After Tonight
Naruto?? Ya, Kishimoto sensei lah sang pemilik resmi XD
Fic ini? Ay!!!*digebukin masa*
Pairing? KakaSaku.. XD
Dedicated? All Kakasaku Lovers XD
Inspirasi? The Sandra yang punya Thurston House
Plakk!!*kebanyakan bacot!*
Wkwkwk.. okelah kalo begitu..
Epy reding..
Awal
Konoha May 1, 2010
Wanita itu tampak letih, peluh membasahi dahinya, hal itu tampak wajar mengingat seharian penuh ia bekerja tanpa henti sebagai dokter di Konoha Hospital. Sebagai medic nin, ia begitu bertanggung jawab akan segala tugas yang diembannya. Baginya, hanya dengan mengabdikan hidupnya pada Konoha lah, rasa kesepiannya sedikit terobati. Walau jauh di lubuk hatinya ia sadar, kesepiannya akan terus berlanjut sejak kematian suami tercintanya, Sasuke Uchiha. Lelaki yang mengisi hatinya hampir sepanjang hidup wanita ini. Lelaki dimana ia melabuhkan segala cinta, mimpi, dan harapan. Kematian Sasuke sepulang misi membuat hati wanita ini mati, sepi, tak pernah ia bayangkan sedikit pun ia akan ditinggal lebih dulu oleh Sasuke. Sudah tiga tahun sejak kematian Sasuke, ia masih menutup dirinya. Tak membiarkan kumbang jantan di Konoha memasuki relung hatinya yang seolah sudah terkunci hanya untuk Sasuke-kunnya seorang.
Janda Uchiha ini hanya mampu membagi hati kesepiannya pada sang malam. Malam dimana ia sering mencurahkan segala kesepiannya, dan kegalauan hatinya, kegalauan hatinya yang mulai terusik oleh satu nama, Hatake Kakashi. Sakura, wanita itu sadar betul dengan apa yang dialaminya saat ini. Dimana jantungnya berdetak lebih cepat ketika berada di dekat Kakashi, mantan senseinya itu. Dimana perasaan berdesir lembut yang pernah dirasakannya bersama Sasuke perlahan timbul saat bersama Kakashi. Sakura tak pernah menampik ataupun menghindar dari jerat pesona Hatake Kakashi. Lelaki yang sejak tiga bulan lalu menggantikan, ah.. tidak, lebih tepatnya mendampingi posisi Sasuke di hatinya. Jangan ditanya apa yang membuat Sakura menyisihkan ruang di hatinya untuk Kakashi. Karena Sakura sendiri menyadari dirinya semakin lama semakin terperosok dalam jerat pesona seorang Kakashi. Kakashi pun tidak pernah memungkiri bahwa dirinya kini telah menemukan belahan hatinya yang berada dalam sosok Sakura, mantan murid yang amat disayanginya. Rasa sayang itu perlahan tapi pasti bertransformasi menjadi cinta, cinta seorang laki-laki pada seorang wanita. Seperti malam ini saat Kakashi memutuskan untuk melamar janda Uchiha itu untuk yang ketiga kalinya.
"Sakura?" tanya Kakashi sambil memeluk Sakura dari belakang. Kedua tangannya yang kokoh ia lingkarkan pada pinggang ramping Sakura.
"Eh?" Sakura memutar tubuhnya hingga akhirnya mereka berdua saling menghadap. Emerald bertemu onyk, saling mencari jawaban.
"Maukan kau menikah denganku?" tanya Kakashi sambil menggenggam kedua tangan Sakura, perlahan ia mengangkat tangan itu dan mengecupnya lembut dengan bibirnya.
