Moving on?
Author : kaisooya
Main Pairing : Kaisoo
Genre : Romance. Yaoi.
Foreword : Hai! Gue bawa ff chapter kedua gue setelah Remember Me. RM lagi proses ngetik kok. Seneng deh banyak yang semangatin nulis jadinya gue juga semangat gitu hehe. FF yang ini ga akan se-bagus ff gue yang lain. Karena sejujurya ini adalah FF perdana gue.
Yang udah baca boleh dong minta Review-nya^^
Warning : Gajelas, pasaran, typo(s) bertebaran dimana-mana.
HI CUE!
.
.
My exhausted heart beats once again
My weak heart has found light again
"Aku merindukanmu sayang. Rindu sekali. Apa baby juga merindukan ku eum?"
"Hehe, aku juga merindukanmu Hyung. Nado bogoshipeo yo"
"Minggu depan aku pulang ke Seoul, tak sabar bertemu dengan ku kah?
"Ish, pede sekali. Sudah tidur sana, jangan begadang lagi Kris Hyungie"
" Ne, arraso baby Kyungsoo, jumuseyo sayang. Chu~~"
"Chu~ byebye"
Huft. Kyungsoo hanya bisa terkekeh kecil setelah mengakhiri percakapan di telepon bersama Kris, kekasihnya. Sungguh demi apapun itu ia sangat merindukan Kris-nya. Hahh, 3 bulan tidak bertemu. Bagaimana ia tidak rindu. Sangat senang begitu mengetahui Kris-nya akan pulang menemuinya. Semakin tak sabar saja menunggu besok.
"Eoh Kyungsoo, masih belum tidur?"
"Ah, Chanyeol hyung. Belum. Baru saja selesai menelepon Kris Hyung hehe"
"Aish apa-apaan kalian itu. Besok juga akan bertemu kan. Sudah sana tidur"
"Ish, hyung bilang saja kalau iri, makanya cepat pacari Baekhyun hyung"
"Ya! kau ini bicara apa. Sudah sana tidur atau perlu aku temani?"
"Aish. Pervert giant! Sana-sana kembali saja ke kamarmu"
Chanyeol hanya tertawa melihat tingkah adiknya. Wajar, kelakuan remaja sepertinya. Miris melihat dirinya sendiri hanya seoarang namja kesepian. Ingin seperti Kris dan Kyungsoo.
PRANGG
Suara apa itu?
"Kyungsoo?"
"H—hyung…"
"Ada apa Kyung-astaga!" Chanyeol memasuki ke kamar adiknya dan menemukan pecahan foto. Foto Kyungsoo dan Kris
"Kyungsoo, astaga. Kau tak apa? Sudah, biar hyung bersihkan duduk saja disitu"
"Hiks.."
"Kyungsoo, wae? Kenapa menangis eum?"
Kyungsoo langsung memeluk Chanyeol. Entahlah Chanyeol tidak mengerti adiknya kenapa. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka bercanda. Ada apa dengan dongsaengnya.
"Entahlah, aku hanya tiba-tiba merasa takut Hyung. Aku takut terjadi sesuatu terhadap Kris Hyung. Perasaan ku hiks tidak enak hiks aku takut hyung"
"Hey, gwenchana Kyungsoo. Kris akan baik-baik saja. Kalian akan bertemu besok, hey sudah jangan menangis, uljima Kyungsoo"
"Menurut hyung Kris akan baik-baik saja kah?"
"Yah. Dia akan baik-baik saja"
Setidaknya itulah yang diyakini Chanyeol. Yah, Kris akan baik-baik saja.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Aish kemana namja jangkung itu. Sudah lewat dari 1 jam dari janjinya. Kyungsoo pegal terus menunggu di kafe ini. Kris menyuruhnya untuk bertemu di kafe ini terlebih dahulu. Kafe dimana Kris menyatakan perasaannya pada Kyungsoo.
"Kyungsoo kau tahu kan, eumm kita sudah mengenal kurang lebih 3 tahun."ucap Kris gugup. Okay tenang Wu. Perlahan Kris mengeluarkan kotak berwana biru.
"Would you be my boyfriend?" Kris mengeluarkan isinya. Sebuah cincin behiaskan permata. Demi apa.
