Chapter 1
Disclaimer : Yana toboso
Rated : T
Genre : humor & parody
Warning : humor garing, typo yang bertebaran, ooc, shounen-ai, don't like don't read
Pairing : Sebastian x ciel
A/N : nyaaa… halo ketemu lagi sama ferl, ini fic kedua ferl difandom kuroshitsuji mudah-mudahan gak seancur yang kemarin hehehe…, fic ini terinspirasi dari OVA kuroshitsuji 1, tapi disini ceritanya bukan Hamlet tapi Romeo and Juliet dengan pemeran utamanya SebasCiel, rencananya sih mau dibuat menjadi multichap tapi ferl masih agak ragu soalnya ferl gak tau cara ngepublish fic multichap hehehe :P, ya udah deh kita langsung aja ya, selamat membaca… ^.^
Romeo and Juliet versi Kuroshitsuji
"Bocchan," panggil Sebastian pada tuannya, Ciel Pantomhive yang tengah duduk bersandar dikursi kerjanya, ditangannya terdapat sebuah Koran yang dari tadi hanya dia pelototi tanpa membacanya sama sekali.
"Ada apa, Sebastian?." tanya Ciel sambil melirik Sebastian dengan malas.
"Ada surat dari ratu Victoria untuk anda," jawab Sebastian sopan seraya menyodorkan sepucuk surat untuk Ciel, Ciel pun mengambil surat itu dari tangan Sebastian dan lalu membacanya dengan tampang bernapsu, *eh?, Apaan sih?*
"UAPUAH! BERMAIN DRAMA ROMEO AND JULIET!" teriak Ciel dengan ooc-nya.
"Ada apa Bocchan?" tanya Sebastian bingung karena perubahan sikap tuannya yang tiba-tiba menjadi ooc. Ciel yang saking syoknya sampai-sampai tidak bisa berkata-kata lagi dan langsung menyodorkan surat yang dibacanya tadi kepada Sebastian untuk menjawab pertanyaan Sebastian tadi, dan setelah membaca isi surat itu seringayan tipis terukir diwajah tampan sang butler -iblis- itu. Memangnya apa sih isi surat itu?, mari kita tengok…
' Hai, Ciel-ku yang manis dan imu? Aku mempunyai suatu permohonan untukmu. besok lusa aku akan menjamu pangeran dari negri seberang, dan aku ingin menyuguhkan hal yang menarik untuk mereka. kebetulan para tamuku menyukai permainan teater Romeo dan Juliet. maukah kau bermain drama untuk tamu-tamuku? Masalah peranan yang akan dimainkan kalian saja yang tentukan. tapi aku mau yang memerankan pemeran utamanya kamu sebagai Juliet dan Sebastian sebagai Romeo. mau, kan? Kuharap kamu mau menerima permohonanku ini. akhir kata, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu Ciel-ku yang imut-imut.'
"Ini gila! apa yang dipikirkan ratu Victoria dengan menyuruhku memerankan tokoh Juliet?" kata Ciel yang tiba-tiba gemetar saat mengingat siapa yang dicantumkan namanya untuk memerankan tokoh romeo.
"Tapi menurut saya ini tidak masalah tuan," kata Sebastian dengan entengnya.
"Tidak masalah katamu? Memang bagimu ini bukan apa-apa tapi bagiku ini masalah besar, cukup dengan kasus jack the ripper yang mengharuskanku menjadi seorang lady, masa aku harus menjadi seorang lady lagi sih."
"Tapi menurut saya anda juga tidak terlalu buruk untuk menjadi seorang lady."
"Tapi aku gak mau menjadi seorang lady! Lagi pula… memakai korset itu menyebalkan…" lirih Ciel dengan wajah memerah malu, Sebastian yang mendengarnya Cuma mengeriyitkan dahi sebelum kemudian ia tersenyum jahil pada Ciel.
"Tenang saja tuan, saya akan lebih lembut dari sebelumnya saat memakaikan korset pada anda."
