Hajimemashite minnasan...

Watashi wa HarUchi SaRa, nie fic colabku ma Nakamura Kumiko-chan,sekaligus fic pertamaku.

Met baca...!!! Hhehe (narsis dikit boleh,kan?) *ditimpuk baskom ma para Senpai*

Summary : "Terima kasih karena kau sudah menepati janjimu padaku, Naruto," ucap Sakura dan mendekati sosok Naruto. Duduk di samping tubuh Naruto yang penuh luka. Perlahan-lahan kedua tangannya bergerak pada kepala Naruto.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Romance/Hurt/Comfort/Angst

Rated : T

##Bitter Sweet##

Seorang kunoichi berambut merah muda dan memilki sepasang mata emerald memandang nanar pada dua sosok ninja yang akan bertarung. Dua sosok ninja yang sangat berharga dalam hidupnya, dan tak akan tergantikan keberadaannya. Kedua sosok itu adalah Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke.

Naruto, demi menepati janjinya pada Sakura, gadis yang sangat dicintainya dia rela menantang bahaya apapun. Namun, usahanya selama ini sia-sia belaka saja. Beberapa kali Naruto dan team barunya berhasil melacak keberadaan Sasuke, dan beberapa kali juga Naruto tidak berhasil membawa Sasuke pulang bersama dirinya. Hingga saat ini tiba. Saat dimana Naruto, Sakura, Kakashi-team 7- bertatap muka langsung dengan Sasuke.

Hari ini, detik ini akan terjadi sebuah pertarungan besar dan juga tragis. Kenapa tragis? Karena mereka bertarung dengan sesama teman mereka sendiri. Karena kami-team 7- masih menganggap Sasuke sebagai teman kami. Bahkan Naruto menganggapnya sebagai saudara laki-lakinya sendiri. Sedangkan Sasuke sendiri sudah mengatakan pada kami bahwa dia bukan lagi bagian dari team 7. Dan seperti memandang kami penuh benci.

Lalu bagaimana dengan perasaan Sakura? Perasaan Sakura saat ini adalah senang dan khawatir. Senang karena dapat melihat cinta pertamanya kembali, Sasuke. Khawatir karena kini dua orang yang menempti tempat special di hatinya akan bertarung. Sebenarnya hasil dari pertarungan inilah yang dia khawatirkan. Sakura merasa gusar dan kalut. Dia takut jika salah satu dari mereka, antara Naruto dan Sasuke akan gugur dalam pertarungan ini. Dan dia juga takut jika ilmu medisnya tidak dapat menolong mereka, setidaknya satu di antara mereka yang terluka parah.

"Aku akan melawanmu, Sasuke," suara serak Naruto terdengar. Bagaikan getaran suara yang memilukan.

Sakura sudah bercucuran air mata. Sedangkan Kakashi hanya memandang Naruto khawatir. Sebenarnya yang paling Kakashi khawatirkan adalah gerak-gerik Madara. Madara hanya menonton saja tanpa berkomentar apapun. Sedangkan Zetsu yang berada di sampingnya pun juga diam.

"Naruto… selama ini aku hanya menyusahkanmu saja dan hanya menangis. Aku sangat merasa tidak berguna sebagai seorang ninja. Apa yang harus aku lakukan saat ini Tuhan?" batin Sakura dan mencengkram dadanya. Rasanya sangat sakit dan sesak. Walaupun tidak terluka secara fisik melainkan secara batin.

"Baiklah aku serahkan Sasuke padamu, Naruto," ucap Kakashi tiba-tiba dan ikut maju, sehingga sejajar dengan Naruto berdiri. "Biar aku yang mengurus Madara dan…" Kakashi menggantung ucapannya dan melirik Sakura dengan ekor matanya.

"Sakura… apa kau bisa bertarung melawan Zetsu?" tanya Kakashi tidak yakin. Karena melihat kondisi Sakura, bukan secara fisik tapi keadaan psikologisnya. Karena Kakashi mengingat dengan jelas ketika Sasuke mencekik Sakura dan hendak menusukkan kunai. Pasti rasanya sakit jika mengingat hal itu. Terlebih hal itu dilakukan oleh orang yang sangat kita cintai.

