Dunia diciptakan dengan banyak celah, ada diantara mereka yang terbuka lebar, tertutup rapat bahkan luput dari pandang mata. Ini bukan kutukan, hanya karunia yang sengaja diturunkan. Tidak ada yang dapat menuai protes atas karunia karena Tuhan maha segalanya. Ada diantara mereka dengan karunia mampu menerjemahkan masa depan dan melihat masa lalu, berteman dengan makhluk tak kasat mata bahkan mengetahui kapan ajal seseorang akan menjemput. Tuhan memberi celah karunianya pada beberapa makhluk dengan acak, sebagian dari mereka merasa beruntung, sisanya terbuang dari pandang masyarakat.
Pria ini adalah salah satunya yang menganggap karunia tuhan sebagai keberuntungan, ia memiliki kemampuan khusus sejak menginjak umur lima tahun.
Adalah Kim Jongin, dan ia bisa membaca pikiran.
GOT YOU ON MY MIND
You don't just cross my mind, You live in it.
.
Story by: Biancadeo
.
Dapatkah bintang jatuh mengabulkan pinta seseorang?
Dapatkah pelangi memberi celah terang pada hati yang gulita?
Dapatkah hujan menjadi obat bagi luka yang telah menganga?
Dapatkah kenangan tinggal selamanya dalam memori otak?
Dapatkah kita terus hidup dalam mimpi indah?
.
Itu adalah pertanyaan yang memenuhi kepala Jongin hampir setiap malam, kala cahaya kota perlahan meredup dan berisik suara menjadi senyap. Pria dewasa itu kerap memandangi kelap kelip bintang, warna pelangi serta hujan saat senja. Ia banyak menghabiskan waktu untuk merenungi langit tua, tersenyum pada burung yang melintas, serta tertawa pada angin sore. Bukan karena ia benci terang, hanya karena ia bisa memiliki pikiran untuk dirinya sendiri saat itu.
Sekali lagi, Kim Jongin bisa membaca pikiran. Itu mutlak dan tidak ada yang tahu kecuali dirinya sendiri. Pria ini tidak menutup diri, terkunci atau menjadi ciut diantara keramaian, ia pintar dan selalu melepas tawa. Jongin bersinar seperti bintang diantara gelap kota, tubuhnya perunggu, rambut coklat menyala dengan poni panjang yang menutup dahi. Ia punya rahang tegas, bibir memukau dan manik yang sabit saat mengumbar senyum. Jongin punya beberapa tindik ditelinga, tato disekitar leher, otot lengan mempesona dan suara tajam menawan.
Kehidupan Jongin begitu acak, tidak teratur, penuh kepalsuan dan bongkah rasa benci. Ia hidup dalam lorong gelap, berlembar uang, gemerlap emas, transaksi ternoda, manipulasi, kekerasan kriminal dan intimidasi. Jongin terbiasa dengan setiap tindakan anarkis, luka memar dan bayaran mahal dimuka. Ia melakukan banyak perjalanan ke berbagai negara, melakukan transaksi gelap, penyeludupan barang haram dan menjadi pelaku dari kekerasan. Mudah baginya untuk bertarung, lari dari musuh dan bebas dari tangkap polisi, karena tentu saja, Kim Jongin bisa membaca pikiran. Ia bisa dengan mudah membaca gerak lawan, menangkap maksud polisi, mengelabuhi mangsa dan mengakali target, otaknya cerdas dan wajah tampan, segalanya cukup mendukung untuk menjadikannya anak emas dalam tim.
Berbicara tentang tim, mereka masuk dalam satu kelompok besar mafia, hidup diantara gelap dan ancaman, bertahan untuk mencapai target besar dan saling melindungi satu dengan lain. Cattiveria adalah sebutan untuk kelompok ini, mereka adalah kelompok mafia yang paling disegani, paling dicari dan penghasil uang terbanyak. Ada banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam satu waktu, mereka bekerja cepat dengan hasil memuaskan. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana rupa bahkan identitas kelompok ini, mereka bekerja diwaktu yang tidak ditentukan dan masuk menjadi masyarakat normal setelahnya. Kelompok ini benar-benar berperan dalam dunia luar saat tidak sedang bekerja, mereka memilih profesi acak agar tidak menaruh curiga.
