Chanbaek
GS — High School Life
Inspired by Cinderella
.
.
Semua terjadi begitu cepat.
"Baekhyun!"
Kebahagiaan yang pernah kumiliki tak lagi bisa bisa kurasakan.
"Sebentar, Madam!"
Hanya beberapa bulan lalu ayahku yang kucintai menikah dengan seorang janda kaya dengan kedua putrinya. Dan hanya beberapa minggu yang lalu beliau meninggalkanku dengan si janda ini dengan putri-putrinya yang kejam.
"Baekhyun! Cepatlah kesini!"
Awalnya dengan ayahku, mereka tampak baik-baik saja. Mereka bertiga amat cantik, apalagi kedua saudara tiriku. Namun ketika ayahku meninggal, dan tak bisa lagi mencari nafkah untuk kita, kelakuan ibu-tiri dan saudara-tiriku terhadapku berubah seratus persen.
Perempuan mungil berambut cokelat itu meninggalkan cucian piringnya yang menumpuk dan mengelap tangannya kemudian bergegas menuju lantai atas.
"A—appa.." isak seorang perempuan di ujung kamarnya sendirian, dengan tiga perempuan cantik lainnya menunggu diluar.
"Baekhyun?"
Baekhyun menoleh dan menemukan ibu-tirinya dan berusaha tersenyum sambil perempuan paruh-baya itu memeluknya.
"Sudahlah.." katanya. "Semua akan baik-baik saja."
Baekhyun tersenyum lagi. "T—terimakasih ibu, aku sunggu—"
"Ibu?" Perempuan yang disebut Madam Kang itu berkata. Ia menggeleng dan mengeluarkan senyum mengerikan ke Baekhyun. "Oh sayang.. Panggil aku Madam, mengerti?"
Baekhyun segera menaiki tangga menuju lantai atas dan melangkahkan kakinya ke ruang tidur saudara tirinya. Pelan-pelan, ia membuka pintunya.
"Eomma!" panggil Kang Seulgi, kemudian disahuti oleh ibunya dengan anggukan kecil. Seulgi berjalan menuju ibunya dengan saudara kembarnya, Kang Joy, dengan angkuh.
"Eomma, setelah kematian Ayah, pastinya Baekhyun akan terus menangis, iya kan?" kata Seulgi.
"Hm.. Kenapa?"
"Uang kita juga tidak akan banyak 'kan? Jadi repot kalau kita mesti membayar staf rumah ini." Sambung Joy.
"Iya, apa yang ingin kalian katakan?" Kata Madam Kang semakin tidak sabar.
"Gimana kalau Baekhyun saja yang bekerja? Dia 'kan keluarga, jadi kita tidak harus membayarnya. Kita pecat saja seluruh staf disini. Sekaligus agar kita tidak harus mendengarnya menangis setiap saat." Tawar Seulgi dengan bahagia namun jijik karena harus memanggil Baekhyun 'keluarga'.
Madam Kang tersenyum dan menatap Baekhyun dalam-dalam seakan memaksanya untuk menyetujui ide Seulgi dan Joy.
"Ide yang bagus, anak-anak."
Setelah pintunya terbuka, kamar gelap yang ia masuki pun mendapat sedikit cahaya dari celah-celah pintu, mengakibatkan Seulgi dan Joy mengerang dan mengomel.
"Argh, Baekhyun! Suruh siapa kamu kesini, eoh?!" geram Seulgi.
Baekhyun membungkuk dan meminta maaf. "Mohon maaf, tapi ini sudah jam 7:30, kalian akan telat sekolah."
"Ish, yasudah. Keluar dan siapkan bajuku dan Seulgi, cepat!" perintah Joy.
"Ne." Kata Baekhyun dan membungkuk sekali lagi dan perlahan-lahan keluar kamar saudara tirinya.
—X—
"Madam?" panggil Baekhyun sambil memasuki ruangan Madam Kang.
