Megane

"Jika akhir cinta ku tidak sebahagia yang ku harapkan, aku akan buat dunia ku sempurna melalui tulisan ku. "

Disclaimer :

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Warning : OOC, Typo Everywhere, EYD parah, Cerita gak jelas, kurang romantis dan lain lainnya.

Cast : [ Riko Aida ,Junpei Hyuga ] and Kuroko no Basuke.

T, fluff (maybe?)

Don't like? Aku rapopo :)

Happy Reading guys

.

.

.

"hufhh, katanya pentas jam 4, tapi sudah jam setengah 5 gedungnya masih belum buka. Percuma aku pulang lebih cepat tadi." Keluh seorang gadis.

"Badan ku masih sakit gara gara latihan yang diberikan oleh Akashi kampret itu. Andaikan si cebol itu tidak membawa gunting mematikan itu kemana ia pergi, pasti sudah ku bejek bejek wajah tampannya itu" keluh gadis itu lagi.

Gadis itu bernama Riko Aida, semenjak temannya Satsuki Momoi ikut Theater Riko seperti memiliki ketertarikan menonton Theater. Ya, mungkin ini memang baru ke- 4 kali nya ia menonton. Ini juga tawaran dari Momoi, ya karna memang Riko menyukai Theater, ya dia menonton. Kali ini Theater itu berjudul Parasit.

'ne..ayo kita masuk' ucap orang orang yang sedari tadi menunggu gedung dibuka.

'ahh, akhirnya.. ' batin Riko.

Saat sudah didalam gedung, dia menuju arah bangku paling depan. Barisan favorite nya. Ntah kenapa, barisan depan selalu sepi. Hanya 2 atau 3 orang yang berani duduk di sana. Mereka terlalu takut duduk di depan, mungkin karena mereka pikir hanya orang penting yg bisa duduk disana? Atau memang mereka terlalu gengsi untuk duduk di depan. Ya, siapa yang tau.

Hari ini sepertinya hanya sedikit yang menonton, mengingat harga tiketnya memang sedikit mahal dari sebelumnya. Gadis itu kembali menghela nafas, jujur saja walau kita sudah masuk dan duduk dengan manis belum tentu Penampilan akan dimulai.

' Yang benar saja! Aku sudah lelah hampir jam 5 sore.' Keluh Riko menjadi jadi. Dia menutup kepalanya dengan penutup kepala yang ada di jaketnya agar orang tidak melihat wajah nya yang terliht sangat jengel. 15 menit kemudian ia merasa lampu sudah mulai dimatikan, Riko sadar bahwa Theater akan di mulai. Dia sedikit lega, dan… Theater pun dimulai. 4 pemain laki laki keluar dan 4 perempuan, mereka berjalan seperti zombie memakai baju putih hitam dan wajah yang berwarna putih berggambar garis gitam. Aneh?ya!. Tapi mungkin ini memang uniknya, mungkin?. Mereka mengelilingi panggung lalu berteriak. Mereka melakukan itu 4 kali secara bergantian. Kesan pertama yang di tampilkan wajah seorang Riko "Kecewa". Sangat kecewa, ntah harus bagaimana dia menampilkan kekecewaannya. Baru pertama kali dia merasakan Kantuk ketika menonton Theater yang pemainnya memiliki intonasi ngarang, artikulasi tidak jelas. Ahh, Riko benar benar tidak bisa berkata apa apa.

" Yang benar saja?" ucapnya geram

" TAP TAP TAP " suara langkah kaki memasuki panggung.

Suaranya menarik seluruh penonton mengarah kea rah pemilik langkah kaki itu. Seorang laki-laki memakai setelan jas, berdiri tegak diiringi laki laki lain yang memakai baju putih kelam seperti memuja laki-laki itu. Sorot lampu mengarang kearahnya, dia mengubah arah badannya tepat ke arah ku, kebetulan mungkin. Dia mejalankan dialog nya. Laki-laki itu mengeluarkan pistol dari tangannya, mengarahkan keseorang wanita, wanita itu menjerit ketakutan. Ah, betapa mempesonanya laki- laki itu. Tanpa sadar wajah Riko blushing. Andai kalian tau betapa mempesonanya laki-laki itu.

' aku tidak akan menuruti perkataanmu, aku tidak akan pernah mau' ucap pemain perempuan kepada laki-laki (tampan) itu.

