~Cataclysm~
Naruto ©Masashi Kishimoto
Highschool DxD ©Ichiei Ishibumi
Warning : Godlike!Naru, Smart!Naru, etc
Mungkin Aneh, Mungkin Jelek dan Mungkin OOC
Genre : Adventure
Rating : M
Chapter Satu :
╬ ~Penyelamatan~
.
.
Summary : Dia adalah salah satu dari empat Tokoh Penting yang memicu terjadinya Ragnarok, namun ketika semua itu selesai ia memutuskan untuk berbaur dengan makhluk awam.
.
.
Peringatan Keras!
Jika tidak suka dengan Fic ini tidak usah dibaca *Sigh*
.
.
Selamat membaca
.
"Cataclysm"
Dahulu kala terjadi sebuah Great War yang akan memicu pada Ragnarok ketika Tiga Kubu saling berselisih dan saling membinasakan, mereka berperang, berebut kekuasaan dan harta. Mereka saling membenci dan membunuh sesama mereka demi kepentingan sendiri.
Namun ditengah-tengah maraknya perang itu, datanglah dua naga yang bersiteru membabat sepertiga pasukan dari ketiga kubu dengan mudahnya.
Tapi, dilain tempat atau tepatnya Dimension Gap. Merekalah yang paling berkuasa dan saling bertarung satu sama lain hingga mengakibatkan goncangan yang dahsyat pada dunia ini dan akan menghancurkan dimensi-dimensi lainnya.
Great Red, Ouroboros Dragon, Trihexa dan Cataclysm.
Mereka berperang seperti halnya ketiga Fraksi, bahkan hal ini berlangsung selama ribuan tahun. Salah satu diantara mereka memilih untuk menengahi pertarungan ini karena ia sadar kalau pertarungan ini hanya menimbulkan kehancuran dunia.
Namun bagaikan angin berlalu, mereka bertiga tetap bertarung.
Cataclysm marah karena ucapannya tidak didengarkan. Aura berwarna hitam kemerahan yang pekat dan luar biasa, aura kegelapan yang telah bercampur dan tersirat akan dosa itu membuat Tiga Fraksi yang sedang bersiteru terdiam dan berhenti seakan tubuh mereka membeku dengan sendirinya.
"Akulah sang pembawa bintang"
"Yang akan menghilang dalam gelapnya malam"
"Aku akan kembali dalam cahaya terang"
"Bersama dengan Dewa Matahari"
"ßlâck Ônslâûght!"
BOOM!
Diantara berjuta-juta makhluk tersebut. Hanya sebagian yang selamat. Terdiam. Menyesal. Menunduk. Penuh akan penyesalan.
Mereka mengenal naga yang memiliki kekuatan sama dengan Tiga Naga terkuat lainnya, naga yang menjadi tokoh penting dalam Great War dan memicu yang namanya Ragnarok. Naga yang terbesar dari yang lainnya, sayap membentang luas hingga dapat menutupi sinar matahari yang menyinari tempat ini tanpa melihat kehancuran yang telah ia buat.
Ribuan tahun pun berlalu, ketiga Fraksi yang memutuskan berdamai mulai membangun kembali semua yang telah hancur. Diantara Dua Fraksi mengangkat atau menjadikan manusia sebagai jenis dari dirinya. Dengan dalih ia akan menemukan saudaranya yang memandang hidup sesama dengan dirinya.
Tentu semua itu untuk mengembalikan jumlah mereka yang telah diambang kemusnahan.
Banyak yang terjadi ketika ribuan tahun berlalu, kini bumi menjadi bayang-bayang para iblis dibalik layar. Terkadang mereka diteror oleh sekelompok Da-Tenshi yang berusaha membunuh mereka karena memiliki sesuatu yang istimewa dalam tubuh mereka.
Sacred Gear...
Suatu alat atau benda yang diberkahi oleh Tuhan kepada para manusia untuk bisa melindungi ras mereka dari kekejaman para pendosa. Tidak jauh dari diri mereka, jenisnya yang lain pun memiliki sesuatu yang tak kalah istimewa dari milik mereka.