Sakura mengangguk mantap. "Uhmm…aku bisa. Tenang saja Kakashi-sensei. Aku bukanlah seorang anak kecil lagi yang harus dilindungi. Jika aku tidak bisa mengalahkannya, berarti perjuanganku untuk menjadi kuat selama 3 tahun belakang ini…" Sakura menggantung ucapannya dan juga ikut maju sehingga sejajar dengan Kakashi dan Naruto. "Akan sia-sia saja."

Naruto, Kakashi dan Sakura sudah bersiap-siap dalam posisi mereka bertarung. Dipihak lawan pun, Sasuke, Madara dan Zetsu juga bersiap-siap.

Sakura melihat penampilan Sasuke yang begitu lusuh dan berantakan akibat setelah bertarung habis-habisan dengan Danzou. Betapa hatinya miris melihat Sasuke seperti itu. "Apakah Sasuke-kun benar-benar sudah jatuh ke dalam jurang kegelapan?" Hal itulah yang ada dibenak Sakura saat ini. Kegelapan yang di maksud Sakura di sini adalah sebuah dendam. Sebuah dendam yang sekarang berubah dari Itachi, kakaknya sendiri yang dia teramat sayangi kepada Desa Konoha.

Lamunan Sakura tersadar akan sentuhan ditangannya. Sebuah sentuhan menenangkan dari Naruto. Seakan dengan sentuhannya itu Naruto mengucapkan "Semuanya akan baik-baik saja. Tenanglah," Pemuda itu menunjukan sederetan gigi putihnya pada Sakura. Dan sedetik kemudian Sakura pun ikut terseyum dan bergumam "Terima kasih."

"Semuanya siap..!" perintah Kakashi dengan serta membuka tutup matanya dan mengeluarkan sebuah kunai.

Naruto pun mengencangkan ikat kepalanya, sedangkan Sakura memakan sebuah pil dan memakaikan sarung tangan hitamnya pada kedua tangannya. Setelah itu Sakura kepalkan tangannya kuat-kuat.

"Semuanya harus berakhir sekarang..! Di tempat ini," batin Sakura.

Dan setelah diberi aba-aba oleh Kakashi akhirnya Naruto dan Sakura beserta Kakashi maju serempak. Dipihak lawan pun terjadi hal sama. Suara gesekan dan lemparan kunai berdenting seperti alunan lagu. Kakashi dan Madara bertarung jauh jaraknya dengan tempat bertarung antara Sakura dan Naruto. Jadi, masing-masing dari tempat mereka tidak tahu apa yang terjadi dan bagaimana jalan pertarungan ini. Namun, mereka masih bisa merasakan dengan chakra mereka.

Ditempat Naruto dan Sasuke bertarung.

"Sasuke… kita buat sebuah kesepakatan," ucap Naruto tanpa ada keraguan dari kedua sorot matanya yang sudah berubah menjadi Sage Mode. "Jika aku bisa mengalahkanmu… kembalilah kekonoha bersamaku-team 7- dan cobalah untuk mengubur dalam-dalam dendammu..!"

Sasuke hanya memabalas ucapan Naruto dengan sebuah dengusan. "Hn. Lalu… bagaimana jika aku yang menang?" tanyanya dengan seringai mengejek.

Naruto tersenyum. "Lakukan sesukamu terhadap Konoha aku tidak akan mencoba mencegahmu,"ucapnya.

Sasuke yang melihat Naruto tersenyum menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kau terseyum?" tanyanya.

"Ahaha… kau tidak akan pernah melakukan apapun pada Konoha," ucap Naruto dan semakin membuat Sasuke heran.

"Kenapa kau seyakin itu jika aku tidak akan melakukan apapun pada Konoha?" tanya Sasuke dan menatap Naruto sinis.

"Karena aku yakin akan mengalahkanmu. Sekarang..! Di sini..!"

