Hai~! Bertemu lagi dengan si Author abal ini~!

Asist.R: Jadi, selanjutnya, ngapain?

Author: Kita bakal main drama~!

Asist.R: Eh, drama?

Author: Iya, oke, semua bersiap! Mulai latihan!

Team Nashi dkk: Siap, Thor-san!

Author: Aku bukan Thor TTATT

Team Nashi: Dorama?

Rated: T

Genre: Lebay, Drama Korea(?), Kekacauan

Disclaimer: Hiro Mashima!

WARNING(!): OOC, TYPO, GAJE, ABAL, GAK NYAMBUNG, DKK!


BRAK! Seseorang mendobrak pintu guild. "TADAIMA!" teriak Nashi Dragneel dan partner-nya, Alice. "Okaeri, Nashi-san! Alice-san!" sapa Mirajane yang sibuk mengelap gelas bar.

Nashi menoleh ke kanan dan kirinya―bingung.

"Ada apa, Nashi-san?" tanya Mirajane.

"Kenapa guild-nya sepi?" tanya Nashi bingung.

"Ya jelas dong, say! Ini baru jam 05.00 subuh!" jawab Mirajane meletakan gelas yang sedari tadi ia lap.

"APA!?" teriak Nashi cetar membahana badai.

"Ugh..." Alice terbangun dari tidurnya, "bisiiiiiiiiiinggg!".

"Ups, sorry!" Nashi menutup mulutnya.

~{SKIP TIME}~

"ARGH!" Regret terbanting ke lantai karena serangan Nashi.

"Hah, sudah cukup, aku capek!" ujar Nashi berjalan menuju meja bar.

"Hei, ini belum selesai, Nashi! Aku akan―" ucapan laki-laki berusia 14 tahun itu terputus ketika Nashi mengunci mulutnya dengan api-apinya.

Nashi tersenyum, "makanya, jadi cowok tuh jangan bising!"

"Hmm...mm...mmmfft!" Regret berusaha melepas ikatan api-api di mulutnya, tapi, ikatan itu terlalu kuat baginya. Bahkan, tak bisa ia bekukan.

"Hihihi..." Nashi hanya tertawa kecil sambil berjalan menuju tempat yang ia tuju.

"Itu sangat kejam, Nashi!" ujar Mirajane.

"Biarkan saja, salahnya sendiri, terlalu cerewet!" ucap Nashi menoleh ke arah Regret yang ditolong oleh Alex dan kak Stevan untuk melepaskan ikatan api-apinya.

"Hah~" Kak Hilda terlihat meleleh(?) di meja bar sambil memegang sebuah kertas.

"Ada apa, kak?" tanya Nashi.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan ini...?" jawab Kak Hilda memberikan kertas itu ke Nashi.

Nashi menerimanya dan mengerutkan kening, "dicari orang untuk bermain drama di Gege Studio?"

"Iya...saat itu..."

Flashback On [Hilda POV]

Aku sedang berjalan ke guild sepulang dari misi. Tak sengaaj, lewat Gege Studio. Aku melihat seorang bapak-bapak sedang menangis-nangis. "Ada apa, pak?" tanyaku.

"Semua..hiks...pemainku...hiks...pergi...hiks...meninggalkan...hiks...ku...!" jawab bapak itu.

"E...emang kenapa, pak?" tanyaku.

"Pertunjukan...hiks...kami...hiks...tidak...hiks...gagal...!"

"Huh?"

"Tidak...hiks...ada...hiks...yang...hiks...meminati...hiks...pertunjukan...hiks...kami...!"

"Oh..., aku bisa membantumu!"

"Betulkah...?"

"Iya" aku mengangguk mantap.

"Baiklah, kau bisa menghubungi ku disini, dan blablabla...~!" bapak itu mulai mengoceh dan memberiku selembar kertas brosur ini.

Flashback Off

"Dan, begitulah kejadiannya..." jawab Kak Hilda, "sekarang apa yang harus kulakukan!? Hari ini aku ada misi dengan Kak Janny, dan hari ini ada pemulaian latihan drama!" Kak Hilda menjambak-jambak rambutnya.

