Minna... saia kembali, akhirnya setelah kemarin terlalu serius dengan Agen no.1, saia berpaling juga dari cerita itu. Yosh, saia bawa cerita baru, meskipun pairnya tetep sama. Selamat menikmati...
Disclaimer: Riichiro Inagaki-Yusuke Murata
Story: Mayou Fietry
Liburan Devil Bats secara tidak sengaja membuat Mamori bertemu seseorang dari masa lalunya. Reaksi Hiruma? Neraka bagi Devil Bats, saat kapten mereka berubah.
Kalau Setan Cemburu?
Pair: Hiruma Youichi, Anezaki Mamori
Semoga gak bosen sama pair ini
Rated: K+
Genre: Romance, Humor
Warning: OOC, OC, typo(buat jaga-jaga), ancur, humor gak kerasa, dan segala hal jelek lainnya
Don't like don't read
Special buat Icha Yukina Clyne yang udah banyak membantu menyelesaikan fic ini. Sebenernya ini fic lama yang dulu sempet qu delete.
.
.
.
Chapter 1
Deimon high school, 08.25 pm
"Lima menit sebelum berangkat. Apa masih ada yang belum datang?" teriakan lantang itu memecahkan kesunyian malam yang makin pekat. Seorang pria yang lebih mirip iblis tampak berdiri di dekat gerbang sekolah. Rambut spike pirang-nya melambai pelan disapa angin malam yang bertiup pelan. Ia merapatkan jaket hitam yang membungkus tubuh atlhetisnya.
"Jangan teriak-teriak begitu Hiruma-kun. Kau tidak tahu kalau ini sudah malam? Semuanya sudah datang kok!" protes seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya. Ia menatap mata hijau milik pria itu dengan galak.
"Cerewet kau, manajer sialan!" pria bernama Hiruma itu menanggapinya dengan malas.
Bersamaan dengan berakhirnya kata-kata itu, sebuah bus berwarna hitam dengan gambar kelelawar berwarna merah terang, dan tulisan besar membentuk kata Deimon Devil Bats berwarna merah dengan aksen kobaran api berhenti di depan mereka.
"Bus sialan sudah datang, bocah-bocah sialan. Cepat masuk atau kutinggal kalian!" Hiruma berteriak lagi. Kali ini semua anggota Devil Bats yang sejak tadi membeku langsung berhamburan masuk ke dalam bus.
Menurut kapten tercinta meraka. Devil Bats akan liburan. Meskipun dalam hati mereka sepertinya ada yang aneh dengan liburan kali ini. Bahkan dari waktu keberangkatan mereka yang malam-malam begini. Tapi daripada menjalani neraka dunia yang tiada akhir disini, anggota Devil Bats menurut saja. Tanpa tahu liburan seperti apa yang direncanakan kapten mereka.
"Suzuna-chan, duduk denganku yuk," ajak Mamori pada gadis berin-line skate yang baru akan naik bus.
"Ah, tidak bisa Mamo-nee, aku harus mengawasi kakakku," jawab Suzuna sembari menunjuk kakaknya yang tengah berputar-putar tidak jelas dengan satu kaki diangkat tinggi-tinggi. Mamori tersenyum kecil, ya sudahhlah.
Gadis itu masuk ke dalam bus kemudian duduk di bangku kosong yang paling dekat dengannya. Ia ingin mengajak Sena duduk dengannya tapi anak itu sudah bersama Monta. Ia menghela nafas pelan. Masa harus menghabiskan perjalanan sendirian.
"Mikirin apa kau, manajer sialan?" suara yang amat khas itu mengganggu pendengarannya. Mamori menoleh dan mendapati Hiruma sudah duduk di sebelahnya.
"Sedang apa kau disini?" tanyanya galak, "cari tempat lain saja!"
"Keh, kau tidak liat bocah-bocah sialan itu memakan banyak tempat? Kau pikir aku mau menghabiskan waktu sepanjang perjalanan bersamamu? Cih, jangan berharap!" balas Hiruma.