Sasuke yang mendengarnya menyeringai. Naruto juga ikut menyeringai dan maju duluan menyerang Sasuke.

"Kage bunshin no jutsu," ucap Naruto dan langsung muncullah dua orang replika dirinya di sisi kanan dan kirinya. Naruto segera mengulurkan tangan kanannya kedepan. Dan dua orang replika dirinya pun menaruh kedua tangannya pada Naruto. Dan langsung munculah dari kiri chakra berbentuk angin dan sebelah kanan chakra biasa. Mengumpulkannya pada telapak tangan Naruto yang asli. Tak lama kemudian muncullah Rasengan besar yang berwarna putih berbentuk shuriken.

"Rasengan shuriken," ucap Naruto menyebut nama jurusnya. Kemudian Naruto melemparkan rasengan shuriken pada Sasuke. Sasuke tak dapat menghindari serangan itu. Dan tubuhnya hancur beserta keadaan disekelilingnya.

Namun, sebuah suara berhasil membuat Naruto terkejut. "Chidori nagashi," ucap Sasuke dan berlari maju ke depan menuju tubuh Naruto yang asli di antara ketiga kage bunshin Naruto. Dengan secepat kilat Sasuke menusuk Naruto dan kedua kage bunshin dari jarak jauh dengan chidori. Sasuke bisa dengan mudah membedakan antara kage bunshin yang diciptakan Naruto dengan sosok Naruto yang asli dengan kedua mata merahnya. Dan Naruto juga sangat terkejut bahwa Sasuke akan melancarkan chidori dari jarak sejauh itu dan juga berhasil mengelabui dirinya yang mengira tubuh Sasuke terkena jurusnya. Namun, bukan demikian karena Sasuke sudah mengetahui rencana Naruto dan membuat replika dirinya sendiri seolah-olah memang terkena jurus Naruto.

Di tempat Sakura dan Zetsu bertarung

Seorang Kunoichi berambut merah muda terengah-engah mengatur nafasnya. Darah segar mengalir di dahinya menuju leher jenjangnya. Tangan kanannya memegang lengan sebelah kirinya yang juga mengeluarkan darah segar. Tetes demi tetes darah itu menodai tanah yang dia injak. Sesegera mungkin dia menyembuhkan lengannya. Namun, serangan dari lawannya membuat dia jadi tidak bisa menyembuhkan lukanya dengan cepat. Secepat mungkin kunoichi itu menghindar dengan lincah dari serangan kunai yang dilemparkan lawan kepadanya.

"Sial..!" umpat kunoichi itu dalam hati. Kemudian dia meloncat dari batang pohon ke batang pohon yang lain. Chakra ditangan kanannya sudah siap dia pukulkan kelawan. "Shannaroo".

Buugghh..!

Akhirnya lawannya yang tak bukan adalah salah satu anggota akatsuki yaitu Zetsu, terpental cukup jauh dan menabrak pohon sampai pohon itu rubuh dan terbela dua. Menandakan betapa dahsyatnya hantaman itu.

Namun, di luar pekiraan Zetsu kembali bangkit dan malah tertawa. "Hahaha…kau lemah sekali,"ucap Zetsu hitam.

"Aku rasa dia kuat…buktinya dia berhasil melukai kita," ucap Zetsu putih.

"Diam kau..! Jangan banyak bicara..! Cepat dan ambil sempel darahnya. Siapa tahu nanti itu berguna," ucap Zetsu hitam.

Kedua alis Sakura berkedut. "Sempel darah? Apa yang mereka bicarakan?" batinnya.

"Datang," ucap Sakura dan memasang kuda-kuda bertarung. "Uhuk…uhuk." Sakura terbatuk karena lehernya di cekik dari arah belakang. Ternyata Zetsu memisahkan diri lagi. Dan yang mencekik Sakura saat ini adalah Zetsu hitam. Sedangkan Zetsu yang belum terpisah di hadapan Sakura tiba-tiba saja berubah menjadi Zetsu putih. Zetsu putih berlari ke arah Sakura dengan serta memegang kunai di tangan kirinya.

