Aku kembali bawa ff gaje, bukannya menyelesaikan ff yang lama malah sudah bikin yang baru. Ff ini belum tahu parinya siapa. Terserah kalian mintanya siapa. Tapi aku bikin crak pair disini, dan untuk ff yang ini kalian boleh pilih mau rate nya apa ntar aku bikini #mumpung lagi baik ne, keke# itupun kalau ada yang mau sih.

Yang minta KrisHo sama BaekKai di ff Back in Love tunggu aja ya, ntr aku perbanyak moment mereka sebisa aku tentunya.

Udah langsung aja ngak usah banyak omong lo tor, ini ku persembahkan untuk kalian yang mau baca.

Love is

.

.

.

Warning:

OOC, Typo's

.

.

.

Seoul, Korea Selatan

Awan mendung, langit gelap, seorang pemuda berbadan tegap, berambut hitam kelam, berkulit putih menyandar seorang diri pada dinding halte bus, tatapannya menatap lurus map coklat yang ada ditangan.

Tangannya terangkat untuk membuka isi map tersebut, dikeluarkannya sebuah kertas dari dalam map tersebut, ditelusurinya satu persatu kata yang tercetak di kertas itu. Map itu berisi identitas seseorang.

IDENTITAS

Nama : Lee Donghae

Tanggal Lahir : 15 Oktober 1986

Tempat Lahir : Mokpo, Korea Selatan

Tinggi Badan : 174 cm

Berat Badan : 60 kg

Zodiac : Libra

Gol. Darah : A

LATAR BELAKANG

Seorang manager di Perusahaan Lee Corporation

Merupakan anak kedua dari dua bersaudara

Ibunya bernama Kim Yong Hwa

Ayahnya bernama Lee Dong Joo

Sedangkan kakak laki-lakinya bernama Lee Donghwa

Kini Lee Donghae tinggal bersama suaminya di sebuah apartement terkenal di Seoul

Sedangkan keluarganya tinggal di Mokpo

Siwon membuka lembaran kertas berikutnya.

IDENTITAS

Nama: Kim Ki Bum

Tanggal Lahir: 21 Agustus 1987

Tempat Lahir: Seoul, Korea Selatan

Tinggi Badan: 179 cm

Berat Badan: 58 kg

Zodiac: Leo

Gol. Darah: A

LATAR BELAKANG

Seorang penyanyi, penari, dan actor terkenal

Merupakan member group boyband Super Junior,

Orang tuanya pemilik Restauran IGA di LA, mereka tinggal di California, Amrika Serikat

Anak pertama dari dua bersaudara.

Saudara perempuannya bernama Kim Saehee

Kini Kim Ki Bum tingga bersama istrinya di sebuah apartement terkenal di Seoul.

Choi Siwon pemuda itu, menatap tajam foto Lee Donghae dan Kibum yang terpajang di kertas tersebut.

LOVE IS

"S-siapa kau? A-apa yang kau lakukan, berikan anakku?" tanya seorang yeoja cantik terbata pada seseorang yang memakai pakaian serba hitam, tidak lupa penutup kepalanya yang membuat yeoja cantik itu tidak dapat melihat dengan jelas wajah dari sosok itu. Sosok yang kini tengah mengendong bayi mungil yang tengah tertidur lelap. Bayi mungil yang baru lahir beberapa hari yang lalu dari rahimnya.

Sosok tidak dikenal itu melirik sekilas bayi mungil tersebut sebelum ia menyeringai setan, ia mendekat pada yeoja cantik itu sambil mengacungkan pistol yang dibawanya. "Kau tidak perlu tahu siapa aku!" serunya.

Lee Donghae, yeoja itu berjalan mundur. Tubuhnya bergetar kala sosok didepannya mulai melangkah mendekatinya. Kibummie… aku takut, tolong aku Bummie… batinya terus menyebut nama suaminya Kibum.

"Kenapa? Sudah tidak ada jalan," sosok itu berhenti tepat didepan Donghae, perlahan wajahnya mendekat. "Kau tahu kau sungguh manis," bisiknya sedukatif ditelinga Donghae yang mana mampu membuat Donghae tambah ketakutan. "Aku tidak tahu mengapa dia menginginkan kau mati." masih dengan berbisik.

"S-siapa?" Suara Donghae bergetar.

LOVE IS

Kibum berjalan tergesa,tadi perasaannya tidak enak. Ia terus teringat Donghae dan juga malaikat kecilnya. Padahal seharusnya ia sekarang ada di Jeju untuk menghadiri rapat disana, namun ia memilih pulang karena pirasatnya tidak pernah meleset sedikitpun.

Dia takut terjadi apa-apa terhadap kedua orang yang amat berharga didalam hidupnya. Dia takut kalau samapai kehilangan mereka, entah mengapa kali ini ia benar-benar merasakan takut luar biasa.