"Jika kau mau ambil cincin ini dan masukkan pada tali itudan jadikan sebuah kalung jika tidak ambil cincin ini juga lalu kau buang ke tempat sampah di dekatmu itu"
Kyungsoo terdiam menatap Kris. Kris sendiri sibuk menenangkan perasaannya yang takut kalo Kyungsoo menolaknya. Kini semua perhatian orang dikafe tersebut beralih pada mereka berdua. Ayolah Kyungsoo cepat sedikit kau tau gugup dilihat semua orang begini.
Kyungsoo mengambil cincin itu dan tersenyum.
Apa ini berarti dia menerima Kris, bisa saja kan Kyungsoo akan membuangnya ke tempat sampah.
Kyungsoo mengambil cincin itu dan berjalan ke tempat sampah. Semua orang shock melihatnya. Apa yang akan dilakukan namja cantik itu.
Kyungsoo berhenti di depan tempat sampah lalu tiba-tiba mengeluarkan tali kalung lalu memasukkan cincin itu sebagai hiasannya.
"Nado saranghae, tuan Wu" Kyungsoo berbalik dan tersenyum.
Kris reflek berdiri dan memeluk Kyungsoo. Demi apa dia diterima? Ahhh ingin berteriak. Semua pengunjung yang ada di restoran itu bertepuk tangan dan memberikan selamat kepada pasangan yang baru saja jadian ini.
Drrrt drrrt
Handphone Kyungsoo berbunyi. Ada sebuah telepon masuk dari Chanyeol. Ada apa hyungnya menelepon. Tumben sekali.
"Ada apa hyung?"
"Kyungsoo, kau masih di kafe? Diam disitu hyung akan menjemputmu. Hyung sedang di jalan" Ucap Chanyeol dengan terburu-buru. Ada apa ini sebenarnya.
"Ani, tidak usah hyung. Aku sedang menunggu Kris disini. Nanti Kris datang"
"Kris tidak akan datang ke kafe itu Kyungsoo!"
"Loh memangnya kenapa. Ada apa hyung sebenarnya"
"Tunggu disitu. Jangan kemana-kemana. Kita akan menjemput Kris. Nanti hyung jelaskan"
Tiba-tiba Kyungsoo merasakan dadanya sakit. Kris kenapa. Apa yang terjadi dengan kekasihnya?
"TIDAKKK! ITU BUKAN KRIS HYUNG! ITU BUKAN KRIS KU..BUKAN! Hiks"
Chanyeol meraih Kyungsoo kedalam pelukannya. Kyungsoo masih tidak percaya bahwa Kris sudah meninggalkannya. Kris kecelakaaan ketika ingin kerumah Kyungsoo dengan mobilnya. Kris yang saat itu sedang tidak fokus menyetir karena mencari hapenya untuk menghubungi Kyungsoo tak melihat ada mobil truk dihadapannya. Sehingga akhirnya mobilnya bertabrakan dengan truk itu.
"Kris tidak akan meninggalkanku hyung. Hiks itu pasti salah orang. Itu bukan Kris hiks"
Kyungsoo terus menangis, menjerit bukan. Itu bukan Kris. Kris-nya akan selalu berada disinya. Mana mungkin Kris meninggalkannya. Kris kan sudah janji mau menemani Kyungsoo belanja ketika ia sudah pulang ke Seoul. Tidak, itu bukan Kris.
Chanyeol yang tak tega melihat adiknya menangis terus segera membawa Kyungsoo keluar dari rumah sakit. Membawa masuk Kyungsoo ke dalam mobilnya. Lalu menstarter mobilnya. Lebih baik pulang daripada Kyungsoo menangis terus. Dia sudah memberi tahukan kabar ini pada keluarga Kris di Kanada. Mungkin nanti malam eomma-appa nya akan pulang ke Korea, memakamkan anaknya.
Sedangkan Kyungsoo? Hanya terdiam dan menatap lurus matanya kosong. Separuh hidupnya seolah pergi bersama Kris. Dia tidak tau apa yang harus dilakukan saat ini. Lelah menangis. Lelah menjerit dan berkata bahwa itu bukan jasad Kris. Hanya ingin memejamkan mata dan tidur, yah dia sungguh lelah.
"Kau lelah eum? Tidurlah. Nanti kalo sudah sampai rumah hyung bangunkan" Chanyeol mengelus kepala Kyungsoo pelan. Betapa dia sangat menyayangi adiknya ini. Syukurlah tangisan Kyungsoo sudah mereda.
