Saya ini newbie. Jadi bimbingan dan juga pengetahuan saya juga acak2an.
Maaf saja…
Saya bukan ahli dalam menuturkan kata,, jadi selamat mencoba…
Ralat…. Selamat membaca… ^^
.
.
.
.
Disclamer : Naruto Masashi Kishimoto
.
.
Terlihat sekali bangunan yg kini telah hancur di depan matanya. Ekspresinya memang datar dan dingin. Namun tidak dengan hatinya. Seandainya saja dia bisa mencegah lebih.
" Kita kembali! "
" hn."
Dengan jawaban itu, mereka bertiga meninggalkan Desa yg telah hancur akibat ulah mereka sendiri.
.
.
Sedang di lain pihak…
BRAKKKK
" Apa artinya ini?! " Nampak sosok perempuan menggebrak mejanya terkejut dan emosi.
" Tenang sedikit Tsunade! Kupikir, dengarkan dulu penjelasannya…" Nampak pula seorang pria yg mungkin telah lansia. Sedang yg dipanggil Tsunade kembali menduduki kursinya dengan geram.
" Lanjutkan! " katanya tak sabaran. Pria bertopeng dengan jubah tertutup di depan mereka kembali bicara.
" Sesuai dengan pemantuan kami, penyerangan di Kiri yg dilakukan Akatsuki jg melibatkan anak itu. "
" Mana mungkin dia melakukan itu? " kembali Tsunade menggebrak mejanya penuh emosi. Namun kesedihan juga kentara terlihat di wajahnya yg awet muda tersebut.
" Dari ciri2nya yg menyerang dan membawa kabur Yondaime Mizukage, memang itu adalah dia Hokage-Sama. " Tsunade yg merupakan Godaime di Konoha hanya menghela nafasnya kemudian.
" Panggilkan aku semua ninja rookie! Aku ingin bicara. "
" Baik! " sekejap mata, ANBU tersebut telah menghilang tanpa jejak.
" Apa yg akan kau lakukan Tsunade? " pria disamping Tsunade nampak heran dan bingung.
" Aku ingin menyeret anak itu pulang kembali Jiraiya. "
" Hm?! Kau tak memikirkan keras kepalanya anak itu? Biar aku saja yg pergi. Karna dia muridku! "
" Tak semudah itu aku akan membiarkanmu bertindak langsung Jiraiya! Aku ingin tau alasan anak itu.." keseriusan Tsunade tak bisa ia bantah lagi. Jiraiya hanya menatap sang Godaime serius.
#
#
" Ada apa Hokage memanggil kami? " Kakashi, sang ninja bermasker ini agaknya keheranan dengan panggilan Hokage yg jg memanggil para ninja rookie.
" Aku punya misi untuk kalian semua! " Tsunade menatap para ninjanya dengan serius.
" Merepotkan. Memang misi sepenting apa hingga memanggil ninja sebanyak ini? " tanya Shikamaru dengan wajah yg menyiratkan kemalasan.
" Kalian pasti telah mendengar desa Kirigakure yg diserang oleh Akatsuki?! " semua bermimik keras saat mendengar nama Akatsuki.
" Jadi, misi apa Tsunade-Sama? " kali ini Sakura yg bertanya serius.
" Anak itu terlibat! "
DEGG
Tak dipungkiri keterkejutan mereka sangat kentara. Termasuk Kakashi dan Sakura yg memang sangat dekat dengan orang yg dimaksud Tsunade.
" Ti… Tidak mungkin Tsunade-Sama! " Sakura ,menyangkal keras. Ia masih tak percaya dengan apa yg ia dengar.
" Ini adalah ciri2 anggota Akatsuki yg menyerang Kiri kemarin. Dan salah satunya dengan jelas adalah… NARUTO! " Kembali mata mereka membelalak sempurna masih tak percaya.
" Mungkin saja itu adalah teknik menyamar atau memang rencana Akatsuki. " kali ini Shikamaru angkat bicara.
" Tidak! Itu memang Naruto! " semua mata menoleh pada seorang berkulit pucat yg baru datang ke ruang Hokage dengan shushinnya.
" Apa yg kau katakana Sai?! " Kiba menarik kerah baju Sai tak terima.
" Tenang Kiba! Aku memang sengaja mengirim Sai yg pengalaman sebagai ANBU untuk menyelidiki kasus ini. Jadi, tolong katakan Sai! " Sai mengangguk. Ia mengambil tempat menghadap rekan2 ninjanya.