"Hm, Baekhyun. Kemari dan bawa teh saya kesini, apakah kamu ingat kali ini untuk membawa croissant yang polos?" tanya Madam Kang.
"Ne, Madam."
"Bagus, saya tidak ingin harus menghukum mu setiap kali kamu berbuat kesalahan."
"Ne, Madam." Kata Baekhyun sekali lagi dan menaruh cangkir teh beserta sarapan Madam Kang di meja samping tempat tidur king-sizednya.
Baekhyun jalan kearah depan tempat tidur Madam Kang dan berdiri menunggu perintah yang lain—bila ada.
"Apakah kamu sudah menyiapkan sarapan si kembar?" tanya Madam Kang sambil mengambil cangkirnya dan mengaduknya perlahan agar tidak tumpah.
"Ne, Madam. Seulgi dan Joy tidak ingin toast kali ini jadi saya haru—"
"Apakah saya meminta kamu berbicara hal lain?" bentak Madam Kang dengan suara menekan mengakibatkan Baekhyun terpaksa berhenti berbicara.
"M—mohon maaf, Madam. Saya tidak bermaksud—"
"Mulai lagi, eoh?!" bentak Madam Kang lagi.
"M—maaf, Madam."
Madam Kang berdecih sambil meletakkan cangkirnya di meja kembali dan menarik selimutnya hingga bahunya dan menutup matanya. "Hm, baiklah. Pergi keluar dan layani si kembar. Saya ingin tidur kembali."
"Ne, Madam." Kata Baekhyun sambil membungkuk dan berjalan keluar dari kamar Madam Kang. Ia bersender di pintu besarnya dan menghela nafas.
Jujur, ia sangat muak dengan kehidupan ini.
—X—
"Chanyeol!" panggil Seulgi dan Joy sambil melambaikan tangannya, sedangkan pria tinggi bernama Chanyeol itu hanya menolehkan kepalanya dan tersenyum kecil.
"Oh, ada apa memanggil?" tanya Chanyeol.
Seulgi dan Joy tertawa genit dan mengeluarkan sebuah kotak bekal yang sebelumnya disembunyikan di punggung mereka. Si kembar populer itu memberinya ke Chanyeol dan tersenyum.
"Ini, kita membawa bekal. Dimakan ya~" kata Joy. Chanyeol hanya tersenyum ragu dan menatap teman-temannya yang sudah menunggu di belakang.
"N—ne, terimakasih."
Seulgi dan Joy mengangguk kompak. "Kalau tidak enak maaf ya, yang memasak pembantu dekil kita. Jadi maklum saja, tapi biasanya memang enak kok. Walaupun masakanku jauh lebih enak." Pamer Seulgi panjang lebar, Chanyeol hanya mengangguk dan berkata terimakasih kembali dan pergi untuk menyusul teman-temannya.
"Waah~" kagum Joy." Chanyeol ganteng sekali ya. Inginnya aku menjadi pacarnya." Kata Joy sambil melihat Chanyeol berkumpul dengan gang nya.
"Tch," decik Seulgi. "Hey, kau tahu? Yang pantas menjadi pacarnya itu aku bukan kamu. Jadi sadar diri 'napa?"
"Mwo?!"
"Apa, eoh? Kamu mau bilang apa lagi? Jelas-jelas aku lebih tua dan cantik daripada kamu."
"Yak, kita hanya beda delapan detik!" timpal Joy.
"Aish, sudahlah, kamu berisik sekali."
Dari jauh, seorang perempuan mungil berkacamata tebal hanya diam menatap kelakuan si kembar yang selalu ia lihat di rumah, namun berhenti melihatnya karena ada yang menepuk bahunya.
"Hai, Baek. Kita ke kelas yuk?" ajaknya ramah.
"O—oh, ya. Ayuk, Kyung." Jawab Baekhyun, sedangkan perempuan yang dipanggil 'Kyung' atau dengan nama panjang Do Kyungsoo, hanya mengangguk dan tersenyum dan berjalan duluan.