"Kyungsoo apakah sudah siap eum?"
Kyungsoo hanya menatap kosong dirinya. Berbalut kemeja hitam dan celana hitam. Hari pemakaman Kris. Masih belum bisa menerima ini semua.
"Kyungsoo" Chanyeol menghampiri Kyungsoo yang masih di kamarnya. Miris melihat dongsaengnya sepert ini. Ia rindu Kyungsoo yang dulu. Kyungsoo yang cerewet. Hah.
Sejak kepergian Kris, Kyungsoo hanya diam. Tidak makan, tidak menangis. Hanya berdiam diri di balkon. Selalu seperti itu, setiap hari. Chanyeol hampir frustasi karena ini. Kyungsoo lalu berdiri dan keluar kamar. Menuju mobil Chanyeol. Tanpa mengucapkan kata apapun.
Selama di perjalanan, keduanya terdiam. Tidak ada satu patah katapun keluar dari bibir mereka. Chanyeol paham sekali mungkin Kyungsoo sedang kalut hatinya.
"Kyungsoo, kita sudah sampai. Ayo turun"
"Ani hyung, aku disini saja"
Hanya 5 kata itu yang keluar dari mulut namja manis itu. Itu pertama kalinya Kyungsoo berbicara setelah pulang dari rumah sakit. Apa maksudnya namja cantik ini? Tidak ingin melihat pemakaman Kris katanya?
"Kau yakin? Arra hyung mengerti. Hyung hanya sebentar. Hanya mengucapkan belasungkawa pada keluarga Kris. Tunggu ne?"
Kyungsoo hanya mengangguk dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Setelah Chanyeol keluar dari mobil tiba-tiba saja air matanya jatuh. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir menangis karena sudah terlalu sering. Berharap ini hanya mimpi. Ayo wake up Kyungsoo! Bangun dari mimpimu. Mencubit tangannya sendiri lalu tertawa sambil menangis. Mendapati bahwa ia tidak sedang bermimpi. Ini nyata. Kris nyata telah meninggalkannya. Huks.
Chanyeol benar-benar menepati janji hanya untuk sebentar menghadiri pemakaman Kris. Tidak ingin dongsaengnya menunggu lama di dalam mobil.
"Hyung, kita tunggu disini sampai pemakaman selesai. Bolehkan?"Pinta Kyungsoo pada Chanyeol yang semakin bingung saja karena kelakuan dongsaengnya. Erghh. Kyungsoo ini sebenarnya mau apa?
"Okay." Chanyeol hanya mengangguk dan mengeluarkan cellphone nya. Ia berusaha menjaga perasaan Kyungsoo. Acara pemakaman masih lama jadi untuk mengusir rasa bosan ia memutuskan untuk bermain sebentar dengan handphone nya. Melirik sekilas pada Kyungsoo yang masih menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.
Ketika pemakaman sudah selesai, tiba-tiba saja Kyungsoo membuka pintu mobil dan keluar. Chanyeol reflek juga langsung keluar dari mobil. Matanya mengikuti kemana Kyungsoo pergi. Kyungsoo menghampiri makam Kris. Mau apa dia?
"KriS Hyung…Huks."
"Katakanlah kalau ini bohong Hyung. Kau bercanda. Ini mimpi kan. Hukss… Kau kan sudah berjanji tidak akan meninggalkanku huks… tapi mana janji mu…."
"Kyungsoo…." Ucap Chanyeol lirih. masih membiarkan Kyungsoo berbicara sendiri pada makam Kris. Tidak kuat melihat Kyungsoo begini. Ia juga turut merasakan apa yang Kyungsoo rasakan. Sakit.
"Saranghae Hyung… Neomu jeongmal saranghae… Don't leave me alone, huks"
Tidak kuat, Chanyeol langsung menarik Kyungsoo kedalam pelukannya. Menepuk punggung Kyungsoo pelan, membiarkan Kyungsoo menangis di dadanya, membiarkan Kyungsoo menjerit, menangis. Membiarkan kemejanya basah. Kyungsoo hanya punya Chanyeol sekarang. Yah.
I have to tell u something
How I wanna be with you
"Relakan Kris,eum? Jangan bersedih terus. Dia akan sedih jika tau kau begini. Tersenyum supaya dia bahagia di sana.. okay?"
Tersenyumlah untukku Kyungsoo.