" Ciri2 yg diberikan oleh Negara Kiri dan juga setiap tekhnik dan jutsu yg dilakukan sang penyerang, memang mengarah pada Naruto. Apalagi banyak yg mengatakan cakra merah menguar pada tubuhnya. Aku tak ingin berpikir, karna memang hanya Naruto yg memiliki cakra merah sebagai Jinchuriki Kyuubi. "
Tak ada yg bersuara kali ini. Mereka memasang mimic yg beragam. Jujur saja, sebenarnya mereka masih belum sepenuhnya percaya. Apalagi Naruto memang meninggalkan desa 1tahun lalu dengan alasan tak menentu setelah kejadian Gaara.
" Jadi aku perintahkan kalian untuk mengawasi Akatsuki dan seret Naruto kembali ke desa. .Mati! "
DEGG
" Baik! " Walau tak terima dengan keputusan terakhir Hokage, mereka hanya patuh pada perintah sang Godaime. Mereka meninggalkan ruangan tersebut untuk bersiap.
" Kakashi, Sai." Kakashi dan Sai menoleh saat namanya dipanggil Tsunade.
" Pastikan dia kembali dihadapanku! " ini perintah mutlak.
" Baik! " setelah itu mereka berdua menghilang dibalik pintu yg kini tertutup.
" Kau terlalu berlebihan! " sebuah suara kini menyapa Tsunade yg kini sendirian.
" Aku hanya ingin alasan muridmu itu Jiraiya! "
" Terserah kau saja! Aku juga tak mungkin mengubah jalan pikiran anak keras kepala itu. "
#
#
" Hah…. Aku tak ingin berpikir lebih jauh lagi… " Kiba mengoceh dengan kesalnya. Ia dan teman2nya masih melompati dahan2 pepohonan besar setelah keluar wilayah desa.
" Simpan saja semua keluhanmu untuknya nanti! " Shino hanya menanggapi seadanya. Jujur saja, dia juga masih berteka teki.
" Apa… yg menyerang Kumo jg dia?! " kali ini Lee yg bertanya entah pada siapa.
" Belum tentu. Tapi, kurasa dia terlibat jg! Mereka mengatakan salah satunya menggunakan topeng sejenis ANBU dengan wajah rubah. Sedang di Kirigakure, memang dia menampakkan wajahnya dengan jelas. " penjelasan Sai cukup membuat rekan2nya kembali berpikir.
" Apa yg membuatnya ikut dengan Akatsuki?! Apa mungkin itu hanya pengaruh Akatsuki?! " Ino kali ini mengeluarkan pendapatnya.
" Kalau memang iya, Naruto tak semudah itu juga mengenai dirinya dengan genjutsu. Walau ia mengalaminya, dia sudah bisa mengatasinya sepertiku. " Sakura menajamkan matanya setelah menjelaskan jawaban untuk Ino.
" Nanti saja berdebat! Kita harus cepat menyeret anak itu! Kuso. Merepotkan saja! "
Semua rekan2nya mengangguk dan kembali melesat lebih cepat.
#
#
" Kau akan menyembunyikan mayat Jinchuriki lagi? " anggota Akatsuki dengan garis keriput disebelah hidungnya bertanya pada orang disebelahnya yg membawa mayat seorang Jinchuriki yg kemarin ia tangkap.
" Kau sangat tau alasannya, Itachi-Nii! "
" Hn. Aku tak ingin banyak berpikir tentang tujuanmu disini. " Itachi masih berjalan disamping orang yg sama sekali tak menatapnya.
" Sama seperti tujuanmu meninggalkan desa. " jawaban santai itu, sedikit menuai kekagetan sang Uchiha.
" Bagaimana kau bisa tau?! " dapat Itachi lihat cengiran khas milik orang disampingnya.
" Hee… kalau itu, aku pernah menyelinap ke kantor Hokage saat jamannya Kakek Hiruzen. Yah… walau aku menggunakan jurus yg aneh waktu itu. AHH! Tak usah diingat lagi! Itu memalukan… " wajahnya benar2 menunjukkan kejijikan yg mungkin membuat orang biasa tertawa.
" Lalu, dengan janjimu membawa Sasuke kembali?! "
Diam sejenak. Tak ada jawaban yg keluar dari orang di samping Itachi.
" Aku memang berjanji. Dan akan aku tepati. Belum waktunya sekarang. "
" Tapi adanya kau disini, bukankah kau melanggar janji, Naruto?! " Itachi kali ini keheranan melihat senyum Naruto yg menurutnya belum bisa ia artikan.
