Disclaimer: I don't own Digimon – Belongs to Akiyoshi Hongo – BANDAI – TOEI
Reflection
Chapter 1
Musim panas ini mengingatkanku pada beberapa tahun lalu, saat aku mendapatkan digivice. Tidak terasa waktu telah cepat berlalu, dengan takdir menyelamatkan kedua dunia sebagai anak terpilih. Aku merasakan bahwa keduanya telah damai, dan tidak ada lagi kegelapan. Namun itu hanya dari pikiranku, aku tidak mengetahui apa yang sedang terjadi disana. Bagaimanapun, jika terjadi sesuatu maka kami akan kembali berjuang untuk menyelamatkannya. Nama ku Takeru Takaishi, kalian dapat memanggilku Takeru. Namun tidak dengan temanku Daisuke, ia sering salah menyebut namaku. Sekarang aku sedang duduk di tengah rerumputan bersama partner digimon ku, Patamon. Ia adalah digimon berbentuk hamster orange kecil bersayap, mungkin dengan dirinya yang kecil ini tidak dapat sebanding dengan kekuatan digimon-digimon kegelapan lainnya. Namun, bentuknya sebagai Angemon adalah sesuatu yang tak kupernah bayangkan sebelumnya. Angemon.. digimon pertama yang menunjukkan ku bagaimana kegelapan seharusnya hilang, bahkan dengan mengorbankan nyawa sekalipun. Jika saja aku kehilangan harapan saat itu, Patamon tidak lagi ada disampingku. Sejak saat itu, aku tak dapat memaafkan kegelapan sekalipun. Begitu juga dengan anak-anak terpilih, mereka akan berhati-hati jika membicarakan 'kegelapan' jika aku ada disekitar mereka. Sebenarnya aku tidaklah mempermasalahkan, namun seseorang disana yang bernama Iori pernah mengatakan jika aku mendengar sesuatu seperti kegelapan maka aku akan terlihat emosi. Baiklah, sudah cukup tentangku.
"Takeru-kun!" sepertinya ada yang memanggilku, aku mengenal suara itu. Aku melihat kearah suara, dan aku menemukan Hikari sedang berlari kearahku. Hikari, ia adalah anak terpilih sepertiku. Sesuai namanya ia adalah Cahaya bagi dunia digital dan juga dunia nyata. Aku dan dirinya sudah melalui banyak hal sejak kami berada di dunia digital. Aku sudah berjanji pula padanya, bahwa aku akan menjaga Hikari. "Takeru-kun, bukankah kau mengatakan akan membantu ku mendirikan tenda?" ujar Hikari setelah ia sampai. Ah ya, aku dan beberapa anak terpilih sedang berkemah untuk liburan musim panas kali ini. Hari ini adalah hari pertama, dan kami baru saja sampai di tempat berkemah. Jadi aku berpikir untuk bersantai-santai sedikit sebelum memulai, namun Hikari dan lainnya ternyata sudah memulai untuk mendirikan tenda. Jadi, apa boleh buat? Aku harus kembali dan mulai bekerja. "Begitukah? Baiklah Hikari-chan, ayo." Aku beranjak dari tempat ku duduk, juga Patamon yang kembali hinggap di kepala ku seperti biasa. Kami berjalan beriringan melalui pohon-pohon rindang dan panas matahari yang menyegarkan, inilah dunia jika tanpa kegelapan. Sesekali aku menatap Hikari, ia memiliki wajah yang manis juga dengan senyum nya. Kadang ia tertawa jika melihatku, entah mengapa.
"Ah ya Takeru-kun, Onii-chan mengatakan bahwa sepertinya seluruh anak-anak terpilih akan datang. Mungkin ini akan menyenangkan, dan akan seperti saat kita di dunia digital." kata Hikari ditengah perjalanan. "Ahaha, mungkin kita akan memerlukan lebih banyak tenda untuk mereka tidur." canda ku. Hikari pun ikut tertawa, namun ia mengatakan bahwa kakaknya Taichi dan beberapa anak terpilih akan membawa tenda, dan makanan. Aku tidak mengerti mengapa mereka tiba-tiba memiliki rencana untuk ikut berkemah bersama kami, karena kakak ku Yamato mengatakan ia tidak ingin ikut. Jika sampai ia datang, aku ingin mendengar alasannya. Bukan aku tidak ingin mereka datang, namun setidaknya lebih baik jika kita berangkat bersama. Ah sudahlah, yang terpenting sekarang aku akan membantu Hikari mendirikan tenda. Aku sudah sampai ke tempat dimana kita akan berkemah, dan seperti yang kuduga tempat itu belum terlihat seperti kita akan berkemah. Hanya saja aku tak menemukan seorang pun disana, maka aku bertanya pada Hikari. "Hikari-chan, kemana semua orang?"
