san juga melakukan ini agar memenuhi janji dengan sahabatnya, kaa-san sendiri juga termasuk dalam orang yang merencanakan perjanjian ini." Kata nyonya Uchiha itu dengan nada anggunnya.

"Tapi.. mana mau aku DIJODOHKAN dengan orang yang bahkan tidak aku kenal sama sekali." Bentak Sasuke sambil melempar bantal sofa yang didudukinya entah ke mana.

"Hn, sudahlah. Lagipula ini lebih baik daripada kamu terus mempermainkan perasaan anak-anak gadis yang menggandrungimu itu." Jawab ibu Sasuke sambil mengusap surai raven anaknya dengan lembut. "Kamu sudah 18tahun 'kan, itu artinya kamu sudah dewasa, coba pikirkan sisi baiknya dulu jangan main omel saja sebelum berpikir 'ya? Kaa-san ada meeting penting di Osaka hari ini, tou-san juga tidak akan pulang malam ini karena ada meeting di Seoul jadi kami akan tidak di rumah selama 3 hari kedepan. Kamu jaga rumah jangan berlebihan nakalnya, Kaa-san pergi dulu."

"Hn."

TAP TAP TAP

Dan lengkaplah sudah kesunyian di dalam mansion mewah milik keluarga Uchiha itu.

xoxoxoxoxoxoxox

Di kediaman lainnya yaitu Kediaman keluarga yang tidak kalah kayanya dengan keluarga Uchiha, yakni keluarga Namikaze. Terlihat seorang anak lelaki tengah duduk manis menghadap kedua orangtua yang duduk di hadapannya didampingi nii-chan yang duduk bersebelahan dengannya di dalam ruang makan keluarganya. Walaupun duduk menghadap kedua orangtuanya, pandangan remaja bernama Naruto itu tertuju pada seonggok steak beef yang tersedia dihadapanya,dia sibuk mengiris-iris steak itu tanpa memakannya.

Semua celotehan yang tengah disampaikan oleh ibu dan ayahnya pun tidak digubrisnya, dia sibuk dengan rasa bosan akan hidupnya sendiri sehingga tidak peduli apa-apa lagi, merasa bahwa hidupnya selalu diatur oleh orangtuanya membuat Naruto hanya menuruti apa permintaan ataupun perintah dari kedua orangtuanya itu.

Melihat tindak-tanduk adiknya yang selalu begitu setiap harinya membuat Namikaze Kyuubi, Nii-chan dari Naruto menatap datar adiknya. Tidak perlu ditanyakan lagi, dia juga mengalami nasib yang sama dengan otouto kesayangannya itu. Mereka berdua bagaikan boneka tali yang dimainkan oleh orang tua mereka.

Sunyi-Sunyi-Sunyi

Namikaze Minato a.k.a ayah dari Naruto sendiri telah selesai dengan argumennya yang panjang lebar yang sedari tadi lalu menatap putra bungsunya yang terlihat seperti mengacuhkan omongannya, tapi sebagai orangtua dia tahu bahwa dengan anak yang memiliki otak yang sukup cerdas walaupun tidak memperhatikan cukup mendengar saja pasti sudah bisa mengingat apa yang baru saja dikatakan. Sekilas ia menoleh ke arah istrinya ,Namikaze Kushina. Mereka berdua mengangguk serempak lalu menoleh kearah satu diantara dua anak laki-laki merea yang duduk di ujung meja makan sepanjang kurang lebih enam meter itu.

"Bagaimana Naru?" Tanya nyonnya Namikaze memulai pembicaraan setelah beberapa saat keheningan melanda mereka.

"Hn."

"Apa artinya itu ?" Tanya Minato dengan tampang penasaran menatap sifat dingin anaknya ini.

"Apapun keinginan tou-san dan kaa-san, akan Naru turuti."