Sakura terperangah akan sikap Kakashi. Bukan karena Kakashi bersikap romantis, bukan, Sakura tau Kakashi adalah pria teromantis yang pernah ia temui. Hanya saja Sakura tidak menyangka Kakashi masih gigih melamarnya setelah lamarannya satu minggu yang lalu ia tampik untuk yang kedua kalinya. Kakashi menatap lembut Sakura, berharap kali ini lamarannya diterima oleh Sakura. Tapi sayangnya Sakura masih terdiam, lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan kegalauan hatinya. Di satu sisi ia ingin terus hidup seperti ini, berhubungan intim dengan Kakashi dimana mereka saling memberikan sentuhan, pagutan, dan menyatu dalam peluh indah yang menetes di saat percintaan mereka, walau tanpa ikatan. Ya, ikatan yang kini dipertanyakan oleh Kakashi. Ikatan yang selama ini ditolak oleh Sakura. Bukan apa-apa, jangan berfikir Sakura bejat, mempermainkan cinta Kakashi semaunya, mereguk nikmatnya bercinta dengan Kakashi tanpa ikatan hanya dilandasi nafsu, kebutuhan, dan kesepiannya akan belaian seorang laki-laki. Sakura bukan wanita rendahan seperti itu. Ia hanya tidak ingin melepas status Uchihanya. Karena hanya status inilah yang bisa ia pertahankan untuk Sasukenya. Karena Sakura sadar, cintanya tidak bisa lagi ia pertahankan, walau di dalam hatinya masih ada tempat untuk Sasukekun nya, kini tempat itu terbagi, terbagi pada satu nama, Kakashi Hatake. Beginilah cara Sakura mencintai Sasukenya yang telah tiada. Sakura bersumpah di depan makam Sasuke, ia tidak akan pernah melepas status Nyonya Uchiha pada dirinya seumur hidupnya. Demi Sasukekun nya, ia bersumpah tidak akan menikah lagi. Sumpah yang kini terusik dengan kehadiran Kakashi yang perlahan bersemayam di hatinya.
"Maaf," hanya satu kata itu yang meluncur dari bibir Sakura. Sakura tahu, tidak seharusnya ia membiarkan dirinya terlalu jatuh dalam pesona Kakashi, namun hatinya tidak pernah bisa memungkiri bahwa kini ia amat mencintai laki-laki yang berada tepat di hadapannya.
"Tak apa, asal terus bersamamu dan selamanya di sisimu, itu cukup bagiku," ucap Kakashi sambil tersenyum. Bibirnya bisa mengukir sebuah senyum, tapi hatinya tak bisa berbohong, ada sinar kekecewaan di sana. Kekecewan karena Sakura masih belum bisa melupakan Sasuke. Hanya Sasuke, Sasuke, dan Sasuke yang ada dalam hati Sakura. Tak bisakah ia menyusup ke dalam hati Sakura?
Perlahan Kakashi mengecup bibir mungil Sakura, yang tak ditampik sedikit pun oleh Sakura. Sakura membalas kecupan itu. Kecupan yang semakin lama semakin panas, ciuman yang menyiratkan kebutuhan mereka akan satu sama lain. Sakura membuka mulutnya, membiarkan lidah Kakashi bergerilya menyusuri semua yang ada di dalamnya, sampai akhirnya lidah mereka bertemu, saling menyentuh, berpagutan, menghisap. Kebutuhan akan oksigenlah yang memaksa keduanya berhenti berpagutan.
Seolah tak puas hanya sampai itu, Kakashi mulai menurunkan lidahnya dari bibir Sakura ke leher jenjang wanita itu. Perlahan ia mengecupnya, menjilatinya, menggigit kecil yang menimbulkan tanda merah di sana, membuat Sakura mendesah karenanya. Entah bagaimana caranya, mereka kini sudah berada di atas tempat tidur, menikmati percintaan mereka yang semakin hari semakin nikmat. Saling berbagi sentuhan, desahan, ciuman, dan peluh. Tak pernah Kakashi pungkiri bahwa bercinta dengan Sakura tak pernah membuatnya puas, ia selalu ingin dan ingin bercinta dengan Sakura, seolah madu cinta Sakura tak pernah habis. Hanya pada Sakuralah, Kakashi memberikan segalanya, cintanya, yang kini dirasakannya. Kini kedua insan manusia itu terlelap dalam nikmatnya cinta, Sakura terlelap dalam pelukan Kakashi. Seperti kata Kakashi, asal terus bersamamu dan selamanya di sisimu, itu cukup bagiku.