Ia memandangku, "Daisuke-kun dan Iori-kun sedang mencari ikan di sungai, Miyako-san sedang mencari kayu bakar. Lalu, aku dan Takeru-kun akan mendirikan tenda-tenda ini." canda nya. Akupun hanya tertawa, dan kemudian menghampirinya untuk membantu. Aku mulai memaku dan mengikat tali, begitu juga dengan Hikari. Kami sama-sama berkeringat, karena kami sempat gagal beberapa kali untuk membuatnya. Namun kami tidak hanya bekerja berdua, Patamon dan Tailmon juga ikut membantu. "Takeruu, dapatkah kau memberikan ku coklat setelah ini?" pinta Patamon. Aku tak dapat mengatakan apapun, ia pantas untuk mendapatkannya. "Namun Patamon, kau harus bekerja dulu sebelumnya. Hahaha, tarik tali yang itu." ujar ku menunjuk suatu tali. Ia bersemangat jika aku memintanya untuk melakukan sesuatu, apalagi jika aku akan memberinya sesuatu seperti coklat atau jelly chu-2x. Berbeda dengan Tailmon, satu-satunya hal yang ia inginkan adalah tak ada yang mengganggunya tidur setelah ia selesai dengan tenda-tenda ini. Setelah kami selesai dengan beberapa tenda, aku melihat ada lipatan tenda terakhir terletak tepat disebelah tas Daisuke. Mungkin saja itu tenda yang ia bawa, "Hikari-chan, sepertinya Daisuke-kun membawa tenda tambahan. Apakah lebih baik kita mendirikannya juga?" tanya ku pada Hikari. "Baiklah, lagipula ia meminta ku untuk mendirikan semua tenda disini." Hikari berjalan mendekati tenda itu, dan mengangkatnya. Setelah aku dan Hikari membuka tenda itu dan ingin memulai dengan tali, aku melihat sebuah buku terjatuh dari lipatan tenda ini. Aku mengambilnya, sebuah buku berwarna biru. "Buku apa ini?" ujarku sambil membuka lembar demi lembar. Sampai aku menemukan suatu halaman dengan isi seperti ini,
Dear Diary,
Hari ini adalah hari yang tak biasa. Setelah Hikari terperangkap dalam dunia digital, Takeru dan aku pergi untuk menyelamatkannya. Namun aku ingin jika ia kembali, dan aku yang menyelamatkan Hikari. Aku mencoba untuk membuatnya kembali ke dunia nyata dengan taruhan koin, jika itu kepala maka ia kembali dan jika itu ekor maka aku akan kembali. Sebenarnya kedua sisi dari koin itu kepala, aku mendapatkan koin itu di Kadoetsu. Namun sayang sekali ia mengetahui itu adalah sebuah trik. Jadi Takeru mengatakan kita akan pergi bersama untuk menyelamatkan Hikari. Aku melihat ada satu Guardromon sedang menjaga pintu masuknya. Aku berpikir Fladramon akan dapat menghabisinya sebelum ketahuan, namun Takeru tiba-tiba bertanya pada Patamon tentang menara kegelapan yang sebenarnya tidak ada di dekat sana. Seketika itu juga Takeru mengatakan tentang Kau dapat berubah seperti biasa dan bukan Armor-shinka. Ia mencobanya, aku melihat Patamon mulai mengeluarkan cahaya evolusi. Untuk pertama kalinya, aku melihat Angemon. Aku tak pernah mengira makhluk kecil bersayap itu dapat berubah menjadi Malaikat dengan enam sayap yang terlihat kuat. Tidak sampai aku menunggu lama, Angemon telah melumpuhkan Guardromon didepan itu dengan satu sentuhan tongkatnya. Mengesankan. Aku dan Takeru berlari menuju gerbang, dan Angemon membuka paksa gerbang itu dengan tongkatnya. Aku sempat bertanya pada Takeru, jika Patamon dapat menjadi Angemon lalu bagaimana dengan Tailmon? Ia menjawab Tailmon dapat menjadi Angewomon. Mendengar itu, aku tak dapat berkata apapun. Angemon dan Angewomon? kemudian, Takeru dan Hikari? Entah mengapa aku tak ingin mendengarnya lagi. Suatu kejujuran, aku iri dan juga cemburu pada mereka. Mereka selalu saja bersama, rrgh.. Namun hal terbaiknya adalah, saat kami menemukannya. Paling tidak.. ia menyebutku lebih dahulu sebelum nama Takeru. Untung saja seperti biasa, aku dapat kembali dengan selamat bersama anak-anak terpilih lainnya.
