Kenapa aku begini? Kenapa aku merasa seperti ini? Aku tidak tahu harus bagaimana! Seharusnya aku tidak berhak menangis, kesal, dan marah. Dia kakakku! Perasaan ini tidak wajar! Kenapa aku merasa seperti ini?! Perasaan terkutuk ini membuatku gila. Bisa dipastikan aku akan tenggelam begitu saja dengan perasaan ini. Aku bersumpah, aku tidak akan pernah menceritakan apa yang kualami saat ini pada siapapun! Dan saat ini aku hanya berdo'a pada Kami-sama semoga tidak ada satupun orang yang tahu kalau aku...
.
.
Mencintai kakakku sendiri
.
.
.
Irreplaceable
Author : Shin Ayumi
Characters : Sasuke Uchiha, Itachi Uchiha, Sakura Haruno, etc
Genre : Family, Hurt/Comfort.
Rated : T
Disclaimer : Om Masashi Kishimoto
Summary : "Sasuke, apa kau yakin akan pindah ke Suna?"/ "Aku menemukan ini di kamar Sasuke, kurasa ini miliknya."/"Dia memang orang yang susah ditebak."/"Selama ini dia selalu memendam perasaannya."/"Sasuke, maafkan aku."/ItaSasu/Incest./ SEQUEL dari My Deepest Feeling.
Warning :DLDR, AU, typo, incest. I warned you!
Setelah acara pernikahan Itachi dan Sakura membuat kebahagiaan tersendiri bagi orang-orang di sekitarnya, tak hanya keluarga dari kedua pihak tetapi dari teman dan sahabat serta tetangga lain yang berada di dekat kediaman Uchiha.
Semua tentang mereka
Semua tentang Itachi dan Sakura
Semua orang membicarakan pernikahan putra sulung Uchiha dan putri tunggal Haruno itu. Para tetangga tak henti-hentinya memuji Itachi dan Sakura betapa manis dan serasi nya mereka. Wajar saja jika pernikahan kemarin masih dibicarakan karena Itachi dikenal sebagai pemuda tampan, pintar dan ramah terhadap orang-orang di sekitarnya selain itu dia berasal dari keluarga Uchiha yang terkenal, sedangkan sang wanita terkenal karena kecantikannya.
"Aduhh.. mereka cocok sekali yaa."
"Iya, si pria tampan dan si wanita cantik. Aku yakin kalau mereka punya anak nanti pasti akan mewarisi ketampanan dan kecantikan dari orang tuanya."
"Iya kau benar."
"Aku ingin sekali mempunyai menantu dari keluarga Uchiha, selain bisa memperbaiki keturunan juga bisa untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga."
"Tenang saja kan masih ada si bungsu Uchiha itu. Dia juga tidak kalah tampan dengan kakaknya."
Para tetangga sibuk bergosip, membicarakan tentang keluarga Uchiha dan kesempurnaan yang mereka miliki. Ketika Sasuke pulang dari supermarket tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan tetangganya.
Sasuke POV
Aku baru saja pulang dari supermarket karena tadi Kaa-san menyuruhku belanja keperluan dapur, ketika aku melewati jalan pulang menuju rumahku aku mendengar sekumpulan tetangganya khususnya ibu-ibu yang sedang berkumpul, mereka membicarakan sesuatu.
"Aduhh.. mereka cocok sekali yaa."
"Iya, si pria tampan dan si wanita cantik. Aku yakin kalau mereka punya anak nanti pasti akan mewarisi ketampanan dan kecantikan dari orang tuanya."
"Iya kau benar."
"Aku ingin sekali mempunyai menantu dari keluarga Uchiha, selain bisa memperbaiki keturunan juga bisa untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga."
"Tenang saja kan masih ada si bungsu Uchiha itu. Dia juga tidak kalah tampan dengan kakaknya."
Aku sontak menghentikan langkahku. Enak sekali mereka membicarakan keluargaku, mereka hanya melihat dari luarnya saja tanpa tahu apa saja yang sebenarnya terjadi di dalam.
Aku bosan!
Aku muak!
Mendengar pembicaraan orang-orang Konoha yang selalu saja membicarakan Itachi dan Sakura. Aku merasa diabaikan karena sepasang suami istri yang baru melangsungkan pernikahan itu, semuanya tentang mereka!
