Look at Me
.
.
Fanfiction Naruto & Hinata
Story of SelMinho
Disclaimer©Masashi Kishimoto
.
.
Warning : AU, OOC, Typo(s) dan masih banyak kekurangan yang lain.
.
.
R&R
.
.
.
Brakkk...
Praaanggg...
Praaangg...
.
.
.
Terdengar suara pecahan kaca dan beberapa barang yang hancur karena bantingan dari dalam kamar orang tuaku, aku hanya menghela nafas selalu saja begini, aku sudah bosan mendengar kedua orang tuaku yang setiap hari terus bertengkar dengan alasan yang tidak jelas.
Dari dalam kamar aku bisa mendengar suara ibu yang menangis histeris dan berteriak ingin cerai dari ayah. Aku berpikir setelah hidup bersama selama bertahun-tahun mengapa baru-baru ini ia ingin berpisah. Tapi aku hanya bisa apa, aku tidak bisa membaca jalan pikiran mereka. Aku hanya bisa melihatnya sesuai dengan pikiranku yang logis. Oh ayolah, aku sudah bosan mendengar para pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun tapi ujung-ujungnya ingin cerai, lantas mengapa mereka harus menikah? Aku heran dengan pemikiran mereka itu. Hah lebih baik aku tidur dari pada memikirkan hal yang menurutku rumit ini.
Keesokan paginya semua berjalan dengan tenang, aku sudah bisa menduga jika ini akan terjadi. Orang tuaku bersikap seperti biasa, Ibu menyiapkan sarapan dan ayah yang meminum kopinya dan membaca koran di meja makan.
Aku heran dengan mereka berdua lantas mengapa mereka harus bertengkar sehebat itu, jika ujung-ujungnya di pagi hari seolah tidak terjadi apa-apa. Hah... aku bingung dengan jalan pikiran mereka. Lebih baik aku pergi menemui Naruto mengajaknya jalan-jalan karena jujur saat ini aku sangat membutuhkan hiburan di luar.
.
.
٭٭٭٭٭
.
.
Perkenalkan namaku Hyuga Hinata anak dari Hyuga Hiashi dan juga Hyuga Hikari, saat ini usiaku sudah menginjak 19 tahun, aku kuliah di salah satu Universitas Swasta di kota ini, aku mengambil jurusan Teknik Informatika. Jangan heran jika wanita sepertiku berani mengambil fakultas yang rata-rata semua mahasiswanya laki-laki semua ada alasan tersendiri aku memilih jurusan itu.
Temanku Namikaze Naruto menjadi salah satu alasanku untuk memilih mengambil jurusan yang sama, karena jujur saja aku adalah orang yang lemah dalam bersosialisasi untuk itu aku malas jika harus mencari teman baru.
Sedikit cerita tentang Namikaze Naruto dia adalah teman sekelasku sejak SMA, dia tipe orang yang ceria dan ramah kepada semua orang berbanding terbalik denganku, aku hanyalah orang yang berwajah datar dan cenderung cuek dengan keadaan di sekitarku, mungkin itulah yang membuatku sulit untuk bersosialisasi. Tapi pandangan Naruto tentangku menurutnya,
"Menurutku Hinata itu manis dan baik, hanya saja kau terlalu menutup dirimu dengan keadaan sekitar, kau terkesan tidak peduli. Padahal aku bisa melihat jika kau tengah memendam perasaanmu yang lain sejak lama. Aku tidak tahu perasaan apa itu, tapi aku bisa melihat ada sisi rapuh dalam dirimu."
"Benarkah? Kau hanya asal menyimpulkan saja. Di dunia ini tidak ada orang yang bisa memahami perasaan satu sama lain."
"Kau berpikir begitu karena hanya melihat dari satu sisi saja, cobalah untuk melihat seluruh sisi orang lain, maka kau akan memahaminya secara menyeluruh."
"Kheh... Untuk apa aku memahami perasaan orang lain sedangkan orang lain tidak akan bisa memahami perasaanku ini, jangan bercanda!"
