Secret and Admirer

Belongs to Skyzhe Kenzou

Disclaimer by Masashi Kishimoto

Warning Inside! Alternative Universe and Little Out Of Character (Or Much?)

Untuk sebuah ikatan indah bernama persahabatan yang kau berikan kepadaku …

First … Us!

Game center itu tampak bising seperti biasa. Gaara mengedarkan matanya mencari game yang menarik minatnya dan … gotcha! Dia melihat seperangkat permainan shooting-basket-ball yang entah kenapa hari ini ingin dimainkannya.

Diliriknya Naruto yang sudah asyik dengan game balapan motor kesukaan pemuda pirang itu dan dicarinya Sasuke yang entah sejak kapan telah menghilang. Gaara menghela napas panjang, kesal. Sasuke selalu saja pergi tanpa bilang-bilang. Well, dia mengerti Sasuke tipe yang tak banyak bicara atau basa-basi, karena Gaara juga seperti itu. Tapi dia selalu melunakkan sikapnya dengan pamit kepada kedua sahabatnya itu jika ia akan menghilang—err … ralat!—pergi.

"Hoi, Naruto. Sasuke?" Gaara menepuk pundak Naruto dan bertanya tidak jelas. Tapi tampaknya pertanyaan itu jelas bagi Naruto karena dia menggedikkan bahunya tetap fokus pada game-nya sambil berseru untuk mengalahkan kebisingan tempat itu," Tidak tahu. Bukannya tadi di belakangmu?"

Gaara menggeleng pelan. "Tidak." Sahutnya tanpa ikut meninggikan volume suaranya. Beruntung Naruto memiliki pendengaran yang cukup tajam. "Mungkin dia ke toilet atau mencari game lainnya?" seru Naruto tanpa melepaskan matanya dari layar di depannya.

Gaara mendesah. "Oke! Aku main." Lagi-lagi dia bergumam tidak jelas, tapi Naruto mengangguk tanda ia mengerti.

Sekali lagi Gaara melihat ke sekelilingnya berusaha mencari sahabat berambut raven-nya itu. Nihil. Akhirnya dia menyerah dan berjalan menuju game yang yang tadi menarik minatnya, Shooting-basket-ball. Gaara membungkuk, tangannya baru saja bergerak untuk memasukkan koin saat disadarinya ada tangan lain yang juga bergerak hendak memasukkan koin yang sama ke lubang koin di depannya.

Gaara mengangkat alisnya, dia kenal pemilik tangan itu. Tanpa menoleh dia berkata, "Aku duluan, Sasuke." Sasuke, si pemilik tangan itu, hanya mendengus.

"Tidak, aku duluan." Balas Sasuke datar tanpa menarik tangannya. Gaara menegakkan tubuhnya, memandang dingin Sasuke yang ikut menegakkan tubuhnya, membalas pandangan Gaara dengan tak kalah dinginnya.

"Aku." Gaara.

"Aku." Sasuke.

"Aku." Gaara.

"Aku!" Sasuke.

"Aku!" Gaara.

"Aku!" Sasuke.

Gaara mendesis kesal, begitupun Sasuke yang mendecakkan lidahnya. Keduanya saling melempar death-glare andalan mereka tanpa memedulikan orang-orang di sekitar mereka yang memandang penuh minat, bahkan Naruto sempat menoleh kepada mereka. Yap! Karena saking asyiknya berdebat, Gaara dan Sasuke tak sadar bahwa suara mereka sudah mencapat ambang batas kewajaran bagi orang-orang cool seperti mereka.

Naruto hanya nyengir, tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya yang terlihat siap untuk saling melahap satu sama lain itu. Tanpa berniat melerai, Naruto kembali fokus pada game-nya. Dia sudah terbiasa. Nanti juga akur sendiri, pikir Naruto. Gaara dan Sasuke mendengus pelan lalu saling memalingkan muka. Entah ini untuk yang keberapa kalinya mereka seperti ini.

Memiliki sifat dan selera yang nyaris sama membuat mereka seringkali saling bertabrakan, bahkan lebih sering lagi bersaing. Dari hal yang paling remeh seperti warna (Gaara memuja warna merahnya dan Sasuke yang mengagungkan warna hitamnya) sampai hal yang cukup penting seperti game(?).

Tapi mereka memang pernah mengalami persaingan terbesar dalam daftar riwayat persaingan mereka. Sekali. Persaingan yang malah membuat mereka jadi bersahabat. Persaingan yang terjadi tanpa sengaja, saat mereka baru masuk ke Konoha Senior High School. Persaingan memperebutkan Naruto. Konyol, eh? Mungkin. Tapi bagi mereka itu sangat penting. Naruto sahabat pertama mereka.

Persaingan itu membuat Naruto sangat jengkel dan untuk pertama kalinya, Naruto yang kekanakan jika dibandingkan Gaara maupun Sasuke, bersikap dewasa. Dia malah sempat meneriaki kedua sahabatnya itu 'kekanakan' saat dia sudah nyaris kehabisan napas dan babak belur karena ditarik-tarik oleh Gaara dan Sasuke.