Ia berhenti setelah samapi didepan pintu apartemennya yang ia tempati bersama keluarga kecilnya, menarik nafas perlahan sebelum membuka pintu tersebut. gelap. Kenapa gelap, kemana Donghae? Bukankah istrinya tersebut takut dengan gelap. Apa dia baik-baik saja?

"Hae!" serunya panic, kala mendapati semua ruangan gelap. "Eodiga?" teriaknya kalap, ia membuka pintu kamar mereka dengan kasar, sama ruangan itupun gelap seperti ruangan lainnya. Donghae tidak ada?

Dor

Ia bertambah panic kala mendengar suara letusan dari arah kamar malaikat kecilnya. Ia berlari menuju asal suara itu, pintu itu ia buka dengan kasar dan tubuhnya mematung tidak bergerak sama sekali, disana tubuh Donghae nya, istrinya tergeletak tak bernyawa dibawah kaki seseorang yang bahkan ia tidak tahu itu siapa.

"Oh waseo?"

Suara itu menyadarkannya, "Siapa kau?" geram Kibum kala dilihatnya sosok itu menyeringai padanya. "Apa yang kau lakukan pada istriku?" tanyanya, tangannya terkepal kuat samapi buku-buku tangannya memutih.

Sosok itu mendekat padanya, "Kau tak perlu tahu siapa aku." Ucap sosok itu datar, ia membuka kain yang menutupi wajah tampannya, dan terlihatlah sosok Siwon yang kini tengah menyeringai setan padanya.

Kibum mendekat pada Siwon, ia melayangkan pukulan keras tepat pada wajah tampan itu. Siwon meringis pelan, ia mengusap darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya, pukulan Kibum lumayan menyakitkan.

"Brengsek!" maki Kibum, ia bersiap untuk melayangkan lagi tinjunya. Namun Siwon cukup cepat bergerak menghindar.

"Sial! Aku tidak ingin berlama-lama, dan kau juga akan segera menyusulnya." gumamnya.

Dor

Letusan senjata api milik Siwon terdengar setelah ia menarik pelatuk tersebut, ia menembak Kibum tepat di jantungnya. Tubuh Kibum ambruk seketika, meski begitu masih mampu berucap.

"S-sebenarnya apa m-maumu?" tanya terputus-putus. Ia merasakan sakit disekitar tubuhnya dan nafasnya mulai sesak, tidak lama kemudian ia pun memejamkan matanya dan semuanya gelap.

"Owwe… owwee…"

Seakan tahu apa yang terjadi, bayi mungil yang ada dalam gendongan Siwon menangis keras, Yang langsung dibekap mulutnya oleh Siwon.

"Merepotkan," desisnya.

LOVE IS

Siwon menidurkan bayi yang baru ia bawa keapartementnya, ia pandangi wajah tenang itu, rasa kasihan membuncah dihatinya ketika melihat wajah tak berdosa itu. Merasa berdosa? Oh tidak kau sudah gila Choi Siwon, bahkan dosamu sudah tak dapat terhitung. Kenapa kau memikirkan hal itu sekarang, setelah kau membunuh orang-orang yang tak kau kenal sekalipun.

"Maafkan aku, aku terpaksa melakukannya." Bisiknya pelan takut membangunkan sosok mungil yang kini tengah tertidur di sebelahnya. "Kau tenang saja aku akan membesarkanmu, aku tak akan membunuhmu." Imbuhnya lagi.

Bayi mungil itu hanya memejamkan matanya dengan tenang, wajahnya yang manis terlihat sangat polos.

"Bayi yang malang, hanya karena cinta hingga kau menjadi korban kejahatan seseorang."

Membunuh adalah pekerjaannya, dia adalah pembunuh bayaran yang cukup professional sebenarnya. Dia akan menghabisi korbannya tanpa ampun tidak berbelas kasihan sedikitpun, bahkan ia tidak pandang bulu dalam membunuh. Tapi hatinya tergerak kala melihat bayi mungil tersebut.

Drrttt… drrttt…

Ponselnya bergetar pertanda ada panggilan masuk.

"Yeobseyo,"

"Bagaimana?" tanya orang disebrang sana.

"Beres, Tuan." Ujarnya singkat, ia bisa mendengar orang disebrang sana tertawa keras.

"Bagus, tidak sia-sia aku membayarmu mahal."

"Itu sudah tugas saya."

"Hm."

Pip

Dan panggilanpun berakhir, dia menyeringai setan. "Dasar bodoh," ujarnya. Meletakkan ponselnya diatas nakas samping tempat tidurnya, ia segera memejamkan matanya untuk menjeput alam mimpi.

