Title : Only U Dont Know
Main Cast :
Byun Baekhyun (GS)
Park Chanyeol
Support Cast :
Luhan (GS)
Kim Jongin
Kim Junmyeon
Zhang Yixing (GS)
Do Kyungsoo (GS)
Oh Sehun
Rate : M
Genre : Romance, Humor(garing)
Sinopsis : Baekhyun itu cewek! Harus berapa kali sih dia bicara. Kenapa orang orang bodoh itu gak ada yang percaya? Ini lagi, ayah abnormal. Selalu saja bilang "kepalkan tinjumu, jadilah cowok sejati" setiap saat. "Aku cewek,ayah bodoh!"
Chapter 1
Hari ini hari minggu. Seharusnya pagi ini aku masih terlelap manja, dan bangun kesiangan sambil mengerjapkan mata sok imut. Setahuku itulah rutinitas cewek jaman sekarang.
"Baekhyun! Ayo cepat" teriak ayah ku. Wajahnya dipenuhi lumpur mengering bercampur keringat nya.
"Apa sih! Masih pagi juga" rutuku.
Aku buru buru berlari mengejar ayahku.
"Kenapa ini?" teriak ku kaget mendapati toko kelontong kami yang nyaris tak kelihatan karena tertimbun tanah.
"Tanah longsor! Masa kau gak lihat" Ayah menunjuk nunjuk bongkahan tanah yang berada dihadapan kami.
"Mana mungkin tanah longsor! Kita ini tinggal didataran tinggi ayah bodoh!" Aku menendang kaki ayahku geram. Tipuan sialan.
"Berhenti mengeluh dan segera bantu ayah menggali tanah ini" perintahnya mutlak.
"Sialan! Kalau mau bikin pelatihan kira kira dong. Masa aku disuruh nyangkul tanah sedalam ini. Mana korbannya toko kelontong lagi. Ayah abnormal" Omelku seraya mengambil cangkul yang entah sejak kapan sudah ada di dekat kakiku itu.
"Laki laki itu gak mengeluh" ucapnya.
"keparat! Aku cewek tahu!" makiku, seraya menjitak kepala ayah. Dia balas memukulku pakai cangkul.
"Baekhyun. Berterima kasihlah.. Ayah tidak tidur semalaman. Kau tahu? Semua ini ayah lakukan semalaman. Menimbun toko kita supaya kau bisa latihan mencangkul. Ayah melakukannya untukmu, nak."
Bletak
Aku menghantam kepalanya pakai batu.
Tenang. Dia bahkan gak kesakitan. Asal kalian tau, ayah ku ini sakti. Dipukul,ditusuk,dilempar kejurang,bahkan digigit harimau saja dia masih hidup sampai sekarang. Orang gila.
"Berhenti main main! Cepatlah mencangkulnya. Kita sudah kehabisan uang makan. Toko kelontongnya harus segera dibuka lagi. Kau gak mau makan ubi jalar kan hari ini?"
"Yang bikin toko kita jadi gini itu kan ayah, ayah bodoh!"
Aku menendang bokongnya. Dan mau tidak mau balik mencangkul.
"Nah begitu. Habiskan keringat masa mudamu dengan hal hal berguna. Ayah mau pergi dulu"
Ucapnya seraya berlari sekencangnya, sebelum aku memukulnya lagi.
Hal berguna katanya? Nyangkul tanah yang ternyata sengaja ditimbun diatas toko kelontong dibilang berguna?
Kapan sih ayah jadi waras?
Aku menegak air putih dengan brutal. Perutku sudah keroncongan. Sekarang jam 12 siang. Ayah bodoh itu bahkan belum balik dari kepergiannya yang entah kemana itu. Dan aku bahkan baru menyelesaikan setengah dari seluruh kerjaan gak berguna ini.
"Andai ada sejenis backhoe(mesin penggali tanah)" ucapku asal.
"Baekhyun!" teriak ayah tiba tiba. Aku menoleh kearah belakang.
"Lihat keren gak?" tanya nya.
Gila! Backhoe! Kenapa alat kayak begitu bisa ada disini?
"Ayah meminjam punya tetangga. Gimana? Ayah taukau pasti kesulitan nyangkul nya" cengirnya bangga.
Aku menyerngitkan keningku,menahan emosi.
"Kenapa sih benda begituan baru dibawa sekarang. Aku nyaris mati kepanasan nih" pekikku.
"Minggir. Ayah gali dulu" ucap nya acuh.
Aku memijat kepalaku yang kayaknya bakal pecah sebentar lagi.
"Apa? Pindah?" teriakku heboh.
"Iya. Kita akan pindah ke Seoul. Ayah baru keterima kerja jadi penjaga kafetaria disana"
Kekeh nya bangga. Aku membulatkan mataku, menunjukan ekspresi sok kaget. Biar kelihatan imut sekalian kukerjap kerjap kan mata ku.
Bletak
"apa sih tampang mu itu!" teriak ayah ngeri.