Senyuman terpatri jelas di wajah kedua orangtua bermaga Namikaze ini setelah mendengar pernyataan dari anak mereka. Sudah menjadi kebiasaan jika anak mereka menuruti keinginan yang mereka sampaikan. Tapi mengenai keinginan yang satu ini mereka tidak menyangka bahwa putra bungsu mereka yang bersifat sedingin es itu mau menerima permintaan mereka dengan segitu mudahnya.

"Apa kamu serius Naru chan?" Tanya Kushina memastikan.

"Kapan terakhir kali Naru bercanda dengan tou-san dan kaa-san?"

"Oh, i-itu.." Kehabisan kata? Itulah yang sekarang dialami dua orang yang merupakan ayah dan ibu ini.

"Naru tidak lapar, Naru naik dulu." Celetuk Naruto langsung pergi meninggalkan meja makan.

"Na-Naruto..!" panggil Namikaze Minato kepada putranya.

Orang yang dipanggil hanya menghentikan langkahnya yang sudah cukup jauh dari ruang makan menuju anak tangga ke lantai atas dan menoleh sekilas tanpa membalikkan badannya menghadap ayahnya. "Ada apa Tou-san?." Tanyanya singkat.

"Ah, tidak.. tidak ada apa-apa."

"Ya sudah Naru naik dulu, oyasumi tou-san, kaa-san, Kyuu nii.." Kata Naruto sambil perlahan menaiki tangga menuju lantai tiga tempat kamarnya berada.

"Naru chan!"

"Apa lagi Kaa-san?"

"Arigatou."

"Hn, tidak perlu basa-basi. Naru tahu Tou-san dan Kaa-san ada pekerjaan penting, bukannya sekarang kalian harus sudah telat untuk penerbangan?" setelah berkata demikian Naruto pun melangkahkan kakinya menaiki tangga dan menghilang dibalik tembok rumah berwarna krem itu.

"Aku selesai." Tambah Kyuubi yang mendadak kehilangan selera makannya setelah Naruto pergi.

"Kyuu chan." Panggil Kushina ketika Kyuubi sudah berada di ambang pintu ruang makan.

"Hm, ada apa Kaa-san?" Tanya Kyuubi dingin tanpa menoleh.

"Kaa-san dan tou-san menyayangimu." Tambah Kushina tak jelas apa maksudnya.

Kyuubi menautkan alisnya di balik punggungnya pertanda kebingungannya tapi kemudian ekspresi datar kembali mendominasi wajah tampan denga mata dan surai kemerahan itu.

"Hn." Tanggap Kyuubi datar atas pernyataan tiba-tiba dari ibunya itu kemudian berlalu di balik dinding ruangan yang kini bertambah sunyi ketika sepasang suami-istri Namikaze itu melangkahkan kakinya keluar untuk melanjutkan urusan pekerjaan di perusahaan mereka.

xoxoxoxoxoxoxox

~Keesokan harinya di konoha gakuen…

"Sas, kenapa nih? Kok hari ini lesu?" Tanya Kiba membuka obrolan.

"Guhh.." Sasuke hanya menghela napas sambil mengangkat bahu denga lesu.

"Hei hei, kalau ada masalah , kau bisa cerita sama kita Sas, walaupun mendokusai sih.." Tambah Shikamaru sambil menepuk pundak Sasuke yang kini sedang bersandar dengan wajah tertunduk di pagar pembatas atap sekolah sambil menjambak-jambak rambutnya sendiri.

"Memangnya seorang Uchiha Sasuke pernah mendapat masalah apa selain Tou-san yang memaksanya untuk melakukan tugas perusahaan?" Celetuk Neji menebak-nebak.

"Hn, pemikiranmu benar. Hanya saja ada kesalahan pada akhir kalimatmu." kini Sasuke bangun dari posisi sebelumnya dan menopang dagunya dengan kedua tangannya sambil menatap lekat satupersatu teman-teman sejak kecilnya itu.

"Ha? Salah di bagian akhir?" Tanya Kiba tidak mengerti.

