Caption : BLACK Feather
Author : Wolf88RED17+
Cast :
Byun Baek Hyun
Xi Lu Han
Do Kyung Soo
Huang Zhi Tao
Park Chan Yeol
Kim Jongin (Kai)
and other
Genre : Fantasy, Mystery, School life
Rate : M
#Typo Berterbaran
.
.
.
.
.
.
BLACK Feather Chapter 1
.
.
.
"Luhan,"
"Emm?"
"Kau tadi menyuruhku membantu mengumpulkan bola basket, tapi kenapa ruang lapangan basket ini kosong?"
"Bukan yang diruangan, tapi yang diluar ruangan" jawab Luhan sambil menunjuk pintu keluar.
"Maksudmu lapangan basket yang bersebelahan dengan lapangan bola itu?!" lengkingan laki laki berjari lentik sambil membetulkan letak kacamata yang sempat turun karna kaget.
"Yap, memangnya kenapa?" tanya Luhan bingung
"Memangnya kau tak mendengar kabar dari cerita anak anak sekelas, ahh tidak bahkan seluruh kelas?" tatap namja yang menggunakan kacamata dengan tak percaya.
"Kabar apa? Aku tak pernah mendengar kabar apa apa. Kau jangan percaya tentang cerita yang mereka sebarkan. Mereka semua hanya bergurau. Kau pikir anak seumuran kita akan percaya tentang dongeng anak TK, ha? " Luhan menjawab santai sambil kaki kecilnya ia langkahkan menuju pintu keluar ruangan lapangan basket. Pintu yang sudah dibuka Luhan terbuka setengah, karna lengan kirinya ada yang menahannya.
"Aku percaya. Salah satu siswa kelas 2-A dia melihatnya Lu.. Melihatnya.. bahkan sehabis dia melihatnya, ada yang bilang dia sampai tak masuk seminggu." Tangan Luhan makin digenggam erat, menahan sahabatnya mencoba meyakinkan bahwa tempat itu terlarang.
"Byun Baekhyun, berhentilah bicara omong kosong. Hari mulai siang, aku tak mau membuang waktu untuk berdebat dengan mu. Ayo!" Luhan melepas genggaman tangan sahabatnya lalu melenggang pergi meninggalkan sahabatnya, Byun Baekhyun kita sebut saja Baekhyun yang diam terpaku menatap kepergian Luhan.
'Kenapa dia tak mau percaya denganku.. padahal aku melihatnya sendiri anak kelas 2-A itu berlari dengan wajah pucat tepat didepanku saat aku berpapasan dengannya. Aku harus mencegah Luhan sebelum terjadi sesuatu..' hati Baekhyun tak bisa berbohong, perasaannya kali ini benar benar tidak enak. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus mencegah sahabatnya yang sudah pergi.
"Dua anak adam..." suara mengalun, bahkan terlalu lembut terdengar seperti bisikan tapi bisa membuat merinding. Entah darimana asal suara itu, yang pasti suara itu bersal dari ruang lapangan basket yang belum sempat Baekhyun tinggalkan.
"Suara apa itu.." Baekhyun yang baru akan melangkah keluar, tiba tiba ia mendengar ada yang berbicara terdengar begitu lirih bahkan terlalu samar untuk didengar. Mata indah sipitnya yang terbingkai kacamata mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan.
'tidak ada siapa siapa? Lalu siapa yang berbicara..?' pikir Baekhyun lalu melenggang pergi begitu saja dengan cepat, sebut saja lari kecil jangan lupa dengan mulut yang terus mengeluarkan suara yang menggelegar disetiap langkah yang ia pijaki. Saat ia tak sengaja melihat bayangan hitam yang duduk disalah satu bangku penonton.
-o-o-o-
Salah satu bangku kantin yang sekarang diduduki oleh namja yang berbeda tinggi badan itu tengah menikmati minuman yang baru saja mereka pesan. Tak ada yang membuka percakapan. Namja bermata bulat berbadan kecil itu sibuk membalik lembaran buku yang ia baca.
