Desclaimer: This character belong to Aoyama Gosho
Title: Chapter 1
Chapter 1
Genre: Romance, Teeneger
Please Enjoy and Review
Mata biru detektif cerewet yang sedang tertidur ini tertutup rapat dengan damai seolah masalah yang ada tidak akan pernah mengganggu mimpi indahnya, aku tidak tahu kenapa, tapi hanya dengan melihat wajahnya damai seperti itu sudah membuat hatiku tenang. Hembusan nafas teraturnya membuat aku tidak bisa berhenti memperhatikannya. Wajah laki-laki yang selama ini melindungiku dengan pertaruhan nyawa sendiri. Wajah yang membuat hati ku bergetar dan bingung. "Shiho, jangan pergi! Ku mohon" Eh? Dia memimpikan ku? 'Tenang saja Kudo-kun aku akan selalu di sisimu' gumam ku sambil mengelus pelan rambut hitam pria cerdas ini.
"Shiho-chan? Suara seorang wanita yang ku kenal di balik pintu kamar Shinichi yang tidak tertutup dengan rapat. "Ya? Ada apa Yukiko-nee?" Mungkin di antara kalian ada yang bertanya mengapa aku memanggil ibu Shinichi dengan neechan? Cukup mudah uuh itu karena Yukiko-nee tidak mau di panggil tante, dia masih mengangap dirinya muda dan belum siap di panggil tante. "Apakah terjadi sesuatu kepada Shin-chan? Sehingga Shiho-chan betah berlama-lama memperhatikannya?" Godanya kepada ku dengan wajah ceria "eh? Tidak kok.. Tadi Kudo-kun hanya sedikit menggigau" aku rasa wajah ku mulai memanas sekarang dan ini tidak bagus jika Yukiko-nee melihat muka ku merah "apa kau sakit shiho-chan? Wajah mu merah? Atau jangan-jangan..." Ibu 1 anak ini terus menggodaku "ah tidak! Sepertinya hari sudah mulai malam, dan mungkin profesor akan mencariku, jadi sebaiknya aku pulang, oyasumi neechan" tingkah ku yang tiba-tiba aneh membuat neechan 1 ini tersenyum geli 'ah ini benar memalukan' batinku "iya, oyasumi Shiho-chan, datanglah besok berkunjung karena besok aku dan Yusaku akan kembali ke Amerika "ah.. Iya besok aku akan mengunjungi mu bersama profesor" aku keluar dari kamar Kudo Shinichi dan berjalan dengan berbagai perasaan tercampur, kenapa hati ku tenang ketika aku di dekat detektif sombong itu, dan kenapa aku harus senang ketika dia memimpikan ku. Tanpa sadar aku sudah sampai di depan pintu rumah profesor, merogoh saku ku dan mengambil kunci rumah yang memang sudah di buat duplikat oleh profesor karena aku selalu pulang ketika dia sudah tertidur 'driiit' suara pintu berderit, dengan langkah pelan aku melangkah menuju laboratorium sekaligus kamar tidur ku. Setelah mengganti pakaian santai dengan piyama tidur akhirnya mata ku menyerah, tertidur tanpa mimpi buruk seperti biasanya mungkin itu akan terjadi malam ini.
"Shiho.. Bangun.." Pria itu mengguncang pundak ku pelan, membuka gorden dan membiarkan cahaya matahari pagi masuk membangunkan ku.. Tunggu dulu! Pria itu? Oh tidak! Kenapa dia bisa sampai ke kamar ku? Aku segera bangkit melihat memastikan "baguslah kau sudah bangun" dia tersenyum lembut kepada ku. Astaga! Kenapa dia bisa membuat jantung ku berdebar secepat ini. "Oh.. Seharusnya aku mengunci pintu semalam, karena detektif dari timur pun sekarang bisa menjadi seorang stalker" ucapku mencoba dengan nada sarkastik seperti biasa untuk menyembunyikan debaran jantung ini "hoihoi.. Aku kesini karena ibu terus mengoceh untuk menjemput kau dan profesor, terimakasih kepadaku karena seorang profesor saja tidak bisa membangunkan putri tidur ini" ada nada mengejek dalam bicaranya, aku sedikit kaget, selelap itu kah tidurku sehingga profesor saja menyerah membangunkan ku. "Yasudalah sekarang cepatlah bersiap karena kita akan sarapan bersama dengan ibu dan ayah ku" dia tersenyum lembut.. 'Detektif bodoh bisakah kau berhenti bersikap manis seperti ini? Ini membuat jantungku semakin kencang berdebar' "yaya dan bisakah kau keluar sekarang tuan detektif? Karena aku tidak bisa bersiap jika kau masih disini" dia tetap tersenyum dan berjalan menuju pintu, membukanya dan menutupnya seiring dengan langkah kaki yang menjauh 'fyuu.. Shiho! Kenapa kau bisa begitu bodoh didepannya' setelah jantung ku berdetak dengan damai akhirnya aku mulai bersiap.
"Shin-chan? Mana Shiho? Bukannya tadi kau membangunkannya?" Tanya Yukiko ketika Shinichi hanya turun seorang diri "uh oh itu dia menyuruhku pergi karena dia baru akan bersiap-siap di kamarnya" Shinichi hanya menjawab seperlunya pertanyaan ibunya. 'Drrrt drrrt drrrt' handphone Shinichi bergetar, Shinichi merogoh kantung blazer birunya dan membuka flip handphonenya ''You've got mail'' Shinichi membuka email yang baru dia dapat ''Shinichi, dimana kau? Aku dan Ayah akan segera kesana'' ''haaah'' Shinichi menghela nafas berat, apa yang harus dia lakukan? Dia akan cangung setiap berdampingan bersama Shiho dan Ran dalam 1 waktu 'apa yang harus aku lakukan?' Shinichi terdiam dan tak tahu harus bertindak seperti apa di depan wanita yang dia cintai dan wanita yang dia jaga
Author note: my first note maaf jika terlalu pendek, flame? Atau masukan silahkan review. Guess juga bisa review :). Oya ini update dari handphone jadi maaf jika terlalu pendek atau banyak typo. Jaaneh minna san~
