Orange's Caramel Present "Summer Story"

.

.

.

Warning : AU, OOC, Typo, etc.

.

Genre : Friendship, Romance

.

Pairing : Hinata x Sasuke

.

I'm just borrow the all character from Mr. Masashi Kishimoto for My Fanfiction.

.

Fanfic ini untuk hiburan semata, jika ada kemiripan cerita mohon di maafkan..

.

.

.

~Happy Reading~

Di musim panas yang cukup menyengat ini tidak menyurutkan semangat seorang gadis cantik yang tengah berlatih kendo..

"Meng.. Meng.." Dirinya terus mengayunkan pedang bambunya dengan gerakan Ayumi-ashi (Gerakan melangkah ke depan dengan menyeret kaki secara bergantian).Tatapan matanya penuh dengan keseriusan.

"Hinata.." Suara seseorang menghentikan gerakannya. Dia melihat ke arah pintu.

"Ino-chan." Hinata hanya tersenyum.

"Di musim panas ini kamu masih berlatih kendo?" Ino menghampiri Hinata sambil mengibas-ngibaskan kipas ke bagian lehernya yang terasa sangat gerah.

"Hm.. Minggu depan akan ada pertandingan kendo yang diadakan oleh Walikota Konoha. Aku tidak ingin mengecewakan Otousan." Hinata kembali tersenyum lembut.

"Ya ampun Hina-Chan.. Kamu itu sudah jago.. Siapa yang dapat mengalahkanmu?" Ino memanyunkan bibirnya.

Kehebatan Hinata dalam kendo memang tidak diragukan lagi. Dia bahkan sanggup menumbangkan lawan main yang lebih tinggi dan besar darinya. Semua orang yang berlatih kendo di dojo Hyuuga sudah sering merasakan kekalahan saat melawan Hinata.

"Aku masih belum sehebat Neji-Nii dan Hanabi." Ujar Hinata malu dengan memainkan kedua jarinya.

"Astaga, kalian itu keluarga monster.. Hahaha.." Ino meledek dan sukses membuat Hinata menggembungkan pipinya kesal.

"Aku bercanda.. Meski kalian keluarga monster, eh- maksudku.. Ah sudahlah itu tidak penting.. Yang penting kamu itu tetap manis.." Puji Ino dengan senyuman manis.

Hinata hanya merona karena pujian Ino.

"Eh.. Ino-Chan ada apa datang kemari?" Tidak biasanya Ino menghampiri Hinata ke dojo kendo milik keluarga Hyuuga.

"Ah iya.. Ayo kita pergi ke toko roti yang kemarin baru dibuka. Ku dengar di sana banyak sekali kue enak." Ino terlihat berbinar-binar.

"Baiklah.. Aku akan mandi dan bersiap-siap. Kamu tunggu di dalam kamarku saja." Hinata meletakkan pedang bambunya pada sebuah rak khusus.

"Hm.." Ino menganggukan kepalanya senang.

Hinata dan Ino segera menuju rumah inti Hyuuga.

.

.

.

"Wuahhhhhhhh.. Hina-Chan.. Semuanya terlihat enak.." Bisik Ino dengan senang.

Dihadapan mereka kini berjejer kue-kue dan roti-roti yang sangat menggugah selera, dimulai dari Coffee Tiramisu, Cheese-Mocha Cake, Choco Lava, dan masih banyak lagi.

Ino memilih Blueberry Cheese Cake dengan Ice Chocolatte, sedangkan Hinata memilih 3pcs Cinnamon roll dengan Orange Juice. Dengan cuaca panas yang cukup menyengat kulit, sangatlah menyenangkan bersantai di dalam ruangan ber-ac dengan minuman dingin dan segar.

.

.

.

Ino dan Hinata dalam perjalanan pulang saat sore sudah menjelang. Setidaknya cahaya matahari tidak terlalu menyengat, walaupun masih menyisahkan udara panas sedikit lembab di kulit.

Ino terlihat senang dengan terus berbicara dan Hinata sebagai pendengar yang baik hanya terkadang tersenyum tipis dan menganggukan kepala tanda dia menyetujui semua ucapan Ino.

Hinata menghentikan langkahnya saat melihat seorang nenek yang sedang menyeberang dengan sangat pelan. Sedangkan lampu hijau tanda bagi penyeberang jalan akan segera habis. Memang suasana jalanan tidak terlalu ramai saat ini, tetapi tetap akan sangat membahayakan nyawa nenek itu.

Hinata segera berlari meninggalkan Ino dan menghampiri sang nenek. Mulanya Ino sedikit terkejut karena Hinata tiba-tiba berhenti dan kemudian berlari, tetapi kemudian dia tersenyum ketika melihat sahabatnya tengah menolong seorang nenek yang hendak menyeberang jalan.

"Aku bantu ya nek." Sapa Hinata sopan saat dirinya membantu sang nenek berjalan.