Jlebbb..!

Kunai yang ditusukkan Zetsu berhasil menusuk perut Sakura. Bisa terdengar suara daging yang terkoyak saat pisau itu ditancapkan. Sakura meringis kesakitan dan…

Pooofff..!

Sosok Sakura yang dicekik oleh Zetsu hitam dan yang sedang ditusuk Zetsu putih, berubah menjadi batang pohon.

"Kawarimi no Jutsu. Sial… kemana dia menghilang?" umpat Zetsu hitam. Sedangkan Zetsu putih hanya diam saja. Dia bergumam "hebat sekali anak didikan Hokage ke 5."

"Dia di belakangmu," ucap Zetsu hitam memperingati Zetsu putih.

"Rasakan in..!" ucap Sakura dan meninju tanah dibawahnya.

Buugghh…

Tanah itu hancur seketika dan Zetsu hitam berhasil menghindari serangan Sakura dengan melompat tinggi keatas pohon. Sedangkan Zetsu putih tidak bisa menghindar dan terjerambab masuk kedalam lubang di tanah yang retak. Melihat ada kesempatan cepat-cepat Sakura mengeluarkan sebuah gulungan, membukanya. Sakura membentuk segel jurus dengan kedua tangannya. Setelahnya Sakura berkata.

"Fuin no Jutsu." Sebuah sinar hijau keluar dari gulungan itu dan menyelimuti seluruh tubuh Zetsu yang masih belum bisa bergerak bebas di dalam lubang. Kemudian setelah sinar keihjauan itu menyelimuti Zetsu putih, dan merangkap Zetsu putih di dalamnya. Sinar itu kembali masuk ke dalam surat gulungan yang sedang dipegang oleh Sakura. Setela sinar itu masuk semuanya, Sakura segera menutup kembali surat gulungan kecil itu dan menulis sebuah mantra di luar surat gulungan itu dengan darahnya sendiri.

"Yosh..! Dia tidak akan bisa keluar dari segel ini sebelum aku mati," batin Sakura dan tersenyum. "Kini tinggal dia saja yang perlu aku bereskan. Bersiap-siaplah…akan kuperlihatkan sebuah neraka padamu."

Ditempat Kakashi dan Madara bertarung

"Kau tidak mengenaliku rupanya, Kakashi," ucap Madara sambil melepaskan topengnya.

"Su… suara ini," ucap Kakashi sedikit bergetar. Dan juga menahan nyeri di tangan kanannya yang tertusuk shuriken. Kakashi mencabut shuriken itu dengan sekali tarikan. Menyebabkan semakin banyak saja darah yang keluar. Dengan segera Kakashi merogoh kantung kunai dan senja ninja lainnya dikantung belakang di pinggangnya. Lalu, mengeluarkan sebuah pil berwarna merah. Pil penambah darah yang diberikan oleh Sakura sebelum mencari Sasuke.

"Bagaimana keadaan, Rin?" tanya Madara dan sekarang topeng yang dipakainya telah terlepas seluruhnya dari wajahnya. Memperlihatkan rupa wajah yang sangat dikenali Kakashi. "Aku rindu sekali padanya."

"O…Obito…bagaimana kau…"

"Hahaha… kau pasti mengira aku sudah mati bukan? Tapi, sepertinya takdir berkata lain. Aku dihidupkan kembali olehnya," ucap Madara yang tak lain adalah Obito. "Tetapi sebagai gantinya aku harus menyerahkan tubuhku padanya."

"Olehnya… apa maksudmu?" tanya Kakashi.

Obito menyeringai. "Madara… Uchiha… pendiri Klan Uchiha. Kau belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana keadaan Rin?" tanyanya.

"Rin… dia… sudah mati. Pada saat penyerangan Kyuubi dulu,"ucap Kakashi dengan wajah sendu dan menundukan kepalanya.