Cattiveria, terdiri dari delapan orang pria termasuk Jongin dengan satu orang wanita. Mereka punya julukan masing-masing dan kembali kepada identitas asli mereka saat berada diantara masyarakat. Suho atau kita bisa sebut dia Artyom adalah godfather dari Cattiveria, pemimpin utama, bos dari segala bos. Artyom mengepalai kelompok ini, segala perintah bahkan ancamannya dipatuhi tanpa protes. Dia akan menjadi Suho ketika bergabung dalam masyarakat, seorang guru TK tampan dan penyayang. Ada delapan sisanya, Kris dengan nama mafianya Dutch, otak cemerlang dalam menyusun strategi menjadikan dirinya menempati posisi underboss, tangan kanan Artyom. Luhan dengan julukannya Lotus, pria ini adalah flowerboy, dia punya wajah kecil yang cantik, ahli dalam penipuan dan penyeludupan. Sehun yang disebut sebagai Lesta yang berarti berani tanpa rasa takut, dia sering ditugaskan bersama dengan Lotus dalam penyeludupan narkotika dan barang haram lainnya. Xiumin, ahlinya dalam penyeludupan senjata illegal, nama mafianya adalah Moris yang berarti kegelapan. Kemudian Lay, pria ini adalah jantung dari kelompok, Lay bekerja seperti dokter illegal, ia mampu menggunakan peralatan rumah sakit dan obat-obatan dengan jenius, pria ini bahkan berhasil melakukan pembedahan besar tanpa meja operasi dan itu berhasil, nama mafianya adalah Healer. Selanjutnya adalah Seungwoo, dia yang termuda dalam grup namun tidak menjadikannya yang terlemah. Julukan mafianya adalah Valdo, ia punya keahlian dalam bermain pisau dan gerak lincah menjadikannya kerap mengambil tugas besar bersama dengan Jongin. Lisa atau kita sebut dengan Cleo, adalah satu-satunya gadis dalam kelompok ini. Dia seorang hacker, mampu menembus pertahanan dan mengeksploitasi kelemahan dalam sistem atau jaringan Komputer. Dan yang terakhir adalah Atlan, pria dengan gerak cepat, ahlinya berkelahi, gesit dalam penyeludupan, andalan dalam grup dan ancaman bagi banyak pihak. Bersembunyi dengan identitas Kim Jongin, yang bekerja sebagai seorang fotographer muda adalah salah satu cara untuk terhindar dari banyak kecaman.
Sembilan orang ini adalah penguasa dunia gelap, bekerja dibawah ancaman, berasal dari berbagai ujung bumi guna mengambil tugas berat dengan bayaran tumpah ruah. Bukan berarti mereka tidak peduli pada diri sendiri, orang-orang ini akan melindungi satu sama lain saat ditengah pertarungan, mereka akan saling memperhatikan sesulit apapun kondisi yang sedang dihadapi. Hal itu adalah apa yang paling dikagumi Jongin semenjak dirinya menjadi bagian dalam kelompok, pria coklat ini mendapati dirinya kerap menjadikan kelompok ini sebagai tumpahan lara, sandaran saat asa dan tempat berkeluh kesah. Jongin tentu tidak pernah mengatakan segala keluhannya, kemampuannya membaca pikiran atau bahkan apa yang selalu menjadi dukanya. Jongin sering kali mengalami sakit kepala hebat setiap kali otaknya terlalu banyak menangkap pikiran seseorang, ia tidak menyukai tempat ramai namun kawan-kawannya tidak pernah mengambil pusing untuk itu.
Rumah milik Suho adalah tempat dimana mereka berkumpul, tentu saja bukan rumah biasa untuk tamu yang tinggal, ini dibuat sedikit tersembunyi namun tetap terlihat umum. Tidak ada yang istimewa dari tempat mereka, lebih seperti tempat untuk nongkrong dan bersenang-senang. Ada bermacam permainan game, arcade, meja billiard, beberapa alat olah raga, beragam minuman keras dan perabotan mewah lainnya. Tidak ada yang mencurigakan jika dilihat sekilas, namun siapa yang tahu dibalik ruang itu ada berbagai macam pesenjataan tajam, obat haram, barang illegal dan benda terlarang lainnya. Ke-sembilannya kerap mengambil waktu mereka untuk sekedar bersantai disana tidak terkecuali Jongin, pria coklat ini sering kali berkunjung kerumah Suho, meminta penghiburan, mencari perhatian dan menghindari senyap di apartemennya sendiri.