"Owh, maksudmu di bagian melakukan tugas perusahaan hm? Cih, mendokusai.." tutur Shikamaru dengan bohlam 500 watt di atas kepalanya.

"Hn, tepat sekali."

"Mm? Memangnya kali ini kau dipaksa melakukan apa?" Tanya Neji.

Shikamaru, Kiba, dan Neji diam sambil mengamati mimik wajah Sasuke yang kini mengangkat wajahnya yang dari tadi terus menunduk itu. Sasuke menoleh dan menatap secara bergantian ketiga kawannya itu dengan wajah datar namun terlihat begitu lesu.

"Aku D.I.J.O.D.O.H.K.A.N.!."

Satu menit….

Dua menit….

Terdiam dan hanya terdiam, tidak ada diantara ketiga pemuda itu yang berbicara, masing-masing sibuk mencerna maksud perkataan Sasuke ini. Alis bertaut, mata melotot, mulut menganga, hanya itu yang terjadi sementara ini. Tidak ada yang mengerti apa yang terjadi disini.

"APA!?" Teriak Kiba,Neji,dan Shikamaru dengan OOCnya serempak yang sukses membuat Sasuke menyumbat telinganya dengan kedua telunjuknya.

"Chk, berisik!" ujar Sasuke sambil men-death glare teman-temannya itu.

"Apa maksudnya ini!" teriak Kiba sambil mengguncang-guncangkan tubuh Sasuke.

"Astaga! Kau hebat Sas, aku juga mau.." tambah Shikamaru seenaknya dan sukses membuat Kiba menyikut perutnya dengan tatapan membunuh.

"Apa itu artinya kau tidak ikut bersama kami buat taruhan jumlah cewek lagi?" tukas Neji sambil meraba-raba wajahnya sendiri—OOC banget!

"Hn." Tanggap Sasuke malas kemudian menyandarkan dirinya pada pagar kembali sambil meniup poni rambut yang menutupi sebelah matanya karena tertiup angin.

"Kalau nanti kamu sudah bertunangan, kamu masih bisa mainin cewek 'kan?" Komentar Kiba sambil menghetikan kegiatannya yang sedang menjewer telinga Shikamaru itu.

"Hn tak masalah, lagipula aku juga sudah malas main.." jawab Sasuke sambil memijit perpotongan kedua alisnya.

"Halah.. yang namanya tunangan ya tunangan saja, Sasuke masih bisa main kok! Emangnya dia sudah nikah?" Tambah Neji sembaragan dan langsung dipelototi oleh semua temannya minus Sasuke yang masih sibuk memijit kepalanya.

Merasa ga enak dipelototi, Neji hanya tertawa canggung sambil nyengir-nyengir dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal (sorry Nejinya OOC bgt!) "Ehehehe.. aku salah ngomong ya?" Tanyaya sambil membetulkan rambutnya yang menutupi sebelah matanya karena angin yang lumayan kencang di atap sekolah itu. Tidak ada jawaban dari teman-temannya membuat Neji mengacungkan dua jari sambil ketawa gaje. "Peace! Ayo kita masuk kelas, sebentar lagi jam pelajaran ke-6 dimulai." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Hn," jawab Sasuke singkat lalu berjalan mendahului ketiga temannya yang menatapnya dengan pandangan 'What The Hell' minus Shikamaru yang selalu bertampang malas lalu mereka sekilas saling tatap dan angkat bahu masing-masing lalu menyusul Sasuke yang semakin jauh jaraknya itu untuk pergi ke kelas.

xoxoxoxoxoxoxox

つづく

Review akan saya terima selama saya masih hidup, haha :D serius loh*

jadi yg baru pernah baca silahkan mereview, flame yg isinya kasar" tolong lewat PM saja.

.

Review Please~

Kritik mah flame yg kepedesan klo bisa lewat PM ye..

好きだよ~

So, mind 2 review?

Camillawliet96