A/N: Ini adalah sekuel dari Cherry Blossom [12 chapter]. Ada banyak perbedaan antara LNV dan CB; di antaranya adalah bloody scenes di LNV tidak berada pada setiap chapter. LNV lebih ditekankan pada plot yang tersusun dan mengandung konflik-konflik lain selain pembunuhan. Gore tetap ada, meskipun tidak sebanyak CB, tetapi gore di cerita LNV tidak kalah sadis [saya harap]. Di sini, PoV yang digunakan selalu dari penulis, sehingga tidak terjadi pertukaran PoV bila author sedang tidak fokus mengerjakan cerita, atau dalam bahasa saya adalah author sedang terkena sindrom lightmood.

Dan perhatian: timeline di LNV adalah 6 tahun setelah chapter akhir Cherry Blossom. Sasuke berusia 28 tahun. Sakura berusia 13 tahun [untuk ukuran boneka]

.

.

.

.

.

.

.

.

"AAAAAAAAAAAAAAA...!"

Jerit kesakitan kembali bergaung dalam keheningan malam yang sunyi di kota London, Inggris. Jerit kesakitan. Jenis suara yang sudah lama sekali tak terdengar di tengah-tengah ibukota Britain selama lima tahun terakhir.

Sumber jeritan itu adalah seorang wanita berambut pirang panjang dengan mata berwarna hazel. Wanita itu berposisi setengah terbaring dengan keadaan yang dapat membuat orang waras menjadi gila ketika melihatnya.

Tatapan mata yang ketakutan.

Ceceran darah.

Lengan kanan yang tercabik-cabik.

Kaki kiri yang diinjak-injak hingga remuk dan tak berbentuk.

Wajah yang separuh hancur.

Perut yang terkoyak dengan usus yang terobek-robek.

Luka tusukan di dadanya, menembus jantung.

Jeritannya barusan adalah akhir dari perjuangan hidupnya. Detik berikutnya, ia telah membujur kaku tanpa hembusan nafas dari rongga paru-parunya.

Di hadapan wanita itu, berdirilah sesosok tubuh yang membentuk siluet dalam kegelapan. Mata hijaunya berkilauan dalam kegelapan, menatap mayat baru yang terbaring di depan ujung sepatunya.

Samar-samar terdengar iringan biola yang mengikuti melodi yang dinyanyikannya.

"Blurth, flurt, windoobi... Blurt, flurt, windoobi..."

Suara biola hitam yang menyayat hati itu terus bernyanyi selama beberapa menit, hingga suaranya menghilang dalam kegelapan malam. Senandung itu berubah menjadi bisikan, rendah dan mencekam.

"Blurth, flurt, windoobi... Blurth, flurt, windoobi..."

.

.

.

.

.

La Noir Violon

A sequel of 'Cherry Blossom'

Disclaimer:

Naruto is belong to Masashi Kishimoto-sensei!

mysticaouji™

© 2010

Warning:

M for bloody scenes

Misstypo

OOC [maybe]

Hard violence [not in this chap]

Ugly descript dan diction

Boring vocabs

.

.

.

-Don't Like Don't Read-

-Need No Flame Reviews-

.

.

.

Summary:

Di London kembali terjadi serangkaian pembunuhan. Siapakah yang bertanggung jawab? Bukan Cherry Blossom, yang jelas. Sejak menghilang enam tahun yang lalu bersama tuannya, tidak ada yang pernah melihat mereka lagi. Semua orang bertanya-tanya: SIAPA?

.

.

.

-Prologue-

.

The SunSemalam kembali ditemui sesosok mayat di sebuah rumah mewah di tengah kota London. Senju Tsunade, wanita yang merupakan pedagang kayu terbesar se-Eropa, ditemukan dalam keadaan bersimbah darah dan bagian-bagian tubuh yang seolah mengalami siksaan secara sadis sebelum jantungnya ditikam.

Polisi memperkirakan senjata yang digunakan adalah sebuah pisau sepanjang lima belas sentimeter, dan berdasarkan autopsi yang dilakukan sesaat setelah mayat ditemukan, kaki kiri mayat hancur total—seolah-olah dihantam berkali-kali oleh benda keras dengan kekuatan yang sangat besar. Adapun lengan kanan yang tercabik-cabik membuat sebagian besar darah korban terkuras habis. Penyebab kematian adalah luka tusukan di jantung—luka yang tampaknya dibuat paling akhir, yaitu saat pencabutan nyawa.

Polisi masih mengusut siapa yang kira-kira melakukan perbuatan sekeji itu. Berdasarkan pengamatan, tipikal pembunuhan yang menggunakan sadisme tingkat tinggi pada korban sebelum merenggut kehidupannya adalah tipikal cara boneka porselen membunuh.

Siapakah yang melakukan pembunuhan ini?

Yang jelas, tuduhan kepada Cherry Blossom—mantan pembunuh tersadis di dunia—tidak dapat disahkan karena Cherry Blossom dan tuannya yang berinisial US telah menghilang semenjak enam tahun yang lalu. Polisi mencurigai Sunshine—pembunuh nomor dua setelah Cherry Blossom yang juga sering melakukan sadisme—namun polisi tidak dapat menemukan sosoknya lagi. Adapun, mantan pemilik Sunshine—inisial Kr—diketahui kini bekerja sebagai pramugari di sebuah maskapai penerbangan swasta. Kr mengaku bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu mengenai masalah pembunuhan dengan boneka itu.

Jelas, sang pembunuh berhati dingin itu bukanlah Cherry Blossom maupun Sunshine. Keduanya telah menghilang seolah ditelan bumi semenjak enam tahun yang lalu.

Berdasarkan keputusan Namikaze Minato—President of Excecutive Committee Interpol yang dahulu menangani kasus Cherry Blossom bersama dengan tangan kanannya, Hatake Kakashi—dimulainya kasus pembantaian secara sadis ini adalah awal dari suatu hal: teror baru bagi London.

Semua orang bertanya-tanya: SIAPA?

Hingga harian ini diterbitkan, belum ada fakta yang jelas mengenai ciri-ciri pembunuh tersebut, selain kesaksian dari tetangga korban yang mengaku sayup-sayup mendengar alunan melodi dari biola dan senandung bernada aneh.

Siapakah teror yang mengintai London?

Apakah Cherry Blossom benar-benar kembali?

Satu fakta: siapapun yang melakukannya, ia sama sekali bukan manusia. (UN)

.

.

.

.

.

"Good night and have a nice death..."

.

.

.

.

.

TBC

Sebuah prolog yang pendek sebagai awalan dari La Noir Violon. Dalam bahasa Prancis, la noir violon berarti biola hitam. Yeah, kebiasaan saya menggunakan bahasa-bahasa asing kembali. Semoga readers sekalian tidak kebingungan.

Bagaimana? Apakah cukup baik untuk menjadi sekuel Cherry Blossom?

Review will be a great present for me from you!

Review please! Utarakan pendapat kalian!

Sign,

mysticaouji

p.s: HAPPY SUSPENSE DAY!

131110