' jika kau tidak mau, kau akan ku bunuh sekarang' ucap laki-laki itu sambil mengarahkan pistol kearah wanita itu.

' jika kau ingin menembak ku, aku akan menerimanya dengan senang hati ' batin Riko melawak.

'ah, laki laki itu kembali kebelakang panggung' batin Riko dengan wajah kecewa.

Riko sangat menikmati Theater itu, bukan jalan ceritanya. Tapi dia semangat menunggu pria tampan itu keluar lagi. Yah nyatanya, laki-laki itu hanya keluar beberapa kali. Dia sangat kecewa. Ntah kenapa hari ini dia sangat sial. Theater pun berakhir, karna theater ini memang sudah berkali kali Riko datangi dia hapal susunan acaranya. Seperti Diskusi setelah Theater berakhir. Ya, Diskusi tentang Thater yang di tampilkan barusan.

" jika ada yang ingin bertanya silahkan, jangan malu malu" ucap seseorang yang mensutradarai Theater ini. Dia bernama Kuroko Tetsuya.

Beberapa orang maju, ada yang mengatakan kecewa, ada yang menanyakan maksud nya. Tapi bukan itu yang penting. Yang terpenting wajah tampan yang tadi dilihatnya waktu menonton, laki laki yang menggagalkan kantuknya. Sayang tidak ada. Tunggu, seseorang membuka topengnya dan ternyata… itu dia orang yang mempesona itu. Dia mengganti kostumnya, ah ternyata dia menjadi orang orang yg memakai baju putih putihh itu. Yah, mau pakai apapun dia tetap tampan.

Sutradara- Kuroko Tetsuya-san menjelaskan tentang Theater hari ini, Riko tidak terlalu memperhatikan. Yang Riko dengar hanya 'Theater ini memakai system ekspresi, jadi tidak terlalu memakai dialog' ya sejenis itu lah. Riko terlalu sibuk melihat wajah laki-laki tampan. Rasanya ingin dia maju lalu mngajukan pertanyaan bodoh seperti 'siapa nama laki-laki itu' atau 'boleh bertukar alamat email?' atau 'bisakah bertukar nomor ponse dengan ku?' atau semacamnya. Tapi dia tak sebodoh itu, tidak mungkin ia bertanya hal seperti itu di hadapan semua orang.

"sepertinya aku harus bertanya pada Momoi" bisik Riko pada dirinya sendiri.

Tanpa sadar semua orang sudah keluar dari gedung, saat dia ingin keluar tanpa sadar dia berpapasan dengan laki-laki itu. Iya laki laki itu, Riko langsung blushing seketika, lalu berjalan dengan cepat. Lakilaki itu hanya menatap punggung riko bingung.

"huaaa, sangat mengejutkan menatap wajahnya dari dekat. " ucap Riko berjalan menuju stasiun.

Saat Riko didalam kereta, dia mendapatkan email dari Momoi. Di bertanya apakah Riko sudah mendapatkan inspirasi untuk membuat Fanfic selanjutnya.

From: Momoi-chan

Subject: Maafkan aku

Ri-chan, maafkan aku.
apakah kau mendapatkan inspirasi? Ahh, aku tak habis piker akan seperti ini. Semoga otakmu tidak tambah buntu karna penampilan tadi. Aku benar benar minta maa /

"Ah, benar juga aku lupa. Tujuan ku sebenarnya bukan menonton, tapi mencari Inspirasi untuk Fanfic baru." Ucap Riko, namun tiba tiba dia wajah laki laki itu terbayang di wajah Riko. Wajahlaki-laki tadi.

Dengan sigap dia membalas e-mail pada Momoi.

For: Momoi-chan

Subject: Terimakasih

Tentu saja aku mendapatkannya,
terimakasih sudah menyaranku mnontonnya. Aku benar benar mendapatkan ide ide cemerlang di otakku.
mgomong ngomong laki laki yang berperan memakai jas itu namanya siapa Momoi-chan?

-Riko-

from: Momoi-chan

subject: Maafkan aku

ah, maksudmu Hyuuga?
dia nama lengkapnya Hyuuga Junpei, knpa? Kau menyukainya? Jika kau mau, aku akan meberikan alamat email nya untukmu.

For: Momoi-chan

Subject: Maafkan aku

Yang benar saja, aku tidak mungkin menyukai seseorang yang aku tidak kenal siapa orangnya. Hanya saja dia sangat pas dijadikan tokoh dalam fanfic kun nanti. Apakah aku boleh meminta email nya?