"tapi kenapa tiba tiba pindah? Bukannya ayah sangat bangga ya jadi generasi ke 3 yang diwarisi toko kelontong keluarga Byun?" tanya ku, tak menggubris hinaan ayah barusan.
"Toko kelontong kita kan baru kena longsor 3 hari yang lalu. Dan kau juga sedang dalam masa pertumbuhan. Harus banyak makan,gakbisa kukasih ubi jalar terus" ucapnya sok serius.
"tanah longsor gundulmu! Masih saja bersandiwara pura pura bilang itu tanah lonsor! Jelas jelas ayah yang sengaja menimbunnya!" teriakku sewot.
"Ya pokoknya begitulah. Cepat habiskan ikan bakarmu!" teriaknya berusaha mengalihkan perhatian.
"Kapan sih ayah mau berhenti membodohiku? Aku tau ini ubi jalar, bukan ikan!" Aku menunjuk nunjuk ubi yang berada di piringku dengan sumpit.
Dia memasang tampang bodo amat. Memakan ubi jalar setengah mentahnya dengan semangkuk nasi.
"Ngomong ngomong, itu artinya aku akan pindah sekolah kan?" tanya ku mengawali percakapan kembali.
"ya..kraup...kau...kraup...akan...kraup...pindah...kraup..sekolah..kraup..ke-"
Bletak
Aku menjitak kepala ayah.
"Bisa gak sih jawabnya jangan sambil ngunyah gitu?" tanya ku sewot.
Dia sibuk menggigit sepotong daging ayam dan- tunggu? DAGING AYAM?
"Yak! Bedebah! Kau makan sendiri daging ayam nya ya!" teriakku sambil berusaha merebut nya dari tangan ayah.
Dia menangkal tanganku pakai kakinya. Sambil terus mengigit ayam nya dengan brutal.
"dasar gak tahu malu" ejekku.
"kenapa sih ribut ribut? Ini kan cuma ubi jalar" katanya setelah ia melahap habis sepotong daging itu.
"pembohong sialan! Mana mungkin aku tertipu, jelas jelas itu ayam" dumalku.
Aku melangkah pergi setelah melahap habis ubi jalarku.
"Yah.. aku juga gak mau tuh makan makanan curian" sindirku sarkastis.
Lihat deh. Dia bahkan gak perduli. Dasar ayah-bodoh-sialan-abnormal.
Aku menghela nafas. Perjalanan ke Seoul ini bakal jadi perjalanan panjang ya.
"Baek.. kau ngayuh sepedanya kan?" tanya ayah yang berada didepanku.
"Ngayuh kok" jawabku bohong. Mana mau aku ngayuh.
Diantara semua alat transportasi yang ada di dunia, ayah abnormal itu malah milih sepeda tua dengan 2 pasang pedal untuk dipakai buat ke Seoul.
"Tapi kok berat ya?" tanyanya curiga.
"Mungkin ayah sudah terlalu tua buat nyepeda" jawabku ngasal.
"oh"
Ayahku tiba tiba ngerem. Alhasil aku yang sedang bersantai ria terjungkal dengan tidak keren nya.
"woy! Bilang bilang dong kalau mau ngerem" teriak ku sewot. Wajah super imut ku jadi kena tanah kan.
"kalau kau ngayuh kau pasti tau aku bakal ngerem" katanya beralibi.
"alibi ga mutu. Bilang aja ayah mau balas dendam" cibirku.
"diam dan bantu ayah ngayuh anak bodoh" perintah ayahku mutlak.
Aku mau tak mau pada akhirnya bantu mengayuh.
Setelah menempuh perjalanan seharian, kami sampai disebuah apartemen kumuh di belakang sekolah.
Aku langsung tidur, tanpa perduli dengan ayah yang memintaku menolongnya berkemas. Peduli apa. Aku capek banget tahu.
Aku sampai gak sadar, sudah pagi lagi. Itu artinya kehidupan baruku disekolah akan segera dimulai.
Yeah. Disekolah yang sebenarnya maksudku. Kemarin kemarin, aku terjebak di sekolah cowok di pedesaan. Ayah bodoh itu memasukan ku kesekolah yang isinya laki laki semua ( dan itu sudah enggak semenjak kehadiranku).
Hoam. Aku menguap lebar lebar.
Aku melangkah menuju dapur. Tumben tuh ayah sudah sibuk memasak.
"anak lelaki ku sudah bangun ya?" tanya nya menyebalkan.
Aku menjitak kepalanya.
"Ayah buatkan sup miso nih" ucapnya sambil tersenyum.
"tumben bangun pagi pagi gini" sindirku.
"gimana, ayah udah kayak ibu ibu belum?" tanya nya.
Oh ya. Dia sekarang mengenakan celemek pink dengan gambar seekor bebek kecil. Lengkap dengan topi bak seorang koki.
"mengerikan" komentarku.
Aku duduk dimeja makan. Yah sekarang setidaknya kami makan diatas meja.