Tapi, perbedaan itulah yang membuat mereka saling benci. Dengki dan saling membunuh untuk kepentingan diri mereka sendiri. Tidak menyadari kalau dirinya merupakan salah satu dari pendosa yang nantinya tidak akan pernah diterima oleh Surga.
Meskipun telah beribu tahun, banyak yang mengatakan kalau naga itu telah tewas dan berpindah dimensi karena tidak kuat menghadapi dimensi ini. Ada yang mengatakan kalau naga itu telah Disegel oleh Tuhan sebelum kematiannya karena kemampuannya yang menjadi Destroyer.
Naga yang tertulis dalam Kitab..
Namun eksistensinya hanya diketahui oleh Para Pendahulu..
Cataclysm The Ragnarok.
...
Cataclysm
...
Hyoudou Issei terbangun dari tidurnya, wajah masam nan tidak bersemangat itu mulai menyelimuti tubuhnya. Mimpi itu.. dan semua yang telah berubah. Dirinya tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi kepada dirinya, semua perasaan yang buruk menghantuinya menjadi sebuah perasaan pahit.
Sekarang bukan saatnya ia berdiam diri, dan ia akan mencoba untuk menghadapi kehidupan yang baru dan mencoba untuk melawan takdirnya sendiri.
Ia takkan membiarkan teman barunya harus mengalami perasaan yang sama sepertinya. Sebuah masa lalu yang terasa menguliti dirinya ketika Asia harus mengalami takdir yang susah.
Freed Zelzan.
Nama itu, yah nama yang sangat Issei benci. Pendeta gila yang menjabat sebagai Ex-Exorcist yang telah membawa Asia dalam kejahatan yang ia buat. Issei mencoba untuk menghilangkan semua masa lalu itu, karena ia takkan pernah terkubur akan masa lalu itu sendiri.
"Naruto-nii-san, kau sudah memasak sarapan?" ia bertanya pada salah satu sosok yang menjadi penyelamat dirinya ketika harus menjalani kehidupannya seorang diri.
Pria yang datang tepat pada saat ia menjadi seorang yatim-piatu. Pria yang menjadi pembangun semangat dan yang menjadi salah satu orang yang akan ia lindungi. Andaikan ia menjadi Tuhan-akkh, mungkin ia akan memberkahi kakak angkatnya ini agar diberikan keselamatan.
Tiba-tiba aura berwarna hitam kemerahan dari atas Naruto menyelimuti dirinya, salah satu berkah yang diberikan oleh-Nya kepada dirinya seorang. Ia tersenyum tipis ketika ada seseorang yang mendoakannya, ia tahu pasti kalau ini adalah kebiasaan adiknya.
Saat Issei telah menggunakan seragam dan mengamit tas jinjingnya, ia melihat figur pria bersurai hitam kemerahan yang memiliki iris mata onyx dan terlihat seperti pria berusia 17-an. Karena memang pria itu sendiri merupakan kakak angkatnya yang juga sebagai teman sekelasnya.
Pertama kali yang Issei pikirkan adalah kenapa kakaknya ini ingin masuk kedalam kelas sepertinya, ia tidak tahu mengapa tetapi ia juga sangat senang karena kalau kakak angkatnya berada satu kelas dengannya, ia bisa melindungi pria ini dari segala mara bahaya.
Sudah cukup ia kehilangan kedua orang tuanya, dan ia tidak mau kehilangan kakak angkatnya.
Setidaknya begitu saat ia menghitung sejak dirinya diangkat sebagai adik.
Sarapan pagi yang terbilang singkat itu mereka jalani seperti hari-hari biasanya, Issei tidak bisa berfikir lebih jauh akan kemampuan Naruto. Suka menolong, otak diatas rata-rata dan yang paling Issei benci adalah wajah tampan. Tapi ia tidak membenci kakaknya, ia tahu kalau pria tampan seperti kakaknya tidak pantas untuk dihina dan diinjak-injak.
Meskipun pada awalnya ia tidak suka, akhirnya ia memutuskan untuk mencobanya.
