Summary: Bagaimana jika seseorang yang kau cintai kembali? Dan bagaimana jika sebenarnya itu hanya seseorang yang mirip dengan cintamu saja? Bad Summary! RnR Please, Arigatou.. Sequel dari Anata O Aishite..

A/N: Hai bertemu lagi! Hmm, sebenarnya ini adalah fic lanjutan dari Anata O Aishite. Maaf kalau ceritanya ntar GaJe dan OOC. Terima kasih juga yang udh review fic Anata O Aishite.

Anata ga Inakute Sabishidesu

By: Ayako Hiranata Uchiha.

Disclaimer: Naruto dkk bukan punya Aku

Character: U. Naruto/U. Sasuke/H. Sakura/H. Hinata/Karin

Pairing: SasuSaku/NaruHina

Genre: Romance/Hurt/comfort/Friendship

Don't Like, Don't read..

Happy Reading^^

Disaat kau pergi, rasa sakit pun datang.

Kau tau, aku sangat merindukanmu disini…

Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Walau hanya sebentar, aku ingin melihatmu.

Tapi…..

Saat aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu..

Aku semakin merindukanmu.

Aku sangat merindukanmu…

SASUKE P.O.V.

Nee, Sakura.. Bagaimana kabarmu disana? Hn, kau tau. Sudah lama sekali meninggalkanku dan Naruto. Kami merindukanmu. Sudah 5 tahun kau meninggalkan kami. Sekarang Naruto yang dulunya bodoh itu sudah jadi seorang Dokter hebat. Aku pun sama. Aku juga sekarang seorang Dokter.

Nee, Sakura… Aku membawakan bunga tulip kesukaanmu. Semoga kau suka.

END SASUKE P.O.V.

"Sudah kuduga kau disini!" ujar Naruto. Sasuke sekilas menoleh ke belakang. "Ah, bunga tulip kesukaan Sakura-chan yaa?"

Sasuke mengangguk. "Hn, kau kenapa kesini? Bukannya kau sedang ada pasien hari ini?" tanya Sasuke sambil membersihkan celananya.

Naruto memasang muka cemberut. "Sepertinya kau sudah lupa! Hari ini ada rapat dengan Tsunade-sama!" ujar Naruto kesal. "Dasar Teme!"

"Cih, aku sudah bilang jangan memanggilku seperti itu! Apa kau mau aku membawamu ke atap Rumah Sakit?" ancam Sasuke.

Naruto memasang mata puppy eyesnya. "Jangan ya, Sasuke~ Aku sayang Sasuke~," goda Naruto sambil memasang wajah imut.

"Hn, aku tak sayang padamu!" ucap Sasuke sambil berjalan meninggalkan Naruto.

"Hei! Teme! Kau kejam sekali! Hei! Tunggu aku! Teme!"

At Konoha International Hospital

"Yo, Sasuke, Naruto! Darimana saja kalian?" tanya seorang pemuda berambut merah.

"Ah, hanya dari taman! Oh ya, Gaara-sensei, apa rapatnya sudah dimulai?" tanya Naruto sedikit khawatir.

Gaara menggeleng. "Sekitar 5 menit lagi baru akan dimulai rapatnya. Kalian tenang saja.," ujar Gaara sambil tersenyum

"Hn, dari tadi aku tenang-tenang saja kok!" gumam Sasuke seraya berjalan meninggalkan Naruto dan Gaara.

Gaara menatap Sasuke bingung. "Ada apa dengan Sasuke-sensei?" tanya Gaara bingung.

Naruto hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Sepertinya gara-gara aku!"

At Meeting Room

"Seperti yang kalian ketahui, sekarang banyak dokter-dokter muda yang akan magang di rumah sakit kita. Aku minta bantuan kalian semua! Bimbinglah mereka semua. Kalian mengerti?" jelas Direktur Rumah Sakit Internasional Konoha-Tsunade.

"Iya.," ujar semua dokter.

"Hm, baiklah. Aku akan menyebutkan dokter yang akan membimbing para dokter magang.," ujar Tsunade seraya mengambil sebuah kertas di atas meja. "Naruto-sensei membimbing dokter magang di UGD, Gaara-sensei membimbing dokter magang di Ahli gizi, Sasuke-sensei membimbing dokter magang di Ahli bedah, kemudian….,"

"Whoa, kau hebat Teme!" kata Naruto sambil memukul pundak Sasuke pelan.

Sasuke hanya menghela nafas panjang. "Haah~apanya yang hebat, baka! Itu hanya membuatku repot!" ucap Sasuke kesal.