Aku membaca tulisan itu, yang sudah kukenal itu adalah tulisan Daisuke. Walaupun jika aku tak mengenal tulisannya, akan mudah mengetahui siapa pemilik buku itu. Tak sadar, sudah cukup lama aku berpatung disana sambil membaca. Hikari yang sejak dari tadi sudah dibelakang ku dan mungkin ikut membacanya, menyadarkanku. "Takeru-kun, bukankah tidak baik untuk membaca diary orang lain tanpa izin?" Aku melihat padanya dan kemudian tersenyum. "Kamu juga membacanya, kan. Hikari-chan?" Ia tertawa kecil dan mengatakan pada ku untuk membuka lembar selanjutnya. Aku membalik beberapa lembar, dan kemudian berhenti di satu halaman. Aku kembali membaca halaman itu,
Dear Diary,
Aku hampir mati hari ini, jika saja usaha ku untuk menarik perhatian Hikari tidak sejauh untuk merubah Veemon menjadi tingkat dewasa. Hari ini sedang ada pekerjaan di dunia digital, sebenarnya itu bukanlah kewajiban kami. Namun karena saat usaha menghancurkan kegelapan, mungkin kami juga tak sengaja merusak beberapa hal. Jadi kami memutuskan untuk membantu para digimon. Kami sudah membagi tugas, dan kami berpencar. Saat itu aku berpikir waktu yang tepat untuk dapat merubah Veemon, karena yang ku tau untuk merubah Digimon ke tingkat dewasa membutuhkan kondisi berbahaya. Segala cara ku coba dari numemon yang memakai kostum monster, jembatan yang ku putuskan, dan.. sampai yang tidak sengaja sekalipun terjadi. Namun semua hal berbahaya itu tak membuatnya berubah, aku hampir menyerah. Sampai aku bertemu Tortamon yang sedang.. err buang air, dan sepertinya ia tak suka jika kami 'melihat'nya. Jadi ia mengejari kami, bahkan teman-temanku yang kutemukan dijalan tak membantuku untuk menghentikan Tortamon. Sampai di ujung suatu jurang, aku berhenti. Lalu apa lagi? aku berusaha melawan namun Veemon pun terlempar apalagi aku. Saat aku sedikit lagi rata dibawah kaki Tortamon, Veemon berteriak. Aku tak mengerti apa ia ingin mengusir Tortamon, namun kemudian aku mendengar suara Veemon. Ia berubah, menjadi tingkat dewasa, menjadi ExVeemon.
"Hahaha, begitu konyol ia.." ujar Hikari-chan setelah aku dan ia selesai membaca halaman itu. Aku pun ikut tertawa, dan saat aku ingin membuka lembar selanjutnya aku mendengar suara langkah mendekat. Kulihat Daisuke dan Iori sudah kembali dengan beberapa ikat ikan yang cukup untuk makan malam, ia kembali dengan wajah yang sangat puas dan bahagia. Aku dan Hikari menjadi terlihat salah tingkah dan cepat-cepat menyembunyikan kembali buku itu dibalik tenda. Ah, aku baru mengingat sesuatu..