-Riko-

From: Momoi-chan

Subject: maafkan aku

Ah? Jadi kau mendapat kan ide yang cemerlang itu karna Hyuuga? Aku tidak menyangka kau sangat menyukainya.
. *maapin ngarang xD*
kalau begitu aku harus kencan dulu dengan Aomine ya Ri-chan.

Dasar, mana mungkin aku menyukai nya. Ah sudah lah, paling tidak aku harus menyimpan alamat emailnya dulu. Menghubungi urusan belakangan.

.

.

.

"huaaa, akhirnya~~" Riko menghempaskan badannya di ranjang.

"ah benar juga, aku harus mengetik sebelum ide ini hilang" ucap Riko semangat lalu setengah berlari menuju meja belajar samping jendela.

'tik tik tik tik tik' suara ketikan itu mulai menari nari di ke heningan malam yang indah.

Tanpa sadar dari seberang jendela ada yang menatap tajam kearah Riko. Dia menatap lama, hingga akhirnya gadis itu menutup laptop nya lalu menoleh menatap bintang sambil menyandarkan kepalanya di meja. Berlahan matanya menutup. Seseorang yg melihat, hanya tersenyum 'manis' itu lah yang di ucapkan kannya.

.

.

.

"Tit tit tit tit" bunyi jam di senin pagi.

"hoaaahhhhhh" Riko menguap dengan lebar.

"ternyata aku tertidur setelah menyelesaikan ketikan ku. Capenya. Badan ini juga pegal gara gara si cebol sialan itu. Rasanya tidak bisa bergerak. " eluh Riko. Dia menatap ke jendela, lelah dan sedikit kecewa karna masih galau akibat manusia yang bernama Hyuuga. Entah kenapa dadanya seperti merasakan hal mengejutkan akan terjadi. Jendela samping rumahnya terbuka, tentu saja tidak terbuka dengan sendirinya. Seorang laki laki membukanya lalu tak sengaja menatap ke luar jendela, Riko hanya menatap terkejut kearah orang itu. Hyuuga Junpei, disamping rumah Riko. Dia menatap Riko dingin dan bengong atau lebih tepatnya menatap malas kearah Riko, lalu berlalu menujur pintu.

POV Aida Riko

Tanpa di minta dia ada di hadapan ku, memakai kacamata. Tampangnya dua kali lebih mempesona. Ahh, tapi dia berbalik lalu pergi, rasanya aku ingin meneriakinya. Mengatakan kalau dia sangat…. Mempesona!

Aku terduduk, masih kaget. Apa aku salah liat? Atau mimpi? Ini kan sudah siang, knpa aku masih bermimpi? Ah, siang? Hah? Siang? Aku kesiangan!

"Otou-san! Kenapa tidak membangun kan ku?" teriak ku sambil berjalan kearah Ayahku sambil mebenagi baju seragam yang ku pakai.

"bagaimana aku mau membangun kan mu, terakhir kali membangun kan mu, aku masuk ICU . kau langsung memukuli ku seperti aku adalah seorang penjahat." Sahut Ayah sekenanya, sambil berdiri dari kursi menjauh dari ku yang siap-siap ingin memukul nya.

"cih, bilang saja kau memang sudah terbiasa bangun kesiangan." Ejek ku lalu berjalan kearah meja makan lalu menghabiskan makan yang sudah disiapkan ayah ku. Yah, aku tidak bisa memasak jadi makanan pun yang mengurus ayahku, walau tekadang dia hanya membelikan makanan siap saji dan mengaku ngaku itu buatan nya.

"ya memang, knpa?" Tanya ayah ku tak mau kalah, lalu duduk di soa sambil menonton acara yang dia sukai, Dora The Explorer. Tidak! Hanya bercanda. Dia sedang menonton berita.

"kau Tanya kenapa? Kebiasaan bangun siang mu itu menurun kepada ku. Dan akhirnya tiap hari aku hampir terkena hukuman oleh Kiyoshi-sensei" Marah ku pada Ayah masih dengan mulut pebuh dengan makanan.