Aku menatap sinis ke arah sekumpulan tetangga yang sedang bergosip itu, ketika mereka melihatku mereka langsung kembali melanjutkan aktivitasnya. Aku mendengar mereka berbisik.
"Kenapa dia sinis begitu?"
"Hii.. menyeramkan sekali."
"Kakaknya lebih baik daripada dia ya."
Aku segera melangkahkan kaki kembali menuju ke rumah, aku tidak tidak punya waktu untuk memperhatikan omongan bodoh orang-orang itu.
"Tadaima!"
"Okaeri Sasuke-kun, kau sudah selesai belanjanya?"
"Sudah Kaa-san, ini."
"Arigatou nee."
"Hmm."
Sepertinya bersantai di balkon rumah bagus juga. Aku menaiki tangga menuju balkon rumah di lantai dua, aku ingin bersantai hari ini. Jus tomat dan buku adalah atribut wajib yang selalu ku bawa pada saat akan bersantai.
Ketika aku sampai di balkon dua, aku segera mengurungkan niatku. Sebuah pemandangan yang menganggu membuat moodku kembali turun. Aku melihat Itachi dan Sakura sedang duduk bersantai sambil menikmati makanan mereka. Sesekali Sakura menyuapi Itachi. Tangan Itachi terlihat merangkul Sakura dengan rasa protektif.
Kami-sama...
Sampai kapan rasa sakit ini muncul? Aku lebih baik ditikam menggunakan pisau atau benda tajam lainnya daripada harus melihat yang seperti ini. Ditikam dengan pisau atau benda tajam memang sangat sakit tetapi setidaknya luka yang ditimbulkan ada obatnya, bandingkan rasanya ketika kau tinggal satu atap dengan orang yang kau cintai tetapi orang yang kau cintai itu sudah menikah. Rasanya seperti dibunuh perlahan-lahan.
Aku segera pergi dari tempat ini. Tapi bodohnya aku, kakiku terkena meja sehingga menimbulkan suara yang berasal dari buku terjatuh jangan lupakan posisi ku yang tersungkur jatuh juga. Sontak suara itu menyadarkan sepasang suami istri yang tengah bermesraan, mungkin mereka merasa malu atau tidak enak sampai menghentikan akhtivitasnya.
"Sa-sasuke?!"
"Sasuke, kau tidak apa-apa?" kata Itachi khawatir.
'Aku sakit, Nii-san.'
"Aku tidak apa-apa."
"Oh syukurlah." kata Itachi kemudian dia kembali menghampiri Sakura.
Aku segera berdiri dari posisi jatuhku, membelakangi Itachi dan Sakura. Oh lihatlah mereka! Mereka sangat bahagia.
End of Sasuke POV
Flash back
"Argh..." Sasuke meringis.
"Sasuke kau kenapa?" tanya Itachi khawatir.
"Kakiku... arghh!"
"Astaga! Kakimu kenapa? Ya ampun darahnya banyak sekali. Sini biar ku obati." dengan sigap Itachi langsung membantu Sasuke berjalan.
"Aw.. pelan-pelan!"
"Tahan sedikit, nanti juga sakitnya akan hilang."
Itachi dengan lembut mengobati luka menganga dari kaki adiknya, dengan cekatan dia membasuh luka itu dan membersihkan sisa darah yang mengotori kakinya.
Melihat tingkah laku sang kakak, Sasuke merasa terkesima. Dia terhanyut dalam kehangatan kasih sayang seorang kakak.
End of flash back.
Sasuke membayangkan kakaknya yang dulu...
Kakaknya yang selalu sigap jika sesuatu terjadi pada adiknya. Kakaknya yang selalu mengobati luka nya ketika Sasuke jatuh, kakaknya yang selalu perduli padanya bahkan sikap perduli nya itu terkesan posesif.
Tapi sekarang...
Semuanya sudah tidak ada, dia sudah berbeda sekarang. Dia sudah punya istri.
Sasuke tidak bisa lama-lama disini, rumah ini hanya akan menjadi senjata pembunuh batinnya. Dia ingin segera pindah dari rumah ini sekarang juga.
.
.
Keluarga Uchiha dan jangan lupakan juga Uchiha Sakura yang saat ini sedang duduk menikmati makan malam mereka.
"Sakura, makan yang banyak ya. Jangan malu-malu, kau kan sudah kami anggap sebagai anggota keluarga Uchiha." kata Mikoto.
