Drabble Panwink - Hujan

Cast :

Lai Kuanlin

Park Jihoon

Hujan semakin sangar menampakkan kebolehannya. Lalu semua orang mengepakkan payungnya menghalau hujan.

'Apa yang salah dari hujan?'

Pertanyaan yang selalu ku lontarkan ketika manusia selalu menghindari hujan.

'Biar manusia tidak basah, Hyung'

Dan jawaban yang selalu kau lontarkan ketika aku mulai mempertanyakan hal aneh. Kau selalu memandang aneh padaku ketika aku lebih memilih berdiam diri di halte dibanding menerobos hujan. Tapi kau lebih aneh lagi karena selalu menungguku di halte dengan obrolan ringan.

"Jihoonie-hyung, hujannya sudah mulai reda, kau masih mau disini?"

"Ah, baiklah kita pulang sekarang, Lin."

Senja mulai datang dan langit tidak lagi cerah. Kita jalan beriringan dengan jalanan yang basah akibat hujan. Sepanjang perjalanan, aku maupun kamu, mungkin sedang tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga ketika rumah kita semakin mendekat, kamu baru memecah keheningan.

"Boleh aku bertanya, Hyung?"

"Ada apa, Lin?"

"Kenapa... Kau selalu minat melihat hujan? Apa yang kau rasakan?"

"Aku... entah. Hanya seperti ada kekuatan magis yang menarikku untuk melihat hujan."

Lalu kau menarikku untuk berhadapan denganmu dan sesaat kemudian aku merasakan tanganku menghangat.

"Aku tidak tau apakah aku salah membaca ekspresi wajahmu atau tidak, Hyung. Tapi kau terlihat bersedih saat memandang hujan. Kau tau kau bisa bercerita padaku kan?"

Entah mengapa hatiku menghangat dan tanpa sadar aku meneteskan air mata.

"Hyung, jangan menangis. Ceritakan padaku karena aku akan marah pada diriku jika melihatmu menangis"

"...kau tau, Lin. Hanya melihat hujan aku seperti melihat diriku sendiri. Dihindari dan dimaki-maki semua orang. Tak ada yang menyukai hujan sama seperti tak ada yang menyukaiku."

Aku menunduk tak kuasa menahan sedihku. Namun tanganmu memegang daguku agar tetap melihat kearahmu.

"Hyung, jika semua orang tak ada yang menyukaimu, aku akan jadi orang pertama yang menyukaimu. Jika dunia tak menerimamu, jadikanlah aku duniamu, karena aku akan menerimamu. Hyung, lihatlah aku dan abaikan yang lain. Apa ketulusanku tidak sampai kehatimu, Hyung?"

Dan aku tidak bisa berkata-kata lagi setelah Kuanlin menenggelamkan kepalaku pada dadanya. Harum tubuhnya membuatku lupa akan apa yang tadi ku tangisi.

"Terimakasih, Kuanlin. Terimakasih atas apa yang sudah kamu lakukan selama ini. Terimakasih sudah menguatkanku disaat-saat titik terbawahku."

"Kau tak perlu berterimakasih, Jihoonie-hyung. Karena itu kan gunanya aku sebagai kekasihmu?"

Ya. Kuanlin, kekasihku. Yang sekarang tengah menciummku dalam dilatari langit yang perlahan menggelap.

Note:

Sorry for typos. Any recommend story? PM me