"Apa? Berani sekali dia menghukum anak kesayangannku." Ucap Ayah ku dengan aura aura gelap disekitarnya. "Aku bahkan tak pernah menghukumnya. Cih, Kiyoshi teme!" Lanjut ayah. Lihat, bukankah dia tidak sedang mengkhawatir kan ku? Dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

"Lagi pula bukannya kau yg terlalu sering begadang menyelesaikan ketikan mu itu? Kau yg ceroboh selalu begadang. Seenak nya saja menyalahkan ku." jawab ayah tak mau kalah dan kembali keaktifitasnya, menonton berita.

"Cih, beisik!" Ucap ku.

"Hoi! Berani sekali yak au dengan Otou-san mu ini." Ucap Ayah lalu segera membalikkan kepala kea rah ku yang sudah siap lari menuju sekolah.

"Itekimasu" Teriakku dari luar rumah. Yah hari-hari yang sangat menyenangkan.

"Dasar anak zaman sekarang, berani sekali dengan orang tua mereka." Ucap Ayah ku berbalik lagi. Lukisan kebahagiaannya sangat jelas terlukis di wajah nya, dia mungkin sangat bahagia memiliki putri cantik seperti ku. Te-he

Aku belari sekuat tenaga, agar tidak ketinggalan kereta yang sering kunaiki. Dan… berhasil yipiii~ ah seperti biasa, sangat sempit, panas, dan saat pintu akan tertutup ada seseorang yang masuk dengan cepat. Kalau tak salah liat bajunya seragam sekolahku. Orang itu tepat di depan ku. Karna terlalu sesak, aku bahkan tidak bisa melihat wajah nya. Sedikit demi sediki badan ku tedorong kearah dada tegap orang itu. Ah sangat memalukan memang, tapi aku tak bias apa apa. Ya bisa ku ucapkan hanya 'sumimasen' berulang kali setiap aku terdorong dan mengenai badannya. Ntah kenapa aku merasa tangannya memegang pundakku, memaksa ku bertukar tempat dengannya. Saat posisiku dengannya sudah bertukar, dia berbisik di telinga ku.

'kau lebih baik disini' dengan lembut dia berucap sedemikian rupa. Aku yg mendengar hanya tertunduk.

Aku sangat gugup ketika dia memeluk pinggang ku, mendekap dan mengunci ku di dada bidangnya. Aku bisa merasakan otot otot ku mengang dan dada ku berdegup kencang.

' huh? Kenapa dia tiba tiba memelukku seperti ini. Kami-ssama, nande?' teriakku dalam hati.

"jangan salah paham, aku melakukan ini karna tempat ini sangat sesak. Jika aku memelukmu seperti ini kau membuka celah yang banyak untuk kita berdua bernafas." Ucap laki laki itu santai.

"hah? Baik." Jawab ku malu. Aku merasa seperti orang yang mengintip orang lain bermesraan dan aku ketahuan. Malu! Benar kan?

.

.

.

Bersambung /
Hai minna, walau nama akun saya khlssm, tapi penname saya 'Hiyoko Aidoru', biasanya saya juga pakai 'Hiyokodesu'. Mungkin di antara kalian, ada yg pernah dengar nama ini xD soalnya kalo saya ngespam review pake uname 'hiyokodesu'.panggil hiyo, yohi, Mi-chan, Kaha-san. Ya trserah kalian :D . Yoroshiku onegaishimasu m(u.u)m

Maapin OOC banget xD nggak ada unsur basketnya sama sekali xD sebenarnya saya pengen bikin oneshot, tapi nggak sangggup. Takut kepanjangan, trus orang pada malas baca T,T dan menurut saya fanfic ini ngak terlalu banyak dialog, lebih ke mnggambar kan perasan? Maaf kan jika kta yang di pakai kurang tepat. Rasanya pengen pakai adegan lime dan lemon. Tapi nggak bisa. Rencananya sih mau bikin char yaoi didalamnya. Rencananya sih mau bikin 5 chapter aja. Tapi inspirasi untuk tokoh lain terlalu banyak berdatangan, tanggan saya tidak sanggup menumpahkannya, otak nggak sangggup mengembangkan imajinasi yang banyak itu T,T jadi tolong Review nya minna, apa yang kurang dan apa yg kalian harapkan dalam cerita ini. Itu pasti sangat berguna u,u

Buat followers, buat yang nge fav, buat yang baca tapi diem, tolong ajarin saya gimana cara bikin adegan lemon xD
maafkan ke typo an saya xD typo saya emng akut.

See you :) RnR

-Hiyokodesu-