" Ya… Kau benar! Tapi… aku akan sedikit memerlukan bantuanmu dan juga sedikit caraku. "
" Dan soal Hokage. Apa kau melupakan cita2mu?! "
" Tidak sama sekali. " Itachi menoleh kembali.
" Aku memang ingin menjadi Hokage. Tapi aku juga tak akan berharap mencapainya. Aku akan membawa kau dan Sasuke pulang. Termasuk 'orang itu'. Setidaknya aku sudah berjuang sampai disini. Jadi, mana mungkin aku akan menyianyiakan kesempatan. Aku juga bersyukur saat itu Gaara bisa diselamatkan. Aku tak perlu khawatir lagi tentang teman2ku yg disana. Tapi melihat Jinchuriki lain seperti ini, aku juga berpikir akan seperti mereka. " Itachi tak merespon. Terlihat jelas oleh mata sharingannya jika ia tersenyum berbeda.
" Hokage bukan tujuan utama. Tapi, aku juga akan berusaha menggapainya. Mungkin saja Nenek Tsunade sedang marah2 di kantornya karna aku ketauan. Seandainya aku di depannya, mungkin aku akan dibunuh langsung. Itu cukup mengerikan. " kali ini cekikikan kecil yg keluar dari bibirnya.
" Aku hanya ingin menuruti kata hatiku sekali kali. Setidaknya, untuk kalian. Karna ini jalan ninjaku! " Itachi diam. Dia masih menatap Naruto yg kali ini tersenyum tulus dan bermakna. Entah kenapa, ia bisa merasakan sudut bibirnya terangkat.
" Keras kepala. "
" Eh? " seperti tertimpa batu besar. Naruto hanya memasang tampang melongo mendengar kata2 Itachi. Ya… walau ia melihat senyum Itachi, walau ia ragu kalau Itachi bisa tersenyum. Setidaknya ia ingin tanggapan.
" Apa? Aku berkata panjang lebar, dan hanya 'keras kepala' ?! "
" Lalu? "
" Tak adakah kata lebih bagus?! Apa semua Uchiha itu tak bisa memuji?! " Naruto menggerutu kesal.
" Dobe. " kembali, kedutan perempatan telah muncul di kepala Naruto.
" Apa? HEY! Itu juga kata yg selalu diucapkan Sasuke. Lalu, apa yg kau sebut bodoh hah?! Ash… aku lupa jika kau itu adalah kakaknya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. "
" Usuratonkachi. "
" Hyahh! Berhenti mengataiku! Dasar! Apa semua Uchiha memang sering memakai kata seperti itu hah?! ini benar2 menyebalkan! " Naruto berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya kesal. Tak menyadari senyum Itachi yg kali ini mengembang.
#
" Pergilah! " Itachi menoleh pada sosok Naruto. Mereka kini tengah mendekati suatu ujung lorong goa yg jauh kedalam.
" Aku tak ingin kau dicurigai. Apalagi dengan sosok yg bernama Tobi itu. Aku tau kalau Zetsu terus mengawasiku. "
" Aku tak yakin dengan kekkei genkaimu. "
" Aku sudah bisa mengatasinya. Jadi, pergilah! Setelah ini, aku juga harus bekerja keras. Aku belum ingin melihat kegagalanku lagi. "
" Kau tau?! Kegagalan sebenarnya menyenangkan. Hidup dengan kepercayaan bahwa kegagalan itu untuk menempa diri sendiri. " Naruto menoleh menatap Itachi. Senyumnya kembali ia ukir.
" Jadi, kau belum menyerah? " Itachi mencoba bertanya.
" Hm?! Jika kau berpikir aku menyerah, sepertinya kau harus menungguku selamanya. " senyuman mengejek dari Naruto cukup membuat Itachi mengerti.
" Aku memegang kata2mu! " perlahan tubuh Itachi berubah menjadi kumpulan gagak.
" Aku tak akan menarik kata2ku, karna itu jalan ninjaku! " setelah menyelesaikan kata2nya, Itachi telah hilang dari hadapannya.
" Kadang2 kebenaran itu terlalu tertutup oleh kebencian. "
Naruto melepas segel pada sebuah dinding. Dinding itu terbuka perlahan. Tanpa membuang banyak waktu, ia masuk membiarkan dinding itu kembali tertutup dengan sendirinya.
" Membawa orang lagi eoh?! "
.
Tara…. Selesailah chapter ini! Dan saya menunggu lanjutan. Err… Review sebenarnya.
Ini permulaan. ^^