"Hei! Memangnya siapa bilang aku mau menjadi lady."
"Tapi pada akhirnya anda tidak bisa menolak kemauan yang mulia ratu 'kan, Bocchan?" mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut tipis Sebastian tadi membuat Ciel terdiam terpaku.
"Ukh! Sial! Ya sudah Sebastian, kumpulkan semua orang yang kita kenal kemansion dan bawa mereka keruang pertemuan."
"As you wish, my lord," kata Sebastian seraya membungkuk hormat dan setelah itu ia pun berlalu dari hadapan Ciel.
.
.
.
'tok, tok, tok'
"Masuk," kata Ciel tanpa memperdulikan siapa orang yang membuka pintu ruang kerjanya, toh dia juga sudah tau siapa yang akan masuk.
"Bocchan, semua orang yang anda maksud sudah berkumpul diruang pertemuan, saya kesini menjemput anda untuk menemui mereka," lapor Sebastian sambil membungkuk hormat dihadapan Ciel.
"Hn baiklah, ayo," ajak Ciel yang langsung menuju pintu keluar diikuti oleh Sebastian dibelakangnya.
Sementara itu…
"Uuh Ciel lama banget sih," keluh Lizzy sambil melipat tangannya kedepan dada dan memanyunkan bibirnya.
"Mau curry bread, nona," tawar Agni.
"wah, terima kasih ya, kebetulan aku sudah lapar," kata Lizzy lalu mengambil dua buah curry bread yang disodorkan Agni di atas nampan tadi dan langsung melahapnya.
"maaf menunggu," kata Ciel yang tiba-tiba saja sudah berada didepan pintu masuk.
"AH, CIEEELLLL!" teriak Lizzy sambil berlari memeluk Ciel.
"Ukh! Li, Lizzy bisa kau lepaskan aku? Kau membuatku susah bernafas," keluh Ciel pada Lizzy yang tengah memeluknya erat.
"Ahahaha… maaf ya Ciel, habis aku udah rindu banget sama kamu," kata Lizzy yang pada akhirnya melepaskan pelukkannya pada Ciel, tapi belum lagi Ciel bernafas lega ia sudah dipeluk lagi oleh seseorang dari belakang yang pelukannya lebih kencang dari Lizzy.
"CHIBBIII! LAMA TAK KETEMU!" teriak orang itu sambil menggesekan pipinya dengan pipi Ciel.
"Prince Soma, tolong lepaskan aku, kau membuatku sesak nafas" keluh Ciel lagi.
"Gak mau aku kan udah kangen banget sama kamu"
"Aduh…, Sebastian!"
"Soma-sama, ku mohon lepaskan Bocchan, anda sudah membuatnya sesak nafas," kata Sebastian sambil berusaha membebaskan Ciel dari pelukan pemuda india itu.
"Soma-sama, tolong lepaskan Ciel-sama." mohon Agni, dan dengan sekali tarikan ia pun bisa membebaskan Ciel dari pelukan maut Prince Soma itu.
"Iih~, Agni kamu kenapa sih, aku kan kangen sama Ciel."
"Soma-sama, tolong berhenti menganggap anak orang sebagai boneka."
"Uuh~" kesal Soma.
"Anda tidak apa-apa, Bocchan?" tanya Sebastian pada Ciel yang kini tengah tersandar lemas ditubuhnya.
"Yah aku tidak apa-apa Sebastian, kau saja yang memilih pemeran-pemerannya, ya? Tidak masalah kan?," kata Ciel yang lalu melepaskan diri dari pelukan Sebastian dan ia pun berjalan sambil terhuyung menuju sofa terdekat.
"Tentu, Bocchan," kata Sebastian sambil membungkuk hormat pada Ciel.
"Oke, sekarang apa Sebastian?" tanya Lizzy yang sudah duduk manis disamping Ciel.