Apartemen ditengah keramaian pusat kota adalah dimana Jongin memilih untuk tinggal, ia tidak berniat untuk membeli rumah di sudut daerah atau tempat terpencil yang tidak diketahui banyak orang untuk menyembunyikan jati diri sebagai bagian dari mafia terselubung. Memiliki julukan tersendiri dan bekerja cepat dengan penutup wajah membuatnya aman dari segala macam kecurigaan publik. Bukan berarti Jongin bisa memiliki kehidupan normal seperti manusia lain, ia akan tetap menjauhi kepadatan penduduk, keamanan polisi, dan menyerah pada konflik sekitar. Kim Jongin tidak membenci hidupnya, ia berusaha menikmati apa yang telah ia tuai sampai saat ini, harta, kemewahan dan wanita. Segalanya dapat dibeli, bahkan nyawa sekalipun.
"Atlan, target utama berada tidak jauh darimu, arah jam 12" Jongin membenarkan posisi earphone, berusaha untuk mengikuti arahan dari Lisa diantara berisik air laut, seringaian muncul dari bibir ketika manik itu berhasil mengunci target.
"aku melihatnya, apa yang sebenarnya dibawa didalam tas besar itu?"
"bagaimana aku tahu? Bergeraklah cepat, kita harus membawa tasnya dan membunuh pria itu kemudian kembali"
Tidak butuh waktu lama untuk Jongin memilah targetnya, ia bersiap bersama dengan Seungwoo disamping. Bocah yang lebih muda menatap lamat-lamat beberapa orang pria yang sibuk memasukan barang kedalam kargo, salah satu dari barang itu adalah incaran mereka.
"simpan pisaumu untuk nanti anak muda" Jongin berucap sembari bersiap.
"ini laut, tidak masalah jika menumpahkan darah" si bocah dengan acuh memberi jawaban, Jongin menyerinai sejenak atas jawaban itu sebelum kemudian bergerak dengan gesit.
Keduanya mengambil celah kosong, berpencar namun tetap menyembunyikan diri. Ini bukan misi berbahaya, baik itu Jongin maupun Seungwoo sudah kerap kali melakukan misi yang sama, bahkan keduanya mulai menghitung waktu seberapa cepat mereka bisa menyelesaikan misi ini.
Jongin mengambil langkah pertama, seringaian lucu tersungging indah begitu memperhatikan bagaimana orang-orang bodoh itu mengangkut barang kedalam kargo, mereka dikejar waktu, bertaruh untuk setiap harta yang akan dihasilkan. Jongin tidak pernah menyesali apa yang selama ini ia perbuat, baginya setiap pekerjaan itu halal dan hidup penuh dengan liku, yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan mati.
Baru beberapa langkah ia menyelinap, memperbaiki masker dan memposisikan pisau ditempat, ia bersiap membunuh, keduanya siap untuk menyelinap, menggapai target, memusnahkan bukti dan memperbaiki masalah seperti tidak ada yang terjadi. Namun seringaian Jongin berganti dengan raut terkejut begitu melihat satu persatu dari orang-orang itu jatuh lunglai, tidak ada suara, tidak peringatan, tidak ada darah, mereka jatuh perlahan tidak berdaya. Keadaan menjadi panik, sebagian dari mereka berusaha untuk membantu yang jatuh, sebagiannya lagi bergerak lebih cepat untuk megambil sisa barang. Untuk beberapa alasan baik itu Jongin maupun Seungwoo kaku ditempat, mereka khawatir ini adalah trik atau sesuatu lainnya. Namun apa yang dilihat Jongin berbeda, semakin banyak dari mereka yang jatuh, tidak bergerak, tidak ada tanda pemberontakan, ini seperti segalanya telah diatur. Jongin baru akan kembali maju namun urung begitu muncul satu sosok dari dalam kargo. Seorang pria dengan pakaian serba hitam, topi serta penutup wajah. Jongin tidak bisa melihat jelas, namun orang itu dengan santai berjalan ditengah, sisa mereka yang masih sadar mencoba untuk bangkit dan memberontak pada sosok itu, namun pria ini berhasil menghentikan setiap pertarungan dengan tangan kosong. Sungguh mengagumkan bagi seseorang menghabisi banyak lawan dalam satu waktu tanpa mengeluarkan banyak kekuatan. Namun siapapun orang ini, dia berhasil melakukannya.
"Blackswan" Seungwoo berucap dari samping. Maniknya tidak lepas dari sosok pria yang saat ini berjalan santai mendatangi target utama.
