Assalammu'alaikum minna. Saya kembali. Nyahahahahaha... #ketawa mulu kalo muncul. XD

Kali ini saya akan membawakan fic baru yang tiba-tiba ide ini muncul begitu saja di kepala saya. XD

Mungkin di dalam sini akan ada beberapa OC yang nyelip. #padahal punya OC Cuma 2. XD

Dan mereka disini akan muncul dengan jadi diri mereka yang sebenarnya. Yaitu mereka muncul sebagai seorang mage dengan revolusi terakhir atau bisa di bilang bahwa mereka mage tingkat tinggi atau profesional.

Icy: itu artinya kami akan menjadi pemeran di fic ini. Terima kasih Toumitsu-sama. T.T #nangis bombay. XD

Ray: akhirnya Toumitsu-sama mau memasukan kami ke dalam fic buatannya. XD

Cyber: yah, mungkin kalian di sini akan menjadi pemeran utamanya. XD

Ray & Icy: terima kasih banyak Toumitsu-sama.

Cyber: tidak masalah. XD

#abaikan.

Ya sudah, ndak usah banyak cing cong lagi.

Langsung aja dah baca.

Selamat membaca minna.

.

.

.

.

.


Vocaloid & Utauloid ©Crypton Future Media, Yamaha Corp, Etc.

Rairyuu Ray & Hiryuu Icy ©Cyber Keju-ma

How to be a Mage ©Cyber Keju-ma.

Rate K.

GaJe, OOC, Typo(s) berserakan, Sulit dimengerti, De eL eL.

Don't Like?, Don't Read!


.

.

.

.

.

Di salah satu ruang kelas di Crypton Academy yang suasananya sangat ramai, terlihatlah beberapa orang tengah berbincang-bincang mengenai sesuatu hal yang sepertinya tidak penting untuk dibicarakan.

Tunggu. Kenapa ruang kelas itu terlihat sangat ramai?

Alasannya hanya satu, yaitu tentu saja karena sama sekali tidak ada guru yang mengajar di ruang kelas tersebut. Mungkin guru yang bertugas mengajar di ruang kelas itu sedang berhalangan.

Tapi, disana terlihat dua orang yang berbeda dari yang lain karena sepertinya mereka bukan membicarakan hal yang tidak penting. Mereka sedang membicarakan hal yang sangat penting.

"Icy, jangan lupa siang ini," ucap seorang pemuda berambut ungu gelap dengan mata yang bewarna kuning keemasan.

"Iyah. Aku mengerti, Ray-kun," ucap seorang gadis berambut putih kebiruan seperti salju dan mata yang berwarna biru yang di panggil Icy tadi.

"Aku hanya ingin melihat sudah sampai mana kemampuanmu setelah semua yang kuajarkan. Ingat, kau itu bukan lagi amatiran. Kau sudah mencapai tingkat perofesional," ucap Ray dengan tegas.

"Aku tahu itu," ucap Icy pasrah.

"Jangan lupa. Akan lebih biak jika kita di rumahku saja. Dan pastikan tidak ada orang yang mengetahuinya," ucap Ray.

"A–aku mengerti," ucap Icy dengan semburat merah tipis di wajahnya karena di ajak kerumah Ray.

Dan tanpa mereka berdua sadari, ada sekelompok orang yang tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka.

"Hei, Len-kun. Kau dengar itu? Ray-kun dan Ai-chan akan pergi siang?" tanya seorang gadis berambut hijau tosca dengan model rambut diikat twintail dengan nada seperti berbisik.

"Sepertinya begitu," jawab seorang pemuda berambut honey blonde pendek dengan ikatan kecil di bagian belakangnya. Dia adalah pemuda yang dipanggil Len tadi.

"Dan lagi, mereka hanya berdua dan tidak boleh ada yang mengetahuinya?" tanya seorang gadis lagi yang berambut honey blonde pendek dengan pita putih besar di kepalanya yang sepertinya terlihat shock mendengar percakapan dua orang tadi.

"Rin-chan, kita harus menyelidikinya," ucap gadis berambut hijau tosca itu kepada gadis berambut honey blonde yang dipanggil Rin.

"Kau benar Miku-chan. Mereka tadi membicarakan sesuatu tentang kemampuan, diajarkan, bukan amatiran dan tingkat profesional," ucap Rin yang mulai berpikiran aneh-aneh.

"Yah! Dan kau lihat tadi? Wajah Ai-chan memerah," ucap Miku –gadis berambut hijau tosca tadi– yang juga ikut berpikiran aneh-aneh.

"Aku melihatnya," ucap Rin sambil menanggukan kepalanya.