LOVE IS

Sebuah mobil sport berwarna hitam metalik berhenti dihalaman parkir kantor polisi. Keluarlah sosok pria tampan bertubuh tegap berjalan tergesa memasuki salah saru ruangan yang ada di sana. Tadi pagi ia dihubungi oleh pihak kepolisian.

"Apa sebenarnya yang terjadi?" tanyanya pada seorang kepala polisi yang terlihat masih muda setelah ia mendudukkan tubuhnya dikursi.

"Maaf Tuan sebenarnya kami tidak tahu apa yang terjadi, semalam tetangga korban menemukan mereka dalam keadaan yang sudah tidak bernyawa." Jelas Kepala polisi tersebut, memandang pemuda tamapan didepannya sebelum melanjutkan.

"Saksi bilang, semalam Nyonya Kim hanya tinggal berdua bersama bayinya karena Tuan Kim yang sedang berada di Jeju untuk urusan bisnis. Tapi ternyata Tuan Kim pulang lebih cepat dari yang seharusnya, katanya ia merasakan firasat buruk tentang keluarganya. Kemungkinan besar mereka dibunuh oleh seseorang. Apakah beliau memiliki musuh?" jelas dan tanyanya.

Kyuhyun sosok pemuda tamapn itu menggeleng pelan. "Setahuku tidak, mereka tidak memiliki musuh." Ia terlihat sedang berpikir, mengingat-ingat sesuatu mungkin. "Ah~ apakah kalian menemukan bayi mereka."

"Bayi?" tanya polisi tersebut terlihat bingung.

"Ya. Bayi, Donghae baru melahirkan tiga hari yang lalu." Ungkapnya.

"Kami tidak melihat ada bayi disana. Kami hanya menemukan jasad Tuan Kim dan istirnya."

"Oh Tuhan, apa yang terjadi dengan keponakan manisku." Raung Kyuhyun,

LOVE IS

"Hei, bangun manis." Seorang namja tampan tengah membanunkan bayi mungil tangannya menusuk-nusuk gemas pipi bayi tersebut. dan sepertinya tidur sang bayi terganggu ia mulai menggeliat tak nyaman. Namja tampan tersebut tersenyum senang, "Akhirnya kau bangun juga." Menggendong bayi tersebut yang dilihatnya akan menangis.

"Ooweee… Ooweee…" tangisan kencang pun terdengar namja tampan tersebut langsung memberikan susu yang tadi telah ia buat. Sepertinya ia sudah siap akan segala sesuatunya terlihat dari persiapannya.

"Kita mandi, okey!" ujarnya lagi, dan memandikan bayi tersebut dengan hati-hati. "Oya aku belum memberimu nama. Emm bagaimana kalau Kai, Kim Kai. Aku tahu marga orang tuamu Kim, dan hari ini kita akan terbang ke LA."

Bayi tersebut pun tersenyum senang karena dari tadi ia mendengar Siwon berbicara padanya. Setelah selesai memandikan Kai, Siwon segera memakaikan Kai baju dan perlengkapan bayi lainnya.

LOVE IS

17 Year Latter… LA

"I'm sorry. I did't interntionally." Seorang namja manis membungkuk sopan pada seseorang yeoja cantik yang ditabraknya. Ia segera membantu memunguki barang belanjaan yang berserakan di jalan akibat ulahnya yang berjalan terburu-buru.

"No problem. Next time be careful." Ucap yeoja itu mengingatkan.

"I'm Sorry." Memberikan barang-barang yang sudah ia pungut.

"Okey." Dan setelahnya namja manis itu pun berlalu pergi meninggalkan yeoja baya yang ditabraknya tadi, tentu saja setelah membungkuk pertanda ia menyesal dan sekaligus pamit.

"Sweet child, and he is also responsible. When my nephew was still alive, maybe now he's her age." Gumamnya pelan.

"Daddy, I'm home…" teriak namja manis memasuki apartemennya yang ia huni bersama dengan Daddy nya.

"Anak Daddy yang manis sudah pulang?"

"Ishhh, I'm handsome Dad. Handsome. Remember it." Sungutnya kesal. Dia paling tidak suka jika dikatakan manis oleh orang lain meskipun Daddy nya sendiri yang mengatkannya.

"Oke, oke, you're handsome, change your clothes we had lunch, now." Mengelus kepala sang putra dengan sayang. Kai namja manis itu hanya manyun diperlakukan seperti itu oleh Daddy nya. "Jangan seperti itu, kau tahu kalau kau seperti itu kau terlihat sungguh manis." Goda Siwon.

"Dad…" rengek Kai manja. Siwon hanya tersenyum lembut padanya. Tingkah putranya memang sangat menggemaskan dan juga manis.