"Ng..." Nashi melihat kak Hilda, "mungkin kami bisa ban...tu...?"

"Betulkah..?"

"Ya...sepertinya...!"

"Bagus! Terima kasih, Nashi!" Kak Hilda memelukku.

"I..iya.." ucapku.

"Aku pergi dulu!" Kak Hilda sudah lengkap dengan semua peralatan misinya, "sampai jumpa!" ia melesat cepat menuju stasiun.

Nashi hanya melongo melihat kejadian yang sangat tragis(?) didepan matanya. "Ja...di...? Nashi?" tanya Mirajane.

"Ya...aku bilang dulu sama yang lain! Tapi, dimana Gege Studio itu, bi Mira?" tanya Nashi.

"Ini denahnya, lebih baik kalian cepat berdiskusi!" jawab bi Mira memberikan sebuah lipatan kertas.

"Makasih, bi Mira!" Nashi mengambilnya dan menaruhnya di saku. Ia segera beranjak dan menarik kerah baju Regret, "Alex, Miya, Alice, kesini sebentar!".

Alex, Miya dan Alice hanya menurut. Mereka berkumpul di suatu meja terpencil(?). "Jadi...ada apa?" tanya Miya.

"Kita akan memainkan sebuah drama!" jawab Nashi memberikan brosur yang dikasih oleh kak Hilda. "Eh, apa!?" seru ketiga remaja itu. Regret yang sedari tadi ingin melepaskan ikatan api itu, juga tak berhentinya mencoba. "Hah..." Nashi menghela nafas dan menghilangkan ikatan api dimulut Regret. "Apa!? Kita main drama!?" seru Regret kaget.

"Ya, begitulah adanya..." Nashi hanya mengangkat bahu, "sebenarnya, ini tugasnya Kak Hilda, tapi..."

"Kau membantunya?" tebak Alice yang sudah tidak bisa diragukan lagi.

"Hehehe..." Nashi hanya nyengir, "ja...di..?"

"Tentu saja kami terima!" seru Alex dan Miya berbarengan.

"Eh!? Kalian bercanda!?" seru Regret kaget.

"Tidak, kami serius!" jawab keduanya.

"Aku sudah berlatih sekian tahun untuk tampil di sebuah pertunjukan theater, lalalalala~" ujar Miya.

"Dan, aku, akan menjadi terkenal~!" ujar Alex sok keren.

Nashi dan Regret hanya sweatdrop ditempat. "Oke, jadi, kapan kita ke studionya?" tanya Alice.

"Hari ini, ayo!" ajak Nashi mengeluarkan kertas pemberian Mirajane.

"OKE!" seru Alex dan Miya mantap.

"Hah..." Regret menghela nafas.

"Ada apa?" tanya Alice menoleh ke Regret.

"Aku benci DRAMA!"

~{To Be Continue}~


Author: Oke, semua bersiap, ya'...~! Action!

Alex: Oh, Juliet, maukah kau menikah denganku...?

Miya: Tentu saja, aku mau, Romeo...~

Regret: STOPPU! STOPPU! STOPPU!

Author: Ada apa, Regret?

Regret: Masa' aku jadi Pohon sih!? Yang benar aja!?

Author: Masih mending daripaa si Nashi

(Semua melihat ke arah Nashi)

Nashi: TIDAK! *jerit-jerit sambil lari-lari*

Asist.R: Kakimu harus dipotong, Nashi~! Kau akan menjadi pemeran orang cacat yang sangat alami~! *memberikan death glare sambil memegang gergaji*

(Memandang Ngeri)

Regret: O-oke...aku suka menjadi pohon...!

Asist.R: Tapi, pohon harus ditebang juga...*muncul di belakang Regret sambil memegang gergaji*

Regret: UWA! *langsung lari gak karuan*

Asist.R: Kemarilah kalian...*ngejar-ngejar Nashi dan Regret*

(semua hanya sweatrop)

Author: Oke, Action!


ARIGATOU GOZAIMASU

Jangan lupa Review ya, Minna-san tachi!