Seperti biasa, mereka berdua menyapa Matohama dan Matsuda yang berjalan bersebrangan dengan mereka. Melihat keakraban mereka bertiga, Naruto kemudian menghela nafasnya dan melanjutkan perjalanannya untuk pergi.
..o.O.o..
Flashback On.
Iris mata Naruto terpaku sebentar pada jendela rumahnya, melihat kalau suasana sudah mencekam dan malam sudah menyelimuti daerah ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam namun adiknya belum kembali juga, terpaksa satu hal yang harus ia lakukan.
Mencari.
Naruto menghela nafasnya, berjalan digelapnya malam bukanlah sesuatu yang ia takutkan. Semua itu hanyalah seleksi alam tentunya, berjalan dengan kedua tangan dikantung celana dan menggunakan syal untuk menutupi setengah poninya yang panjang.
Hanya keheningan yang dapat ia rasakan, semuanya terasa berlalu begitu cepat. Mata Naruto menjadi kosong, pupilnya menjadi kecil dan aura mematikan menguar dari tubuhnya.
Issei dibunuh.
Namun iris mata itu bergulir kearah salah satu sosok yang akan bertanggung jawab akan terbunuhnya Ise. Dan sosok itu menyadari keberadaannya dengan tegukan ludah. Satu kata yang dapat Naruto yakini kalau sosok yang telah membunuh Ise takut ketika menatapnya.
"Kau membunuh Issei"
Sebelum sosok wanita itu pergi dari tempat ini secepat mungkin, ia telah merasakan bahwa perutnya telah berlubang sangat besar dan ia hanya dapat kalau tubuhnya mulai menjadi serpihan abu yang terbang kelangit.
Ia berjalan dengan aura mematikan tetap menguar dari tubuhnya, menatap keatas langit malam dan menolehkan kepalanya kearah semak-semak yang lumayan tinggi tersebut. Dengan sekali kibasan tangan, semak-semak itu terbakar oleh api dan menampakkan dua wanita yang sedang mengintip.
"Jadi kau selanjutnya"
"E-eh! j-jangan asal m-menyimpulkan, Cataclysm-san. K-kami hanya melihat dan tidak ingin ikut campur akan urusan seperti itu"
Naruto Cataclysm, pria bersurai hitam kemerahan dengan iris mata onyx yang menjabat sebagai siswa terpintar setelah Sona. Satu fakta yang ia dapat adalah pria ini adalah manusia dan tidak ada hal yang lebih dari itu. Kemampuan hanya ada dibidang musik dan pengetahuan.
"Lalu, kenapa kalian tidak menolongnya"
"A-ah bukan begitu, k-kami..."
Brak!
Pohon dibelakang Rias ambruk ketika terkena gelombang kejut dari kibasan tangan Naruto, ia menahan diri untuk tidak mengompol saat ini. Posisinya tidak menguntungkan, sebenarnya ini adalah bagian dari rencana untuk membiarkan Issei mati dan ia dengan mudah mereinkarnasikannya menjadi iblis.
"Aku butuh yang jelas!"
Mendengar nada bentakan dari adik kelasnya ini, ia langsung melototkan matanya. "Memangnya kau siapa hah! Seenaknya saja membentakku seperti itu. kau tidak tahu aku ini adal-"
"Kau pikir aku peduli?!"
Akeno tertawa kecil, berusaha lebih santai. "Naruto-san, boleh kupanggil begitu?" Naruto mengangguk. "Kita bisa kok menghidupkan Ise kembali. Namun dengan syarat ia harus menjadi Iblis"
"Hmm memang bisa seperti itu?"
Kehidupannya yang berkelana membuatnya tidak tahu dengan sistem Fraksi pada saat ini, menghidupkan manusia yang telah mati menjadi jenisnya? Meh, mungkin ini hanya kebohongan semata.
Rias tersenyum tipis dan bersimpuh disamping Issei sambil mengeluarkan papan catur dan tiba-tiba delapan bidak pawn memasuki tubuh Issei diikuti oleh luka-luka itu yang sembuh dengan sendirinya. Naruto tidak bisa menahan diri untuk memasang wajah terkejut.