"Change youre clothes, now!" seru Siwon. Kai mengangguk patuh, ia pun berlalu menuju kamarnya.

Choi Siwon yang merawat Kai sejak masih bayi, ia benar-benar menganggap Kai seperti anaknya sendiri. Memperlakukan Kai layaknya anak pada umumnya. Dan sekarang dia sudah tidak menjadi pembunuh bayaran lagi ketika dia memutuskan untuk tinggal di LA, dan sekarang ia telah menjadi pengusaha terkenal.

"Daddy, what we eat today?" lamunan Siwon buyar seketika kala mendengar suara sang putra yang kini tengah duduk di hadapannya.

"Makaron soup, your favorite food. Are you happy?"

Kai tersenyum lebar, ya dia sangat senang. Apalagi bisa makan siang bersama dengan Daddy nya, jarang-jarang mereka bisa makan siang bersama seperti ini. Biasanya mereka hanya akan bertemu disaat sarapan dan makan malam, karena Siwon sibuk dengan bisnisnya, tapi hari ini ia meluangkan waktunya hanya untuk makan siang bersama putranya.

"I'm very happy, Dad. I have not been eating your cooking." Ujarnya riang. Siwon tersenyum mendengarnya.

"Nice. How was your day at school, is there anything bothering you?"

"Nothing." Jawab Kai singkat.

LOVE IS

"Sehun, ajari aku matematika." Kai merengek pada namja tampan yang kini tengah berbaring ditempat tidur miliknya sambil membaca majalah dewasa.

"Kenapa harus aku?" Sehun berujar malas. Ia tidak suka kalau ada orang yang mengganggu acaranya. Sehun dan Kai itu sahabat dari kecil, mereka bertetangga namun Sehun lebih suka menghabiskan waktunya di apartement milik Siwon, Sehun yang memang sudah tinggal disini sebelum Kai dan Siwon datang ke LA. Intinya ayah Sehun yang asli orang LA menikah dengan ibunya yang asli Korea.

"Ayolah, Sehun. Kan kau pintar dalam bidang ini. Nanti aku belikan kau bubble tea sepuasnya, bagaimana?" Kai mulai merayu Sehun. Sehun yang memang dasarnya sangat menyukai minuman dingin itu ia langsung menutup majalahnya.

"Benarkah?" dia memastikan, takut kalau Kai membohonginya sama seperti satu minggu yang lalu, ketika Kai memintanya untuk menemani ia mencari komik conan kesukaannya ia berjanji akan mentraktir Sehun makan sepuasnya. Tapi apa yang Sehun dapat, anak itu tidak membawa dompetnya dan alhasil Sehun lah yang membayar semua itu termasuk komik yang diinginkan oleh Kai. Jadilah hari itu Sehun kehilangan uang jajannya selama satu munggu penuh.

"Tentu saja." Jawab Kai, Sehun memicingkan matanya ketika melihat Kai tersenyum amat lebar, dan itu membuatnya curiga.

"Lihat ini." Ucapnya girang, sambil menggoyang-goyangkan sebuah vissa card ditangannya yang baru ia keluarkan dari dalam dompetnya. "Semalam Daddy memberikan ini padaku." Lanjutnya. Ah jadi dasar anak orang kaya, pegangannya saja bukan ATM ataupun kartu kredit. Dunia memang menyenangkan.

Sehun menghela nafas, sahabatnya yang satu ini benar-benar merepotkan tapi dia tidak pernah bisa menolak semua permintaan Kai. Entah sihir apa yang digunakannya hingga seorang Oh Sehun yang terkenal dingin dan datar itu selalu luluh padanya.

"Kau harus menepati janjimu, Kai."

"Tenang saja kali ini aku pegang janjiku, Sehunnie…" ujarnya manja, sekarang ia sudah menjatuhkan sebuah buku matematika yang lumayan tebal itu di hadapan Sehun, sehingga menimbulkan bunyi 'bruk'.

"YA!" seru Sehun masalahnya buku itu mengenai kepala Sehun. Kai hanya meringis mendengar seruan itu.

LOVE IS

Siwon berdiri menghadap jendela kantornya, ia memandangi jalanan yang terlihat cukup ramai. LA memang selalu ramai, kota metropolitan itu tidak pernah terlihat sepi barang semenitpun padahal waktu telah menunjukkan pukul 10 malam.

Siwon masih berada dikantornya, ia cukup nyaman berada disini. Meski hatinya tak cukup tenang bila sudah berhadapan dengan Kai putranya. Putranya? Haha lucu sekali ia tertawa dalam hati.