"Sepertinya kita harus memberitahu yang lain kalau kita punya misi hari ini," ucap Len yang sepertinya sangat bersemangat untuk menyelidiki dua orang tadi.

"Yah, yang lain juga harus tahu," ucap Miku menyetujui perkataan Len.

"Sebaiknya sepulang sekolah ini kita harus mengumpulkan yang lain. Dan kemudian pergi ke rumah Ray," saran Rin kepada Len dan Miku.

"Kau benar. Tapi apa kau tahu dimana rumah Ray-kun?" tanya Miku bingung.

"Tentu saja! Aku tidak tahu," ucap Rin dengan anehnya dan berhasil membuat dua orang yang berkumpul bersamanya terjungkal kebelakang hingga jatuh.

"Jika kau tidak tahu, kenapa kau berkata sangat yakin seperti itu hah?" tanya Len seraya bangkit karena tadi terjungkal hingga jatuh.

"Kita akan membuntuti mereka," ucap Rin penuh percaya diri.

"Yah, kau benar," ucap Len menyetujui Rin.

.

.

.

.

.

Waktu sekolah telah usai. Kini Crypton Academy terlihat sangat sepi. Hanya tinggal beberapa orang yang belum pulang kerumahnya yang terlihat disana. Seperti halnya sekelompok orang yang tengah berkumpul di depan gerbang sekolah tersebut. Ahh, mereka adalah Miku dan anggotnya yang ingin menyelidiki sahabat mereka tadi yang bernama Ray dan Icy.

"Karena semua sudah terkumpul sebaiknya kita harus cepat sebelum mereka menghilang," ucap Miku kepada semua anggotanya yang sudah berkumpul.

"Miku-chan, cepat! Mereka sudah semakin menjauh," ucap Rin yang sedari tadi terus melihat ke arah Ray dan Icy yang tengah berjalan bersama menuju rumah Ray.

"Baiklah minna! Ayo," ucap Miku mulai bergerak mengikuti Ray dan Icy dari kejauhan dan diikuti juga oleh yang lain.

"Miku-chan? Kau yakin akan hal ini?" tanya seorang gadis berambut pink pucat kepada Miku.

"Kau tenang saja IA-chan. Ini akan baik-baik saja," jawab Miku kepada gadis berambut pink pucat yang dia panggil IA tadi.

"Terserah kau sajalah," ucap IA pasrah.

Mereka semua terus berjalan mengikuti Ray dan Icy dari kejauhan dan sampai akhirnya mereka semua berhenti ketika Ray dan Icy memasuki sebuah rumah yang berhasil membuat mereka tercengang. Yang mereka lihat adalah sebuah mansion yang sangat besar seperti sebuah istana dengan halam depannya yang sangat luas. Jadi inikah rumah Ray?

"Aku tidak tahu jika Ray tinggal di sebuah istana," ucap Len entah kepada siapa sambil terus menatap rumah yang ada dihadapannya tengan pandangan takjub.

"Aku juga," ucap Kaito yang ternyata juga ikut. "Kalian juga berpikir sama 'kan?" tanya Kaito kepada sahabatnya yang juga ikut dan hanya di jawab dengan anggukan.

"KYAAAHHHHH~! RAY-KUN~! JANGAN LANGSUNG MENYERANG! AKU TIDAK BISA MENAHANNYA! AKU BELUM MELAKUKAN PERSIAPAN!" teriak seseorang yang sepertinya adalah Icy dari halaman belakang rumah Ray.

Dan mendengar teriakan itu, mereka semua –Miku dan sahabat-sahabatnya– membelalakan matanya. Kini banyangan aneh mulai memasuki pikiran mereka semua.

"A–apa yang mereka lakukan?" tanya Rin entah kepada siapa.

"Se-sebaiknya kita periksa," ucap Miku seraya memasuki halaman rumah Ray dan kemudian berjalan kehalaman belakang. Yang lainnya hanya mengikuti Miku dari belakang.

Dan betapa terkejutnya mereka setelah melihat apa yang ada di halaman belakang rumah Ray. Mereka melihat seorang pemuda berambut ungu gelap dengan memakai jubah panjang berwarna ungu yang terdapat ukiran-ukiran aneh di jubah itu dan pemuda itu terlihat memakai sebuah mahkota. Dan yang lebih mengejutkan adalah pemuda itu memiliki 4 pasang sayap di punggungnya.

Dan satu lagi, mereka melihat seorang gadis dengan rambut putih kebiruan seperti salju yang dibiarkan tergerai dengan memakai sebuah dress panjang hingga menutupi kakinya yang juga terdapat ukiran-ukiran dan lengan dress tersebut terlihat mengembang di bagian siku hingga pergelangan tangan. Gadis tersebut juga memakai sebuah mahkota dan terdapat 2 pasang sayap di punggungnya.