Selama ini pengelanaannya benar-benar suram, alat seperti itu saja ia tidak mengetahuinya. Padahal ia sudah menemukan beberapa benda legenda maupun senjata penghancur.
"Jadi bisakah ka-"
"Are? Dia sudah pergi"
Rias tidak mau ambil pusing dan membawa Issei untuk melaksanakan proses penyembuhan.
Flashback Off.
...
Cataclysm
...
"Jadi apa yang mau paman katakan kepadaku, aku sudah dipanggil boss" Naruto melirik ke bossnya yang sedang menatapnya. "Lalu katakan maksud dan tujuanmu, Azazel-san"
"Meh meh, jangan terburu-buru anak muda. Aku hanya ingin sekedar menyapa Tokoh penting dunia" Naruto yang tadinya menunduk kini mendongak menatap kearah Azazel yang tengah menenggak minumannya.
"Kau mengetahuinya?"
"Begitulah, karena yang ada didunia manusia hanya aku. Jadi pemimpin Fraksi lain belum merasakannya" Azazel dapat melihat kalau iris onyx itu berkilat. "Tenang saja, aku takkan membocorkan hal itu kok"
"Langsung ke titik permasalahan saja. Aku harus kembali bekerja kalau tidak aku takkan digaji"
"Hahaha.. aku tak menyangka sosok Naga yang membawa ketiga kekuatan rasnya sendiri harus takut karena tak digaji?" Azazel menaruh tangannya diatas meja. "Tenang saja, aku akan membayarmu dua kali lipat dari gaji biasanya. Aku tahu kau harus menafkahi adikmu itu kan"
Naruto memutar matanya bosan. "Kau sudah tahu itu"
"Satu hal, aku tidak tahu apakah kau mau menghancurkan dunia ini lagi atau tidak. Tapi ketahuilah, sebagian besar ketiga Fraksi telah menyadari tentang insiden itu"
Naruto memasang wajah datarnya. "Kau pikir aku peduli?" kini Naruto menyesap teh dimeja. "Tugasku adalah sebagai Destroyer, tidak peduli siapakah lawanku. Kau pasti tahu tugas Dewa Siwa kan?"
Azazel terdiam, ia cukup diam ketika mendengar deklarasi pria ini. Tidak kenal takut maupun mati sekalipun, mengingat status penjelmaan dari Naga dalam Kitab itu yang dikabarkan membawa kekuatan tiga rasnya sendiri.
"Maa maa, tidak bisakah kau memiliki hati sedikit saja?"
Naruto menatap kearah Azazel datar. "Buat apa? Kalau memang benar mereka menyadari perbuatannya, lalu kenapa adikku tewas ditangan anak buahmu"
"Jadi..mereka membangkang"
"Pikirkan sendiri" Naruto berjalan kearah boss yang sudah memegang nampan berisi makanan, ia kembali menjadi pelayan cafe ternama disekitar Kuoh. Ia tidak mengijinkan Issei untuk bekerja, ia hanya ingin anak yang memegang serpihan kekuatan ras nya bisa menjadi yang terbaik.
Kekuatan Red Dragon Emperor, Whels Dragon Ddraig.
Tidak perlu pintar maupun rajin. Bagi kaum naga, terkuatlah yang paling utama. Kalau adiknya bisa menjaga dirinya dan orang lain, disitulah tugasnya telah selesai. Bukan tugas sih, cuma sekedar hobi.
..o.O.o..
Seperti yang telah ia pikirkan, matahari telah tenggelam dibalik bukit. Dan keremangan yang menjadi salah satu pandangannya saat ini, permintaan sang adik untuk menyelamatkan salah satu biarawati merupakan sebuah kesenangan baginya.
Memusnahkan.
Ia senang ketika mendengar nama itu, secara tidak langsung mereka mengangkat derajatnya sebagai pemimpin para pemusnah. Ia pemimpin dari parade yang dilakukan oleh Juubi no Ookami pada jutaan tahun yang lalu, menghancurkan para kaum Yokai yang membangkang.
Salah satu jenis naga yang ikut dalam segala urusan.
Ikut campur dalam masalah para Fraksi.