"Makanlah yang banyak" katanya sembari mengambilkan aku nasi.
"Kenapa sih hari ini ayah baik gitu? Serem tahu" kataku sarkastis.
Dia terkekeh. " masa ayah berlaku baik gini di curigai"
Bodo amat. Aku mengunyah nasiku dengan lahap.
"Ngomong ngomong, nih seragammu" katanya seraya menyerahkan sebuah plastik.
Aku membuka plastiknya.
"Seragam-cowok?"
"tentu..kau kan cowok"
SIALAN!
"bodoh! Bedebah sialan"makiku seraya mengambil ancang ancang untuk memukulinya. Sial tubuhku kok kesemutan?
"fufufuufu...sudah kutaruh obat kesemutan tuh" kikiknya.
"arghhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriakku frustasi.
"Baekhyun. Terimalah nasipmu dan jadi lah laki laki kebanggaan ayah" Ayah sialan itu menepuk pundakku.
"Aku..Aku"
"kenapa? Mau berterima kasih pada ayahmu ini nak?"
"Aku cewek! Aku cewek! Akuuuuu...cewek!"
Aku berjalan memasuki sebuah kelas. Fuh. Pagi ini benar benar buruk. Akhirnya aku malah mengenakan seragam cowok . Padahal kufikir hari ini akan jadi hari dimana aku kembali jadi cewek, seutuhnya.
Aku memperhatikan seisi kelas. Banyak cewek,ya. Kayaknya kelas ini diisi lebih banyak cewek ketimbang cowok.
Aku menguap. Uh, capek sekali. Mengayuh sepeda dari desa ke kota. Benar benar gila.
"Hai" sapa seorang wanita. Dia melambaikan tangannya.
"hai" jawabku acuh.
Dia berjalan mendekati mejaku. Kemudian sempurna berdiri dihadapanku.
"Aku Luhan. Kau?" Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Baekhyun" jawabku masih acuh.
Dia mengerjapkan matanya sambil terus mengulurkan tangannya. Aku menghela nafas jengkel. Cewek yang merepotkan. Buru buru kujabat tangannya malas.
Wangi. Tangannya wangi.
"Hmm.. Kau wangi" kataku basa basi.
"benarkah? Aihhhh senangnya dipuji"katanya terkikik.
"itu parfum atau sabun?" tanyaku. Dia mengangkat alisnya bingung.
"bau wangi itu.." kataku memberi penjelasan.
"ohh...ini parfum kok.." dia tersenyum senyum.
Cantik juga dia. Wajahnya imut.
"kau cantik lho" kataku bersungguh sungguh. Dia melotot.
"Sungguh? Aw...kau manis sekali"dia memukul mukul bahuku.
"Ya! Apa apa an kau ini. Menggoda pacarku" Seorang pria berkulit tan menghampiriku.
"Pacarmu? In your dream!" Luhan mendorong sebal pria itu.
"Siapa dia?" tanyaku. "Dia Jongin. Cowok pembawa sial. Jangan dekat dekat dengannya" Luhan berkata sambil mengerlingkan matanya. Aku melongo.
"Luhan.. kucari cari ternyata kau disini"ucap seorang wanita yang baru datang dengan nafas tersengal sengal.
"Loh kau baru datang toh Xing..kufikir kau sudah duluan. Jadi kutinggal.." Luhan, gadis itu menatap heran ke arah gadis yang baru saja hadir tersebut.
"Ngomong ngomong dia siapa?" tanya gadis itu. Matanya menatapku heran.
"Ohh..dia ini Baekhyun. Anak baru dikelas kita. Iya kan?" Luhan menatapku. Aku mengangguk.
"Begitukah? Aku Yixing" gadis itu tersenyum tipis tanpa berniat mengulurkan tangannya sama sekali.
Feminim sekali.
"Cih. Sok ganteng" Jongin mencibir kearahku.
Dasar cowok aneh.
Tunggu?
Ganteng katanya?
"Yak!" aku berdiri, mengejar Jongin yang baru saja melangkah pergi menuju mejanya.
Aku menarik kerah pakaiannya. Dia menatapku ngeri.
"Bilang apa barusan?" tanyaku menantang.
"Cih.." Jongin menjawab bergetar.
"Setelahnya?"
"Sok..."
"Ganteng..."
BRUAK!
Aku menendang bokongnya keras keras.
"AKU INI CEWEK! NGERTI GAK SIH!"
Aku terlahir dikeluarga yang gak lengkap. Hanya aku dan ayah. Tanpa Ibu. Aku bahkan gak tahu dia siapa, dan dimana dia. Ayah gak pernah mau membahas soal ibu.
Dari kecil aku tinggal hanya berdua bersama ayah. Dia mengajarkanku banyak hal. Meninju, memukul, salto, memaki, makan dengan brutal.
Aku dididik dengan metode gila gilaan dengan harapan suatu saat aku akan mewarisi toko klontong sebagai generasi ke 4 sekaligus dapat kebun ubi yang berada di belakang rumah kami.