—X—
Sepulang sekolah, Baekhyun dan Kyungsoo berjalan bersama keluar gerbang sekolahnya dan berhenti ketika Baekhyun menuju arah lain, membuat Kyungsoo bingung.
"Baek? Arah rumah kita 'kan kesini." Kata Kyungsoo sambil menunjuk kearah kiri. Baekhyun tersenyum dan menggeleng.
"Aku harus ke cafe sore ini." Kata Baekhyun.
Kyungsoo menatapnya bingung. Cafe? Baekhyun tidak biasanya bekerja pada hari senin, biasanya mulai hari kamis hingga selesai weekend.
Baekhyun tersenyum. "Aku mendapat hukuman, jadi hari ini aku harus bekerja."
"T—tapi, Baek—"
"Tidak usah mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja. Aku hanya berbicara balik ke Madam tadi pagi, jadi ia menyuruhku bekerja hari ini. Kau pulang saja, Kyung." Kata Baekhyun. Kyungsoo hanya menghela nafas dan mengangguk. Menurut Kyungsoo, Baekhyun adalah gadis yang sangat baik, bahkan terlalu baik. Ia tidak pernah melawan saudara dan ibu-tirinya yang kejam terhadapnya. Kyungsoo tau, dibalik senyum cerah Baekhyun, ia selalu mengabiskan malam dinginnya di loteng yang gelap. Berapa kali ia menawarkan Baekhyun untuk tinggal bersamanya—mereka sudah berteman sejak kecil—namun Baekhyun selalu bilang ia tidak apa-apa.
"Bye, Kyung." Kata gadis bermata sipit itu sambil melambaikan tangannya. Kyungsoo tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
Pergilah Baekhyun bekerja.
.
.
.
.
Lagi.
—X—
Ketika Baekhyun sampai di cafe milik Madam Kang, ia bergegas ke ruang ganti dan mengganti pakaian sekolanya dengan seragam kerjanya. Disusuli oleh Madam Kang beberapa menit kemudian yang sudah mulai mengomel seluruh staff cafenya.
"Kenapa lantainya kotor sekali? Kapan kalian terakhir membersihkannya?!" omel Madam Kang.
"B—baru beberapa menit yang lalu, Mada—"
"Kurang bersih! Bersihkan lagi, untuk apa saya membayar kalian semua?!"
Tanpa diketahui atau didengar orang lain termasuk Madam Kang, beberapa staff yang lain berdecih. "Kau tak pernah membayar kita."
Mendengar omelan Madam Kang, Baekhyun langsung keluar ruang ganti dan membungkukkan badannya menghormati Madam Kang.
"Pergi keluar. Saya sudah muak melihat wajah pekerja sini." Katanya. Baekhyun hanya mengangguk ragu dan bergegas keluar dan bekerja.
Sementara di luar, seorang lelaki berbadan tinggi bersama seorang wanita lainnya sedang duduk di meja mereka sambil melihat menunya.
"Chanyeol-ah, kau ingin pesan apa? Aku dengar burger disini enak sekali." Kata wanita itu dengan senyum berharap terhadap lelaki didepannya yang kebetulan adalah Park Chanyeol, murid terpopuler di sekolahnya.
"Terserah Noona saja." Kata Chanyeol, disahuti oleh anggukan kecil dari kakaknya. Ya, perempuan itu adalah kakak kandungnya bernama Park Yoora.
"Permisi!" panggil Yoora terhadap seorang pelayan. "Saya ingin memesan." Disahuti oleh anggukan dari pelayan tersebut.
Dari jauh, terlihat Seulgi dan Joy tengah mengintip dari pintu staff dibelakang sambil tersenyum tidak jelas.
"Waa~ Ada Chanyeol disini, Seulgi! Lihatlah betapa tampannya dia." Kata Joy dengan mata berbinarnya, membuat Seulgi muak melihat adik kembarannya.