"Arigatou nak.." Nenek itu hanya tersenyum. Meski sudah tua, namun senyum nenek itu masih membuatnya terlihat sangat cantik. Hinatapun ikut tersenyum.

"Arigatou nak.. Tidak hanya wajahmu yang cantik, tetapi hatimu juga." Nenek itu kembali tersenyum.

Hinata hanya tersenyum malu. Ini sudah kewajibannya untuk membantu orang lain, terutama orang tua, tentunya sebatas kemampuan yang dirinya bisa bantu.

Hinata membungkukkan badannya tanda dirinya harus segera pamit karena Ino telah menunggunya di seberang. Nenek itu pun mempersilahkan dan kembali berjalan.

Hinata segera berlari tanpa disadari sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menghampirinya.

Ino sangat terkejut dan berteriak memberitahu Hinata untuk segera menghindar.

Hinata bisa merasakan tubuhnya ditarik keras ke belakang dan dia jatuh menindih sesuatu yang sedikit empuk. Semuanya terjadi begitu singkat.

Ini bukan salah Hinata yang tidak melihat rambu, tetapi mobil itu yang salah dan tidak melihat rambu lalu lintas. Sang pemilik mobil segera menginjak remnya kuat-kuat. Dirinya takut untuk melihat keadaan Hinata dan dia segera menginjak gas kuat-kuat, sebelum dirinya berurusan dengan warga yang marah dan polisi.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya orang yang sekarang masih ditindih Hinata.

Hinata membuka matanya. Sosok pertama yang dilihatnya adalah seorang laki-laki berwajah datar dan tatapan dingin.

"Hina-Chan kamu tidak apa-apa?" Ino segera menghampiri Hinata yang masih menindih seorang laki-laki yang mereka tidak kenal.

Hinata segera bangun dengan terkejut saat menyadari posisi dirinya sedang menindih seorang laki-laki.

"Ma-Maaf.." Wajah Hinata benar-benar merah karena malu.

"Kamu benar tidak apa-apa kan Hinata?" Ino meneliti semua keadaan Hinata. Dirinya hampir jantungan melihat Hinata hampir tertabrak jika laki-laki dihadapan mereka tidak segera menarik Hinata.

Hinata segera menggeleng dengan wajah masih merona. Dirinya menatap laki-laki yang tengah berdiri dan membersihkan celananya yang kotor karena debu dan kotoran aspal saat terjatuh.

"Te-Terima kasih." Hinata membungkuk.

Sungguh dia sangat berterima kasih kepada orang itu.

"Hm.. Lain kali hati-hati." Ujar pria itu biasa dan dia segera pergi meninggalkan Hinata dan Ino yang masih diam.

Hinata terpana sesaat.

"Hei.." Ino menyikut lengan Hinata.

"Kamu kenal orang itu?" Tanya Ino antusias.

Hinata hanya melirik Ino "Tidak.."

"Dia itu tampan ya.. Kurasa kita seumuran dengannya." Ino tersenyum jahil.

"Mu-Mungkin.. Ah sudahlah kita pulang.. Aku takut Otousan dan Neji-Nii akan khawatir." Hinata segera menarik tangan Ino untuk kembali menyeberang.

Dalam hati Hinata, dia sangat penasaran dengan laki-laki itu.

.

.

.

"Sasuke.."

"Hm.." Sasuke menghentikan latihannya.

"Kenapa malam begini masih berlatih?"

"Bukan urusanmu." Sasuke kembali mengayunkan pedang bambunya. Meski keringat sudah mengucur, belum menghentikan semangatnya.

"Tentu ini urusanku. Kamu adikku.. Istirahatlah.. Bukankah besok masih ada waktu untuk berlatih?"

"Hm.. Sebentar lagi." Sasuke mengabaikan Itachi -kakak sulungnya-. Dia terus berlatih.

"Kamu bisa sakit Sasuke." Itachi terlihat khawatir.

Sasuke hanya tersenyum tipis. "Tidak akan. Akan ku menangkan turnamen minggu depan dan akan ku buktikan pada Otousan."

Itachi menghela nafas lelah. "Terserah kau sajalah. Tapi ingat istirahatlah yang cukup." Itachi menyerah membujuk Sasuke yang keras kepala seperti Ayahnya.

"Hm.." Tanpa memandang sedikit pun Sasuke tetap berkonsentrasi penuh mengayunkan pedang kayunya. Itachi dengan berat hati meninggalkan Sasuke yang masih berlatih di dojo keluarganya.

'Tentu.. Akan ku buktikan bahwa aku ini berguna.'

Sasuke mengeratkan genggaman pada pedang bambunya dan mengayunkan sekuat tenaga.

"Mengg !."

.

.

.

Sasuke Preview,

Sasuke baru saja pindah dari Ame ke Konoha. Hanya dirinya saja. Selama ini dia tinggal bersama dengan Pamannya -Madara- dan keluarganya tinggal di Konoha. Sasuke diminta untuk menemani Pamannya yang memang kebetulan sedang menunaikan beberapa tugas dari perjalanan bisnisnya. Tidak terasa sudah 6 tahun lamanya Sasuke tinggal di Ame.