Mamori menggelembungkan pipinya kesal, "kalau begitu, jangan dekat-dekat denganku!"
"Maaf saja ya, aku juga tidak minat dekat-dekat denganmu!" Hiruma tersenyum mengejek kemudian mengeluarkan mulai sibuk dengan apapun yang ia kerjakan dengan 'pacar' tercintanya itu.
Mamori mengalihkan pemandangan keluar jendela memandangi lampu kota. Cahayanya yng indah memberikan ketenangan tersendiri bagi Mamori. Sebenarnya, ia dan anggota Devil Bats lainnya belum tahu mereka akan berlibur kemana. Hanya Hiruma yang tahu, dan tak ada yang berani menanyakannya.
Pandangan Mamori lama-kelamaan mulai meredup seiring malam yang makin larut dan bus yang terus melaju menjauhi kota Tokyo. Mata biru itu akhirnya benar-benar terpejam saat kantuk tidak lagi bisa ditahan pemiliknya.
Hiruma sedikit tersentak merasakan bahu kirinya agak berat seketika. Ia melirik ke sebelahnya, dimana sang manajer tengah tertidur pulas dengan bersandar pada bahunya. Gelembung permen karet dalam mulutnya pecah. Tanpa suara, ia memasukan laptopnya ke dalam tas. Ia kembali melirik manajernya, "dia pikir aku bantal," ia bergumam pelan sambil menyeringai. Menunjukan deretan gigi taringnya.
Tapi, berbeda dengan kata-katanya. Hiruma malah mengulurkan tangannya, merengkuh tubuh mungil manajernya supaya lebih mendekat kearahnya, setelah sebelumnya ia memindahkan jaket yang dipakainya pada tubuh Mamori, agar manajernya lebih hangat mungkin. Setan itu juga kemudian memejamkan matanya.
"Bangun, bocah-bocah sialan!" teriakan Hiruma sukses membuat gempar seisi bus. Anggota Devil Bats yang tengah bergelut dengan alam mimpinyapun seketika kembali ke alam nyata. Tampak Hiruma berdiri di depan bus, "kita sudah sampai,teri-teri sialan. Cepat turun!" sekali lagi Hiruma berteriak. Padahal tanpa berteriak-teriakpun teman-teman tim-nya bisa mendengar kata-katanya.
Tanpa menunggu lagi anggota Devil Bats turun satu persatu, termasuk Mamori. Gadis itu sempat menatap jaket hitam yang menyelimuti tubuhnya, rasanya ia kenal dengan jaket ini.
"Lihat apa manajer sialan? Cepat turun!" dengan kecepatannya Hiruma merampas jaket hitam itu. Mamori, yang mungkin masih kehilangan separuh fungsi otak karena dibangunkan tiba-tiba hanya menurut. Tidak memperdulikan tindakan Hiruma. Setidaknya, sebelum ia melihat Hiruma mengenakan jaket itu. Tiba-tiba pipinya memerah dengan amat cepat.
Dari sini, suara ombak jelas sekali terdengar menandakan mereka tengah berada di daerah pantai, yang entahlah mereka tidak tahu nama pasti tempat ini.
Hiruma melemparkan lima kuci kamar penginapan yang ia sewa dan ditangkap dengan sangat akurat oleh Monta, "kalian atur pembagian kamarnya, cepat tidur karena besok pagi latihan spesial kita akan segera dimulai," kata Hiruma penuh dengan aura hitam.
"HIIIIIIIIIII…!" anggota Devil Bats memekik kompak melihat perubahan kapten mereka.
"Tapi, Hiruma, bukankah kita akan liburan?" tanya Kurita mewakili pikiran teman-temannya.
"Tentu saja gendut sialan. Kita liburan sambil latihan!" jawab Hiruma santai.