"Rin… dia… kau pasti bohong. Kau memang selalu tidak senang jika aku dekat dengan Rin bukan? Karena itu kau mengkamuflase semua ini," ucap Obito dan mulai mendekati Kakashi. Kakashi yang melihat Obito sedang mendekat bersiap siaga.

"Aku tidak berbohong… Rin sudah mati," ucap Kakashi dan mencoba bergerak mundur. Namun, kakinya tidak bisa bergerak sama sekali.

"Ada apa denganku sebenarnya?" batin Kakashi,"racun… kapan dia ada kesempatan."

"Shuriken yang dilemparkannya," ucap Kakashi dan menatap Obito yang semakin lama semakin mendekat. Kakashi bisa melihat Obito sedang menyeringai kepadanya.

"Aku lengah,"batin Kakashi,"sial."

Kembali ketempat Naruto dan Sasuke bertarung…

"Kau memang hebat, Sasuke. Tapi… tidak semudah itu kau mengalahkanku,"ucap Naruto.

Poofff…Poofff…Pooff…

Ketiga Kage Bunshin Naruto hilang. Semuanya palsu. Tidak ada Naruto yang asli pada salah satu kage bunshin itu. Sasuke geram dan lebih meningkatkan kewaspadaannya.

Kreetak…

Tanah yang diinjak Sasuke perlahan-lahan retak dan tiba-tiba muncullah sosok Naruto dari tanah itu dan menghantamkan tinjunya ke atas pada Sasuke. Tepat didagunya. Dan sekali lagi dengan mudah Sasuke menghindar dengan melompat ke atas. Dan di atas dia membentuk sebuah segel jurus, jurus yang hanya dimiliki Uchiha.

"Katon Gyokkaku no Jutsu," ucap Sasuke menyebutkan jurusnya. Dan muncullah bola api ukuran kecil dalam jumlah banyak. Sasarannya hanya satu. Sosok Naruto yang sedang mengeluarkan chakra angin.

Wuusshh…

Bola api itu menghilang tertiup chakra angin Naruto.

Sasuke berdecak sebal. "Hah… hah… aku sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan jurus berat. Akan ku akhiri dengan… chidori," ucapnya yang masih berada di udara sambil mengeluarkan jurus terakhirnya.

Naruto kesulitan mengatur nafasnya. "Hah… hah …jadi itu perlawanan terakhirmu, Sasuke. Baiklah… ini yang terakhir… rasengan," ucapnya dan ikut melompat ke udara. Rasengan milik Naruto dan Chidori milik Sasuke. Siapa yang pada akhirnya akan memenangkan pertarungan antara kedua sahabat ini?

Tempat pertarungan Sakura dan Zetsu…

"Aku tidak menyangka… dia dengan semudah itu berhasil menangkap Zetsu dan menyegelnya dalam surat gulungan itu. Juga ilmu medisnya… dia ini benar-benar mirip hokage ke-5," ucap Zetsu hitam dan menyeringai. "Sudah cukup aku mengetesnya sampai disini."

"Aku harus segera kembali ketempat madara dan memberitahukan penemuanku yang baru, "batin Zetsu.

"Dimana dia bersembunyi," ucap Sakura dan memperhatikan pergerakan daerah sekitarnya dengan mata emerald miliknya.

"Baiklah… konsentrasi," ucap Sakura sambil mengambil nafas dalam-dalam. Mengeluarkannya perlahan dari mulut. Kedua matanya dia tutup. Tangan kanannya yang terbungkus sarung tangan hitam menempel di tanah.

"Rasakan keberadaan chakranya," batin Sakura dan sedetik kemudian dia buka kembali matanya sambil terseyum tipis.

"Kutemukan kau," ucap Sakura dan berlari menuju kesebuah pohon. Tempat persembunyian Zetsu hitam.

"Sampai jumpa…kita akan bersenang-senang lain waktu saja. Gadis kecil," ucap Zetsu dan hendak meninggalkan tempat persembunyiannya.

"Kenapa tidak kita selesaikan saja senang-senangnya sekarang," ucap sebuah suara lembut tepat dibelakang Zetsu.