Namja dengan mata berkantungnya tengah sibuk memperhatikan sekitar, tak terlalu perduli dengan sahabatnya yang sedang hikmat membaca buku terkutuknya itu. Telinganya yang tajam, mendengar percakapan siswi yang melewati mejanya. Dengan mantap ia mencoba menguping pembicaraan ketiga yeoja itu.
"Dia sudah seminggu tidak masuk, menurutmu apa dia tidak apa apa?" tanya yeoja dengan rambut pirangnya yang dikuncir satu kepada kedua temannya.
"Aku dengar dia begitu karena tak sengaja lewat lapangan berhantu itu.." ucap yeoja berkacamata dengan gigi yang berkawat.
"Tapi aku masih bingung, kenapa hanya lapangan basket saja yang berhatu. Padahal sebelahnyakan lapangan sepakbola dan lapangan voli." Jawaban lagi di lontarkan yeoja berambut pirang
"Rumput ilalang disana juga sudah mulai meninggi. Bahkan bola basket yang berada disana tak ada yang berani mengambilnya." Jelas yeoja dengan rambut pendek yang digerai sambil sesekali meminum jus anggur. Dan mereka bertigapun berbicara sambil melenggang pergi dari kantin.
"D.O-ah kau dengar apa yang mereka bicarakan?" tangan yang sedari sibuk membalik lembar bukunya, berhenti begitu saja dan beralih menutup bukunya. Mata bulatnya menatap malas sahabatnya yang duduk disebrang tempat duduknya. D.O namja bermata bulat itu, panggil saja Kyungsu. D.O adalah nama marganya.
"Ralat, Tao. Panggil aku Kyungsoo, sudah berapa kali aku jelaskan itu margaku." Kyungsoo menaruh buku yang dipegangnya dan menaruhnya dekat minuman jus jeruk miliknya. Menatap beberpa huruf membuatnya haus.
"Baiklah, Kyungsoo. Kau puas? Apa bedanya, itu juga namamu. Ok jangan bahas ini, kita bahas yang tadi. Kau dengarkan apa yang tiga yeoja itu katakan?" ulang Tao mengulang pertanyaannya.
"Huhh, aku tak sepertimu yang dengan sembarangnya menguping pembicaraan orang lain. Jiwamu seperti yeoja yang gemar bergosip ria. Jawabanku adalah , aku tidak mendengarnya." Balas Kyungsoo
"Kau juga memiliki jiwa yeoja, gemar memasak, dan suka bersih bersih. Iuhh.."
"Berhenti membahas hal yang tak penting Tao."
"Kau yang memulainya. Lupakan perdebatan yang tak berujung ini. Kau taukan lapangan basket yang sudah lama tak terpakai? Yang dekat dengan lapangan sepak bola dan lapangan voli." Jawab Tao tak mau kalah, dan melanjutkan niat bergosipnya
" Aku tau, aku pernah melewatinya bersama Baekhyun waktu disuruh mengambil bola voli yang terlempar tepat didepan gerbang lapangan basket."
"Benarkah?!" raut muka Tao menunjukkan wajah yang tak percaya
"Memang mukaku ada tampang pembohong?" ucap Kyungsoo sewot
"Ohh Kyungsoo.. kurangi lingkar matamu itu, kau bisa saja membunuhku dengan itu. lalu apa yang terjadi setelah itu, kau melihat penampakan? Ahh, atau kau melihat bola basket disana memantul sendiri. Atau, atau suara aneh yang tidak ada wujudnya?" Tao mulai semangat membahas gosip yang tengah hangat dibicarakan.
"Aku tak meihat apa apa, hanya bola basket yang tetap pada tempatnya dan tak ada suara suara aneh. Ayolah tao itu hanya rumor yang dibuat para murid."
"Tapi murid lain bilang dia pernah mendengar suara ketika melewati lapangan basket berhantu itu. Dan kau pasti melupakan Sungjae murid kelas 2-A yang sekarang tak masuk seminggu, gara gara tak sengaja melewati langan itu. Satu lagi musuh bebuyutan, yang dalam setahun belakangan ini tak bernah akur. Minah dan Eunji yang akan melakukan hukuman membersihkan lapangan tiga bersaudara itu. Mereka berakhir diuks."