"Blackswan?" Jongin bertanya dari samping, tanpa sadar ia mengenggam erat jemarinya pada pisau.
"dia adalah Blackswan" bocah yang lebih muda menunjuk kedepan dengan ragu, mengabaikan bagaimana Jongin disamping mengernyit tidak mengerti.
Jongin baru saja akan membalas apa yang diucap Seungwoo namun urung begitu maniknya menangkap pria itu semakin dekat dengan targetnya, mengambil barang yang menjadi incaran mereka dengan mudah. Jongin merasa marah ketika apa yang seharusnya menjadi miliknya diambil orang lain, maka tanpa rasa takut ia keluar dari persembunyian dan melangkah maju dengan langkah lebar
"tidak, tidak, jangan! tunggu, Atlan! Itu berbahaya! Hyung!" Seungwoo memberi peringatan hanya untuk diacuhkan oleh pria yang lebih tua.
Mafia itu menyerinai begitu melihat manik lawan mengarah padanya, tanpa aba-aba Jongin mengambil langkah lebih lebar, melompat pada kayu besar sebagai pijakan, ia berniat untuk menendang tubuh lawan, itu adalah gerak cepat, mustahil untuk menghindar namun itulah yang terjadi. Untuk kali pertama selama hidupnya Jongin salah memprediksi, karena pria misterius ini berhasil menghindari serangannya.
Jongin menarik nafas panjang sebelum kemudian mendekat kearah pria misterius, ia mengambil pergelangan tangan lawan, memutar dan menguncinya dibelakang. Sejauh ini berhasil dan Jongin kembali menyerinai sebelum kemudian keadaan berbalik dengan cepat. Tubuh Jongin diambrukan ke tanah, ia terkunci disana dengan lengan musuh menahan lehernya kuat. Dari posisi ini Jongin mengambil keuntungan untuk melihat manik lawan, ia menyerinai sekali lagi karena tentu saja ia bisa membaca pikiran hanya dengan bertatap langsung dengan matanya. Namun mafia itu mendapati dirinya terkejut begitu melihat manik musuh, itu berwarna merah sempurna, bercak hitam mengitari dan sedikit corak coklat pada tengah pupil. Sejenak Jongin berpikir apa pria ini memakai kontak lens atau semacamnya, ditambah kulitnya benar-benar putih, itu terlihat jelas walau wajahnya tertutup masker dan hanya menyisakan kelopak mata.
Jongin segera sadar dan mencoba untuk kabur namun gagal karena diluar dugaan pria ini menahannya dengan kuat walau tatapannya masih tenang, Jongin hendak memukul rahang pria ini karena ia tidak merasakan pikiran apapun dari musuh, namun urung begitu ia menerima bogem mentah dari kanan. Jongin terkejut, maniknya melebar, bukan karena memar dipipi, darah pada bibir atau isak karena sakit. Ini karena untuk kali pertama Jongin tidak bisa membaca gerak musuh.
Mustahil. Kim Jongin diciptakan tuhan dengan karunia. Ia bisa membaca pikiran, ia hebat dan tidak pernah luput. Namun mengapa ia tidak bisa membaca pikiran pria ini?
Lagi. lagi. dan lagi. Berkali-kali lagi pukulan mengenai rahang, tubuh itu terhuyung duduk hanya untuk mendapat lebih banyak pukulan. Jongin sibuk dengan pikirannya sendiri, ia seharusnya bisa membaca setiap gerak pria ini, ia seharusnya bisa menjatuhkan setiap lawannya dengan mudah, namun kali ini berbeda.
"Hyung!" dari sudut itu Jongin dengan samar bisa melihat Seungwoo berlari mendekat, bocah itu bersiap dengan pisaunya dan Jongin bisa dengan mudah menebak kearah mana Seungwoo hendak menyerang.
Seungwoo mendapat sudut kiri, meraih lengan si pria gelap hanya untuk mendapati pergelangannya diremas kuat, gerakan itu begitu cepat, entah bagaimana untuk kali pertama Seungwoo tidak sempat untuk menghindar. Bocah itu merasakan panas yang kentara dari kulit terluar. Tubuhnya mendadak kaku, seakan aliran darah terhenti dari pergelangan. Sungguh mengagumkan bagaimana pria ini bisa menghadapi Seungwoo dengan satu tangan dengan tangan lainyang masih menahan Jongin.