Seketika Zetsu berbalik dan pada saat yang bersamaan Sakura melancarkan pukulannya.

Buugghhh…

Zetsu hitam kembali terpental dan tergeletak di atas tanah. Tanah yang menjadi tempat tumpuannya pun ikut retak dan berlubang cukup dalam.

"Kau anggota akatsuki paling lemah yang aku lawan setelah Sasori," ucap Sakura sinis dan berdiri di ujung lubang. Di dalamnya terdapat Zetsu yang sedang terbatuk-batuk. Dari mulutnya mengeluarkan banyak darah.

"Tempat ini akan jadi tempat kuburanmu," ucap Sakura dan mengeluarkan lima kunai sekaligus dari kantung senjatanya yang telah ditempeli kertas peledak. Dilemparkan kunai itu pada sekeliling tubuh Zetsu yang terbaring tak berdaya. Zetsu hanya tersenyum yang tidak dapat diartikan Sakura.

Buumm…

Tanah dan bebatuan itu hancur dan menimpa tubuh Zetsu. Sekali lagi Zetsu hanya tersenyum misterius.

"Tunggu saja pembalasanku… gadis kecil," batin Zetsu dan setelah itu semua tubuhnya tertutupi bongkahan batu. Sakura terduduk lesu ditanah. Nafasnya tersengal-sengal tak beraturan.

"Aku berhasil mengalahkannya. Apa sekarang aku sudah menjadi kuat?" tanya Sakura pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba saja dia teringat raut wajah Zetsu sebelum diledakkannya. Raut wajah kemenangan.

"Kenapa dia terseyum seperti itu?" batin Sakura dan kemudian berjalan meninggalkan area pertarungannya menuju tempat pertarungan Naruto dan Sasuke.

"Arahnya… ke kanan," ucap Sakura dan setelahnya memakan sebuah pil lagi. Pil penambah chakra yang dia racik sendiri. "Tunggu aku… Naruto… Sasuke."

Tempat pertarungan Naruto dan Sasuke…

"Kita selesaikan dengan ini," ucap Naruto.

"Rasengan."

"Chidori."

"Aku akan menang… dan setelah itu, Sasuke… kau akan kembali ke Konoha," ucap Naruto.

Sasuke hanya mendengus sebal.

Duarr…

Rasengan bertemu dengan Chidori.

Naruto merasa rasengan miliknya semakin melemah. Beda dengan chidori milik Sasuke yang semakin bertambah kuat saja. Jika dilihat yang memiliki peluang besar untuk menang adalah chidori milik Sasuke. Tetapi, entah mendapat kekuatan dari mana. Rasengan milik Naruto bertambah kuat dan semakin membesar. Sekarang giliran Sasuke yang kewalahan menghadapi Naruto. Juga ditambah pandangan Sasuke sudah mengabur karena jurus matanya. Sehingga melihat sosok Naruto pun tidak jelas.

"Sial… aku tidak akan kalah denganmu," umpat Sasuke kesal dan menambah banyak chakra pada chidorinya.

"Sakura… aku pasti akan menepati janjiku padamu," ucap Naruto.

Tempat pertarungan Kakashi dan Madara…

"Kakashi… kau tidak sehebat yang aku kira," ucap Madara atau Obito dan mengeluarkan kunai beracun.

Wuushh…

Kunai beracun itu hampir saja menancap di dada Kakashi, jika saja Kakashi tidak cepat-cepat menghindar dengan lompat keudara. Lalu bersembunyi di salah satu cabang pohon.

"Tidak ada cara lain selain ini," ucap Kakashi "akan kukirim dia ke dimensi lain."

"Tapi, apa chakra ku cukup untuk mengeluarkan jurus mata itu," batin Kakashi.

"Tidak ada salahnya untuk mencoba," ucap Kakashi dan menutup sebelah mata sharingan miliknya. Kakashi berusaha mengumpulkan chakra dimata kirinya. Dan beberapa detik kemudian Kakashi membuka matanya kembali. Pola mata Sharingan miliknya berubah.