"Hehe.. Iya." kata Sakura yang agak malu-malu.
"Kau juga jangan sungkan untuk memanggil kami dengan sebutan Kaa-san dan Tou-san." kata Fugaku.
"Iya, Kaa-san Tou-san."
'Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerima Sakura sebagai anggota keluarga Uchiha! Cih!'
"Aku sudah selesai.." kata Sasuke langsung beranjak pergi.
"Lho? Sasuke? Kenapa makanannya tidak dihabiskan?" tanya Mikoto.
"Aku sudah kenyang."
Sasuke langsung pergi menuju kamarnya.
"Ada apa sih dengan anak itu?" tanya Fugaku yang mulai penasaran.
"Entahlah, belakangan ini dia terlihat lebih individualis."
"Bukannya dia memang seperti itu?" kata Fugaku.
"Memang iya sih, tapi aku merasa ada yang salah darinya mungkin sesuatu terjadi padanya. Itachi, ada apa dengan Sasuke?"
"Aku juga tidak tahu Kaa-san, dia tidak bercerita apapun padaku."
.
.
Sasuke POV
Aku malas berlama-lama di ruangan yang sama dengan 2 orang itu. Apalagi jika aku harus makan bersama dengan mereka berdua, selera makanku tiba-tiba hilang. Bagaimana bisa makan dengan tenang sementara orang yang kau cintai sedang bergelayut manja menyuapi istri yang dicintainya?
Kami-sama...
Kenapa kau berikan perasaan ini padaku? Perasaan terlarang ini.. Aku tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Sensasi aneh yang kurasakan ketika Itachi memperlakukanku dengan lembut dulu, tangannya yang selalu usil mengacak acak rambutku, dan sifat overprotektif nya yang kadang berlebihan. Aku ingin semua itu kembali! Aku ingin Itachi memperlakukanku seperti dulu!
Semenjak Itachi menikah, kini yang menjadi objek perhatiannya hanyalah Sakura, Sakura dan Sakura! Dulu kami sering menghabiskan waktu bersama dan dulu Itachi selalu mengajakku kemana pun dia pergi.
Tapi sekarang...
Itachi lebih sering menghabiskan waktunya dengan Sakura.
Flash back
"Itachi-kun, aku bosan!"
"Kau bosan ya? Bagaimana kalau kita pergi keluar?"
"Yasudah, tapi kemana?"
"Kita main ke tempat game corner saja? Mau tidak?"
"Wahh game? Aku suka game! Ayo kita kesana!"
"Oke."
Itachi pun pergi menggandeng sang istri, lalu bergelayut manja dengannya.
"Ayo terus! Terus! Iya! Yeeaaayy.. aku menaaaang!" kata Sakura teriak kegirangan.
"Aduhh aku kalah lagi, kau memang si Ratu Games ya?"
"Haha.. Iya dong."
"Sudah puas main game nya?"
"Sudah."
"Bagaimana kalau kita makan?"
"Oke."
Saat mereka berjalan santai lalu perhatian Sakura teralihkan oleh baju dress yang dipajang di sebuah butik. Itachi menyadari bahwa sang istri tidak ada di sampingnya lalu langsung menghampirinya.
"Kau suka?"
"Ah! Bikin kaget saja!"
"Kau suka dress itu?"
"Iya, warnanya bagus sekali."
"Ayo kita kedalam."
"Eh? Mau apa?"
"Tentu saja membelikanmu dress itu Sakura."
"A-ano tidak perlu Itachi-kun, dress itu kan mahal sekali."
"Tidak apa-apa, asal kau senang aku rela merogoh uang berapapun."
.
.
"Arigatou Itachi-kun."
"Do itte, Sakura."
"Tachi-kun.." Sakura menghentikan langkahnya.
"Ada apa?"
Itachi menghentikan langkahnya, tetapi Sakura terus melangkahkan kakinya menuju Itachi dan kini posisi mereka berdiri dekat sekali. Lalu...
Chu~
Sakura mencium singkat bibir suaminya itu.
"Thanks for today." kata Sakura sambil melayangkan senyum indahnya dan membuat Itachi menahan semburat merah di pipinya karena tingkah manis sang istri.
...
"Tadaima!"
"Okaeri. Kalian dari mana?"