"Hahaha, tapi kau memang pantas dapat di Ahli bedah. Karena kau adalah seorang Dokter Bedah yang hebat!" ujar Gaara sambil mengacungkan jempolnya.

Sasuke hanya menghela nafas panjang. 'Hhh, bisa-bisa aku tak pulang ke rumah kalau begini!' batin Sasuke malas.

"Kalian mulai bertugas mulai besok. Mengerti?" tanya Tsunade.

"Yaa!"

Keesokan harinya…

"Sasuke-sensei, para dokter magang sudah berkumpul.," ucap seorang suster.

Sasuke mengangguk kemudian berjalan keluar bersama suster tadi. Sasuke melihat wajah para dokter magang satu per satu. "Hn, perkenalkan aku Uchiha Sasuke. Aku yang akan membimbing . Aku akan mengabsen kalian semua.," ujar Sasuke seraya mengambil sebuah map dari suster yang berada di sampingnya.

"Akimichi Chouji,"

"Ada!"

"Nara Shikamaru,"

"Huaah~ada!"

"Inuzuka Kiba,"

"Ada!"

"Hn, kau tau, kau hanya dokter magang, kenapa kau berani sekali membawa hewan peliharaan ke Rumah Sakit?" tanya Sasuke dingin.

"A..ah, Go..gomenasai.," ucap Kiba gugup seraya membungkuk.

"Hn, kumaafkan kau kali ini. Kau ingat itu, Inuzuka-san.," ujar Sasuke dingin. Kiba mengangguk takut. "Kemudian, Yamanaka Ino,"

"Ada!"

"Hn, apa yang ada di tanganmu itu?" tanya Sasuke dingin.

Ino melirik ke tangannya. "Gelang, sensei.," ujar Ino.

"Kau ingin jadi dokter apa ingin jadi model? Lepaskan!" ketus Sasuke. Ino mengangguk pasrah. "Akasuna Sakura,"

"…,"

"Akasuna Sakura?"

Hening.

"Apa tidak ada yang seseorang bernama Akasuna Sakura disini?" tanya Sasuke kesal. Mereka semua terdiam. "Hn, terlambat di hari pertamanya. Suster, coret namanya!"

"Hentikaaaan!" teriak seorang gadis sambil berlari ke arah Sasuke dan yang lainnya. Sasuke hanya terdiam melihat gadis yang baru saja tiba itu. "Hah, hah, hah, jangan coret namaku! Aku Akasuna Sakura.," ujar gadis itu terengah-engah.

"Hn, apa aku pernah melihatmu sebelumnya?" tanya Sasuke pelan. Sakura menatpnya bingung.

"Benarkah? Perasaanku aku baru pertama kali melihatmu, sensei.," ujar Sakura.

"Hn, lupakan. Kau kenapa terlambat? Ini hari pertamamu!" ujar Sasuke dengan nada tinggi.

"Gomennasai, gomennasai," kata Sakura sambil membungkuk beberapa kali.

"Hn, mulai sekarang kau harus hati-hati denganku, paham?" Sakura mengangguk takut. "Hhh, Hyuuga Hanabi.,"

"Ada!"

"Hn, baiklah. Aku akan memberitahu kalian tentang apa yang tidak kusukai, dan kuharap setelah kusebutkan, kalian tidak ada yang melakukan hal yang tidak kusukai itu. Paham?" Mereka semua mengangguk takut-takut.

"Hn, yang pertama, aku paling benci orang yang terlambat. Seorang dokter harusnya tak boleh terlambat apabila ia ingin pasiennya selamat.," ucap Sasuke sambil melirik Sakura. Yang dilirik malah salting. "Yang kedua, aku paling benci perempuan yang memakai perhiasan saat bekerja. Bagaimana perhiasan itu melukai pasien yang sedang di operasi? Apa kalian mampu bertanggung jawab atas itu?" tanya Sasuke sambil melirik ke arah Ino.

Seperti halnya Sakura, Ino pun ikutan salting. "Yang ketiga, aku paling benci ada dokter yang mabuk. Bagaimana jika kalian mendapat panggilan darurat di saat mabuk? Kemudian ini peringatan bagi dokter yang membawa peliharaannya ke Rumah Sakit. Kau akan langsung berhubungan dengan Direktur Rumah Sakit ini" jelas Sasuke sambil melirik Kiba. "Yang terakhir, aku paling tidak suka dengan orang yang tidur saat bekerja.," lanjut Sasuke seraya melirik Shikamaru.

