Baekhyun baru saja pulang dari sekolah dan ia mendapati mobil sang paman di depan rumah. Itu pertanda bagus baginya.
Secepat mungkin ia masuk ke dalam rumah, dan melihat paman, bibi, ibunya serta kakaknya -yang menyebalkan- di ruang tengah sedang mengobrol. "Baekhyun pulang!" teriak Baekhyun.
Sontak semua orang yang ada di situ melihat kearahnya. "Pamaannn! Biibbiii!" ia langsung duduk diantara paman dan bibinya, sembari memeluk lengan mereka.
"kau ini Baekhyun, pasti mengincar apa yang dibawa paman bibi." Kakak yang paling ia 'sayangi' mencibirnya dengan suara yang terbilang cukup pelan.
"aku masih mendengar kata katamu, bodoh!" ucap Baekhyun.
"yak! Kalian ini sudah besar tapi tetap saja senang bertengkar," Pamannya angkat bicara, "Baekbeom, ini ada tiket drama musikal, pemain teaternya kesukaan pacarmu. Tontonlah bersamanya," Paman memberikan dua lembar tiket yang sekarang sudah berada di tangan Baekbeom.
"Dan Baekhyun, dua lembar voucher makan gratis sepuasnya di twosome café." Pamannya kembali memberikan dua lembar voucher kecil pada Baekhyun.
"TERIMAKASIH PAMAN!" Baekbeom dan Baekhyun sudah menghambur ke pelukan pamannya.
Title
Chaos
Author
Kimji
Main Cast
Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kim Jongin, Do Kyungsoo
Rate
T
Hari ini hari sabtu, bimbel pagi dan segala pr sudah Baekhyun kerjakan. Yang sekarang ia lakukan hanyalah menatap kosong pada dua lembar voucher makan gratis sepuasnya di Twosome Place yang terkenal mahal.
Dan seharusnya sekarang ia sedang tertawa bersama Kyungsoo di sana sembari makan sepuasnya , tetapi sahabat terbaiknya itu membatakan janji pertemuan mereka karena neneknya yang sakit.
Sungguh menyebalkan jika ia datang sendiri ke sana, rasanya kikuk dan canggung. Baekhyun bukanlah orang yang percaya dirinya tinggi. Ia masih butuh ditemani ibunya saat pergi ke tempat les berenangnya.
Dengan semangat Baekhyun menghampiri ibunya yang sedang menonton tv.
"eomma, kemarin kan' aku diberi dua voucher makan gratis sepuasnya di Twosome Place oleh Choi Ahjussi. Tadinya aku akan pergi bersama Kyungsoo tapi dia sedang menjenguk neneknya yang sakit. Dan batas berlakunya voucher itu hari ini. Jadi-"
"eomma tak bisa ikut, aku sedang melakukan diet kau tau?" Baekhyun terbengong mendengar perkataan ibunya.
"hanya menemaniku?"
"no, no, no. eomma pasti tergoda melihat makanannya, Baekhyun."
"baiklah. Aku akan mengajak orang lain… atau aku akan berangkat ke sana sendiri."
Baekhyun lalu melangkah dengan gontai menuju kamarnya.
Ia mencoba menelpon beberapa temannya namun sayang semua jawaban mengarah ke arah tidak bisa ikut. Sangat sayang bila satu voucher itu tidak dipakai. Atau lebih tepatnya ia takut untuk makan sendirian di sana.
Setelah menaiki taxi, ia sampai di depan café tersebut. Dirinya merasa ragu akan masuk atau tidak. Selama lima menit ia berdiri bagai patung di depan pintu.
Satu langkah maju.
Satu langkah mundur.
Dan akhirnya Baekhyun masuk ke dalam café.
Mengambil beberapa kue dan memesan makanan berat, Baekhyun memilih meja di paling ujung, jauh dengan pintu café. Memakan makanannya dengan terburu - buru. Sialnya, dia tersedak dan lupa mengambil minuman.
"butuh minuman?"