Kai memang tumbuh dengan baik, anak itu selalu terlihat ceria, dan lagi ada Sehun yang selalu menemaninya. Ia masih mengingat kejadian 10 tahun yang lalu. Kejadian dimana ada seorang anak teman sekolah Kai yang mengatakan kalau Kai dan dirinya itu tidak mirip, apakah benar kalau Kai adalah anaknya? Dan anak itu mengejek Kai yang tidak memiliki ibu, sedangkan semuanya tahu orang pasti ada karena ada seorang ibu.

Waktu itu Kai benar-benar marah karena perkataan tersebut, ia menghajar anak itu habis-habisan hingga ia dipanggil oleh wali kelasnya. Siwon, hanya mengangguk mengerti kala itu. Ia memakluminya karena Kai waktu itu masih kecil, belum tahu apa-apa.

Namun sesampainya dirumah Kai menangis kencang selama berjam-jam dan ia hanya membiarkannya, tidak tahu harus berbuat apa. Saat itulah tetangganya mendatanginya bersama dengan seorang bocah seusia Kai (Sehun dan eomma nya), mengantarkan kue oleh-oleh dari Korea katanya suaminya baru saja tiba dari perjalanan bisnisnya. Dan ia mendengar Kai menangis, ia langsung mendekati anak itu, memeluknya dan menenangkannya hingga tangisan Kai berhenti dan tidak lama setelahnya ia pun tertidur.

Setelah kejadian itu Sehun selalu menemani Kai kemanapun anak itu pergi, sebenarnya itu permintaan Siwon agar Sehun mau menjadi teman Kai—padahal tanpa dimintapun Sehun akan selalu bersedia melakukan itu semua.

Tok tok tok

Pintu ruangannya diketuk dari luar, ia berbalik dan masuklah seorang wanita muda dengan pakaian resminya tentu saja setelah ia menyuruhnya masuk.

"Semuanya ada disini, Sajangnim. Anda hanya perlu memeriksanya."

Siwon menerima berkas-berkas yang diberikan Jessica sekretarisnya. "Terimakasih, Jess. Kau tidak pulang?"

Jessica, yeoja itu tersenyum manis padanya. "Mungkin malam ini saya menginap lagi dikantor." Ucapnya.

"Kenapa? Dia mencarimu lagi?"

"Ya, begitulah."

"Kenapa kau tidak pindah saja? Ketempat yang tidak akan ditemukan oleh lelaki itu."

Jessica menghela nafas lelah, sebenarnya ia sudah benar-benar lelah sekarang. Apalagi pria itu, suaminya yang selalu memperlakukannya sesukannya, akhir-akhir ini sering datang kekantor tempatnya bekerja meskipun tidak sampai masuk dan hanya menunggu diluar karena Siwon tidak akan membiarkan siapapun masuk kecuali karyawan-karyawannya dan rekan bisnisnya saja.

"Kau tahu sendiri keadaanku, Sajangnim."

Ya Siwon tahu, sekretarisnya itu memang keras kepala. Padahal dia sudah menyuruhnya berulang kali untuk meninggalkan lelaki itu dan pernah Siwon memberikannya tiket pesawat dengan tujuan Korea, waktu itu Siwon mengatakan 'kau pindah ke cabang perusahaanku yang ada disana kebetualan disana kekurangan karyawan'. Tapi Jessica menolaknya dengan alasan aku tidak bisa meninggalkan putraku dengan si tua Bangka itu katanya.

LOVE IS

"Aku tidak mengerti,"

Kai berkata frustasi, dari tadi ia memperhatikan Sehun yang sedang menjelaskan rumus-rumus yang membuat kepalanya bertambah pusing saja.

"Jangan mengeluh, dari tadi kerjaanmu hanya mengeluh Kai.

"Itu karena aku tidak mengerti sama sekali. Lagipula kau menjelaskannya terlalu cepat."

Sehun menghela nafas lelah, "Sini," Sehun menarik buku yang ada di tangan Kai. Ia menulis sesuatu disana yang tentu saja jawaban dari semua pertanyaan dari semua tugas-tugas Kai. Kai memandangi Sehun kagum, padahal dia tahu Sehun itu anak yang pintar dia dapat menguasai semua mata pelajaran tidak seperti dirinya.

"Jangan melihatku seperti itu, nanti kau jatuh cinta padaku."

Kai mendengus mendengarnya, aku memang sudah jatuh cinta padamu kalau kau mau tahu, "Tidak mungkin." Dengusnya, ia mengalihkan pandangannya dari Sehun. Sehun tersenyum mendengarnya.

Cklek

Suara pintu kamarnya terbuka, mereka menoleh bersamaan terlihatlah Siwon muncul dari sana dengan dua gelas susu coklat ditangannya.

"Dad, kau sudah pulang?" Kai bangkit mendudukkan tubuhnya tadi posisinya tadi ia tengkurap disebelah Sehun.

"Hm, kalian masih belum tidur?" Siwon berujar sambil menyodorkan susu pada mereka berdua yang diterima dengan senang hati oleh keduanya.