"Huaah, mendokusei!" gumam Shikamaru malas.

"Camkan itu! Kalian semua paham?" tanya Sasuke dengan nada tinggi.

"Iya, sensei!" jawab mereka semua dengan tegas.

"Hn, baiklah. Silahkan pergi! Mulailah bertugas.," ujar Sasuke seraya meninggalkan mereka semua.

"Haaah~Sasuke-sensei dingin sekali orangnya.," ucap Chouji sambil mengusap dadanya lega.

"Ya, kau benar! Dia benar-benar killer!" ujar Ino.

"Hiks, Akamaru, kita tidak bisa bertemu saat aku kerja. Aku akan menyuruh Kaa-san menjemputmu.," ujar Kiba kepada Akamaru-anjing peliharaannya.

"Kita mulai sekarang harus berhati-hati dengannya.," kata Sakura serius. "Hih~dia benar-benar….,"

"Hanya 1 yang kuherankan. Kenapa dia sangat tampan?" ujar Hanabi pelan.

"Haah~kalian ini! Lebih tampan aku lah, mendokusei!" kata Shikamaru sambil menguap.

"Sasuke-sensei jauh lebih tampan daripada kamu, Shikamaru.," ujar Ino sambil menjitak kepala Shikamaru.

"Kalian sedang apa?" tanya seorang dokter.

Sontak mereka berbaris. "Kami tidak melakukan apa-apa, Sensei!" kata mereka kompak dan takut tentunya.

"Ada apa dengan kalian? Kalian melihat Sasuke-sensei?" tanya Dokter itu.

"Hah? Kenapa menanyakan diri sendiri? Bukannya kau Sasuke-sensei?" tanya Ino kaget. 'Jangan bilang kalau dia bukan Sasuke-sensei. Dia mirip dengan Sasuke-sensei,' batin Ino.

"Ahaha, aku bukan Sasuke-sensei. Perkenalkan aku Shimura Sai. Kalian dokter magang yang di pegang oleh Sasuke-sensei ya?" ujar Sai sambil tersenyum. Mereka semua mengangguk.

'Bagaimana mungkin? Kenapa dia mirip dengan Sasuke-sensei?' batin Sakura bingung.

"Aku mengerti kenapa kalian bingung. Tidak sedikit orang yang berkata kalau aku mirip dengan Sasuke-sensei, tapi jujur saja. Aku dan dia sangat berbeda. Dia jau lebih tampan dariku, jauh lebih berbakat dariku, dan auh lebih pintar dariku.," jelas Sai sambil tersenyum.

'Jauh lebih ramah tentunya.,' batin Kiba.

'Apa dia membaca pikiranku?' batin Sakura panik.

"Ah, iya. Boleh kutahu dimana Sasuke-sensei?" tanya Sai lagi.

"Ah, Sasuke-sensei ada diruangannya!" ucap mereka kompak sambil menunjuk ke arah ruangannya.

"Ah, begitu. Arigatou gozaimasu.," ucap Sai sambil berjalan pergi.

"Kau lihat itu? Dia jauh jauh jauh lebih ramah daripada Sasuke-sensei.," ujar Shikamaru antusias.

"Kau benar! Dia juga tampan.," ujar Ino sambil tersenyum.

"Sst, kalian diamlah! Bagaimana jika Sasuke-sensei mendengar kita?" kata Sakura sambil meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.

Nguing, nguing, darurat, darurat, panggilan darurat….

"Haa, panggilan darurat!" kata mereka panik sambil berlari memutar satu sama lain.

Sasuke dan Sai yang panik baru saja keluar dari ruangan Sasuke dan melihat tingkah mereka. "Hei kalian! Kalian tau kan ini panggilan darurat! Kenapa malah berlari memutari satu sama lain? Apa kalian dokter? Cepat ke UGD!" Bentak Sasuke kesal. Mereka sontak berlari ke UGD.

"Hahaha, mereka lucu!" ujar Sai sambil tertawa.

"Cih, lucu pantatmu! Mereka akan membuatku cepat tua jika begitu terus!" ketus Sasuke sambil meninggalkan Sai.

Di UGD…

"Naruto, apa yang terjadi?" tanya Sasuke sambil memeriksa keadaan pasien.

"Dia mengalami kecelakaan. Ada sesuatu yang nyangkut di sekitar jantungnya. Darahnya juga banyak berkurang.," jelas Naruto. "Kenapa kalian semua diam saja?" bentak Naruto. Dokter magang bawahan Naruto pun tiba-tiba panik.