Karena itu memanglah alasan kenapa ia diciptakan dalam eksistensi dunia ini, penghancur para pendosa yang tidak pernah mengerti tentang sistem dunia. Hukum alam selalu berlaku, menindas atau ditindas.
Ia tidak peduli pada perasaan seorang manusia ataupun makhluk awam lainnya, kecuali adiknya sendiri. Karena dengan keberadaan Issei dalam kehidupannya itu bisa membuatnya ada hobi tersendiri.
Masalah pertama yang dihadapi adalah...
"Dragon shot!"
Ia mendengar suara teriakan adiknya dari dalam gereja, sedangkan dirinya hanya duduk dengan salah satu kaki terangkat sambil memandang ratusan malaikat jatuh yang terbang diatasnya. Sayup-sayup ia mendengar suara desingan yang berarti ada seseorang yang datang.
"Oh kau Gremory dan Himejima"
"KAU! Apa yang kau lakukan disini!" bentak Rias dengan tatapan tajam.
Naruto menaikkan satu alisnya. "Yang kulakukan? Membantu adikku mencari jati dirinya yang sebenarnya"
"A-apa maksudmu!"
Bwosh!
Rias berusaha menahan diri untuk tidak pingsan karena aura kematian yang menguar dari tubuh Naruto. Hal ini juga dirasakan oleh malaikat jatuh yang terbang diatas sana.
"A-aura ini?!"
"Tidak salah lagi, aura naga" Rias mendongak menatap kearah Naruto yang kini menatapnya.
Sebuah aura berwarna hitam kemerahan menguar dari tubuh Naruto dan melesat ke udara membelah jutaan partikel penyusun bumi yang menghalangi lajunya. Sesekali Naruto memutar kepalanya kebelakang untuk memastikan kalau adiknya telah berhasil.
Iris onyx nya bergulir menatap ratusan Da-tenshi yang bersiap untuk merenggang nyawa, setelah aura miliknya menghilang kini ia menopang tubuhnya dengan kedua kaki.
"Tuhan memberikan berkah kepada para makhluknya, tetapi kalian malah menyalahgunakan berkah itu hingga membuat kalian jatuh"
"Da-tenshi, makhluk yang merupakan mantan 'anak' dari-Nya kini telah melanggar aturan yang telah di tetapkan"
Naruto memejamkan matanya sambil menengadahkan kedua tangan serta kepalanya ke udara.
"Merekalah yang terbengkalai"
"Hidup dengan kearoganan"
"Matilah bersama para pendosa"
"Grâñd Çhârîôt!"
Rias dan Akeno agaknya memandang ngeri pada sosok adik kelasnya saat ini, menciptakan 7 lingkaran sihir tanpa menggerakkan apapun, sedikit banyaknya mereka merasa kagum akan kekuatan yang dimilikinya tapi merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan mereka langsung melesat pergi dari tempat ini.
Para Da-tenshi yang berusaha untuk lari pun hanya bisa meneguk ludahnya ketika sebuah rantai mengikat kaki mereka hingga tidak bisa bergerak. Berpuluh-puluh tahun mereka hidup dan baru kali ini merasakan apa itu yang namanya takut.
Meski mereka adalah makhluk yang kekuatan fisik jauh di atas rata-rata seorang manusia, tetap saja terkena serangan mematikan seperti itu akan merenggang nyawa mereka.
Dan satu persatu partikel tercipta di depan lingkaran sihir tersebut membentuk sebuah cahaya yang sangat terang, silau dan bersinar. Satu kata yang dapat mengungkapkan perasaan mereka pada saat itu juga sebelum eksistensi mereka menghilang di telan ratusan cahaya.
Mati.
Blar!
Iris onyx itu terbuka karena tidak merasakan lagi aura para pendosa, ia memandang sekeliling dan mempertajam penglihatannya yang masih buram karena baru saja memejamkan matanya selama beberapa menit.
Menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan, ia melemaskan otot-ototnya kemudian menghilang dalam robekan dimensi yang ia ciptakan dari cakarnya. Ia pun menyunggingkan senyuman tipis ketika melihat wajah senyum yang terukir di wajah adiknya.