"Ah Jongin, langsung kerumah ku saja. Disana ada Kyungsoo adikku kok. Bilang saja kau teman ku. Nanti aku telepon dia"
"Jadi, kau tak bisa menjemputku Hyung? Ish" Namja tampan itu menghentakan tubuhnya ke kursi ruang tunggu bandara. Aish namja pabo itu bagaimana sih.
"Hehe mianhae Jongin. Aku banyak pekerjaan. Kau naik taksi kerumahku. Tau kan alamatnya? Okay bye"
Chanyeol memutuskan telepon itu secara sepihak. Namja tampan di seberang telepon itu tentu saja jadi kesal. Eghh ingin rasanya mencincang Chanyeol sekarang juga.
'PARK CHANYEOLLLL! Erghh awas kau' Batin namja tampan itu. Melangkahkan kakinya keluar bandara. Membuka memo di handphone.. Hmm alamat rumah Chanyeol. Aha ini dia.
"Ahjussi, kita pergi ke alamat ini"
TING TONG
Erghh siapa yang datang bertamu siang-siang begini? Sungguh sangat mengganggu tidur siang Kyungsoo yang amat sakral ini. Kalau yang datang bukan Chanyeol sudah akan dilempar sandal mungkin
Kriet
"Nugu?..."
Ternyata bukan Chanyeol. Sekarang yang ada di hadapannya ini hanya seorang namja tidak jelas dengan membawa koper, mungkin salah alamat? Perasaannya ia tidak punya sanak saudara. Lalu siapa namja ini?
"Aku teman Chanyeol"
"Chanyeol hyung? Memang Chanyeol hyung punya teman?"
Jongin mengeryitkan alisnya tanda tidak mengerti ucapan Kyungsoo barusan, "Yah.. jangan bilang Chanyeol belum memberi tahumu. Ish si jangkung itu"
"Memberi tahu apasih. Kau sapasih. Tau tidak kau menggangu acara tidur siang ku. Heh, jangan-jangan kau pencuri y? Pakai acara mengaku teman Chanyeol-hyung lagi"
"Heh, mana ada pencuri pakai acara mengetuk pintu dulu bodoh. Sudahlah aku ini teman hyungmu. Aku sudah pegal berdiri dari tadi di bandara kau tahu? Aku lelahh"
"Eitss enak saja. Memang semudah itu aku percaya? Siapa tahu saja kan kau namja jahat yang ingin berniat macam-macam padaku"
"Heh pede sekali kau. Lagipula aku tidak bernafsu pada namja seperti mu. Memangnya kau pengen banget aku apa-apain hah?"
"Ish. Aku bukan anak kecil kau tahu.. dan lagipula siapa yang kepengen banget di apa-apain?"
Drrrt drrrt
Tiba-tiba handphone si namja tampan itu berdering. Tepat sekali si jangkung itu menelpon disaat sekarang ini.
"Yeoboseyo? Yahh aku tak bisa masuk rumahmu. Adikkmu ini keras kepala sekali tidak percaya aku temanmu erghh"
"Berikan padanya. Aku akan bicara" Ucap Chanyeol di seberang telepon tersebut.
"Arra. Nih hyungmu menelpon…." Ucap si namja tampan sambil memberikan handphone nya pada Kyungsoo.
"Jadi, dia temanmu?" Kyungsoo melirik sinis pada namja tampan di depannya kini "Ah oke mianhae hyung, habis siapa suruh tampangnya mesum begitu. Wajar kan kalau aku berpikir macam-macam…."
Namja tampan itu mengeryitkan alisnya. Apa dia bilang? Erghh kenapa hyung dan dongsaeng sama-sama membuatnya kesal hari ini.
"Okay, kau boleh masuk…"
Namja tampan tersebut langsung mengambil kopernya dan masuk ke dalam. Melirik pada adiknya Chanyeol. Benarkah dia adiknya si jangkung itu? Umm setidaknya Chanyeol tidak cerewet sekali seperti dia kan.
"Hey…siapa namamu? Aku jarang sekali melihat teman Chanyeol-hyung macam dirimu."
"Namaku, Kim Jongin…."
.
.
To Be Continued
Apa ini? Ini apa? Pendek banget ya? Kayanya lebih tepat disebut Prolog ketimbang Chapter deh hehe. :3 Tunggu kelanjutan berikutnya. Jangan lupa Review ya Readers! xoxo.
