A/N: Halo!Panggil saja saya riscchi. Ini fanfic pertama saya didunia ini :... Otp saya di KNB salah satunya iniii—Aokaga! Nekat banget saya nulis fanfic pada sama sekali belum pengalaman... Ya tapi... sekali-kali kan , bisa jadi kedepannya saya makin handal ngarang ;''D
Disclaimer: Kuroko no Basket (c) Fujimaki Tadatoshi
Warning: boyxboy,berusaha romance tapi gagal ah sudahlah.
Fandom : Kuroko no Basket
Pairing : Aomine x Kagami (Aokaga)
Rate : T
We are (not) just a rival
( 'A')
"Nee... nee Kagami-kun. Bagaimana pertandinganmu kemarin?" tanya gadis berambut ponytail dengan nada yang penasaran.
"Apa benar kamu mencetak banyak skor?" gadis bersurai hitam di dekatnya pun ikut menyambar.
"Nggg..." manusia yang sedang ditanyai 2 perempuan tersebut malah menggaruk kepalanya bingung.
"Kagami-kun. Kau nampak lebih populer sekarang."
"?! Uwahhh! Ku-Kuroko! Sejak kapan kau-? Arghhh sudahlah!" Kagami pun mengacak-ngacak rambutnya kesal.
"Aku sudah di sini daritadi, Kagami-kun. Oh ya, Kagami-kun. Daritadi hape mu bergetar." Pemilik spesialis misdirection tersebut menunjuk hape Kagami di atas meja.
"A-ah kau benar." Kagami pun langsung mengecek hapenya—
"M-maaf. Tapi aku harus pergi. Jaa na."
—dan mengambil tas nya lalu pergi meninggalkan kelas dengan berlari.
"A-ah! Kagami-kun!"
"Kagami!"
Kedua gadis itu memanggil nama Kagami secara bersamaan, namun tidak membuat Kagami memperlambat langkahnya sedikit pun. Kuroko yang mengetahui apa yang sedang terjadi, hanya menghela nafas pelan.
( 'A')
"Kau lama sekali, Kagami."
"M-maaf.." katanya sambil mencoba mengatur nafas karena berlari dengan kecepatan cukup tinggi dari sekolahnya. Ditatapnya punggung laki-laki berambut dark blue di depannya itu. Langit yang mulai meredup karena sang fajar mulai mengakhiri tugasnya hari itu membuat lelaki di depannya terkesan semakin—menawan?
"Mau sampai kapan kau diam saja disana? Cepat taruh tas mu dan hadapi aku."
Kagami pun tersadar dari lamunannya.
"Aku tahu!Tch." Kagami melempar kasar tas dan seragamnya ke atas bangku dimana sudah ada tas lain yang lebih dulu menempatinya.
( 'A')
Decitan bunyi sepatu dan dentuman bola menghiasi suasana di street- ball court saat itu. Terdapat 2 laki-laki berpostur tinggi hampir sama yang sedang merebut bola atau berlomba-lomba untuk mencetak angka lebih banyak.
"Yosh!Aku menang lagi!" Teriakan kemenangan Aomine yang bercampur hiruk pikuk suasana Tokyo pada malam itu.
"Kau berisik sekali,Aomine! Kau hanya sedang beruntung hari ini." Ucap Kagami kesal sambil menggosok telinga kanannya.
"Heh." Dengus Aomine. "Kau saja yang lemah,Kagami." Ledek Aomine. Ia menyengir puas walaupun ia sudah biasa mengalahkan Kagami.
"Sialan kau,Aomine!" Geram Kagami. "Ah sudahlah!" kagami meninggalkan Aomine di lapangan dan menuju bangku lalu mengambil tas dan seragamnya.
"Mau kemana?"tanya aomine dengan nada datar.
"Ya ke rumah lah,bodoh!" kagami menjawabnya dengan kesal, dia tak menyangka Aomine sebodoh ini.
"Haaah." Aomine menghela nafas panjang lalu mengdribble bola basket yang ada ditangannya. Kagami menatapnya sebentar lalu membalikkan badannya berniat untuk pulang—
"Kau... cukup populer di kalangan gadis-gadis."