"Aku belum menyelesaikan tugas matematikaku, Dad. Kenapa Daddy pulang malam sekali." Dia sekarang sudah bergelayut manja dilengan Siwon. Sehun yang melihat itu tersenyum. Ah, Kai memang suka sekali bermanja-maja pada Daddy nya dan juga dirinya.

"Daddy banyak pekerjaan dikantor, kenapa. Apa Sehun berbuat sesuatu padamu?" Siwon melirik Sehun tajam, Sehun jadi menciut di tatap tajam seperti itu oleh Siwon.

"Dad, kau membuat Sehunnie takut." Dan Siwon pun tertawa keras mendengarnya, Sehun memang selalu takut padanya. Entah kenapa padahalkan dia hanya bercanda saja.

"Ahjussi itu apa?" Sehun bersuara setelah ia menutup bukunya. Ia menunjuk map yang ada ditangan Siwon.

Kenapa tadi aku tidak melihatnya? Batin Kai. Karena kau terlalu sibuk bermanja-maja dengan Daddy mu Kai.

"Oh ini? Ini berkas-berkas yang Kai butuhkan, kami akan ke Seoul mengurus perusahaan disana."

"Seoul?" Kai dan Sehun berujar berbarengan. Siwon mengangguk ia memberikan map terseut pada Kai yang langsung dibuka oleh anak itu dengan tidak sabaran.

"Surat kepindahan sekolah? Kai mau pindah kenapa tidak bilang padaku?" tanya Sehun setelah ia membaca surat-surat itu.

"Aku tidak tahu apapun, Sehunnie…"

"Kau juga akan pindah bersama Kai, eomma mu tidak mengatakannya?" tanya Siwon bingung.

"Tidak, eomma tidak mengatakan apapun."

"Seharusnya dia mengatakannya, Kai lebih baik sekarang kau bereskan barang-barangmu. Kita akan mengikuti penerbangan pagi, besok. Ingat jangan samapai ada barang yang tertinggal.

LOVE IS

Sehun memasuki apartementnya, tadi ia langsung berpamitan pada Kai juga Siwon untuk menanyakan ini semua pada sang eomma. Begitu ia memasuki kamarnya dia dikejutkan oleh eomma nya yang sedang membereskan barang-barangnya.

"Oh, waseo?" sang eomma berbalik menghadap Sehun yang berdiri diambang pintu kamarnya. Dia menatap sang eomma dengan tatapan 'apa sebenarnya yang terjadi?'. Sang eomma menghampirinya dan membelai kepala Sehun lembut.

"Kita harus pindah ke Seoul, appa mu membutuhkan eomma kasihan dia mengurus perusahaan sendiri." Jelas Nyonya Oh.

"Tapi kenapa Kai juga pindah?" Sehun bertanya penasaran.

"Tuan Choi, akan mendirikan cabang baru disana. Jadi Kai juga akan pindah, tenang saja kalian akan sekolah disekolah yang sama."

Sehun bernafas lega mendengarnya, sebenarnya dia takut kalau harus berpisah dengan Kai. Bagaimana pun Kai itu sudah seperti saudaranya sendiri, selama ini mereka selalu bersama, melakukan apapun bersama, mereka itu tidak terpisahkan.

"Sudah sebaiknya kau tidur, eomma sudah membereskan semua barang-barangmu. Besok kita akan berangkat pagi." Nyonya Oh mengacak rambut Sehun sayang, sebelum ia keluar dari kamar putranya itu.

LOVE IS

Seoul, Korea Selatan

Kai dan Sehun berdiri di depan gerbang tinggi menjulang, mereka saling bepandangan satu sama lain. Sebelum menghembuskan nafas bersamaan. Mereka berdua terlihat seperti saudara sekarang, lihatlah wajah keduanya sama-sama ditekuk.

"Aku tidak tahu kalau kita akan tinggal di asrama." Ujarnya lemas. "Daddy, kau keterlaluan." Lagi-lagi Kai mengeluh.

Drrtt… Drrttt…

Ponsel Sehun bergetar, ia segera merogoh saku matelnya dan melihat siapa yang menghubunginya.

Choi Ahjussi is calling…

"Yeobseyo," ujarnya.

"Bagaimana, kalian sudah samapi?" tanya suara di sebrang sana.

"Ne, kami sudah sampai ahjussi."

"God Boy. Kalian baik-baiklah disana, ahjussi titip Kai ya Sehunnie. Kalau ada apa-apa dengannya langsung hubungi ahjussi."

Kai yang mendengar Sehun berbicara dengan Daddy nya langsung merebut ponsel tersebut dengan paksa, membuat Sehun mendesis karena kaget.