Siapa mereka?

"Ano, ka–kalian siapa?" tanya Rin sedikit takut-takut.

Mendengar ada yang bertanya, mereka berdua –orang tadi– menolehkan kepalanya untuk melihat siapa itu. Dan mereka juga terkejut melihat siapa yang datang.

"Rin-sama?" tanya gadis itu kaget melihat kedatangan Rin dan beberapa temannya.

"Heh? Ai-chan?" tanya Rin begitu melihat wajah gadis itu. Tidak asing. Mirip seperti sahabatnya yang bernama Icy.

"KYAAAAHHH~! APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI?" teriak gadis tersebut yang diketahui bernama Icy.

"Kalian Ray dan Icy 'kan?" tanya Len kepada dua orang tersebut.

"Haaahhh, akhirnya ketahuan juga," ucap pemuda berambut ungu tadi yang ternyata adalah Ray.

"Heh? Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian?" tanya Miku keheranan melihat Ray dan Icy memakai baju aneh dan terdapat pula beberapa pasang sayap dipunggung mereka.

"Ano, uhmm," jawab Icy kebingungan. Dia tidak tau harus berkata apa karena dia takut Ray akan marah jika salah bicara.

"Kami adalah seorang mage. Dan kami sekarang sudah mencapai revolusi terakhir. Artinya, kami berdua adalah mage tingkat tinggi," ucap Ray menjawab pertanyaan Miku tadi dengan nada datarnya.

Semua yang mendengar perkataan Ray hanya bisa membelalakan matanya terkejut. Jadi selama ini kedua sahabat mereka ini adalah penyihir tingkat tinggi? Dan mereka sama sekali tidak pernah menyadarinya? Sungguh sial karena baru bisa mendarinya sekarang.

"Maafkan kami yang telah merahasiakan ini dari kalian," ucap Icy sedikit merasa bersalah.

"Aaa–ah, ti–tidak apa kok," ucap Miku seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Jika tidak ada lagi urusan kalian disini, silahkan pergi," ucap Ray dengan nada dinginnya.

"Kau mengusir kami?" tanya Len kepada Ray dengan ekspresi terkejut.

"Kami berdua sedang latihan," jawab Ray singkat.

"Tapi kenapa kau mengusir kami?" tanya Len sekali lagi.

"Len-sama, tidak kah kau lihat berapa banyak orang yang kau bawa kerumahku hah? Kau hampir membawa orang dari dua kelas disekolah kita. Terliebih lagi, kau juga membawa Rin-sama, Tei-sama, Teiru-sama, Rinto-sama, dan Lenka-sama. Jika ada yang terluka bisa repot," jawab Ray panjang lebar dengan jelas sambil menunjuk orang-orang yang dia sebutkan tadi yang ikut bersama Len.

"Hei, hei, kenapa tidak kau ajarkan saja kami semua menjadi seorang mage seperti kalian?" tanya Rin yang ikut dalam pembicaraan Len dan Ray.

"Heh? Apa?" tanya Ray yang ingin mendengar lagi penjelasan dari Rin.

"Aku bilang, kenapa kau tidak ajarkan kami semua untuk menjadi mage seperti kalian?" tanya Rin sekali lagi dengan suara yang sangat jelas.

"Mengajarkan kalian?" tanya Ray tidak percaya.

"Tentu saja," jawab Rin dengan penuh semangat.

"Ide yang bagus Rin-chan. Aku akan menjadikan negi milikku sebagai senjata terkuatku. Nyahahahaha..." ucap Miku menyetujui usulan Rin dengan diakhir tawa aneh sambil memegang sebuah negi raksasa.

"Hoo? Belajar sihir? Kalau begitu akan belajar sihir cinta untuk membuat Len-kyun semakin cinta padaku," ucap Tei sambil memegang kedua pipinya yang sudah memerah.

"Jika Miku menggunakan neginya sebagai senjata, maka aku akan menggunakan roti sebagai senjata terkuatku. Ahahahahahaha..." ucap Teto ikut-ikutan Miku.

"Aku akan menjadi semakin tampan jika belajar sihir," ucap Len sambil menyisir rambutnya dengan tangannya agar terlihat keren.

"Kalau begitu, aku akan menyihir semua makanan menjadi ice cream," ucap Kaito dengan penuh semangat.

"Terong itu lebih baik dari pada es krim," ucap Gakupo yang tidak menyetujui Kaito.

"Nah, kalian mau mengajarkannya pada kami kan?" tanya Luka dengan senyum manis terhias diwajahnya.