Konoha, May 3, 2010
Burung-burung berkicau dengan merdu. Seolah membisikkan ucapan selamat pagi pada setiap insan yang mendengarnya. Pucuk-pucuk ranting mulai kering dari tetesan sang embun. Mentari pun tampak bersiap memulai tugasnya untuk menyinari bumi. Sakura baru saja terbangun dari tidurnya ketika suara ketukan pintu tertangkap indera pendengarannya. Sakura sedikit mengernyitkan alisnya, bertanya-tanya siapa yang sepagi ini sudah datang mengunjunginya. Memandang tubuhnya yang kini hanya terbalut kimono tidur tipis membuat Sakura mengambil dan memakai sweater yang tergantung di lemari bajunya. Perlahan ia keluar dari kamarnya dan menuju ruang depan, bersiap membuka pintu untuk menyambut tamu paginya. Dibukanya kedua daun pintu yang membatasi dirinya dan sang tamu. Mata jadenya sedikit memancarkan keheranan saat melihat siapa sang tamu di depannya. Lelaki tampan yang menyembunyikan ketampanannya di balik masker hitam. Ya, Kakashi lah sang tamu pagi hari itu.
"Tidak ingin mempersilahkanku masuk?" tanya Kakashi sambil tersenyum ketika dilihatnya Sakura masih mengernyit heran. Tersenyum mendapati bidadarinya yang kini tengah berdiri tepat di hadapannya.
"Oh ya? Lalu apa alasanku untuk mempersilahkanmu masuk?" Sakura balik menanyai Kakashi dengan seringai jahil di sudut bibirnya. Ingin rasanya membalas godaan Kakashi. Kakashi pun tak begitu saja menyerah. Dengan lihainya, ia balik menggoda Sakura.
"Kau ingin tau alasannya?" perlahan Kakashi membuka masker hitam yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Sakura sedikit tersipu memandang ketampanan kekasihnya itu, seringai tampan memabukkan tersungging di bibir Kakashi. Kakashi semakin maju dan mendekatkan tubuhnya pada tubuh sang bidadarinya, Sakura Haruno, ah.. Sakura Uchiha. Sedikit rasa bergejolak tak mengenakkan singgah di hatinya mengingat status Sakura yang masih Uchiha. Harapan terbesar Kakashi adalah suatu saat Sakura menyandang nama Hatake di belakang namanya. Walau ia tahu, Sakura tak akan pernah melepas Uchihanya demi Sasuke. Tapi asal selalu bersama Sakura, di dekatnya, menjaganya, itu cukup bagi Kakashi. Tak apalah statusnya Uchiha, asal hati mereka tetap terikat dalam satu cinta.
"Hei, memangnya apa yang mau kau lakukan sepagi ini?" Sakura berusaha mati-matian menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah akibat godaan Kakashi.
"Kau benar-benar ingin tahu?" Kakashi semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Sakura. Perlahan tangannya menyentuh dagu Sakura, diangkatnya wajah Sakura dengan lembut. Wajah Sakura yang tampak memerah membuat Kakashi semakin terpesona menatap bidadarinya itu. Dikecupnya bibir mungil Sakura. Hanya kecupan singkat selamat pagi.
"Itu, yang ingin ku lakukan," Kakashi kembali tersenyum mengoda kekasihnya. Untunglah hari masih pagi, setidaknya tidak ada tetangga usil yang mengintip kejadian 'kecupan selamat pagi' barusan.
Sakura menggembungkan kedua pipinya, seolah tak puas hanya dengan kecupan selamat pagi Kakashi.
"Hei ayolah, jangan memasang tampang seperti itu! Kau ingin yang lebih?" tanya Kakashi menyeringai, menggoda kekasih hatinya yang masih menggembungkan kedua pipinya.
"Hentai!" Sakura menjawil pucuk hidung Kakashi.
Sadar akan posisi mereka yang masih di depan pintu, mereka lalu masuk ke dalam rumah. Sakura sedang menyiapkan cokelat panas untuk Kakashi ketika Kakashi sedang duduk menunggunya di ruang tengah. Ruang yang kadang digunakan sebagai saksi percintaan mereka.