"Baiklah kalau begitu saya akan mu…" tiba-tiba kata-kata Sebastian terputus ketika terdengar suara gebrakan pintu, serempak semua orang yang ada disitu menoleh kearah pintu yang terbuka menampakan seorang pemuda manis berambut pirang dan beriris mata biru muda dan seorang lagi yang mempunyai rambut hitam dan beriris mata kuning keemasan.
"KYAAA, CIEELLL" teriak pemuda pirang itu sambil berlari menerjang Ciel.
"Uwaaa! Ap-apa yang kalian lakukan disini? Ini kan khusus kuroshitsuji season 1" kata Ciel kaget karena tiba-tiba saja diterjang dengan membabi buta oleh Alois.
"Memangnya kenapa? Tidak masalahkan kalau kami muncul sekarang, oya aku dengar kalian mau main drama kami boleh ikut gak?" tanya Alois sambil mengeratkan pelukannya dileher Ciel.
"Kh, apa yang kau lakukan? Lepas!" kata Ciel sambil berusaha melepaskan pelukan Alois dilehernya
"Boleh gak?" tanya Alois lagi dengan nada mengancam.
"Hhh…, iya deh kalian boleh ikut, tapi jangan mengacau ya,"
"Asyik! Tenang aja deh Ciel kami gak akan mengacau kok!"
"Ya, ya, ya kau bisa melepaskanku sekarang?"
"Baik," kata Alois seraya melepas pelukannya dari leher Ciel.
"Bisakah saya mulai, Bocchan?" tanya Sebastian pada Ciel.
"Tentu, silakan saja"
"Baiklah, seperti yang sudah saya bilang tadi, yang mulia ratu meminta kita untuk memainkan sebuah drama yang berjudul 'Romeo and Juliet'. dan untuk itu kita harus menentukan siapa yang akan berperan dimasing-masing tokoh didalam drama tersebut. nah saya sudah menyiapkan toples ini, didalamnya ada beberapa carikan kertas yang berisikan nama-nama tokoh atau peranan yang akan dimainkan, silakan diambil satu-satu" jelas Sebastian panjang lebar dan lalu mempersilakan orang-orang yang ada disana untuk mengambil kertas yang ada didalam toples yang sudah ia siapkan tadi secara bergilir.
"UWWOOO! TUNGGU DULUUU!" teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari jendela yang sengaja tidak tertutup.
"Grell? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ciel kaget melihat kemunculan Shinigami merah itu.
"Aku dengar kalian mau main drama ya?, aku ikut ya?~, aku juga bisa acting loh~," kata Grell dengan gaya lebaynya.
"Bocchan, bagaimana? Saya sih tidak masalah tapi kayaknya kalau Grell-san di biarkan ikut bisa-bisa ia akan berbuat onar," bisik Sebastian ditelinga Ciel.
"Ya sudah, kau boleh ikut."
"Benarkah? Wah… senangnya!~"
"Bocchan, anda yakin tidak apa-apa membiarkannya ikut?"
"Tenang saja, tidak apa-apa kok,"
"Baiklah, terserah anda saja, silakan diambil kertasnya Grell-san" kata Sebastian sambil menyodorkan toplesnya kepada Grell.
"Oh, baik" kata Grell sambil memasukan tangannya kedalam toples itu.
"Baiklah, bisakah anda membacakannya untuk saya" pinta Sebastian saat melihat Grell sudah berhasil mengambil secarik kertas dari toples.
"Um… baik, aku memerankan… Rosaline," mendengar nama itu disebut oleh Grell, Sebastian langsung menegang untuk beberapa saat sebelum kembali stay cool seperti tadi dan mulai mencatat nama yang akan diperankan oleh Grell.
"Ne Sebas-chan~, Rosaline itu siapa sih~?" tanya Grell dengan suaranya yang ia buat semanis mungkin pada Sebastian.
"Rosaline itu 'kan cinta pertamanya Romeo, dan merupakan kunci penting bertemunya Romeo dan Juliet," jelas Lizzy pada Grell.