"Nii-san!"
Namun teriakan itu hanya ia anggap angin berlalu karena dirinya telah memasuki robekan dimensi untuk pergi ke suatu tempat. 'Semoga kau bahagia'
Keheningan dan senyap tercipta di ruangan yang penuh akan kanji-kanji aneh, iris onyx nya memandang tempat yang sudah sangat lama tidak ia masuki ini. Tempat yang menjadi penentu sejarah dunia dan menjadi salah satu kota yang hilang dalam peristiwa Great War.
Atlantis...
Memasuki salah satu ruangan dengan lilin sebagai penentu cahaya temaram, ia mengambil sebuah kanji dan menempelkannya tepat di bahu sebelah kanannya. Menyuntikkan tiga cairan yang merupakan kekuatan dari ras nya sendiri, ia telah menetapkan satu hal.
Mengubah dunia.
Ia meraung keras ketika kekuatan yang sangat-sangat besar memasuki tubuhnya ketika ketiga suntik itu langsung menancap dibagian lengannya. Perubahan secara fisik terlihat, kini rambut nya bukan lagi merah kehitaman namun menjadi perak dan iris matanya menjadi jam emas.
Sepasang baju jirah telah menggantikan pakaian kaos oblongnya, rambutnya memanjang sehingga kini rambut perak itu membingkai wajahnya. Hidung mancung, alis menebal, tulang rahang yang sempurna dan kulit halus, membuat Naruto mampu menyaingi aktris papan atas saat ini juga.
"Sial, tubuhku kaku" gumamnya entah kepada siapa, kekuatan kegelapan yang menjadi satu dengannya benar-benar sangat kuat. Salah satu aspek yang ia dapat adalah ketiga kekuatan temannya itu memanglah sangat besar, apalagi julukan salah satu temannya yang memegang kekuasaan terkuat saat ini. The True Red Dragon Great Red.
Setengah kekuatan yang ia rebut kini telah menjadi miliknya, secara langsung pun dirinya merupakan yang terkuat dari yang lainnya. Tapi ia bukan untuk mempamerkan kekuatannya, mengubah dan menggoncang dunia seperti apa yang telah Tuhan berikan amanat kepadanya sebelum menjelang kematian.
Naruto berani bersumpah bahwa jantungnya sempat berhenti berdetak saat ia menyadari kalau kekuatan ini mulai menyelimuti tubuhnya, mau tidak mau ia harus menggunakan aura miliknya untuk menetralisir semua energi negatif yang terus mengalir.
Seiring berjalannya waktu, aura itu mulai menghilang dan menjadi satu dengan kekuatannya. Mengepalkan tangannya erat dan menatap lurus kedepan.
"Kita akan mewujudkan impian kita bersama, Great Red" ucapnya seraya kembali menghilang dari ruangan ini sambil membawa salah satu senjata andalannya.
Pesta meriah kian berlangsung selama beberapa jam untuk merayakan kebangkitan sang Naga Merah, bukannya merasa bahagia malah semakin muram. Ise tidak berharap kalau sang Buchou mengaguminya bahkan melebih-lebihkan kekuatannya karena telah melawan para Da-tenshi dengan kekuatan luar biasa.
Dan kenyataannya semua itu hanyalah kebohongan, kalau tidak ada kakaknya mana mungkin ia bisa menjadi kuat. Sebelum kepergiannya untuk menyelamatkan Asia, ia terlebih dahulu diberikan sebuah pil berwarna merah yang ternyata efeknya meningkatkan kekuatannya berkali-kali.
Ketika ia ingin bertanya, namun kakaknya telah menghilang dalam robekan dimensi.
Dan ketika Ise sedang membutuhkan kakaknya disebelahnya, kakaknya malah pergi. Apa mungkin kakaknya marah kepadanya? Kesal karena ia adalah iblis?
Tidak tidak, kakaknya sudah terlebih dahulu mengetahui siapakah dia. Malahan kakaknya yang mendukung untuk menyelamatkan Asia.