Well, singkatnya, dengan usaha keras Naruto mereka bertiga akhirnya bersahabat dekat. Bahkan lebih dekat dari yang mereka perkirakan. Sangat mudah bagi Gaara dan Sasuke untuk saling memahami karena kemiripan mereka. Serta ditambah dengan kesabaran dan pengertian Naruto yang menjembatani kekeraskepalaan mereka berdua.

Sayangnya, seberapapun dekat mereka sekarang, Gaara dan Sasuke tetap masih sering bersaing. Seperti kali ini …

Gaara dan Sasuke kembali saling berpandangan tajam. Keduanya memasang gaya andalan mereka. Gaara melipat kedua tangannya di depan dada dan Sasuke menjejalkan kedua tangannya ke saku celana jeans-nya.

"Baiklah, kau dulu." Suara rendah mereka meluncur nyaris bersamaan. Gaara dan Sasuke (lagi-lagi) saling melempar death-glare.

"Kau." Sasuke.

"Kau." Gaara.

"Kau." Sasuke.

"Kau!" Gaara.

"Kau!" Sasuke.

Hening. Gaara menautkan kedua alisnya kesal, sedangkan Sasuke mengerutkan keningnya gusar. Tak lama kemudian mereka menyeringai dan tertawa kecil bosan. Sadar bahwa sikap mereka kekanakan.

"Fine. Kita mainkan bersama." Ujar Sasuke masih tersenyum kecil. Gaara hanya menyeringai lalu mengangguk. Bodoh sekali mereka, bolanya kan ada banyak.

Setengah jam kemudian …

Naruto bersandar santai di motor sport orange miliknya yang berada di antara motor sport hitam Sasuke dan motor sport merah Gaara. Gaara dan Sasuke masih di dalam gedung Game Center. Tak seberapa lama kemudian kedua sahabatnya keluar dengan wajah horror. Naruto mengangkat alisnya bingung, namun tawanya segera meledak saat dilihatnya Sasuke membawa sebuah boneka beruang besar bewarna coklat.

"Hebat! Kalian dapat hadiah utama rupanya!" Goda Naruto masih tertawa saat Gaara dan Sasuke sudah berada di depannya.

"Yeah, hebat!" Gaara memberi kode pada Sasuke yang segera tanggap, digebukkannya boneka itu tepat mengenai wajah Naruto.

Naruto menerima boneka itu dengan wajah cemberut. "Kenapa kalian tidak minta ganti jus atau snack saja? Kalian kan mendapat nilai sempurna di permainan itu?"

Gaara dan Sasuke saling berpandangan kesal penuh arti. "Si Penjaga Counter Merah Muda itu ngotot memberi kami boneka." Jelas Sasuke singkat.

"Penjaga Counter Merah Muda? Maksudmu Sakura-chan?" Gaara dan Sasuke berpandangan bingung lalu menatap Naruto yang menghela napas panjang.

"Iya, Sakura-chan. Haruno Sakura. Masa kalian tidak tahu? Dia kan bekerja part-time di sana sudah sejak lama?" jelas Naruto heran, Gaara dan Sasuke hanya menggedikkan bahu mereka acuh tak acuh.

"Ya sudahlah. Ayo, pulang!" seru Naruto bersemangat sambil memposisikan boneka beruangnya supaya mudah dibawa di atas setir. Gaara mengangkat alisnya. "Kau mau membawanya pulang?"

"Yep! Mau kuberikan pada Ino." Sahut Naruto sambil memakai helm orange-nya.

"Kau baik sekali." Ejek Sasuke yang sudah menyalakan mesin motornya.

Tak lama kemudian ketiga motor sport itu meninggalkan tempat parkir di depan Game Center dengan deruman keras mesinnya. Tak ada yang menyadari bahwa di antara mereka ada yang tersenyum kecil saat menoleh sekilas ke gedung Game Center sekali lagi, mengingat Si Penjaga Counter Merah Muda.

~ Sky ~

To be Continued …

Yoo, semua! Sky datang dengan fic baru …*lambai-lambai sok cool, dijitak*

Hahah, bunuh diri mungkin ya? Fic yang sebelumnya belum selesai udah datengin fic baru.

Fuuh, iseng bikin yang kayak gini sih. *angkat bahu*

Well, kita hentikan basa-basi nggak gunanya. Di fic kali ini semuanya berpusat ke Gaara ya? Tapi siapa coba yang tersenyum kecil di bagian terakhir? *tersenyum penuh arti*

Awalnya mau bikin one-shoot, tapi nggak tahunya malah jadi multi-chapter lagi. *tersenyum lemah*

Yo wislah, trims udah meluangkan waktu berharga kalian untuk membaca karya-karya yang walaupun nggak bermutu tapi berharga dan murni milikku ini. *nyengir sambil garuk-garuk kepala*

Jangan lupa tinggalkan pesan kalian! *melempar death-glare, langsung kena jitak*

Aku minta doa restu kalian juga ya, kawan? Seperti yang kita semua tahu Senin, 18 April 2011 depan anak SMA kelas XII di seluruh Indonesia UAN. Aku termasuk di dalamnya! *teriak-teriak heboh* jadi tolong ya, teman-teman? Aku minta restu kalian. *membungkuk hormat*

Dan akhirnya …

Aku terima segala kritik, saran, pujian *plak*, dll. Flame juga boleh, tapi jangan nyelekit-nyelekit ya? *gigit bibir bawah*

Salam,

~ Sky ~