"Gyahahaha…. Kalian ini, seperti tidak mengenalnya saja!" sahut Doburoku-sensei sambil meneguk sake-nya.
Benar juga, seluruh anggota Devil Bats memikirkan hal yang sama secara serempak.
"Cepat ke kamar kalian bocah-bocah sialan!" Hiruma menembakan AK-47 miliknya kearah teman-temannya.
"Hiii…. Baik-baik, kami segera ke kamar!" terdengar jawaban ketakutan anggota Devil Bats yang tengah menghindari muntahan peluru dari senjata Hiruma.
"Singkirkan senjatamu, Hiruma-kun! Kau bisa menyakiti mereka!" bentak Mamori.
"Kau juga tidur sana, manajer jelek! Kalau kau besok kesiangan dan tidak mengurusi bocah-bocah sialan itu, aku akan membunuhmu," kata Hiruma dengan cueknya sambil menatap mata Mamori.
"Huuh… Iya, iya, baiklah," jawab Mamori mengalah. Ia melangkah ke dalam penginapan bersama yang lainnya.
"Lebih cepat lagi, teri-teri sialan!" Hiruma berteriak untuk kesekian kalinya, ia dan semua anggota Devil Bats tengah berlari di bibr pantai. Langkah orang-orang itu kadang melambat saat ombak menyapu kaki mereka.
Udara begitu lembut, langitnya cerah dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi. Kumpulan remaja itu masih sangat serius berlari, sesekali terdengar seruan penyemangat dari mereka.
"Han… Cur… Kan…. Bunuh… Hancurkan…"
Begitu terus untuk menambah semangat mereka.
"Jangan lambat, orang tua sialan!" Hiruma mengarahkan senjatanya pada Musashi yang berlari dibelakangnya.
"Iya," jawab Musashi singkat.
Hiruma mengatur langkahnya, keringat menetes membanjiri seragam latihannya. Ia melihat satu persatu raut teman-teman tim-nya, "cih," ia mendesis, "cukup, bocah-bocah sialan!"
Itulah kata-kata yang ditunggu seluruh anggota tim sejak tadi. Mereka semua bergelimpangan di atas pasir putih. Mengatur nafas mereka.
"Ini sih bukannya berlibur," Koruki menggerutu.
"Sama saja seperti biasanya, neraka," lanjut Toganou.
"Tapi ini bagus untuk fisik kita," kata Juumonji.
Yang lainnya juga berfikir hal yang sama dengan tiga bersaudara. Sena dan Monta bahkan hampir pingsan karena kelelahan.
"Manajer sialan, mana minumnya? Kau mau membuat anak-anak sialan ini mati, hah?" sekali lagi, Hiruma berteriak. Dia benar-benar tidak bisa berbicara dengan sopan.
"Iya, tunggu sebentar!" jawab Mamori segera berlari ke penginapan, tempat ia menyimpan minuman untuk anggota tim-nya. Suzuna mengikutinya dari belakang.
Karena terlalu buru-buru, tanpa sadar Mamori menabrak seseorang di depannya saat ia baru akan masuk ke penginapan.
"Aduh," orang itu mengeluh, seorang pria.
"Gomenasai!" jawab Mamori membungkukan badannya.
Pria yang tadi ditabraknya menatap Mamori, "Mamo-chan?" ia bertanya.
"Eh?" mamori mengangkat wajahnya menatap pria di depannya, "kau?" ia mengernyit .
"Mamo-nee, You-nii sudah marah-marah tuh," kata Suzuna yang baru saja sampai diantara mereka.
"Kaito," ucap Mamori tanpa memperdulikan Suzuna.
"Hay," pria itu tersenyum.
Tsuzuku
Akhirnya selesai juga…. Pendek banget ya? Jelek lagi. Hehehehe…. Chap depan akan aq usahain lebih panjang dan lebih baik. Oke, demi kelanjutan cerita ini mohon review reader semuanya, kritik, saran, flame, apa aja boleh. Silahkan...