"Hah?!" Kagami langsung membalikkan badannya kembali ke arah aomine.
"Tetsu memberitahuku."
"Kuroko?" kagami menaikkan satu alis nya dan memasang ekspresi bingung.
"Iya. Aku menelponmu untuk bermain 1 on 1, tetapi kau tidak angkat. Lalu aku menelpon Tetsu untuk bertanya mengapa kau tidak menjawab telpon ku, dan Tetsu bilang kau sedang berbicara dengan gadis-gadis. Makanya aku mengirim email."
...
"Lalu...?" Kagami mengernyit bingung.
Aomine berhenti mengdribble bolanya lalu melirik ke arah Kagami. "Siapa gadis-gadis itu?"
"Hahh?!" Kagami berbalik nanya. "Mana ku tahu! Mungkin mereka penggemarku yang nonton pertandinganku kemarin." Kagami menjawabnya kesal. Aomine menatap Kagami sebentar lalu melempar bola basket yang ia pegang dari tadi ke arah Kagami. Kagami pun refleks menangkapnya.
"Aku tidak suka itu..." Aomine menatapnya tajam. Entah kenapa wajahnya memasang ekspresi yang kurang menyenangkan.
Hening..
"Hah?!Apa masalahnya buatmu?!Memangnya kau siapa?!" Kagami melempar bola basket itu kembali ke Aomine dengan kasar. Beruntung sang Ace Touou itu dengan gesit menghindarnya. Kagami yang menyadari bahwa ia gagal,hanya mendecih kesal lalu pergi meninggalkan Aomine tanda berkata apapun.
Aomine hanya menggaruk belakang kepalanya bingung saat melihat Kagami yang meninggalkan dia dengan marah-marah.
( 'A')
Bel istirahat pun berbunyi. Kagami menghela nafas lega setelah pelajaran usai. Ia memengang perutnya sambil merintih pelan. Sial. Padahal kemarin malam ia menyantap 10 cheeseburger kesukaannya, tetapi sekarang ia sudah merasa lapar?yang benar saja. Ah. Tapi itu hal yang sudah wajar bagi seorang Kagami.
"Kagami-kun." Kuroko menengok ke arah belakang tempat duduk nya untuk melihat keadaan sang "cahayanya" itu.
"Kenapa?"
"Kau tidak apa-apa?" Kuroko bertanya dengan nada datarnya seperti biasa.
"Ya.. Aku hanya sedikit lapar." Kagami menjawabnya santai lalu bangkit dari kursi nya untuk pergi ke kantin—
"Kagami-kun!"
"Kagami!"
—namun sayang dia tidak bisa.
"Kagami-kun! Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan kami kemarin?!"
"Kagami,kenapa kamu kemarin tiba-tiba pergi?"
'Ah sial!' batin Kagami. Dia mungkin bisa berbangga karena ia sekarang sudah mulai populer di sekolahnya berkat tim basket Seirin. Tetapi, kalau dikelilingi banya—err 2 gadis yang menggemarinya, apakah dia harus berbangga juga?
"Maaf nona-nona, tapi aku ingin kekantin jadi permi—"
"Jawab dulu!" belum sempat Kagami menyelesaikan kalimatnya, 2 gadis itu membentak Kagami secara bersamaan. Kagami hanya mendecih pelan lalu duduk kembali di kursinya.
"Kagami-kun, aku akan membelikanmu makanan dari kantin agar kau tidak kelaparan." Suara Kuroko terdengar di belakang dari 2 gadis penggemar Kagami tersebut.
"Ah. Sankyu kuro—OI! Tunggu!" Kagami mendorong paksa 2 perempuan tersebut agar menghindar dari hadapannya. Kagami hanya ingin ke kantin untuk menghindari penggemarnya tersebut. Namun sayang, ada yang memegangi kedua tangannya.
"Kamu kasar sekali terhadap perempuan,Kagami-kun."