"Ada apa?" Sakura berkata sambil meletakkan cangkir cokelat panas di meja. Ia mengambil tempat di sebelah Kakashi.
"Eh?" Kakashi tampak bingung dengan pertanyaan Sakura.
"Tak usah menutupi, aku tahu kedatanganmu pagi-pagi seperti ini pasti ingin memberitahu sesuatu yang penting kan?" Sakura kembali bertanya pada Kakashi. Kakashi tersenyum jahil sebelum berkata.
"Eh, sudah beralih profesi?"
"Hn?" Sakura sekarang malah tidak mengerti arah pembicaraan Kakashi.
"Dari medic nin menjadi tarrot nin?" ucapan Kakashi sukses membuatnya dihadiahi deathglare Sakura.
"Hehehe,.. aku hanya bercanda. Ya benar, aku ingin memberitahu sesuatu padamu," Kakashi terdiam ingin menyaksikan reaksi Sakura, Sakura serius menatapnya membuatnya kembali melanjutkan perkataannya, "Aku akan pergi misi siang ini, mungkin untuk waktu satu minggu."
Sakura terdiam mendengar kabar yang dibawa Kakashi. Entah kenapa hatinya begitu berat untuk melepas Kakashi dalam misi kali ini. Selintas bayangan Sasuke hadir di benaknya. Bagaimana? Bagaimana kalau Kakashi tidak pernah kembali lagi? Bagaimana kalau Kakashi seperti Sasuke? Pikiran itu sempat terlintas di benak Sakura sebelum akhirnya suara Kakashi kembali mengempaskan pikirannya pada realita saat ini.
"Sakura?"
"Maaf, aku.."
"Kau tak perlu khawatir, aku berjanji aku akan kembali," Kakashi tau apa yang kini tengah di pikirkan oleh Sakura. Ya, Sasuke. Kakashi tahu setiap misi mengingatkan Sakura akan Sasuke. Sasukenya yang gugur di tengah misi, kadang Kakashi merasa bersalah jika mengenang hal itu. Kalau bukan karena menyelamatkannya, Sasuke mungkin tidak akan meninggal.
Tiba-tiba pikiran aneh dan liar menggelitik benak Sakura, bagaimana kalau Kakashi tak kembali karena menemukan belahan hatinya. Belahan hatinya yang akhirnya menjadi pendamping hidup Kakashi kelak. Apa dia akan rela? Apa dia akan sanggup membagi Kakashinya? Kakashinya? Pengakuan ini sedikit membuatnya geli. Bagaimana tidak? Ia mengakui Kakashi sebagai Kakashinya, sedang ia sendiri masih menolak menerima lamaran Kakashi. Haruskah ia egois ingin memiliki Kakashi sepenuhnya?
"Apa lagi yang ada di benakmu, Sakura?" Kakashi kini semakin mendekatkan dirinya pada Sakura. Menatap kedua emerald itu dengan tatapan lembut. Sakura tersenyum kecil sebelum menyampaikan pikirannya.
"Entahlah, entap kenapa misimu kali ini membuatku takut," Sakura balas menatap lembut mata Kakashi.
"Ng?" Kakashi sedikit bingung dengan perkataan Sakura. "Apa lagi yang kau takutkan?"
"Ketakutanku akan kau yang tak akan kembali setelah misi kali ini," Sakura buru-buru meneruskan ucapannya sebelum Kakashi menyelanya, "bukan..bukan ketakutanku seperti Ssa..Sasuke," Sakura sedikit tercekat saat mengucapkan nama itu, kenangan kelam dalam hidupnya seolah berputar mengingat kematian Sasuke. Ia mengambil nafas panjang sebelum meneruskan, "Entahlah, aku takut, ya aku merasa kau tidak akan kembali karena akan menemukan gadismu dalam misi kali ini."