Ayah berharap aku bisa mengurus kebun ubi kami dengan baik sehingga kalau bisa mungkin aku bakal jadi pengusaha ubi jalar tersukses,katanya.
Untuk itu, aku harus kuat.
Ayah gak perduli aku ini cewek dengan tubuh mungil. Dia bahkan gak pernah mengakuiku sebagai cewek.
Aku saja tahu bahwa aku ini cewek baru ketika berusia 15 tahun. Setelah aku menyadari bahwa dadaku semakin membesar. Aku sadar itu bukan bengkak karena digigit semut seperti yang selalu ayah bilang. Aku juga mengalami menstruasi pada akhirnya. Ayah berdalih, mengatakan itu warna pipisnya orang yang kebanyakan makan ubi jalar.
Bodoh. Ayah penipu sialan.
Dan diusia 15 tahun, sudah sangat terlambat untuk mengubah kebiasaan hidupku sebagai cowok yang sudah mendarah daging.
Aku menghela.
Ngomong ngomong nama sekolah baruku SMA Seoul 13.
Dari namanya saja sudah terdengar mengkhawatirkan.
Sulit sekali bersekolah disini, rasa rasanya sekolah di sekolah khusus laki laki lebih gampang ketimbang disini.
Berbagai hal konyol sudah terjadi, padahal aku baru 5 hari sekolah disini.
Seperti misalnya,sewaktu aku mau ke toilet.
Aku baru masuk saja sudah ditimpuki roll tisu toilet.
Dan yang lebih parah ada juga yang teriak teriak kayak orang kesurupan, gara gara mengira aku cowok hidung belang yang ileran dan kebelet pingin melecehkan siswi di toilet.
Capek sekali menjelaskan kemereka. Kalau aku ini cewek.
Apalagi kalau setiap kekamar mandi, orang orangnya beda beda. Repot sekali harus menjelaskan terus menerus.
Gak sekalian saja kuumumkan lewat toa?
Luhan duduk dihadapanku. Menatapku tanpa berpaling. Untung saja ini sudah jam istirahat.
"ngapain sih?" tanya ku sewot. Risih tahu.
"Aku hanya..gakpercaya kau itu cewek" katanya. Aku memutar bola mataku malas.
"Baekhyun noona...sudah kuduga kau itu cewek" Jongin menghampiriku.
"Serius?" tanya ku berseri seri. Jongin meraih tanganku.
"Soalnya. Tangan noona begitu halus-"
BUAK
Aku menendang bokong Jongin.
"Penipu" ucapku sebal. Tanganku halus? Yang benar saja! Mana mungkin orang yang suka nyangkul kebun ubi jalar gini punya tangan yang halus.
"Ternyata..kau seorang wanita ya?" seorang pria mendatangiku.
Aku menatapnya heran. Dia lumayan tampan,sih. Dan kayaknya dia kelihatan lebih pintar dari Kim Idiot Jongin itu.
Dia menggenggam tanganku.
"Pantas..matamu indah"
"Ya! Junmyeon jelek!Jangan ganggu Baek-ku" yang ini suara Jongin. Dia buru buru menjitak kepala pria bernama Junmyeon itu.
Yixing, si cewek berwajah chinese sahabat Luhan itu hanya menatapku tanpa berkata. Benar benar anggun.
"Gini.. Gimana kalau kau meminta bantuan seseorang yang tahu banyak hal soal wanita?" Luhan berkata. Aku membulatkan mataku.
"ide bagus!" Jongin muncul lagi.
"noona.. aku akan mengajarimu..aku ini, begini begini tahu banyak soal cewek lho"katanya, seraya memegang tanganku lagi. Aku menepisnya.
"Belajar dengan ku saja noona" yang ini Junmyeon. Dia menarik tanganku. Uh, aku menyesal memujinya tadi. Dia dan Jongin sama saja! Oh, mereka sedang berkelahi entah karena apa,ngomong ngomong.
"Jangan hiraukan mereka" Luhan menarikku menjauh dari dua lelaki abnormal itu.
"Nah.. gimana? Kau setuju kan dengan pendapatku?" Luhan memastikan.
Aku mengangguk. "idemu gak buruk"
"Selanjutnya... sekarang kau bisa pilih.. mau minta ajari siapa.." Luhan memberi petunjuk. Aku menatap sekeliling kelas. Menyeleksi gadis mana yang bisa ku minta tolongi.
"Kau bisa minta tolong aku lho" Luhan memberi kode.
Aku mengabaikannya. Mungkin aku bisa minta tolong Yixing?
"Mungkin aku bisa minta tolong Yi-"
"Maaf..Aku kebelet pipis.." tibatiba Luhan menghambur pergi. Meninggalkan aku dan Yixing.
"Kayaknya aku juga mau ke toilet" kataku pamit.
Aku ngibrit.
Canggung sekali sih berduaan sama Yixing?
Aku gak lagi naksir dia, kan?