"Tadi kami habis jalan-jalan."
"Oh begitu, Sasuke kemana ya? Dari tadi tidak kelihatan."
"Mungkin dia sedang keluar atau mungkin dia ada di rumah Naruto."
"Tadaima."
"Nahh itu Sasuke baru saja dibicarakan." kata Sakura.
"Sasuke, kau darimana? Kaa-san tadi mencarimu."
"Aku dari luar."
Sasuke langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamarnya di lantai dua, dengan sigap langsung menutup pintu kamar dan menghempaskan tubuhnya di kasur.
Sasuke POV
Apa-apaan itu tadi? Rasa sakit ini muncul lagi. Detak jantungku terasa lebih cepat, darahku tiba-tiba mendesir, dan tenagaku terasa terkumpul di tangan. Aku menyaksikan mereka berdua dengan bahagia nya mereka pergi bersenang-senang. Bahkan terlihat Sakura dengan sikap manjanya menggandeng tangan Itachi dan membelikan apapun yang ia mau.
Cih! Dasar perempuan jalang!
End of Flashback
Hari ini Sasuke akan berbicara pada Ayah dan Ibunya mengenai kepindahannya ke kota Suna karena kebetulan ayah dan ibunya sedang ada di rumah.
"Kaa-san Tou-san?"
"Ya Sasuke, ada apa?"
"Ada hal yang ingin kubicarakan dengan kalian."
"Tentang apa?"
"Aku ingin segera pindah ke Suna."
"Kenapa Sasuke? Bukankah perkuliahanmu sebulan lagi?"
"Memangnya kenapa kau ingin segera pindah kesana?" tanya sang Ayah.
"Aku... ingin melihat bagaimana keadaan kota Suna. Seperti apa daerahnya, bagaimana penduduknya dan bagaimana kampus yang akan menjadi tempat kuliahku. Supaya aku bisa terbiasa dengan kehidupan disana."
"Sebenarnya ayah tidak keberatan. Tapi coba tanya Ibu mu."
"Kaa-san, kumohon..." kata Sasuke dengan memohon.
"Baiklah, apa boleh buat. Lalu bagaimana dengan kepindahanmu? Sesampainya disana kau pasti butuh tempat tinggal. Akhir bulan nanti Ibu akan pergi mendampingi Ayahmu mengurusi perusahaan jadi kami tidak bisa menemanimu. Oh iya, biar Itachi yang mengurus kepindahanmu."
"Tidak usah, aku bisa sendiri. Lagipula kalau terjadi sesuatu aku bisa meminta bantuan pada paman Obito kan?"
"Hmm.. Baiklah. Lalu kapan kau pindah kesana?"
"Minggu depan."
"A-apa?! Kenapa mendadak Sasuke?" kata Ibu nya yang sedikit terkejut.
"Lebih cepat lebih baik. Semakin cepat aku sampai disana maka aku bisa punya banyak waktu untuk melihat keadaan disana."
"Hahh~.. Baiklah kalau itu mau mu. Kalau butuh sesuatu jangan lupa hubungi Ayah atau Paman Obito." kata Ayah nya.
"Iya."
Sasuke POV
Izin dari Ayah dan Ibu sudah ku dapatkan. Aku kembali beranjak menuju kamarku dan menatap keadaan ini menjadi saksi bisu tumpahan perasaanku yang sebenarnya. Kamar ini menjadi tempat kenangan masa lalu bersama dia. Kakakku, Uchiha Itachi.
.
.
Next chapter : "Apa?! Kau pindah minggu depan? Kenapa mendadak sekali, teme?"/ "Otanjoubi omedetou Sasuke."/ "Aku tidak butuh hadiah ini!"/ "Sebenarnya ada apa sih dengan Itachi dan Sasuke?"/ "Sasuke ternyata k-kau..."/
To be continued
.
.
A/N : Hai readers! Ayumi kembali lagi dengan sequel dari ItaSasu sebelumnya (My Deepest Feeling). Sempet bingung sama alur ceritanya, dan saya mikir keras gimana caranya biar Itachi tau tentang perasaan adiknya. Kelanjutannya ada di chapter berikutnya :D Makasih udah nyempetin baca ff abal ini XD
Oh iya jangan lupa review yah, kritik dan saran sangat membantu saya dalam perbaikan selanjutnya. *bow*
Byee~