Lelaki -sangat- tampan berdiri di hadapannya sembari membawa sebotol air putih di tangan kanannya dan sebuah nampan berisi makanan -kimbap dan sepotong roti- di tangan kirinya. Tubuhnya sangat tinggi menjulang, Baekhyun iri dengan tingginya.
Dengan cepat Baekhyun meminum air yang ada di botol tersebut hingga habis setengah.
"eum, terimakasih…"
"Park Chanyeol, aku satu sekolah dan satu angkatan denganmu.. kurasa." Lelaki itu memberi sebuah senyuman -terlalu- lebar untuk Baekhyun.
"Kau sekolah di Kirin Art Highschool?" Baekhyun menjawab ragu.
Chanyeol hanya mengangguk. "ya, aku tak tau namamu siapa sebenarnya, mengingat kita baru masuk kelas pertama tahun ini. aku hanya sering melihatmu mondar - mandir dari pintu kelasku."
"benarkah?!" kerutan di keningnya menandakan bahwa Baekhyun tengah berpikir apakah ia pernah melihat ornag setinggi ini di sekolahnya.
Chanyeol menaruh nampannya di meja Baekhyun dan duduk seenaknya. "maaf, bolehkan aku duduk? Sembari berkenalan lebih dekat, mungkin?"
"kau sudah duduk duluan Chanyeol-ssi, bahkan sebelum kuperbolehkan." Baekhyun memutar bola matanya malas. Chanyeol yang sudah duduk spontan kembali berdiri dan tersenyum lebar -lagi- dengan tangan menggaruk leher belakangnya.
"hehehe, maaf. Tanganku pegal membawa nampan berat itu, kakiku juga pegal berdiri terus."
Baekhyun menahan tawanya melihat Chanyeol merajuk. "ya, ya, ya. Silahkan duduk Chanyeol-ssi."
Sepuluh menit mereka makan dalam diam. Hingga Chanyeol membuka pembicaraan mereka lagi. "By the way, aku belum tau namamu siapa."
Baekhyun yang sedang sibuk mengunyah nasinya -pipinya menggembung sebelah- menganggukan kepalannya. "aaouuy yon baakyoonn." Lalu ia kembali memakan nasinya lagi -menunduk-
Chanyeol mengernyit. Yon Bakyon?
"jadi namamu Yon Bakyon?" Baekhyun langsung mengarahkan pandangan matanya pada Chanyeol. Kini mulutnya telah bersih, makanannya sudah ia telan. "Byun Baekhyun. Kelas 1B, kamu?"
"aku kelas 1D."
Pantas saja Chanyeol sering melihatnya mondar-mandir di luar kelasnya. Ia sering ijin ke toilet bila sudah terlalu malas dengan pelajaran -setiap lima belas menit sekali ia bosan dengan seluruh pelajaran kecuali olah raga.
Dan setau Baekhyun, kelas Chanyeol berada di belokan menuju toilet.
"oh, aku sering ke toilet, jadi melewati kelasmu."
"kenapa? Apa kamu punya penyakit serius semacam diabetes insipidus?" Chanyeol menatap Baekhyun dengan iba.
Baekhyun hanya tertawa, "tidak, aku hanya sering bosan di kelas."
Mereka saling berbincang satu sama lain dengan santai. Tak terasa makanan mereka sudah lenyap, apalagi Baekhyun yang kini sedang mengadahkan kepala dengan mulut terbuka, kedua tangannya juga memegang perutnya yang mulai terlihat buncit.
"Baekhyun-a, aku duluan tak apa? Tenang saja, makanannya aku bayar sendiri kok." Baekhyun mengangguk sebagai jawaban. "aku juga ikut pulang kalau begitu, tak ada teman." Mereka berdua beranjak dari tempat duduknya dan segera menuju kasir. Tidak lupa Baekhyun membawa kue dan roti yang masih tersisa di nampannya, bahkan ia mengambil beberapa roti lagi dari etalase café.
Ketika Baekhyun sedang sibuk menimang nimang antara kue bolu atau roti lapis yang akan diberikannya untuk -nenek- Kyungsoo, ia mendengar suara ribut di meja kasir yang cukup luas.