Bruakh
"uh" keluhku. Seseorang baru saja menabrak ku kan? Tapi kenapa tidak ada yang mengucapkan kata-
"maaf" ucap seorang gadis. Uh, dia termasuk gadis yang manis, sih.
Aku membulatkan mataku. Apa aku gak salah? Seorang gadis?
Tapi kenapa ditabrak dia barusan rasanya kayak ditabrak...cowok?
Sebelum aku sempat bicara, gadis itu sudah pergi.
"loh..kok-" sebuah sapu tangan yang tergeletak di lantai meinterupsi-ku.
Itu mungkin miliknya. Aku meraih sapu tangan itu, sebuah nama tertulis diujung sapu tangannya.
"Park Chanyeol?"
"Kau tahu Park Chanyeol?" tanyaku pada Luhan. Aku baru saja sampai kelas, menemukan Luhan yang sudah sampai lebih dulu.
"Tahu kok..dia anak kelas sebelah tuh.." jawab Luhan.
"Serius? Bisa kasih tau nomor telpon nya gak?" tanyaku bersemangat.
"nomor..telpon? ada sih..." luhan menyerngit heran.
Jongin dan Junmyeon ikut ikutan kaget. Entah sejak kapan mereka ada disekitar sini.
"Kau gak suka dia kan?" tanya Luhan memastikan.
"suka kok" jawabku sekenanya.
Aku suka karena dia mungkin adalah guru yang tepat untukku jadi cewek seutuhnya!
Luhan menatapku syok.
Aku mengambil ponsel Luhan, buru buru mencatat nomor Park Chanyeol sebelum guru Kim datang dan marah marah.
Aku menguap.
Masih pagi kan? Soalnya ayah abnormal itu masih tidur di kasur baunya.
Aku mengendap endap. Membongkar bongkar lemari ayah.
Dimana kira kira ayah menaruh ponsel jadul nya?
Dilemari gak ada. Di bawah karpet gak ada. Diloteng juga gak ada. Ah iya! Aku kan belum meriksa bawah kasurnya!
Aku melihat sekeliling. Aman. Gak ada siapapun. Meskipun aku sudah tahu gak akan ada siapapun disini selain aku dan ayah abnormal-ku.
Aku melihatnya tertidur pulas. Sialan. Wajahnya ketika sedang tidur begitu mengesalkan, bikin jengkel. Aku melihat matanya yang tertutup rapat. Aku menggoyang goyangkan tanganku tepat didepan diwajahnya. Sepertinya dia gak terganggu.
Aku menarik kasurnya perlahan lahan. Uh. Bau pengap. Dia itu manusia atau apa sih? Kasurnya bau kubangan sapi.
"Baekhyun!" teriaknya. Aku terjungkal.
"Ngapain raba raba pantat ayah?" tanya nya setengah ngantuk.
"S-siapa yang raba raba! Aku tadi...mau nangkap kecoa" kataku sembarangan. Dia melihatku dengan tatapan menyelidik.
"kecoa? Mana..mana" teriaknya heboh. Dia menerajang kasurnya.
"gak ada kecoa tuh.." katanya kemudian.
Aku menggaruk tengkukku.
"udah kabur kesana tuh" aku menunjuk sudut kamar kami refleks.
"Tapi kok gak ada disitu" katanya menyelidik. Yeah matilah aku. Kecoa sialan itu dan ayah abnormalku, semoga membusuk dineraka.
"kau mencari ini, kan?" katanya. Tangannya memegang sebuah ponsel.
Aku melotot.
"Bagaimana bisa ayahctau?" tanyaku heran. Aku hendak merebut ponsel itu, namun ayah menghindariku, membuatku terjerebeb.
"Siapa yang mau kau telfon? Kalau itu ibumu, dia gak ada. Kan ayah sudah pernah bilang. Kau itu gak punya ibu, Baekhyun. Kau kutemukan didalam sebuah timun yang berwarna ke emas an. Mengapung disungai belakang rumah kita. Terimalah kenyataan itu Baek"
Bletak!
"Timun emas gundulmu! Kau anggap aku apa hah!" Aku menyundul kepalanya kuat kuat.
"Baiklah.. Baekhyun.. Ayah terpaksa cerita padamu.. bagaimana ayah bertemu dengan ibumu, nak. Akan ayah ceritakan" Ayah berdehem. Duduk bersila.
"Cerita karangan macam apa lagi yang mau ayah ocehkan? Aku tak akan tertipu lagi!" Aku hendak berlari keluar dari kamar.
"Tunggu nak.. Kali ini dengarkan cerita ayah..tolong" katanya mendadak sendu. Aku duduk dihadapannya. Awas saja kalau dia mengoceh sembarangan. Akan ku bunuh!