"Iya. Tapi,kami tidak akan membiarkanmu lari.." gadis bersurai hitam itu menyeringai tipis sambil memperkuat pegangannya. Kagami meringis pelan, dan mau tidak mau ia akan "mematuhi" permintaan penggemarnya tersebut.
"Jadi, kalian mau apa?" Kagami bertanya dengan nada agak kesal,memasang wajah geramnya. Jelas saja ia kesal, mana ada di dunia ini penggemar memaksa idola nya.
" kasar begitu dong,Kagami-kun." Gadis berponytail itu tertawa pelan setelah ia melihat ekspresi kagami yang kesal.
"Betul. Kami hanya ingin kamu menjawab pertanyaan kami." Gadis bersurai hitam disampingnya menjelaskannya.
Kagami diam sejenak. Di kepala, ia sedang mencoba berpikir-pikir pertanyaan apa yang gadis-gadis itu tanyakan kepadanya tadi.
Bagaimana pertandinganmu kemarin?
Apa benar kamu mencetak banyak skor?
Ah!Kagami bersyukur di dalam hatinya karena ia masih menyimpan pertanyaan2x itu di kepalanya. Dia tidak mau bertanya kepada kedua gadis itu jika dia lupa pertanyaan2x tersebut, bisa jadi mereka menambahkan pertanyaannya.
"Oh itu.. Pertandingan 2 hari yang lalu berjalan dengan baik dan, ya, aku mencetak banyak skor. Begitu sajakan?Aku mau kekantin, aku lapa—"Belum sempat ia berhasil berdiri dari bangkunya, 2 gadis itu mendorong Kagami agar tetap diposisi duduknya.
"Apa lagi sih?Kan sudah kujawab pertanyaan2x kalian!" Bentak Kagami. Kali ini dia benar-benar kesal dengan tingkah laku penggemarnya tersebut.
"Ya ya.. tapi kurang 1 lagi." Gadis berponytail itu mengangkat jari telunjuk tangan kanan nya ke depan muka Kagami.
"Uhm!" gadis yang satu lagi mengangguk antusias. "Kamu tidak menjawab pertanyaan kami yang 1 lagi." Lanjutnya.
"Haah?!" Kagami mengkerutkan alisnya dan mencoba-coba mengingatnya kembali.
"...kenapa kamu kemarin tiba-tiba pergi?"
"Apa aku harus menjawab pertanyaan itu juga?" tanya kagami. Dia merasa tidak yakin. Tetapi setelah ia melihat penggemarnya mengangguk antusias, ia hanya menghela nafas panjang dan mencoba menenangkan dirinya.
"Aku ingin menemui seseorang..."Kagami menjawabnya jelas.
"Seseorang?yang meng-email-in kemarin?"
"Uhm..iya."
"Apa ia sangat penting bagimu?"
Glup
"...Apa maksudmu?"
"Habisnya... ketika kamu mendapat email darinya, kau langsung buru-buru bahkan berlari dari sekolah. Seakan-akan kamu tidak ingin mengecewakannya... Apakah dia sangat penting bagimu?"
Deg
'Tenang taiga!Tenang! Pikirkan jawaban terbaik saat ini! Ayo! Jangan membuat semua nya makin ribet! Ngg... Kalau aku jawab iya,mereka pasti akan bertanya siapa orangnya. Kalau aku jawab tidak, kemungkinan besar mereka akan melepaskanku. Lebih baik ku jawab—'
"Iya."
'EEEHHHHH?!'
"Sudah ku duga! Jadi siapa orang itu...?kedua gadis itu memasang wajah penasaran sambil mengusap-usap dagu mereka.
"Mana mungkin aku akan kasih tahu kalian!" Kagami sedikit membentak. Kedua gadis itu sedikit kaget dibuatnya.
"Kalau begitu.. Bagaimana dengan orang itu?Maksudku seperti sifat,dan kebiasannya,atau mungkin penampilannya..." Kedua gadis itu terus mencari cara untuk mendapat informasi tentang orang yang ditemui Kagami kemarin.
...