"Hei lihat! Kami mendapat banyak ikan!" ujar Daisuke saat ia sampai dihadapan kami. Tentu saja aku dan Hikari mencoba tetap tenang dan menganggap tidak ada yang terjadi sebelum Daisuke kembali. Namun kami tetap saja terlihat gugup, "Kalian kenapa? Lagipula kenapa tenda ini belum berdiri?" Daisuke menaruh ikan-ikan itu dan kemudian beranjak ke arah tumpukan terpal yang belum berdiri. "Ah Daisuke-kun! Tunggu! Aku memang belum mendirikannya. Saat kau datang, aku dan Hikari-chan baru saja ingin melakukannya. Bukan begitu Hikari-chan?" Aku mencoba untuk mencari alasan dan aku mengetahui bagaimana Hikari, ia akan menyetujui jika halnya itu untuk menyelamatkanku. "I-Itu benar Daisuke-kun. Ahaha, selagi kami mendirikan ini mungkin kau ingin bersantai sebentar? Kau pasti lelah setelah menangkap ikan-ikan itu." Aku pun mengakui, jika Hikari adalah gadis yang cerdas. Beruntung, ia mempercayai kami dan ia pergi bersantai di suatu tempat dengan Chibimon. Aku berpandangan dengan Hikari, "Lebih baik kita mendirikan ini sekarang, hari sudah mulai sore." Hikari pun mengangguk. Aku kembali memaku dan menarik tali-tali itu sampai tenda terakhir selesai, Hikari pun menghela napas lega dan duduk disana. Sementara aku melihat kearah lain, Miyako telah kembali.. namun sepertinya ia sedikit kesulitan dengan kayu-kayu itu di tangannya. Maka apa boleh buat, lebih baik aku berdiri untuk membantunya. "Miyako-san, biar aku bantu.." ujarku dan kemudian mengambil beberapa kayu yang jatuh. "Ahaha, Terima kasih Takeru-kun. Sebenarnya aku bisa sendiri, namun entah mengapa aku membawa sebanyak ini." Mungkin ada benarnya juga, sebab kakak ku dan anak-anak terpilih lainnya akan datang bukan?
Waktu menunjukkan pukul lima sore, dan belum terlihat satupun dari anak-anak terpilih lainnya. Aku berpikir apa mereka akan tidak datang? Sebenarnya tak apa, kami masih memiliki satu hari lagi sebelum akhirnya kembali ke Odaiba. Selanjutnya aku membantu Miyako untuk menumpuk kayu untuk api unggun, akan sangat menarik bercerita dengan teman-teman mu pada malam hari ditengah kehangatan api unggun. "Baiklaah, kita siap berkemah!" seru Miyako. Begitu juga dengan Daisuke, ia sudah kembali dari bersantai nya dan mulai mengerjakan sesuatu dengan ikan-ikan itu. "Daisuke-kun, aku harap kau tidak keberatan untuk menyiapkan lebih. Karena kupikir Taichi-san dan yang lain akan datang juga." Aku berkata padanya. "Ah? Taichi-san akan datang? Baiklah, tak masalah. Aku mendapat banyak tadi hahaha" Ia mengangkat ibu jari nya dan tersenyum padaku. Daisuke adalah seseorang yang sangat menyenangkan, namun terkadang aku mengakui ia adalah seseorang yang menjengkelkan.
Aku sudah cukup lelah hari itu, dan memutuskan untuk bersantai sebentar. Mungkin membantu sedikit dengan Miyako untuk menghidupkan api unggun. Begitu juga dengan Hikari yang sedang duduk disana bersama Tailmon, aku heran apa yang mereka lakukan. Maka aku menghampirinya..
"Sepertinya kalian bersenang-senang.." sapa ku mendekatinya dari belakang.
"Takeru-kun! A.. aku, apa yang sedang kau lakukan disini?" Hikari tersenyum padaku dan tertawa kecil, aku menyukai bagaimana ia terlihat dengan lukisan senyum mungil yang manis itu. Bahkan mungkin itulah mengapa namanya adalah Hikari, ia selalu memiliki cahaya dalam dirinya. Walaupun, aku merasa ia seperti mencoba menyimpan sesuatu dariku.
"Tidak ada, lalu mengapa kau disini?" Kembali aku bertanya padanya.
"Entahlah, tidak ada yang harus kau ketahui.."
Hikari mengatakan itu dengan tatapan yang dapat membuatku percaya padanya. Aku hanya membalas senyumnya itu, dan kemudian duduk di sisinya. Ia masih menatapku, namun kami tak berbicara sedikitpun. Tanpa kusadari perlahan jari ku bergerak, begitu juga dengan jemarinya. Aku menemukan kedua jari manis kami telah bersentuhan. "Hikari-chan.."
Aku menatap matanya lekat, "Kau yakin, tak ada yang harus kuketahui?"
Ia tak menjawab sedikitpun, diam namun tetap dengan senyumnya. Perlahan aku menggenggam tangannya, sampai aku mendengar suara seseorang yang kukenali.
"Minnaa!" Suara Taichi yang sangat familiar itu akhirnya terdengar, aku mengira kami harus menunggu sampai satu hari lagi untuk mereka bergabung. Tentu saja malam ini akan menyenangkan, aku sudah mengira kalau anak-anak terpilih yang lain akan datang.
"Aku berjanji akan mengatakannya, suatu hari nanti.." gumam Hikari dengan senyumnya, dan kemudian ia berlari kearah Taichi.