"Ibumu..Adalah wanita yang sangat cantik. Dia keturunan bangsawan, pewaris harta kekayaan keluarganya tujuh turunan.. Pertemuan kami,dimulai ketika ayah hendak mengambil air disungai. Ayah bertemu ibumu dan saudarinya, tengah mandi di telaga. Lalu, selendang sutera ibumu hanyut. Ayah menolong nya mati matian. Menyebrangi sungai yang dalam hanya untuk mengambil selendang itu. Namun setelah ayah berhasil mengambilnya, ibumu sudah pergi. Lalu..suatu hari kami bertemu lagi di sebuah acara pesta dansa. Dia mengenakan gaun yang sangat indah.."
Ayah menerawang.
"kami berdansa sampai pukul 12 malam. Namun tiba tiba, ibumu pergi. Meninggalkan ayah. Menyisakan sebelah sepatu yang ia kenakan malam itu"
Tunggu. Kenapa kedengaran aneh,sih?
"Kemudian.. Ayah bertemu kembali dengan ibumu di tepi sungai. Ia tengah mencuci baju saudarinya. Katanya dia disiksa ibu tiri dan saudari tirinya. Ayah membawa ibumu kabur. Kemudian kami hidup bahagia sampai kau lahir didunia. Tapi kemudian..kemudian dia diracuni ibu tirinya karena iri dengan kecantikan ibumu itu. Ibumu koma lama sekali, seperti tertidur selamanya. Kemudian...dia..meninggal"
Tunggu.. Bagaimana mungkin seorang perempuan kaya raya mandi ditelaga? Dan kenapa pula tiba tiba dia mandi ditelaga, kehilangan selendangnya? Terus menari sampai jam 12 malam dan mati karena di racun ibu tirinya? Cerita bodoh gila macam apa sih ini?
"Baekhyun..Ayah minta maaf..Seharusnya ayah bisa menjaga ibumu..Sehingga dia tidak perlu mati begitu.. maaf"
Ayah menitikkan air matanya.
Tunggu.. Bukankah itu ceritanya Rapunzel? Atau Pinokio? Bukan! Ini kan legenda Sangkuriang! YA betul...
Buak
Aku menendang ayah dengan brutal.
"Bodoh! Keparat! Setelah kufikir fikir, aku kayak tau cerita ayah, ternyata memang iya! Itu kan dongeng disney princess! Yang mandi disungai dan selendangnya hilang itu..Itu kan legenda Sangkuriang! Kau fikir aku ini bodoh!" teriakku tidak terima.
"Bodoh! Sangkuriang gundulmu! Itu kan cerita Cinderella, Jaka Tarub, Bawang merah bawang putih, dan Snow White. Dasar bodoh! Berapa sih nilai pelajaran sejarahmu disekolah!" teriaknya tidak mau kalah.
"Memangnya cerita begituan ada di dalam mata pelajaran sejarah ya? Dan lagi kenapa sih aku harus mendengar penjelasan konyolmu! Sekarang mending kau serahkan ponselmu itu deh!" aku menarik paksa ponsel yang dipegang nya.
"Bilang dulu kau mau menghubungi siapa!"
"Cewek! Aku mau menghubungi seorang cewek! Cepat berikan"
"Cewek? Siapa?" tanya nya dengan mata berbinar binar.
"Mau tau saja! Ya pokoknya seorang cewek!"
"Yasudah.. Nih.." Dia menyodorkan ponselnya.
"Boleh nih?" tanya ku tidak percaya. Kok tibatiba mau sih?
"Yah...Soalnya akhirnya kau mau mendekati seorang cewek. Bagaimana bisa ayah melarangnya" katanya. Bodo amatlah. Meskipun dia salah sangka, tapi gak buruk juga.
"Iya.. Aku akan mendekati gadis itu, jadi ayah jangan halangi aku!" Kataku.
"Berjuanglah Baekhyun! Ayah bangga padamu" Dia menepuk nepuk pundakku.
Terserah deh. Peduli apa. Ayah gak perlu tahu niatku ini. Tidak juga dengan Park Chanyeol, gadis yang sebentar lagi akan jadi guruku itu.
Ufufufufufuu...
Aku akan melakukannya dengan hati hati, dan suatu hari aku akan berubah jadi seharusnya.
Suasana kelas yang selalu gaduh menutupi bunyi detak jantungku yang semakin tak karuan. Aku ingin cepat cepat menghubungi Park Chanyeol, sudah tidak sabar. Tapi...gimana ya kata kata yang tepat untuk mengawalinya?
Dan yang lebih penting, gimana caranya pakai ponsel ini?
"Ini.. gimana ya cara makainya?" tanya ku pada Luhan. Aku menyodorkan ponsel ayah.
"Ponselmu?" tanya Luhan. Aku menggeleng.
"Punya ayahku"
"Kau gak punya ponsel?" tanya Luhan heran. Dia menekan sebuah tombol. Layarnya tiba tiba terang, menampakkan wajah ayah dengan pose nyengir didepan toko klontong kami dulu.
"Wow. Ayahmu alay juga" Komentar Luhan.
"Gimana cara makainya?" tanya ku tidak menggubris foto aneh ayahku.