"Mangekyu Sharingan."

"Eh… jangan-jangan ini," ucap Madara dan berusaha menghindari jangkauan mata sharingan Kakashi dengan bersembunyi dibalik pohon.

"Tidak ada gunanya kau besembunyi, Obito," ucap Kakashi kemudian dan keluar dari tempat persembunyiannya di salah satu cabang pohon menuju tempat persembunyian Obito.

Tempat pertarungan Naruto dan Sasuke…

Duuaarr… Buuggh…

Rasengan Naruto dan chidori Sasuke meledak karena terlalu lama berbenturan. Dan pemilik kedua jurus itu terlempar sangat jauh. Dengan luka parah ditangan kanan mereka masing-masing. Namun, sepertinya Naruto lah yang terluka cukup parah. Darah segar keluar dari kepalanya dan mulutnya. Sedangkan Sasuke hanya lengannya saja yang berdarah, tapi tidak sederas darah yang dikeluarkan Naruto. Keduanya berusaha bangkit. Dan Naruto lah yang pertama kali dapat berdiri tegak dengan kedua kakinya sambil tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Sasuke mencoba untuk berdiri namun, kembali jatuh. Jadi dia hanya berjongkok saja dengan tangan kiri menumpu di kaki kanannya. Senyum tipis terukir di wajahnya yang babak belur.

"Aku kalah… hah… hah… dan kau menang, Naruto. Aku akan mencoba membunuh rasa dendamku dan kembali ke… Ko… no… ha… dan…"ucapan Sasuke terhenti begitu saja dan jatuh pingsan. Tubuhnya tidak sanggup lagi menopang berat badannya.

"Sakura." Satu nama yang Sasuke sebut sebelum benar-benar kehilangan seluruh kesadarannya.

Naruto yang mendengarnya tersenyum lega. Dan sedetik kemudian tubuhnya juga ambruk ketanah. Darah segar terus keluar dari kepalanya. Juga tangan kanannya yang mengeluarkan jurus rasen shuriken.

"Sakura." Satu nama yang juga disebutkan oleh Naruto sebelum dia jatuh pingsan dan kehilangan kesadarannya.

Dan dari kejauhan… muncullah sosok seorang Kunoichi berambut merah muda. Penampilannya sama berantakan dengan kedua sosok yang tengah terbaring tak jauh darinya. Luka sayatan di mana-mana. Pipi, lengan, kaki dan perut. Ikat kepalanya pun sudah tak ada. Jalannya sempoyongan, tidak lurus. Dan beberapa kali terjatuh ketanah keras yang dia injak. Namun, sebuah senyuman terlukis di bibir tipis merah mudanya.

"Terima kasih karena kau sudah menepati janjimu padaku, Naruto," ucap Sakura dan mendekati sosok Naruto. Duduk di samping tubuh Naruto yang penuh luka. Perlahan-lahan kedua tangannya bergerak pada kepala Naruto. Dan keluarlah sinar kehijauan. Perlahan-lahan luka robek di kepala Naruto pulih dan tidak lagi mengeluarkan darah. Sekarang kedua tangannya beralih pada tangan kanan Naruto yang bengkak dan mengeluarkan darah. Kali ini proses penyembuhan ditangan Naruto sangat lambat. Naruto membuka kedua kelopak matanya. Dan menatap Sakura yang sedang berusaha mengumpulkan lebih banyak chakra di kedua tangannya.

"Sakura… chan… kau berhasil mengalahkan lawanmu?" ucap Naruto lemah. Dan sedetik kemudian berusaha bangkit dari acara berbaringnya di tanah menjadi posisi duduk. Sakura yang melihatnya berhenti sebentar dari aktivitasnya menyembuhkan luka di tangan Naruto dan membantunya duduk.

"Jangan bergerak dulu, Naruto," ucap Sakura dan kembali berkonsentrasi pada tangan kanan Naruto kembali. "Sebentar lagi lukamu akan pulih. Bersabarlah… dan setelah ini kita ketempat Kakashi-sensei bertarung."