Kagami terdiam. Dia hanya diam memasang tampang datar. Kepalanya seperti sedang kosong..Uhm,mungkin tidak, karena sebenarnya dia sedang memikirkan seseorang. Sifatnya,kebiasannya,dan penampilannya—seorang Aomine. Dia memikirkan sifat aomine yang tidak mau kalah jika sedang 1 0n 1 dengannya. Dia memikirkan kebiasaan Aomine yang selalu melakukan spinning dengan jari telunjuk tangan kananya saat dia sedang menunggu Kagami di street-ball court. Dia memikirkan Aomine yang selalu berpakaian casual tetapi terlihat elegant.
Jezzz
Kagami merasa wajahnya memanas, darahnya mengalir lebih cepat, dan agak sesak didada. Ia tidak tahu pasti apa yang terjadi padanya saat ini. Yang ia tahu pasti,tadi ia sedang memikirkan Aomine. Jadi yang terjadi padanya saat ini,semuanya gara-gara Aomine?
"Kagami-kun!kagami-kun!"
"Kagami!" Kedua gadis itu menguncang-guncangkan pundak kagami. Berusaha untuk menyadarkan Kagami dari lamunannya. Kagami pun segera sadar, dan mengedipkan matanya beberapa kali mencoba untuk kembali ke kenyaataan yang sempat ia tinggalkan beberapa menit lamanya.
"Kamu tidak apa-apa?" Ah,ternyata penggemarnya tersebut sangat khawatir dengan Kagami.
"Ya,aku baik-baik saja. Bisakah kalian pergi sekarang?" Kagami memohon kepada penggemarnya tersebut, nada suaranya sudah lebih halus dari sebelumnya.
"Ahh~Baiklah. Jaa na,Kagami-kun!"
"Jaa na, Kagami~"
Wajah Kagami sudah agak bersemangat saat melihat kedua penggemarnya tersebut meninggalkan dia. Dia hanya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya,ia sangat frustasi. Bisa-bisanya wajahnya memerah hanya gara-gara Aomine.
Bel habis istirahat berbunyi. Kagami mengutuk dirinya sendiri didalam hati ,karena ia lebih mementingkan diam di kelas dan menutupi wajahnya seperti orang idiot dibandingkan menenangkan perutnya yang sedang menangis karena perlu diisi. Kali ini Kagami benar-benar frustasi. Tapi, dia sangat sangat beruntung mempunyai teman seperti Kuroko. Kuroko membawakannya makanan dari kantin,dan tentu saja dia harus menggantinya. Kagami pun berterimakasih kepada Kuroko lalu melahapnya seperti singa yang sedang kelaparan.
( 'A')
Kagami ingin bertemu Aomine. Ia sudah berbuat kasar kepadanya kemarin. Ia ingin meminta maaf kepada Aomine. Tapi ia terlalu takut untuk bertemu dengan dia. Apa mungkin ia takut kejadian disekolah tadi terjadi kepadanya lagi? Memikirkannya saja sudah membuatnya seperti itu, apalagi jika ia melihat nya secara langsung. Pasti akan malu sekali, jika wajahnya tiba-tiba memerah dan jantungnya berdetak dengan cepat saat berhadapan dengan Aomine. Kalian tahu?ciri-ciri tersebut hanya terjadi jika kita bertemu dengan orang yang kita suka.
Kagami mendengus pelan lalu menyeringai tipis.
"Mana mungkin aku suka dengannya,dia bahkan tidak lebih dari rival ku dalam basket."
Tapi mana mungkin orang yang hanya sebagai rival,bisa membuat Kagami seperti itu...
To be continued...
A/N : Puji Tuhan selesai chap 1! Tadi nya saya ingin buat one shot tapi sepertinya tidak jadi orz...Kurang romantis ya?wajar saja saya belum ada minim pengalaman didunia nyata,pacar saya aja cowok fictional :'D. Eh tapi serius loh ini, saya benar-benar minta maaf kalau kurang memuaskan...bener-bener gak bisa nulis yg romance-romance gitu loh suer... Kalau kalian sudah baca tulisan ini,berarti kalian sudah baca fanfic diatas kan? :'D gimana? Mind to fav/review? :D
Arigatou gozaimasu *bows* Terima kasih banyak!