"Tao, mereka masuk uks pasti karna mereka adu gulat. Sungjae itu pasti sedang sakit makannya dia tak masuk selama seminggu. Dan yang terakh-"
"Tapi Kyungsoo.."
"Itu hanya isu, sudah lah Tao."
"Lalu bagaimana dengan murid yang mendengar suara aneh itu?"
"Itu pasti hanya suara-"
Flashback~
"Kyung, ayo cepat kita pergi dari sini."
"Baek, berhentilah merengek, kita harus menemukan bola terkutuk itu" tapi Baekhyun masih saja menempel pada Kyungsoo.
"Kyung, kau tak mendengar suara aneh." Baekhyun berbisik ke Kyungsoo
"Aku tak mendengar apa apa, Baek. Jika kau masih seperti ini, kita akan lama menemukan bola voli itu. Kita harus berpencar."
"Tidak mau, aku tidak mau Kyung. Seperti ada yang melihatku di dekat ring basket."
"Baek berhentilah bergu- OHH, ini dia bolanya.. ayo Baek.." Kyungsoo menyeret lengan Baekhyun. Ia tak melihat bertapa kacaunya wajah Baekhyun saat ini. matanya terpejam erat, badannya meringkuk ke Kyungsoo, bibirnya pucat, dan peluh yang membanjiri pelipisnya.
Ketika langkah mereka berdua mengiringi suara dentuman lantai koridor dengan sepatu sekolah yang berlawanan. Kyungsoo memulai percakapan, ia baru sadar muka sahabat yang disebelahnya ini begitu pucat.
"Baek, kau sakit?" tanya Kyungsoo sambil memeriksa kening Baekhyun.
"Aku tidak sakit Kyung," jawab Baekhyun sambil menurunkan tangan Kyungsoo dari keningnya.
"Lalu kau kenapa? Jangan bilang ini gara gara tadi." Tuding Kyungsoo
"Kau benar tak dengar suara waktu kita di lapangan basket tadi?" tanya Baekhyun hati hati
"Tidak, memangnya kenapa? Aku hanya mendengar suaramu dan jangkrik"
"Sungguh? Padahal ada yang berbicara dari arah sudut bangku penonton.. suaranya sangat menakutkan. Seperti percakapan antara dua namja."
"Percakapan bagaimana? Jelas jelas hanya ada kita berdua disana"
"Tapi sungguh aku mendengarnya, mereka berbicara. ("Anak adam," "Hyung ini terlalu cepat, memangnya berapa anak adam yang kita butuhkan" "Satu, Dua, Tiga, Empat.." "Jadi sebenarnya berapa yang kita butuhkan?!" "Tenanglah, turunkan itu. kita membutuhkan banyak sekali darah.." "Kalau begitu kita akan berburu tiga hati lagi. Karna dua hari ini bulan purnama akan nampak..)" jelas Baekhyun secara detail
"Anak adam? Darah? Membutuhkan banyak?" ucap Kyungsoo bingung memandang Baekhyun.
Flashback end~
"Kyung! Kyungsoo. Ohh tidak dia mulai melamun lagi. Aku bosan, bahkan Luhan dan Baekhyun tidak ada di kantin. Kemana sihh mereka?" Tao jengah melihat sahabatnya yang melamun, akhirnya ia memilih meminum susu coklatnya sampai habis.
Setelah ingatannya waktu bersama Baekhyun waktu tiga hari lalu pelajaran olahraga, tugas mereka berdua mengambil bola voli kembali terngiang di otaknya. Dan sekarang ucapan Tao yang mengiang memenuhi sistem kerja otaknya. 'Bahkan Luhan dan Baekhyun tidak ada di kantin..'
"Ohh tidak... Baekhyun dan Luhan! TAO! BAEKHYUN DAN LUHAN. Mereka dalam bahaya" Kyungsoo berubah histeris
.
.
.
.
TBC