"Kau mau sms atau telfon?" tanya Luhan.
"Sms itu apa?" aku balik bertanya.
"Kau gak tahu sms? Serius?" Luhan menatap ku heran.
" Sms itu artinya pesan singkat" Jongin datang.
"Ponselmu? Minta nomormu dong.." Jongin merebut ponsel ayah dari Luhan.
"Hey" Luhan berusaha merebut kembali ponsel ayah meski gak berhasil karena Jongin gesit sekali. Kemudian dia menekan tombol seperti yang Luhan tadi lakukan.
"Hiiii" teriaknya heboh ketika gambar ayah muncul.
Aku merebut ponsel ayah buru buru, mengabaikan Jongin yang syok dengan gambar ayahku.
"Ini namanya wallpaper" Junmyeon datang. Dia menunjuk foto ayahku yang terdapat dilayar ponsel tersebut.
"Aku gak tanya" kataku acuh.
Aku buru buru pergi menyeret Luhan. Dan tentu saja Luhan menyeret Yixing juga.
"Menurut mu.. Aku harus sms atau telfon?" tanyaku kembali ke topik awal.
Luhan memutar bola matanya seakan akan tengah berfikir.
"Bagaimana kalau sms?" Yixing memberi komentar. Aku menyerngitkan keningku.
"Soalnya lebih gampang. Kita juga jadi bisa berfikir panjang mau bilang apa. Kalau menelfon kita harus merespon dengan cepat,kan? " itu adalah kata kata terpanjang yang pernah Yixing katakan,ngomong ngomong.
"Yixing benar" Luhan membeo.
"Oh ya..bisa tolong ajarkan aku cara sms?" pintaku.
"Boleh saja.. Tapi siapa memangnya yang mau kau sms?" Tanya Luhan penasaran.
"Chanyeol" jawabku santai.
Luhan dan Yixing melihatku dengan tatapan yang sukar diartikan.
"Kau beneran serius?" tanya Luhan.
"Yeah..tentu.."
Luhan mengalihkan pandangannya dariku. Yixing cengo.
"Bagaimana kalau kita langsung belajar sms?" Kataku tidak sabaran.
Luhan dan Yixing langsung mengajariku, tanpa bicara lagi.
'Aku kepingin berteman denganmu.
Maukah kau berteman denganku?
Jadilah temanku. Kalau kau mau, hubungi aku.
Byun Baekhyun kelas 9A'
Aku membaca ulang sms ku. Tidak buruk sih. Meskipun sedikit kaku, setidaknya aku gak terdengar kayak pria hidung belang yang mengajak kencan wanita malam. Wow. Aku suka perumpamaan itu.
Aku terguling guling dikasur dengan perasaan gelisah.
Untunglah ayah lagi pergi kepasar. Katanya mau beli persediaan buat jualan besok.
Tring~
Ada pesan! Aku harus buru buru membacanya.
Tapi gimana sih cara bukanya?
Aku mengklik sembarangan layar ponsel ayah.
Terbuka!
'Promo tahun baru! Beli satu set panci gratis Aipon s5? Cuma disini tempatnya!
Dapatkan hadiah nya dengan membuka halaman internet ini :
/69/00/1 '
Apaan nih? Sms gak jelas!
Aku menekan tombol 'balas'.
'Hey! dari mana kau dapat nomor hp ku! Jangan hubungi aku lagi! Tolong hapus nomorku'
Aku menekan tombol send.
Tring~
Jangan jangan orang itu lagi? Dasar ngotot!
Aku membuka pesannya.
'Selamat! Kamu mendapat gratis sms 1000 ke semua operator!
Dapat kan promo menarik lainnya hanya di eksis'
Apa apaan sih ini! Kenapa ada sms lain dari nomor lain?
Aku membalas pesan nya :
'Siapa kau? Jangan ganggu aku!'
Tring.
Sebuah sms lagi?
'Maaf. Nomor tujuan anda salah. Silahkan hubungi 8858 untuk layanan customer'
Arghhhhh
Apa apaan ini! Sms sms gak jelas ini.
Tring~
Apa lagi? Apalagi mau orang orang aneh itu?
Aku membuka pesannya emosi.
'Maaf aku tidak kenal kamu. Tapi mungkin kita bisa berteman.
Aku Park Chanyeol salam kenal ^^'
Aku tersenyum. Lebih kayak menyeringai,sih. masa bodoh lah.
'Terima kasih atas balasan smsmu.
Aku kepingin ketemu kamu.
Aku akan kekelasmu pada jam istirahat besok.
Tertanda : Byun Baekhyun'
Setelah mengetiknya setengah mati, aku menghela nafas.
Sebentar lagi keinginan ku akan terwujud. Sebentar lagi aku bisa pakai dress berenda. Heiho!
Aku meloncat loncat kegirangan.
Lihatlah, aku melompat lompat sambil cekikikan. Sudah kelihatan feminim, kan?