Pria misterius itu kembali berpaling kearah pria yang ambruk, manik merahnya menatap lurus, seakan mempelajari wajah mafia, seakan memindai tubuh Jongin. Ini berlangsung beberapa saat sampai kemudian langkah kaki sayup sayup masuk kedalam indra pendengaran.
"Valdon! Atlan!" itu adalah suara Suho, pemimpin mereka.
Si mata merah berdiri dari tempatnya, melepas tahanan Jongin dan cengkraman pada pergelangan Seungwoo dengan cepat sebelum kemudian melompat menjauh, pria itu tidak lupa membawa tas targetnya dari kargo sebelum kemudian berbalik dan menghadap kepada kelompok mafia sejenak, mempelajari mereka masing-masing dengan tenang.
Jongin berdiri perlahan, memperhatikan ketika pria misterius menatap kearahnya. Manik merah itu memberi tatap tajam membunuh. Jongin masih mencoba untuk membidik dengan baik, berusaha untuk membaca apa yang sedang pria itu pikirkan, namun tidak berhasil, ia tidak bisa membaca pikiran orang itu. Sama sekali tidak.
Beberapa saat berlalu dan pria itu melompat pergi, hilang dalam kegelapan dan tidak ada dari para mafia yang berusaha untuk mengejar.
.
"jadi dia adalah Blackswan?" Sehun adalah orang pertama yang memecah hening, mengarahkan pertanyaan tepatnya pada pemimpin mereka.
Tidak ada respon yang berarti dari Suho, namun cukup mudah untuk ditebak bahwa apa yang disimpulkan oleh Sehun benar. Baik itu Xiumin maupun Luhan membantu Seungwoo, sementara Jongin menolak bantuan, memilih berdiri dengan lututnya sendiri.
"ini tidak seperti kau tidak sanggup untuk mengelak pukulan, apa yang sedang kau pikiran? Kau membiarkannya memukulmu?" Kris bertanya sedetik setelah Jongin menolak uluran tangan yang diajukan.
"hei, dia mengerikan! Aku tidak tahu apa yang dia lakukan pada orang-orang ini, mereka jatuh satu persatu tanpa disentuh! Dan dia membakar tanganku!" Seungwoo memberi protes, mendesis begitu pergelangannya bergeser sedikit.
"ini adalah kali pertama aku melihat Atlan mendapat pukul bahkan sebelum menyerang" Luhan berbicara, menatap Jongin dengan simpatik.
Masih tidak ada yang respon dari Jongin, pria itu sibuk perpikir bagaimana bisa pikiran seseorang luput dari kemampuannya, bagaimana bisa pikiran pria misterius ini tidak bisa ia jangkau sama sekali. Jongin mengalihkan pandangan pada orang sekitar, ia memandang Lay yang duduk berjongkok disamping salah satu korban, Jongin mencoba memprediksi, langkah selanjutnya Lay akan menendang pria itu agar terlentang dan memeriksa nadi pada pergelangan tangan. Itu benar.
Jongin beralih pada Sehun, setelah ini pria itu akan menoleh menyamping dan mengambil pisau dari saku kemudian merobek sedikit salah satu barang sebelum melihat isinya. Itu juga benar.
Jongin beralih pada pada Xiumin, dia akan mendorong Seungwoo setelah ini sampai tersungkur ke tanah sebelum kemudian tertawa kecil dan membantunya untuk berdiri lagi. Itu juga benar.
Lalu mengapa ia menjadi buntu ketika mencoba untuk membaca pikiran pria misterius itu. Jongin habis dan terkubur dalam pikirannya sendiri.
.
"siapa itu Blackswan sebenarnya? Maksudku, apa yang sebenarnya dia incar, dia dibayar untuk apa dan bekerja untuk siapa?" pertanyaan itu berasal dari Xiumin, dia sedikit menggeser beban Seungwoo karena demi tuhan sejujurnya bocah itu lebih berat dari beban tubuhnya sendiri.
"tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, apa yang ku dengar adalah dia tidak terikat oleh apapun. Dia seperti freelance atau semacamnya" Kris menjelaskan
"dia tidak bekerja sendiri, satu lagi adalah seorang Hacker seperti Cleo. Ku dengar mereka berdua adalah saudara" Lay menambahkan, berdiri perlahan dan menyilangkan dua lengannya didada.
