Pain
Halo, ketemu lagi dengan Aline-chan yang kian imut!
Kali ini, Aline akan memhadirkan sebuah fanfic yang gaje nan pendek!
Pokoknya, baca aja. Chapter berikutnya ditunggu aja
Ratingnya T, ato mungkin K. Yah, T aja deh...
Summary nya gak usah, krena aku tak bisa bikin Summary (..•˘_˘•..)
Komen, kritik, ejekan, hinaan, de-el-el akan Aline terima dengan dada selapang senayan!
Disclaimer: Harry Potter punya Ma'am JKR, tapi critanya sih punyaku!
Cekidot!
Aku Riddle, Tom Riddle. Nama Muggle yang menjijikan, yang diberikan oleh Ibuku. Ibuku yang malang, yang dikhianati oleh suaminya sendiri. Suaminya yang membuatku merana sampai sekarang. Suami yang membuatku menderita dalam lingkungan Panti Asuhan. Suami yang tidak bertanggung jawab. Suami yang meninggalkan Ibuku saat aku masih di dalam kandungan. Suami yang membuatku jijik, dan membuatku ingin membunuhnya. Suami yang mewariskan ketampanannya padaku, walaupun aku tidak butuh itu.
"Riddle!" kudengar namaku disebut. Tapi aku tidak bergerak. Pikiranku masih penuh. Penuh dengan rasa penderitaan Ibuku. Lagipula, itukan hanya si Dumbly tua!
"Tom, kau dipanggil," bisik Malfoy. Aku tidak suka Malfoy, karena dia selalu memintaku untuk menjadi temannya. Sama saja dengan si Yaxley, Lestrange dan yang lainnya.
"Jangan ganggu aku," kataku dalam Parseltongue. Dumbly tampak tidak begitu suka, apalagi Malfoy. Mukanya memerah marah. Dia selalu memintaku untuk menutup mulut dan tidak berbicara dalam Parseltongue. Dia ingin dibilang sebagai pewaris Slytherin. Enak saja! Dia bahkan tidak bisa Parseltongue! Dia bukan keturunan Salazar Slytherin!
"RIDDLE!" bentak Dumbly. Aku bergerak sedikit, dan menatap Dumbly dengan pandangan mencela. Kuletakkan lenganku di meja, dan kurapihkan sedikit jubah Slytherin-ku, dan membetulkan letak kursi yang kududuki.
"Apa," kataku kasar.
Aku tidak suka Dumbly, dan cara dia menyukai si anak aneh bernama Rubeus Hagrid. Padahal dia adalah guru yang memberitahukan kepadaku bahwa aku adalah penyihir, yang membuka peluangku untuk menjadi penyihir besar. Membuktikan bakat-bakatku, memperoleh kekuasaan dan menguasai apa yang ingin kukuasai-seperti yang kuinginkan. Tapi dia menyebalkan, suka mengatur, dan membosankan. Aku selalu pandai dalam Transfigurasi, tapi entah kenapa dia membenciku. Padahal aku adalah murid terpandai di Hogwarts.
"Kau dipanggil oleh Profesor Dipple," kata Dumbly. Aku mengangguk singkat. Lalu kembali menikmati Pai karamel. "Sekarang, Riddle!"
"Ya, ya," kataku ogah-ogahan. Aku berdiri, dan pergi melewati Dumbly. Dumbly tampak akan membuka mulutnya, tapi itu tidak perlu. Aku selalu tahu Password kantor kepala sekolah. Tentu saja dengan memakai Nagini yang kuubah menjadi tikus. Tapi aku berjanji aku akan mengembalikannya menjadi bentuk semula saat aku sudah cukup besar dan lulus dari Hogwarts.
Aku berjalan dengan pelan kearah Gargoyle. Kulihat Gargoyle itu membungkuk sedikit saat melihatku. Aku mengeluarkan Nagini, dan Nagini berubah menjadi ular. Lalu kami berbicara bersama-sama,
"Bukalah pintu untuk sang pewaris Slytherin dan ularnya, Tom Riddle dan Nagini! Salad busuk!"
Gargoyle itu terbuka, aku buru-buru menyihir Nagini menjadi tikus, dan memasukkannya kedalam kantung jubahku. Aku naik dnegan lumayan cepat, setidaknya menurutku begitu. Dapat kulihat kantor Dippet yang sangat ingin kumiliki. Aku ingin menguasai Hogwarts, dan menjadikannya khusus Slytherin saja. Dan pada tangga terakhir, aku seperti melihat...
Sesuatu...
Yang sangat kurindukan...
Selama aku di Panti Asuhan...
Berdiri disana, menatap Dippet. Tubuhku kaku seketika. Mataku membelalak tak percaya. Tidak mungkin. Tidak mungkin dia itu...
Kembali ke Laptop!
Habislah Chapter pertama ini. Chapter 2 ditunggu ajahh...gak bakal lama, kok! yah, paling sekitar seminggu klo gak sebulan...
Okeh! kalau gak ada yang rifyu, kuapus saja deh nih fic!
Krena emg gak jelas, jadi aku gak paksa kalian untuk rifyu
Tapi klau bisa rifyu, ya! (..•˘_˘•..) **