Aku ingin tertawa jika mendengar perkataan temanku itu, menurutku perasaan seseorang hanya bisa dirasakan oleh dirinya sendiri karena saat ini banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain. Aku setuju dengan hal itu karena aku sendiri bisa merasakannya.
Bayangkan saja jika dari kecil orang tuamu tidak pernah memahami apa maumu dan tidak memberi perhatian seperti orang tua lain pada umunya. Mereka lebih mementingkan dirinya masing-masing. Mungkin inilah yang membuatku malas untuk bersosialisasi dengan orang lain. Mereka hanya berpura-pura baik jika ada maksud tertentu setelah mereka mendapat apa yang diinginkan, mereka akan pergi meninggalkanmu.
.
.
٭٭٭٭٭
.
.
Naruto mengajakku jalan-jalan ke taman kota, aku menyetujuinya karena kurasa itu tidaklah buruk, daripada di rumah tak ada teman. Aku jalan beriringan dengan pemuda di sebelahku ini, aku memilih diam dan mendengar semua ocehannya yang tak jelas itu. Naruto memang pandai untuk mencari topik pembicaraan agar suasana tidak terlihat canggung, meskipun aku hanya menanggapi semua ucapannya itu dengan gumaman yang tidak jelas karena jujur saja aku sangat malas bicara jika moodku berada di level paling bawah.
Kami memilih duduk di bangku dekat danau, sore itu suasananya sangat nyaman membuat pikiranku yang semula kacau kini berubah menjadi damai. Menikmati hembusan angin sore yang membelai surai indigoku, aku memilih memejamkan mata dan tersenyum menikmati suasana seperti ini. Aku sadar jika pemuda disampingku ini terus memperhatikanku tapi aku memilih mengabaikannya.
"Kau terlihat cantik jika sedang tersenyum."
Mataku langsung terbuka dan hanya meliriknya sebentar, jujur saja aku sudah sering mendengar pujiannya itu, dan itu sukses membuat jantungku berdetak sangat kencang. Aku tidak tahu apa artinya ini. Apakah aku terkena penyakit jantung? Astaga setelah ini aku harus konsultasi dengan Sakura dan menanyakan keadaanku ini.
Bukan hanya sekali saja jantungku berdetak kencang seperti ini, namun sudah terlalu sering saat pemuda ini sedang memuji atau jarak diantara kami sangat dekat. Terkadang aku merasakan pipiku memanas, jujur perasaan seperti ini sangatlah merepotkan.
"Ayah dan ibuku semalam bertengkar."
"Lagi?"
"Hn."
"Kenapa?"
"Entahlah, aku sebenarnya tak tahu apa masalah mereka sehingga setiap hari harus bertengkar." Aku memilih menundukkan kepala, saat merasakan telapak tangan yang mengelus surai indigoku aku mendongak dengan mata berkaca-kaca, jujur baru kali ini rasanya aku ingin menangis dan berteriak. Meluapkan semua emosi yang kupendam, tapi pada kenyataannya itu sangatlah sulit kulakukan.
"Ssttt... tenanglah, aku disini. Ceritakan semua masalahmu!"
Naruto memelukku guna untuk menenangkanku, pelukannya sangat hangat dan itu membuatku sangat nyaman, aku bisa mendengar jantungnya yang berdetak sangat kencang sama sepertiku.
Tapi aku tidak ingin menceritakan masalahku ini, lebih baik kupendam sendiri selagi aku masih sanggup. Aku memilih mengeratkan pelukanku pada pemuda ini dan menangis dalam diam. Sebenarnya aku sangat benci menangis karena orang akan memandangku lemah, tapi untuk saat ini aku tak peduli karena aku merasa cukup lelah dengan semua masalahku ini.
.
.
٭٭٭٭٭
.
.
~To Be Continue~
.
.
.
Haii... Aku bawa cerita baru^^
Disini fic ini aku sengaja buat wordnya sedikit hehehehe :D
Oh ya, sedikit cerita nih aku buat ini menurut pengalaman diriku sendiri, tapi tidak semua sih...
Oke... gimana pendapat kalian tentang fic ini ? mohon tinggalkan jejak!
Arigatou^^
SelMinho^^