Pelajaran Pak Kim terasa amat lama dan membosankan. Biasanya aku tidak terlalu perduli, tapi tidak dengan kali ini. Aku akan menemui Chanyeol, cewek feminim! Aku akan berguru padanya. Tapi aku masih terjebak di pelajaran Guru Kim yang tidak penting ini.
Tringtringtring
Begitu bel tanda istirahat berbunyi, aku buru buru berlari keluar. Mengacuhkan Guru Kim yang bahkan belum mempersilahkan siswanya untuk keluar.
Aku berlari, nyaris menabrak siswa lain dikoridor. Kakiku berhenti disebuah kelas yang jaraknya tidak jauh dari kelasku.
Beberapa orang yang baru keluar dari kelas itu menatapku heran.
"Ada Park Chanyeol?" tanyaku pada siapapun yang melihat kearahku.
"Tuh.." Entah siapa yang menjawabnya,menunjuk nunjuk ke arah sebuah meja.
Aku terburu buru memasuki kelas itu tanpa mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang entah siapa itu.
Seorang gadis yang tengah duduk sambil membaca itu melihatku heran, nampaknya aku sudah menganggu kegiatannya.
Uh.. Dilihat dari dekatpun dia sangat cantik.
"Hai Park Chanyeol.. " kataku canggung. Aku melambai lambaikan tanganku norak.
Dia melihatku, dengan wajah keheranan.
"Siapa?"ucapnya setelah menghabiskan waktu 1 menit lebih hanya dengan diam.
"Kenalkan.. Aku.. Byun Baekhyun. Yang kemarin mengirimimu sms" kataku sambil cengar cengir.
Dia melihatku sekali lagi. Lalu menutup bukunya, dan beranjak berdiri.
"Mau kemana?" tanya ku bingung. Dia terus berjalan, menuju pintu kelas.
"hey.." Aku secara spontan menarik tangannya. Berusaha menahannya.
"Aku.. gak berteman dengan cowok.." kata kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Sama sekali tidak disangka sangka.
Apa katanya? Gak berteman dengan..cowok?
"Tunggu.. Apa maksud kalimatmu itu?" Hati ku bergemuruh.
Cowok? Aku?
"Aku cewek" kataku tegas.
Dia menatapku menyelidik.
"Cewek?" ulangnya.
Aku tiba tiba sadar. Gawat. Sepertinya aku terbawa emosi.
"Aku.. suka cewek?"
Oke aku punya usaha pengalihan yang sangat buruk.
Dia semakin menunjukkan ekspresi wajah yang aneh.
"Maksudnya.. Aku ingin belajar tentang cewek.. Soalnya aku suka cewek.. Yah.. Kau tahu kan maksudku.. cewek itu menarik.. Badan.. Badan mereka bagus...sekali"
Setelah kalimat payah itu meluncur dengan tersendat sendat dari bibirku aku menghela nafas.
Astaga, aku kelihatan kayak cowok hidung belang yang gak tahu diri.
"Dasar aneh" ucap nya. Sebelum akhirnya benar benar kabur dari kelasnya. Meninggalkan ku dengan teramat terburu buru.
Wajar sih kalau dia sekarang jadi takut padaku.
Aku memijat mijat pelipisku.
Bodoh! Benar benar bodoh. Bagaimana bisa sih aku sebodoh ini?
Apa yang harus ku lakukan habis ini?
Membuntuti nya pulang, lalu mencegatnya dijalan. Baru menjelaskan padanya?
Uh.. Coba kuingat ingat..Kalau terjadi kesalahpahaman di sekolah cowok yang dulu ku masuki, kami akan saling memukul dan minta maaf setelahnya.
Tapi kalau aku menggunakan cara itu kayaknya Chanyeol akan membenciku selamanya.
"Argh..mikirnya besok saja.." gumamku.
Bel tanda masuk telah berbunyi. Aku buru buru bergegas kembali ke kelas.
Besok aku akan memikirkannya. Cara untuk mendekati Chanyeol. Harus. Secepatnya!
TBC
Heiho heiho! Saya datang dengan membawa ff chanbaek nih hohoho..
Fyi ide cerita nya sebagian besar saya dapat dari sebuah komik jepang favorit saya hoho..
Mirip? Memang iya. Karena saya akui ini memang terinspirasi dari komik luar biasa itu hoho..
Tapi tentu aja tetap berbeda xD tertarik?
Ngomong ngomong saya gak terlalu tau soal chanbaek karena saya gak ngeshipper in ?/ mereka sih. Dan ini juga ff chanbaek saya yang perdana. Jadi maaf banget kalo aneh gitu.
Mengenai gaya bahasanya, ini ff dengan gaya bahasa amburadul yang mungkin pernah kalian temuin huhu. Tapi saya gak bisa buat ff ini dengan gaya bahasa baku, karena ketika saya coba, hasilnya otak saya jadi buntu. Intinya menurut saya gaya penulisan baku sama sekali gak cocok dengan cerita ini.
Yah..Pokoknya gitu deh..
Review? :)