"Ehh, tanya kan pada Ray-kun," jawab Icy sambil menunjuk Ray.

"Bagaimana?" tanya Luka kepada Ray.

Ray hanya bisa terdiam dengan pertanyaan Luka. Haruskah dia menolaknya? Tapi jika menolaknya pasti akan mengecewakan semua sahabatnya. Tapi jika dia menerimanya, pasti dia akan kerepotan.

"Ne, Rinto-kun. Kau ingin belajar juga?" tanya Lenka yang sedang asik memeluk lengan Rinto.

"Mungkin," jawab Rinto singkat.

"Aku akan menggunakan pedangku sebagai senjata," ucap Defoko dengan semangat.

"Wortel adalah senjata terbaik untuk seorang penyhir," ucap Gumi sambil memakan beberapa wortel yang dia bawa.

"Aku akan meningkatkan ilmu hitamku," ucap Mayu dengan nada datarnya.

"Aku akan menjadi penyihir paling hebat karena menggunakan handphone sebagai senjata," ucap Nero sambil menunjukkan handphone barunya.

"Kalau begitu kita sama Nero-kun," ucap Neru seraya tersenyum manis.

"Aku akan menjadi lebih kuat dari mereka berdua," ucap Zatsune yang tidak mau ketinggalan.

"Aku akan menggunakan ini sebagai senajataku dan akan menyihir Nigaito-kun supaya mencintaiku," ucap Lapis sambil mengangkat sebuah tongkat yang terdapat berlian diujungnya.

Ray yang melihat dan mendengar semua sahabatnya sedang mengoceh hal-hal yang aneh hanya bisa pasrah dan menghela nafas. Dia kemudian berbalik ingin pergi dari tempat itu. Namun sebelum pergi dia menghampiri Icy terlebih dahulu.

"Icy," panggil Ray dengan lemas.

"Yah, Ray-kun?" sahut Icy sedikit heran dengan ekspresi Ray.

"Semua keputusan ada ditanganmu. Jika kau berniat untuk mengajari mereka semua menjadi seorang mage, tolong kau bawa mereka semua keruang latihan dirumahku. Tapi jika kau tidak berniat sama sekali, kau bisa bekukan mereka semua dan membuang mereka ke sungai yang berada di halaman belakang rumahku atau kau bisa mengubur mereka di tengah hutan yang ada di halaman belakang rumahku. Kau paham itu?" jelas Ray panjang lebar kepada Icy.

Icy hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan dari Ray. Jadi ini yang membuat Ray lemas? Sepertinya Ray sama sekali tidak berniat untuk mengajari semua sahabatnya. Itulah mungkin yang ada dipikiran Icy.

Melihat Icy mengangguk mengerti, Ray kemudian pergi untuk masuk kedalam rumahnya. Mungkin mulai hari ini hingga seterusnya akan menjadi hari yang berat dan merepotkan untuknya.

.

.

.

.

.


~To Be Continue~


Nyahahahaha...

Selesai juga chapter satu untuk fic yang satu ini.

Bagaimana? Bagus atau tidak? Itu tergantung kalian semua darimana dan bagaimana menilanya.

Len: Ray. Kau harus berniat untuk mengajari kami agar menjadi seorang mage.

Ray: Len-sama, kau bisa bertanya kepada Toumitsu-sama. Aku sebenarnya sama sekali tidak berniat.

Len: hoi bakAuthor. Apa kau akan membuat Ray berniat untuk mengajari kami?

Cyber: Kalau niat sih bisa dibilang ndak. Tapi dia akan tetap mengajari kalian. XD

Len: Ohohohohoho. Terima kasih bakAuthor. XD

Cyber: Ndak masalah. XD

Tei: Bagaimana dengan Icy?

Icy: Tei-sama ingin belajar juga?

Tei: Tentu saja. Aku ingin membuat Len-kyun semakin cinta padaku. XD

Icy: Tapi Tei-sama, itu akan sulit karena Tei-sama akan menjadi penyihir ber-element.

Tei: Aku tidak perduli. Yang penting belajar dulu. XD

Cyber, Ray, & Icy: Keras kepala. XD

#Abaikan dialog 5 orang sinting diatas. XD

Jangan lupa. Setelah membaca, budayakan meripiuu. Bagi siapa saja yang ketahuan tidak meripiuu fic ini setelah membacanya. Maka Ray dan Icy akan mendatangi kalian. XD

Nyahahahahaha...

Sekian dulu dari saya.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya karena sudah mau membaca fic ancur yang satu ini.

Sampai jumpa di chapter berikutnya.

#terbang. XD