"apa benar-benar tidak ada yang tahu siapa dia? Bagaimana rupanya atau seperti apa suaranya?" Sehun bertanya kali ini, menuntut jawaban pada si jenius Kris. Underboss mengendikkan bahu sebelum kemudian menjawab.
"tidak ada yang tahu kecuali kelopaknya yang lebar dan kulitnya yang putih. Apa yang aneh adalah bola matanya terus berganti warna, jadi tidak ada yang bisa memprediksi seperti apa rupa bocah ini. Seseorang mengatakan bahwa nama asli Blackswan adalah Dyo. Aku tidak tahu apakah itu hanya nama samaran atau apa"
"Blackswan adalah Dyo, Blackpearl adalah sebutan untuk saudaranya. Ku dengar Blackpearl adalah wanita" itu adalah Suho yang ikut menambahkan.
"sejujurnya, ada seseorang yang pernah melihat rupa mereka" Lisa berbicara dari earphone anggota masing-masing. Gadis itu masih ada dimarkas, berhadapan dengan komputer dan lollipop dimulut. Jemarinya dengan aktif mencari banyak informasi mengenai Blackswan dan saudarinya.
"—dan orang itu mati" lanjut hacker.
"Oh sial!" itu adalah Jongin, dia merutuk.
"sungguh-sungguh mati?" Yang paling muda bertanya memastikan, yang lain masih terdiam ditempat.
"yeah, dia mati. Orang itu adalah mafia dari Rusia, dia sama kuatnya dengan kita" Lisa melanjutkan lagi, kali ini maniknya menyipit memindai informati lain.
"dia bahkan membunuh mafia? Dia berniat mencari musuh!" Luhan mengimbuhi.
"sebelum mati, orang itu mengatakan bahwa Blackswan dan saudarinya bak anak dari dewa, mereka mempunyai paras yang benar-benar cantik, masing-masing berkulit putih, mempunyai kelopak lebar bahkan pupilnya bisa berubah warna"
"wow, aku penasaran secantik apa saudari Blackswan" Seungwoo berucap.
"apa yang akan ku beritahu adalah, seseorang mungkin telah membayar mereka dalam jumlah besar dan ini melibatkan misi yang sama dengan milik kita. Sejujurnya aku malas jika harus menjalankan misi yang berkaitan dengan Blackswan, mereka benar-benar berbahaya. Aku akui satu hal bahwa siapapun itu Blackpearl, gadis ini adalah hacker yang hebat!"
Kris baru akan menambahi namun urung begitu telinganya menangkap suara nyaring alarm polisi. Tanpa basa-basi mereka merutuk dan bergerak cepat, menghilangkan banyak jejak yang tersisa sebelum kemudian bergegas pergi.
Jongin sejenak berdiri ditempat, ia masih berfikir tentang fakta bahwa karunianya tidak bisa menembus milik Dyo, atau Blackswan, atau siapapun pria misterius ini. Jongin mangambil nafas panjang kemudian berbalik untuk menyusul teman-temannya.
Sebelum Jongin melangkah lebih jauh, ia menyempatkan diri untuk berhenti dan berbalik kebelakang. Beberapa mobil polisi sudah memenuhi tempat kejadian, orang-orang berseragam mulai berkeliaran, memeriksa dan menemukan barang yang bisa dijadikan bukti. Jongin sekali lagi melihat ketempat dimana pria misterius itu menghilang dalam gelap, ia menyipitkan mata dan mendesah—
.
.
"Blackswan"
.
.
— To Be Continue —
.
.
Cast:
Kim Jongin – Atlan
Do Kyungsoo – Dyo – Blackswan
Irene – Blackpearl
Suho - Artyom
Seungwoo – Valdo
Lisa - Cleo
Xiumin - Moris
Sehun - Lesta
Luhan - Lotus
Lay - Healer
Kris – Dutch
.
.
Halooo aku kembali hehe:D
Gimana pendapat kalian tentang ini, bagusnya dilanjut apa enggak niih
Apa kabar kaliaan? Aku berencana mau pindah ke wattpad seutuhnya nih karena sedikitnya respon dan ffn kadang sering eror:((
kalau pada setuju mungkin ini cerita terakhirku yang masuk ffn, setelah ini tamat aku pindah seutuhnya di wattpad. Username wattpad aku sama kok, Biancadeo hehe, disana kita bisa bales bales an pesan, kalau di ffn kadang ngga masuk huhu:(
jangan lupa sampaikan pendapat kalian hehe:D
See You!