Penjaga kasir - memiliki mata rusa yang indah- sedang menunggu Chanyeol yang terus saja mencari sesuatu di saku celana dan jaketnya.
"Ada apa Chanyeol-a?" ia bertanya sembari menaruh nampannya -dua nampan- di meja kasir. Chanyeol menjawab dengan menunduk, "hehehe, aku kehilangan dompetku."
Baekhyun lagi - lagi tersenyum dengan tipis, memiliki arti banyak. Lalu ia menghadap ke meja kasir -lebih tepatnya penjaga kasir yang sudah mulai bosan menunggu Chanyeol yang senantiasa masih mencari dompetnya-
"tolong bungkuskan semua ini! Aku mau bawa pulang," Baekhyun menunjuk dua nampan yang penuh dengan roti dan kue. Lalu ia juga mengambil dua voucher makan sepuasnya. "voucher ini tetap berlaku kan bila aku membawa makanan ini pulang?"
"iya, kau tetap bisa menggunakan voucher gratismu walau makanan -sebanyak- ini dibawa pulang." Ucap penjaga kasir.
"baiklah, terimakasih." Baekhyun mengambil satu kantong plastik yang besar, berisi banyak kue dan roti. Ia melirik Chanyeol. "aku memiliki dua voucher, jadi satunya lagi untuk lelaki ini."
Chanyeol terkejut. "benarkah?! Terimakasih, sungguh, terimakasih!" Baekhyun menjawab dengan mengangguk.
"Chanyeol, aku duluan ya!" Baekhyun hendak keluar pintu café sebelum ia merasa tangannya ditahan. "ada apa Chanyeol?" ia mengernyit heran.
"kamu gak bawa mobil atau motor kan?" Baekhyun menggeleng. "mau kuantar?"
"tidak, terimakasih. Lagipula aku harus pergi ke rumah temanku setelah ini."
"tak apa, aku antar." Chanyeol tetap bersikukuh untuk mengantar Baekhyun.
"tak usah Chanyeol-a, sungguh." Ujar Baekhyun yakin.
Perdebatan itu terus terjadi hingga akhirnya Chanyeol mengalah karena Baekhyun yang melotot padanya.
"hey! Aku masih berhutang budi padamu!" Chanyeol mengetuk kaca mobil taksi tersebut.
Baekhyun menurunkan kaca mobil -taxi-nya
"kalau kau merasa memiliki hutang padaku, besok kau harus menemaniku memakan bekal di perpustakaan. Aku punya banyak tugas." Ucap Baekhyun.
"oke, aku tunggu di depan kelasmu ya nanti!"
"kalau begitu aku pulang dulu ya Chanyeol! Annyeong!" lambaian tangan Baekhyun menghilang sejalan dengan taxi yang ia tumpangi.
"Park Chanyeol, kelas 1D. Lucu, aku suka." Baekhyun tersenyum manis.
"CHANYEOL HYUNG!" Jongin berteriak memanggil kakak sepupunya yang hanya berbeda satu tahun dengannya. "ada teriak - teriak begitu, jongin?" ibunya yang tadi di dapur langsung berlari begitu mendengar puteranya berteriak.
"dompetnya tertinggal di kamarku." Ucap Jongin sembari menunjukkan dompet milik Chanyeol.
"yasudah, simpan saja di kamarnya."
"baiklah eomma." Jongin member tanda hormat -tentara- lalu kembali ke kamarnya.
Saat menutup pintu kamar sang sepupu tersayang, sebuah ide terlintas di otak Jongin.
'daripada dikembalikan utuh, lebih baik aku ambil sedikit baru kukembalikan, hitung - hitung ongkos jalan mengembalikan dari kamarku ke kamar Chanyeol hyung.' Batin Jongin.
Membuka dompet itu lalu mengambil beberapa lembar ribu won lalu meninggalkan dompet kakaknya di meja belajar.
"EOMMA, AKU MAU PERGI JALAN - JALAN SEBENTAR!"
-END-