"Uhmm… terima kasih… Sakura-chan," ucap Naruto dan memandang wajah Sakura. Kedua mata safirnya melembut. "Aku menyayangimu, Sakura-chan."

"Eh… apa? Kau bicara sesuatu, Naruto?" tanya Sakura dan memandang wajah Naruto penuh selidik.

"Eehehe… aku tidak bicara apa-apa…kau salah dengar," sanggah Naruto dengan wajah memerah.

"Begitu," ucap Sakura dan kembali berkonsentrasi menyembuhkan luka Naruto. "Terima kasih banyak Naruto."

"Terima kasih kembali," ucap Naruto pelan.

"Selesai… lukamu sudah sembuh. Tetapi, alangkah baiknya kau jangan dulu mengeluarkan jurus rasengan shuriken mu itu, Naruto," ucap Sakura dan kembali memakan pil penambah chakra. Lalu memberikannya sebuah pada Naruto. Dengan senang hati Naruto menerimanya, memakannya.

"Naruto kau duluan saja pergi menyusul Kakashi-sensei… tugasku belum selesai disini,"ucap Sakura dan mengalihkan pandangannya pada sosok berambut hitam emo yang penampilannya sangat berantakan.

"Aku mengerti… setelah itu… susul kami," ucap Naruto dan mencoba berdiri. Sedetik kemudian sosoknya sudah menghilang.

Sakura dengan langkah gontai mendekati sosok pemuda berambut emo yang tak sadarkan diri. Duduk bersimpuh disampingnya. Lalu, mengangkat kepalanya dan meletakkannya di kedua pahanya. Tangan halusnya membelai lembut wajah pemuda itu. Cairan bening turun begitu saja pada mata emerald-nya. Menetes di wajah pemuda itu. Kemudian tangan kanannya bergerak ke lengan pemuda itu yang terluka. Mengalirkan chakra kehijauan. Sakura tak menyadari bahwa air mata yang keluar dari mata emerald-nya terus menetes pada wajah pemuda itu, dan berhasil membuatnya sadar dan membuka kedua matanya.

Terlihatlah sepasang mata onyx yang lembut. Berbeda pada waktu Sakura pertama kali bertatap muka dengannya. Kali ini tatapan yang hangat dan menenangkan. Juga dari bibir tipis pemuda itu terlukis senyuman. Senyuman yang ditunjukan padanya untuk Sakura.

Sakura semakin saja meneteskan lebih banyak air matanya dan tersenyum bahagia. "Syukurlah… Sasuke-kun… aku… aku…"

Sakura tak dapat lagi meneruskan kalimat yang akan diucapkannya ketika bibir tipis pemuda itu menyentuh dengan lembut bibirnya. Menarik kepala merah mudanya dengan tangan besar pemuda itu agar ciuman itu lebih dalam. Tak dapat dibendung lagi kebahagiaan yang dirasakan Sakura saat ini. Sakura memeluk Sasuke sangat erat setelah Sasuke melepaskan ciumannya. Sakura menangis sejadinya dan entah sudah berapa banyak air mata yang turun dari mata emerald-nya. Sedangkan Sasuke mengelus pelan rambut merah muda Sakura.

Sasuke bangun dan mencoba untuk duduk. Dan menghapus lembut air mata Sakura di pipinya dengan tangannya yang besar. "Maafkan aku...." ucapnya.

"Sasuke- kun..." ucap Sakura disela tangisnya.

Sasuke tersenyum. "Terima kasih..Sakura..." ucapnya.

Sakura sangat senang takkala mendengar Sasuke menyebut namanya seperti dulu. Mereka berdua kembali berpelukan dan tak ingat bahwa kini gurunya dan sahabatnya sedang dalam bahaya.

Bersambung…

Hhehe.....

Gimana ceritanya???

Gomen....kalo kurang memuaskan...

Ditunggu kritik dan sarannya...

Ketik REG spasi REVIEW spasi KOMENTAR kirim ke 1234 (hehehehehe) *ditimpuk chasing hp*