"Ho… menarik, trus yang jadi Romeonya siapa? Ciel?"
"Bukan kok, yang jadi Romeonya itu Sebastian."
"Wah… benarkah? kyaaa! Sebas-chan~" teriak Grell sambil melompat hendak memeluk pria disampingnya, tapi Sebastian berhasil menghindar dengan anggunnya dan Grell terpaksa harus mencium lantai untuk yang kesekian kalinya.
"Baiklah, siapa berikutnya?" tanya Sebastian tanpa memperdulikan nasib Grell yang lagi kesakitan.
.
.
.
Skip time…
"Apa ini! Masa ada adegan kayak gini sih! Sebastian! Memangnya yang ngebuat skenario ini siapa sih!" protes Ciel, pemilihan pemain baru saja selesai dan sekarang ini mereka sekarang berkumpul diruang music untuk latihan.
"Hmm…? Memangnya ada apa Bocchan?" tanya Sebastian yang sekarang sudah berubah menjadi home tutor.
"Kenapa di skenarionya ada adegan… kissu-nya…" protes Ciel yang kini wajahnya berubah menjadi merah.
"Ah yang ini, saya juga baru tahu dengan adegan ini"
"Yang membuat skenario ini siapa sih"
"Maafkan saya Bocchan, saya juga tidak tahu siapa yang membuat skenario ini, yang pasti skenario ini dikirimkan bersama surat dari ratu Victoria"
"Ukh…! Kenapa sih harus ada adegan ini, memalukan sekali"
"Kenapa Ciel?~, kalau kamu gak mau di cium sama sebby, biar aku aja yang gantiin, ya?, ya?~" kata Grell
"Kurasa tidak bisa begitu Grell-san, ini atas perintah ratu, jadi pemeran Romeo dan Julietnya tidak bisa diganti," kata Sebastian sambil tersenyum(palsu).
"Hee~, begitu ya~" kata Grell agak kecewa.
"Sudahlah Bocchan, baca saja dialog yang lain"
"Emm…, Romeo… aku… " gumam Ciel dengan wajah merah padam, "Akh! Aku gak bisa!" lanjutnya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
"Eh…? Apa yang kalian lakukan disana?" tanya Sebastian saat melihat Prince Soma dan Agni sedang duduk-duduk sambil makan kare.
"Cuman mau istirahat sebentar kok sebas, heheheh…." Jawab Prince Soma dengan mulut yang penuh kare.
"Bukannya kalian punya tugas masing-masing."
"Aku kan cuman kebagian pencahayaan"
"Tapikan Agni punya peran penting di drama"
"Ah, maaf Sebastian-san, saya harus melayani tuan saya dulu"
"Hhh…, lalu anda kenapa nona Elizabeth?"
"Aku mau ngambek!"
"Ngambek?"
"Masa aku jadi prajurit yang cuman punya beberapa dialog"
"Sama aku juga masa aku cuman jadi prajurit yang punya beberapa dialog saja." Ujar Alois ikut-ikutan
"Hhh…, lalu… kau Claude…"
"Aku kan gak ikut-ikutan" kata Claude dengan wajah stoic-nya yang biasa, dan untuk yang kesekian kalinya Sebastian harus menghela nafas berat, susah juga mengatur orang yang unik-unik seperti ini….
TBC
.yeeeiy… akhirnya selesai juga, hhhh… maaf ya fic-nya gaje kayak gini maklumlah Ferl kan orang yang minim imajinasi jadi susah banget nyari ide.
oya, terimakasih buat Hoshi Rei, Kuronekoru, dan Lacie fraij buat kritik dan sarannya, nie udah diedit kok
.oya, bagi yang udah reviewer atau silent reader, trima kasih ya untuk mampir ke-fic pertama Ferl yang gajenya selangit, hehehe…
Ya udah deh itu aja, ferl bingung nih mau nulis apa lagi, kay' akhir kata Ferl ucapin, see you the next chappie ^0^