"Kalian juga, kenapa hanya diam? Ini bukan drama kedokteran!" bentak Sasuke pada bawahannya.

"Udon, coba ambil sampel darahnya.," perintah Naruto. Udon-salah satu bawahan Naruto-mengangguk. Kemudian dia mengambil sebuah suntikan untuk mengambil sampel darah pasien. "Cepat cek darahnya!"

"Naruto-sensei, detak jantungnya menurun.," ujar Konohamaru-salah satu bawahan Naruto.

"Ini harus cepat di operasi untuk mengambil benda yang nyangkut di sekitar jantungnya.," kata Hanabi.

"hn, bagus! Cepat siapkan ruangan operasi!" perintah Sasuke. Para suster mengangguk kemudian beralri keluar.

"Sakura, Kiba, bawa pasien ini ke ruang operasi!" perintah Sasuke. Mereka berdua mengangguk.

Naruto menatap Sasuke bingung. "Ng, Sakura?" ujar Naruto bingung. Sakura dan Kiba pun membawa pasien ke ruang operasi.

"Hn, kalian boleh pergi!" ujar Sasuke. Tapi yang pergi hanya Ino, Chouji, Shikamaru, dan Hanabi. "Hn, kalian semua!" lanjut Sasuke. Mereka semua pun keluar dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

"Sakura?" tanya Naruto pada Sasuke.

"Sakura apaan?" tanya Sasuke bingung.

"Haruno Sakura?" tanya Naruto bingung.

Sasuke menunduk seraya menggeleng. "Bukan, dia Akasuna Sakura. Dia bukan Haruno Sakura.," ujar Sasuke lirih.

Naruto menepuk pundak Sasuke. "Tapi kalau aku boleh jujur, dia mirip dengan Sakura-chan lho.," jelas Naruto.

"Hn, kau benar.,"

Ruang Operasi…

"Sasuke-sensei, tekanan darahnya menurun!" ujar Sakura tiba-tiba.

"Hn, cepat ambil kantong darah yang sesuai dengan golongan darahnya.," perintah Sasuke. Sakura mengangguk dan segera pergi untuk mengambilnya.

Sasuke mulai mengolesi cairan antiseptic di sekitar daerah dada sebelah kiri pasien. Setelah itu, dia dengan perlahan mengambil pisau bedah dan mulai membelah dada pasien secara perlahan.

Sekian jam berikutnya….

Sasuke keluar dari ruang operasi seraya melepaskan maskernya.

"Bagaimana keadaan suamiku, Sensei?" tanya seorang wanita paruh baya khawatir.

"Hn, dia baik-baik saja. Operasinya sukses.," ujar Sasuke santai.

"Yokatta~Arigatou, Sensei.," ujar wanita itu sambil membungkuk. Sasuke hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan wanita itu.

Sasuke merenggangkan badannya. "Haaah~aku lelah!" gumam Sasuke seraya menghela nafas panjang. Sasuke pun berjalan menuju ruangannya dan melewati ruangan yang didalamnya ada para bawahannya berkumpul. 'Apa yang mereka lakukan?' batin Sasuke.

Karena penasaran, Sasuke pun masuk ke ruangan itu. "Hn, apa yang sedang kalian diskusikan?" tanya Sasuke pelan.

Mereka semua kaget dan sontak berbaris. "Tak ada, Sensei!"

"Seriuslah kalian. Hn, Akasuna Sakura, aku ingin bicara denganmu!" ujar Sasuke.

Sakura memasang wajah kaget. "Aku? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Sakura panik.

"Hn, ikuti saja aku!" kata Sasuke kesal. Sakura mengangguk dan mengikuti Sasuke.

Krek..

"Hn, masuklah!" perintah Sasuke. Sakura pun masuk dengan ragu.

"Ng, se…sebenarnya ada apa, Sasuke-sensei?" tanya Sakura takut.

"Hn, ada yang ingin kutanyakan. Jawab dengan jujur.,"

"Baiklah.,"

"Apa kau kenal Haruno Sakura?" tanya Sasuke serius

"Siapa itu Haruno Sakura?"

TBC

Gimana?

GaJe yaa?

Kependekan?

Oh ya, aku minta maaf apabila ada kalimat yang aneh diatas…

Maaf juga kalau fic ini jelek dan aneh..

Aku minta kritik, saran, dan review tentunya.

Arigatou gozaimasu^^