"Dad, kau keterlaluan membiarkan putramu yang tampan ini tinggal di asrama. Aku membencimu." Kai sedikit berteriak, Siwon hanya terkekeh mendengarnya. "Apa yang kau tertawakan Dad?" ujarnya ketus.

Siwon berdehem pelan. "Memang kenapa kalau tinggal di asrama? Lagian kau akan terus berama Sehun, jadi jangan khawatir dia akan menjagamu."

"Bukan itu masalahnya, aku hanya tidak suka tinggal di asrama." Rajuknya. Sehun yang merasakan kalau percakapan antara ayah dan anak itu tidak akan berhenti samapai disitu ia segera mengambil ponselnya dari tangan Kai. "Apa yang kau lakukan?" tanya Kai.

"Ahjussi, kau bisa menghubunginya lagi nanti. Aku sudah lelah berdiri didepan gerbang dari tadi, ahjussi tenang saja aku pastikan anak manis disebelahku akan baik-baik saja." Kai mendengus tidak suka, ketika Sehun mengatkannya 'manis', ingat dia tidak suka ada orang yang mengatkannya seperti itu.

Setelah mendengar jawaban dari sana, Sehun pun segera menutup sambungannya dan menyimpan kembali ponselnya ke saku matelnya. "Kajja. Kita masuk." Sehun langsung menarik Kai memasuki pelataran sekolah baru mereka yang ternyata amat luas itu.

LOVE IS

"Sehunnie, aku lelah."

Sehun menghentikan langkahnya, ia berbalik dan mendapati Kai jauh tertinggal dibelakangnya. Ia menghela nafas sebelum menghampiri Kai mengambil alih koper yang tengah Kai seret dengan tidak bertenaga.

Maklum saja kalau Kai kelelahan, tadi mereka berjalan jauh hanya untuk mencari raung kepala sekolah untuk menyerahkan surat kepindahan mereka dan meminta kunci kamar mereka. Untung saja mereka satu kamar. Itu juga karena usaha Kai, sebenarnya tadinya mereka akan tinggal dikamar yang berbeda.

Namun kepala sekolah luluh juga saat melihat Kai merajuk. Ah orang-orang memang sangat menyayanginya meskipun belum mengenalnya. Anak itu memang keterlaluan manisnya.

"Kau ini namja, tapi banyak mengeluh." Kai yang mendengar Sehun berujar datar padanya mengerutcutkan bibirnya. Dia tidak suka kalau Sehun sudah seperti itu. "Kita istirahat ditangga itu," tujuknya ketika dilihatnya ada tangga tidak jauh dari mereka berdua.

Kai langsung saja duduk dianak tangga itu sambil menyelonjorkan kakinya. Sehun berjongkok didepannya yang membuat Kai mengerutkan dahinya bingung. Apa yang dia lakukan?

Dan pertanyaannya terjawab ketika Sehun memijat kakinya lembut. Ia melakukannya dengan telaten, membuat Kai senyaman mungkin dengan apa yang dia lakukan. Kai tersenyum, dia seperti seorang kakak, padahal aku lebih tua beberpa bulan darinya batinnya.

"Sudah merasa baik?" Sehun memandang Kai tepat dimatanya. Dia tersenyum lembut.

"Hmm, terimakasih."

"Ahh… K-krsh…ishh…"

Tiba-tiba terdengar suara aneh, Kai berkedip beberapa kali membuat Sehun menelan salivanya kasar. "Manis," ucapnya tanpa sadar.

"Ahh… ahh…"

Terdengar suara itu lagi, Sehun segera menutup kedua telinga Kai. Kai awalnya berontak namun melihat tatapan tajam Sehun ia langsung diam seketika. "Jangan dengar apapun, ne?" Kai mengangguk patuh. Dalam hati Sehun mengutuk siapa yang berbuar 'iya-iya' pada siang hari begini, disekolah pula, dasar tidak tahu tempat.

Tidak jauh dari mereka berdua, tepatnya disebelah tangga yang mereka duduki. Tepatnya hanya terhalang dinding yang memisahkan mereka.

"Ahh… K-Kris hen…thikhan…" desah seorang namja manis pada namja tampan yang kini tengah menyesap perpotongan lehernya sehingga meninggalkan jejak kemerahan disana.

Kris namja tampan itu bukannya menurutinya dia malah semakin menggila dengan kegiatannya tersebut sehingga membuat namja manis yang ada dalam dekapannya mendesah hebat.

"Ahhh… Krhh…rishhh… Ku mo…hon…"

Kris sebal dibutnya, ia mengaggkat wajahnya dari perpotongan leher namja manis itu. "Kenapa?" Kris berujar dingin. Namja manis itu menggigit bibir bawahnya, "Kau tidak suka, aku menyentuhmu? Kau lebih suka kalau Chanyeol yang menyentuhmu, begitu?" geram Kris.