Sakura sadar betapa bodohnya ia saat ini. Menceritakan pikiran gilanya, tapi ia takut, teramat sangat takut. Entah kenapa, dirinya amat tidak ingin melepas Kakashi pergi untuk misi kali ini. Hatinya seolah berkata, jika ia membiarkan Kakashi pergi, maka akan selamanya Kakashi pergi, bukan pergi dari dirinya, melainkan pergi dari kehidupannya, kehidupan yang sudah menjadi candu baginya. Kehadiran Kakashi, kehangatan Kakashi, semua pada diri Kakashi adalah candu baginya. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya ia jika harus kehilangan sekali lagi orang yang ia cintai.
"Bodoh," Kakashi menyentuh ujung hidung Sakura dengan jarinya. Sakura hendak memprotes, tetapi mengurungkan niatnya setelah menangkap gelagat Kakashi yang hendak melanjutkan perkataannya. "Kau," ucap Kakashi sambil meletakkan jarinya di dada Sakura, "tahu dengan pasti, siapa wanita yang ingin aku jadikan pendamping hidupku, siapa gadis yang ku harapkan menjadi pelabuhan hatiku, siapa gadis yang kujatuhi cinta setengah mati, siapa gadis yang ku harapkan jadi pelipurku di kala lara, siapa gadis yang ku harapkan menjadi ibu dari anak-anakku, siapa gadis yang kuharapkan mau menjadi istriku seumur hidupku. Kau tahu, bahwa gadis itu adalah… kau," Kakashi menatap lembut Sakura. Berharap wanita di hadapannya mengerti betapa ia amat mencintainya.
"Tapi sayangnya, aku bukan gadis lagi," Sakura setengah menyeringai, menyadari takdir yang kejam, atau dirinya yang terlalu lancang bermain-main dengan takdir. Bermain-main dengan cinta Kakashi yang jelas terlarang baginya yang bersumpah untuk tetap menyandang status Ny. Uchiha seumur hidupnya.
"Tapi bagiku, kau tetaplah.. gadisku," Kakashi mengakhiri perkataanya dengan mengecup lembut bibir Sakura. Dan kembali melepaskannya, seolah tak ingin ciuman itu menjadi panas. Tapi seolah tak puas, ia kembali mengecup bibir Sakura, semakin lama semakin panas dan penuh dengan hasrat. Sakura terkejut, dan berusaha melepaskan ciuman itu.
"Hei, kau bahkan belum meminum cokelatmu!" Sakura berusaha memprotes.
"Kau tahu, yang ingin ku minum bukan cokelat. Tapi… dirimu," Kakashi memamerkan seringainya sebelum kembali melumat bibir Sakura. Kali ini Sakura tidak menolak. Entahlah, takdir memang kejam. Tapi ia senang bermain-main dengan takdir dan cinta terlarangnya, sebuah cinta yang berasal dari satu nama, Kakashi Hatake. Dan ruangan tengah itu pun kembali menjadi saksi erangan dan desahan cinta di antara keduanya.
TBC
Hiks.. jangan tampar saya. Ampun..*ngumpet di ketek Kakashi*wkwkwk..
Gomen ya kalo ceritanya rada-rada gaje. Sebenarnya ay ragu mau publish fic ini, soalnya ceritanya bener-bener gaje, ngambil setting semi canon yang ceritanya n timingnya ay acak-acak sesuka ..*dibantai Kishimoto sama*
Tadinya mau bikin oneshoot aja, tapi berhubung kayanya ade cuma mau ngasih minjem hapenya buat publish malam ini, terpaksa ay pecah jadi dua. Chap Awal dan Akhir. Abis kompt ama hape ay kena virus bisa barengan gitu!! Arghh.. virus geblek!! Oya satu lagi, Ade pelittt!!!*dipelototin icha*
Plak..!! Ga bersyukur! Masih untung dipinjemin hape ama icha. Hohoho.. ia, makasih ya imouto ku tercayang!!*peluk2 cha ampe benyek*-ditendang icha-
Oya, mau ngasih pengumuman ni, ay…. Selesai UTS!!! Hahaha..*digampar gara2 ngasih pengumuman ga penting*
Okelah, ga mau banyak omong lagi.
Satu kata sebelum kita berpisah.. Ripiu donk.. Hehehe..*plakk.. itumah dua kata oon!*