Ah iya ngomong-ngomong soal Asia, gadis itu telah menjadi salah satu dari keluarga Gremory. Memegang peranan bishop sekaligus sebagai Mother of Healer karena kemampuan penyembuhnya luar biasa hebat. Julukan yang diberikan oleh kakaknya sebelum pergi dalam insiden itu.
Entah kenapa ia merasa heran tentang kakaknya, fakta yang ia dapat adalah kakaknya manusia biasa. Ddraig juga tidak mengetahui siapakah kakaknya. Sialnya bagi Ise, kakaknya mengetahui jati diri Asia hingga seluk beluknya sebelum di pindahkan ke Kuoh.
Issei tak punya waktu untuk membiarkan pikirannya meleng ke mana-mana. Dia masih harus memuaskan rasa ingin tahunya tentang kakaknya, dan juga ia tak mungkin menanyakan hal itu secara langsung. Pastinya akan mengundang rasa tidak enak dalam dirinya dan juga diri Naruto.
Dengan sebuah hembusan nafas panjang, Ise mengurut pelipisnya yang terasa pusing memikirkan ini semua. Otaknya yang memang pas-pasan itu sulit untuk mencerna semua informasi yang ia dapat. Ia bukanlah Sona ataupun Naruto yang sangat hebat dalam bidang analisis.
"Ise-san. Apa yang sedang kamu pikirkan"
Issei mendongak menatap wajah manis Asia dan juga mendapat perhatian penuh dari anggota klub yang lainnya, memang kalau di perhatikan lebih jelas dari tadi Issei hanya diam dan tidak mengikuti pesta ini. "Ini mengenai kakakku"
Tiba-tiba tubuh Rias dan Akeno menegang, mengingat kembali rantai peristiwa yang terjadi tadi. Pria yang mengucapkan beberapa mantra dan meluluh lantahkan ratusan Da-tenshi dalam satu serangan. Bagi makhluk awam pasti itu bukanlah hal yang bisa di lakukan oleh manusia.
"Naruto ya" Rias memasang pose berfikir. "Tadi aku sempat bertemu dengannya dan melihatnya menghabisi Da-tenshi"
"Ara ara apa buchou tertarik dengan Naruto-kun"
Tiba-tiba tubuh Ise berdiri dan memberikan ekspresi marah. "Aku takkan membiarkan Rias-senpai menjadikan Nii-san budak, aku tak ingin ia kehilangan kemanusiaannya seperti Asia dan aku"
Rias menautkan alisnya. "Apa maksudmu, aku tidak bermaksud-"
"Cukup!" Issei lebih berani dan mendelikkan matanya kearah Rias. "Nii-san adalah salah satu orang yang ingin kulindungi, dan aku tak ingin ia berurusan dengan makhluk awam meskipun Nii-san memiliki kekuatan sekalipun"
"Issei" panggil Rias lirih. "Kamu tidak tahu siapakah kakakmu yang sebenarnya"
Ruangan senyap seketika.
"Dia memiliki aura naga dalam tubuhnya"
"Jangan bercanda!" Ise berteriak sambil mengacungkan jari telunjuknya kedepan. "Aku tahu ia punya kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya, tapi aku nggak percaya kalau Nii-san memiliki naga"
"Tapi itulah kenyataannya, aku yakin kalau Ddraig merasakan aura naga tadi" Rias berujar.
Tiba-tiba gauntlet merah langsung muncul dilengan kiri Issei, cahaya hijau itu mulai berpendar yang menandakan kalau Ddraig akan berbicara.
[Aku merasakannya, tapi entah kenapa aku merasa tidak asing dengan aura itu]
"Benarkah? Kenapa kau tidak memberitahuku" Issei kini menampakkan ekspresi bertanya. "Dan kalau kau merasakannya, pasti aku juga akan merasakannya juga kan?"
[Kau sedang sibuk bertarung, jadi tidak merasakan secara jelas aura itu] Ddraig menutup kedua matanya dan menaruh kepalanya pada posisi yang nyaman. [Aura naga ini sangat besar, lebih besar dari Putih dan Aku]
Rias mengangguk dan Issei menundukkan kepalanya sementara pikirannya kembali melayang entah kemana, pikiran tentang dimana kakaknya memiliki naga dan naga itu merupakan musuh Ddraig. Ah ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi, ia juga takkan membiarkan kakaknya menjadi musuh.