"B-bukan begitu, kita akan kena marah kalau ketahuan membolos," dia berusaha menjelaskan namun sepertinya tidak berhasil. Karena Kris sudah membuang muka terlebih dahulu, dia tidak suka kalau acaranya terhenti hanya dengan mendengar alasan bodoh—menurutnya tentu saja.

"Kris! Chankamman!"

Baekhyun namja manis itu memegang lengan Kris yang sudah berjalan didepannya. "Apa?" ketusnya.

"A-aku bisa jelaskan semuanya," Bekhyun berkata gugup.

"Tidak ada yang perlu kau jelaskan." Setelah mengatakan itu Kris berlalu meninggalkan Baekhyun yang tertuduk. Kris berjalan menuju tangga di lihatnya ada dua makhluk asing disana, dia melewati keduanya begitu saja. Tidak peduli kalau mungkin saja percakapannya tadi dengan Baekhyun didengar oleh mereka. Toh dia tidak mengenalnya, untuk apa dia repot-repot memikirkan hal tidak penting itu.

Sehun melepaskan tangannya dari telinga Kai, dia mengusak rambut Kai sambil tersenyum kecil, yang menurut Kai itu senyum yang aneh. "Kajja. Kita lanjutkan istirahat dikamar."

LOVE IS

Kris merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya, memejamkan matanya mungkin dengan begini dia bisa tidur. Sebenarnya sekarang masih jam pelajaran, namun dia memilih bolos percuma dia mengikuti pelajaran kalau pikirannya sedang kacau.

Drrttt… Drrttt…

Dia mendengus, ketika ponselnya berbunyi. Mengaggu saja, tidak tahu apa kalau aku mau tidur, batinnya. Ia merogoh saku celananya mengeluarkan smartphone putih, menatap layarnya yang terus berkedip menampilkan ada panggilan masuk disana.

Suho is calling…

Menggeser tombol terima.

"YA! NEO EODISEO?" Kris menjauhkan ponselnya teriakan Suho benar-benar dapat membuat telinganya tuli seketika.

"Bisa tidak, tidak berteriak. Kau mau membuat kutuli, eoh?"

"Kau dimana? Kenapa tidak datang kekelas?"

"Dikamar. Izinkan aku."

"Kau kira aku siapa, hah! Seenaknya saja. Kau harus kembali kekelas, aku tak akan mengizinkanmu."

"Benarkah? Bukankah kau dekat dengan guru piket itu." suara Kris terdengar berbahaya.

"Aish!"

"Aku tahu kau akan melakukannya untukku, Suho"

"Ya, ya terserah kau saja."

Pip

Hubungan terputus, Kris tersenyum kecil. Dia tahu Suho akan mengizinkannya. Ah benar-benar teman yang baik, sampai-sampai teman membolos pun ia bela. Gila memang tapi itulah Suho.

Kris melanjutkan acara tidurnya yang terganggu oleh Suho tadi.

LOVE IS

"Kemana anak itu? Dia bolos lagi?"

"Begitulah." Suho menjawab singkat, Luhan yang tadi bertanya diam seketika memilih melanjutkan makannya dalam diam. Suho pun begitu dia lebih suka makan dalam keadaan tenang, tidak ada yang mengganggu.

Tap

Tap

Tap

Seseorang dengan tubuhnya yang mungil duduk disebelah Luhan, ia meletakkan makan siangnya tapi dia hanya mengaduk-aduknya saja. Luhan dan Suho menatapnya tak suka.

"Kalau kau tidak berniat memakannya, jangan diaduk-aduk seperti itu." Luhan bersuara, Baekhyun namja itu langsung menghentikan gerakan sumpitnya pada pasta didepannya. Dia memandang malas Luhan dan Suho, sebelum meminum juice strowberrynya dengan malas.

"Kau kenapa?" Suho menghentikan makannya, memilih bertanya pada Baekhyun yang wajahnya kusut.

"Pasti Kris lagi, kalau tidak Chanyeol."

"Aish, jangan membicarakan mereka berdua." Ketus Baekhyun. Suho mengangkat bahu acuh, dia tahu temannya yang satu itu sedang ada masalah dengan Kris dan Chanyeol. Entah bagaimana sebenarnya hubungan ketiganya, mereka tidak tahu pasti. Byun Baekhyun, dia itu mencintai Kris tapi dia juga menyukai Chanyeol. Kris entah bagaimana perasaan anak itu pada Baekhyun, yang pasti dia itu playboy sedangkan Chanyeol sudah jelas anak itu benar-benar mencintai Baekhyun. Entahlah hubungan ketiganya terlalu rumit.

.

.

.

To be Continie or END?