"Tch, tidakkah kau lihat? Ia datang dengan seorang wanita, bodoh!"
Seketika Seulgi melihat Baekhyun yang mondar-mandir mengambil dan mengantarkan pesanan para pelanggan cafenya. Kemudian, sebuah ide licik muncul di kepalanya.
"Hey, Joy. Aku punya ide." Bisik Seulgi ke Joy. Kembarannya itu hanya tersenyum licik dan mendekatkan kepalanya untuk mendengar bisikan kakak kembarannya.
Beberapa menit kemudian, Baekhyun berjalan ke dapur staff untuk mengambil pesanan minuman, namun terlonjak kaget melihat saudara tirinya yang tiba-tiba muncul dihadapannya dengan senyuman aneh.
"Hey, Baek! Bisakah kau bantu kita? Jepitan rambutku jatuh di bawah kolong meja. Ambilkan ya?" kata Joy. Mau tak mau, Baekhyun hanya mengangguk patuh dan menidurkan badannya dilantai untuk meraih jepitan rambut yang berada di kolong meja.
Tanpa diketahuinya, Seulgi sudah menarik tali sepatu Baekhyun hingga sepatunya sedikit kendur, sesaat kemudian Baekhyun kembali berdiri dengan jepitan rambut Joy.
"Ini, lain kali berhati-hatilah. Bisa-bisa kotor itu." Kata Baekhyun.
Joy hanya berkata "Tentu." Dengan dramatisnya, membuat Baekhyun bergidik ngeri melihat saudara tirinya yang aneh. Baekhyun kembali berjalan untuk mengambil pesanan minuman tadi dan seketika ia keluar dari dapur staff, ia terpeleset dan memecahkan gelas minuman tersebut, mengambil perhatian seluruh pelanggan cafe, termasuk Madam Kang yang terlihat amat marah.
"Baekhyun! Apa yang kau pikir kau lakukan, hah?!" teriak Madam Kang.
Baekhyun dengan cepat langsung berdiri dan membungkukkan badannya. "M—mohon maaf, Madam. Saya tidak senga—"
"Cepat bersihkan ini semua! Sekarang!" teriak Madam Kang kembali dan berjalan melewati Baekhyun yang masih menunduk dengan malunya. Gadis bermata sipit itu berjongkok dan mengambil serpihan-serpihan kaca yang telah pecah, disusuli oleh suara tawa saudara tirinya.
"Yak! Kau itu bahkan tidak pantas menjadi pembantu dekil! Mau jadi apa kamu nanti, eoh?!" maki Seulgi disusuli oleh ketawa Joy. Baekhyun hanya menunduk dan kembali mengambil serpihan kacanya namun terlonjak sedikit karena serpihan kaca yang menusuk jarinya, mengakibatkan darahnya sedikit demi sedikit menetes. Dengan susah payah, Baekhyun tahan rasa sakit dan tangisannya dan mengambil serpihan yang lain.
"Hey, kau lihat? Dia menangis!" kata Joy kemudian ketawa kembali dengan Seulgi. Sesaat kemudian, mereka lelah menertawakan Baekhyun yang sedang menahan tangisan dan pergi melewatinya dengan angkuh.
Dari jauh, Chanyeol dan Yoora menatap iba terhadap pelayan mungil tadi.
"Sungguh kasihan, tidakkah begitu, Chanyeol?" tanya Yoora. Sedangkan Chanyeol hanya diam menatap Baekhyun yang masih membersihkan serpihan kaca gelas yang pecah tadi.
Sungguh memalukan, pikir Baekhyun.
.
.
a/n: Wellllllll that was certainly a piece of junk, you think?
FF ini terinspirasi dari cinderella ya, walaupun sedikit beda nantinya tapi pasti ada bagian Baekhyun and the dress and blablabla
You liked it? Tolong cantumkan pendapat kalian dengan mereview! Jangan lupa fav/follow juga yaa.. I'd really appreciate it.
7 Mei 2015