Kembalinya dia ke Konoha dikarenakan Pamannya harus kembali ke Suna dan Sasuke memutuskan untuk juga pulang ke Konoha.

Musim panas di Konoha memang menyengat kulit, berbeda dengan saat di Ame. Musim panas pun akan terasa sejuk karena selalu mendung bahkan tidak sedikit waktu akan turun hujan. Terkadang warga Ame sangat kesal dengan cuaca yang ada.

Namun musim panas di Konoha juga tidak terlalu buruk untuk Sasuke, meski cuacanya perlu sedikit pengecualian.

Sasuke baru satu hari sejak kepindahannya ke Konoha. Dia memilih untuk berjalan santai dan melihat pemandangan Konoha. Banyak yang berubah dari kota ini.

Cuaca siang sangat dikatakan buruk. Sudah sangat lama dia tidak merasakan sengatan matahari dan udara panas pengap di kulitnya. Dirinya memilih untuk berlindung pada sebuah cafe kecil.

Karena design pada cafe menggunakan kaca sebagai pembatas, maka Sasuke dapat menikmati pemandangan luar dengan kesejukan yang ditawarkan oleh pendingin ruangan di dalam cafe.

Berjalan-jalan di cuaca seperti ini memang pilihan yang buruk, namun untuk kembali ke rumahnya juga terasa melelahkan karena cuaca yang memang sedang tidak bersahabat. Sasuke pun memutuskan untuk pulang ketika sore sudah menjelang. Tidak ada salahnya menghabiskan sebagian waktu di dalam cafe.

.

.

.

Tidak terasa siang telah menjelang sore. Sasuke memutuskan untuk segera beranjak pergi. Sesaat sebelum dia melangkah keluar, dirinya melihat seorang gadis yang tengah berlari dan menolong seorang nenek yang hendak menyeberang. Senyum tipis samar dari bibir Sasuke.

'Masih ada juga orang baik di jaman seperti ini.' Pikirnya.

Sasuke kembali melanjutkan perjalanannya dan tiba-tiba dia melihat mobil dengan kecepatan tinggi mengarah kepada gadis yang telah menolong nenek itu. Dengan cepat Sasuke segera berlari menghampiri gadis itu dan menariknya kebelakang.

Sasuke jatuh tertindih karena kehilangan keseimbangan. Dia dapat merasakan pantatnya yang sakit karena terjatuh dengan posisi sang gadis yang masih menindih tubuhnya.

Mobil yang hampir menabraknya pun kembali melaju dengan cepat, tanpa menghiraukan keadaan dari orang yang hampir ditabraknya.

Sasuke juga melihat kekhawatiran dari teman sang gadis yang dia ketahui bernama Hinata. Barulah Hinata tersadar, masih menindih tubuh Sasuke.

Sasuke dapat melihat Hinata yang merona hebat karena entah, mungkin malu. Dia tidak terlalu peduli. Setidaknya gadis itu selamat. Dia pun segera berdiri dan membersihkan celana bagian belakangnya dari debu dan kotoran yang menempel.

Sasuke dapat melihat Hinata yang juga sepertinya dari keluarga terpandang, dimulai dari caranya berterima kasih. Akan sangat jarang menemui gadis seperti itu. Sekali lagi Sasuke tidak terlalu peduli. Dia pun kembali melanjutkan perjalanannya untuk segera pulang dan membersihkan diri.

Setidaknya saat ini yang ada di pikiran Sasuke adalah memenangkan pertandingan kendo yang akan diselenggarakan minggu depan.

.

.

.

Something I can't know 'til now

(Sesuatu yang tidak dapat aku pahami hingga sekarang)

And I don't know what I'm gonna do

(Dan aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan)

But someday, I will going out to find my way back

(Tapi suatu hari nanti, aku akan keluar untuk mencari jalan kembali)

.

.

.

Tbc

...

Yo Yo Yo..

Aku kembali kepada pairing favorit ku 'SasuHina'.

Ini adalah Fict terakhir yang uda selesai dalam folder laptopku.

Tema kali ini adalah 'Summer' dengan 'Autumn' yang uda aku publish ke pairing 'NaruHinaSasu'.

Sedikit sedih liat responnya.. Mungkin jelek atau gimana, entahlah.. Aku jadi merasa malu buat pairing lain lagi selain 'SasuHina.'

Oke Fix,, kita lanjut lagi..

Seperti biasa, di tunggu respon untuk kelanjutan fict ini. Keep / Delet?

Takutnya uda pernah ada Fict seperti ini. Jadi kalau uda ada, tolong kasih tau judulnya biar aku bisa baca dan bandingkan dengan fictku.. Mohon untuk Flame yang bermutu ya.. :*

Sekali lagi Terima Kasih.. :*

Mind RnR?