"Sepertinya aku harus pulang, ini sudah larut malam" Issei membalik tubuhnya dan di ikuti oleh Asia di belakangnya. Pikirannya memang sedang kalut saat ini, ia terlalu pusing untuk memikirkan ini semua. Berharap kalau kakaknya akan ada di rumah.
"Selamat malam"
. . .
Cataclysm
. . .
Issei sama sekali tidak mengira, semua yang ia harapkan tidak benar-benar terjadi.
Awal peristiwa yang terjadi pagi hari ini harus berantakan, niat untuk bertanya kepada kakaknya tetapi malah sosok itu tidak ada di rumah dan hanya meninggalkan makanan yang sangat enak. Ia mengerang tertahan ketika sarapan paginya hanya bersama Asia dan tidak ada lelucon ataupun ejekan blak-blakan dari kakaknya.
Ia menutup kembali masakan itu dengan tudung saji, makanan yang masih terbilang sangat banyak itu harus sia-sia begitu saja. Issei memutuskan untuk membawa bento untuk nya dan Asia yang saat ini telah resmi menjadi salah satu murid Kuoh Akademy.
Homeroom yang begitu memusingkan, terpaksa Issei harus memejamkan matanya dan tidak peduli dengan pelajaran saat ini. Ia tidak peduli dengan hal itu, yang terpenting adalah ia bisa melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Ia tidak melupakan satu hal yang telah di pesankan oleh Rias kepadanya untuk datang ke ruang klub sepulang sekolah karena akan ada tamu dari Meikai yang datang.
Dan disinilah mereka, disebuah ruang klub Occult Kenkyu-bu saat ini tengah di penuhi oleh iblis-iblis muda yang menatap kehadiran salah satu sosok putra ketiga Klan Phenex. Untung saja di Kuoh tidak ada manusia yang memiliki kemampuan untuk merasakan Youki besar yang dikeluarkan oleh Riser.
"Akan kubawa kau kembali ke Meikai-" suara itu menyiratkan sebuah ancaman. "-meskipun aku harus menyeretmu dengan paksa dan membakar habis semua pelayanmu sampai mereka menjadi abu"
Tak ada satupun yang berkata kecuali Issei yang telah siap dengan Gauntlet merah nya dan bersiap untuk menjotos wajah yakitori itu, meskipun ada rasa kesal karena pria ketiga Klan Phenex itu merupakan tunangan dari Buchou nya dan telah menjadi Raja Harem.
"Jadi dia pemegang Kaisar Naga Merah Surgawi, terlihat lemah dan gadis suci itu..." lirikannya mengandung makna penuh akan hardikan. "...lebih baik menjadi jalang-"
Belum sempat Riser menyelesaikan kalimatnya ketika sosok pria bersurai perak muncul di depan putra ketiga Klan Phenex itu dengan gerakan tak tertangkap mata, sebuah tinju berlapis energi negatif sangat kuat telah menghantam tubuh Riser hingga berlubang.
Para pasang mata hanya bisa tertegun dan menyaksikan bagaimana pria yang baru saja datang itu membuat tubuh Riser tergeletak tak berdaya dengan mudahnya. Tatapan yang menajam dan menjanjikan rasa sakit itu terlihat jelas oleh mereka ketika jarum emas tersebut berputar pelan.
Ada jeda selama beberapa detik yang tercipta sebelum suara Issei memecah kesunyian ruangan ini. "N-nii-san"
.
.
To be Continued~
Tak ada yang spesial dari Fic ini, semua hanyalah karangan buatan saya dan tidak ada arti yang terkandung. Saya sudah memberikan peringatan kalau tidak suka tidak usah dibaca, kalian hanya tinggal memencet tombol 'Back'.
Ini fic God!like, jadi sudah saya peringatkan dari pertama kalau Naruto adalah naga yang terkuat. Tapi statusnya jarang keluar kecuali ada peristiwa-peristiwa penting.
.
.
© DraconsteeL Out~
