Bunga di Panti Asuhan

Naruto hanya milik Masashi Kishimoto saya hanya meminjam karakternya.

pairing : Sasusaku, Naruhina, Saiino, Nejiten, Kakashizu.

summary: Kesedihan lima gadis dan masalah-masalah yang harus mereka tanggung.

Chapter I

Saat bulan musim semi datang banyak orang yang menyambutnya dengan ceria. Para keluarga kecil sedang asyik menikamati perkemahan kecil di bawah gugurnya pohon sakura. Sang ayah menemani anaknya bermain, sedangkan sang ibu menyiapkan makanan untuk berkemah.

Ya, memang saat itu musim semi yang indah, musim semi yang pernah dia rasakan bersama ayah dan ibunya. Sebelum kematian sang ayah yang dikarenakan sakit terjadi, dan juga sang ibu yang masih menyayanginya

" T-to-touchan ... hiks hiks hiks ... touchan."

KRINGGG KRINGGG .. !!!

" KLIK "

Jam berdering memaksakan gadis yang tidur dengan nyaman untuk terbangun. Terbangun dari mimpi indah saat musim semi yang pernah dia rasakan berlalu.

Kelopak matanya terbuka dan emerald hijaunya terlihat. Kelopak mata yang sedikit membengkak karena dia menangis semalam.

" Hah ... aku harus bangun sekarang." Kata gadis itu yang malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia mendudukkan tubuhnya di tempat tidur sederhana miliknya. Dilihatnya jamnya yang berdering tadi.

" Masih jam 05.30." Gadis berambut soft pink yang seperti bunga sakura itu berdiri dari tempat tidur untuk segera mandi. Saat dia ingin mengambil handuknya dia mendengar teriakkan ibunya.

" Sakura ... kau sudah bangun ?"

" Ha'i kaachan." Dia berteriak tanpa membuka pintu kamarnya. Dia mendengar langkah sang ibu yang berjalan menuju dapur. Sakura mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi sakura segera memakai seragam sekolahnya dan dia juga menyiapkan buku-buku untuk pelajaran hari ini. Saat dirasa sudah selesai semua dia langsung turun untuk sarapan pagi.

" Sakura bisakah kau tolong kaachan?"

" Ha'i kaachan ..."

" Tolong kau masak ikan ini untuk sarapan nanti kaachan akan membangunkan touchan mu."

Mendengar permintaan tolong sang ibu, sakura hanya tersenyum kecut. Apalagi mendengar kata" touchan mu "sakura seakan ingin menutup telinganya. Memang pria itu ayah sakura tapi, bukan ayah kandung melainkan ayah tiri sakura. Sakura memegang spatulla dan bergumam ...

" DIA BUKAN TOUCHAN KU !!"

Saat sakura ingin membalikkan ikan agar sisi ikan yang masih mentah itu matang. Tiba-tiba dia merasa pinggangnya ada yang memegang dan merasakan deru nafas berat di helaian-helaian rambutnya. Dia dengan cepat menolehkan kepalanya dan matanya melihat lelaki paruh baya yang merangkulnya tadi. Dengan cepat dia menepis kasar tangan kotor laki-laki itu.

" Kau menjijikkan danzo ... sekarang pergi dari hadapanku." Kata sakura dengan raut muka marah. Danzo hanya menyeringai oenuh dengan kesenangan. Pria itu pun pergi ke kamar mandi dengan senyuman, sebelum dia masuk kamar mandi dia berkata pada sakura ...

" Ohayou sakura-chan."

Danzo mengatakan dengan seringai seperti pria jalang. Sakura mendengarkan kata-kata danzo itu seakan ingin melepaskan telinganya dari kepalanya. Sakura merasa jijik dengan pria itu. Ingin dia membunuh pria itu, atau melaporkannya kepada polisi perbuatan pria itu kepadanya.Tetapi dia ingat mebuki sang ibu yang sangat mencintai pria itu sama seperti sang ibu mencintai ayah kandungnya dulu.

" PANTI ASUHAN KONOHA "

Rumah yang sangat sederhana namun memiliki halaman yang sangat luas, rumah perlindungan untuk anak-anak yatim piatu atau anak-anak yang dengan sengaja ditinggal oleh orantuanya.Banyak anak-anak kecil berlarian, bermain, bergurau dan bercerita. Seperti 2 gadis remaja yang sedang sibuk bersenda gurau saat merapikan kamar mereka.

Dua gadis yang satu berambut panjang berwarna pirang pucat, kulit yang bersih dan bermata aquarime biru pucat, nama gadis itu Ino. Gadis yang satu lagi rambutnya berwarna coklat dan dia selalu mencepol rambutnya, kulitnya memang tidak seputih ino tetapi kulitnya tak kalah putih dan bersih, nama gadis itu Tenten.

" Hei ino-chan sekarang kau tidak satu tempat tidur lagi denganku. Ya ... kau tahu aku merasa senang sekali, sekarang aku tidak merasa kesempitan lagi hahahahahaha ..."

Mendengar perkataan tenten membuat ino sang sahabat hanya tersenyum. Ino sangatlah ingat bagaimana dia pertama kali masuk ke panti asuhan inj dengan perasaan sedih dan kacau. Apalagi dia tidak mendapatkan bagian tempat tidur. Dan seketikan kesedihan ino hilang ketika tenten menjulurkan tangannya untuk membantu ino berdiri.

Flashback

" Ayo ... tidur dengan ku." Tenten kecil yang masih lugu dan polos membantu ino kecil untuk berdiri. Dan saat itu ino berharap satu hal ...

Memang orangtuanya sudah tidak lagi bersamanya untuk menemaninya, menjaganya, dan melihatnya hingga tumbuh dewasa. Juga paman dan bibinya sudah tidak mau mengasuhnya lagi karena mereka menganggapnya sebagai gadis yang nakal saat itu, sehingga dia berada di panti asuhan ini.

Setidaknya dia berharap kepada satu orang walaupun bukan saudara sedarah dan sekandung. Tapi, dia yakin tenten adalah keluarga satu-satunya yang dia miliki. Ya gadis kecil itu selalu bertekad jika dia harus melindungi tenten. Keluarga kecil satu-satunya yang selalu berada dekatnya.

Hai minna saya masih baru untuk membuat fict ini. Saya berharap kepada reader dan sensei untuk memberi sedikit pengetahuannya.

Please read and review ya gaesss

thanks