Title : Love In Summer.
Author : Rei Ame.
Rate : T .
Length : Chaptered.
Cast : Member EXO..
Pairing : HunHan & KrisTao
Genre : Romance & Drama.
Summary : Luhan seorang penulis novel romance angst harus berakting bersama seorang siswa dingin bernama Sehun. Kris seorang pangeran dari keluarga bangsawan di Canada yang mempunyai perusahaan besar dibidang perfilman yang sangat dingin serta Tao seorang siswa biasa yang hidupnya penuh dengan liku. IT'S YAOI! HunHan & KrisTao.
DISC : ini FF asli punya otak saya. Jika ada kesamaan adegan atau kesamaan yang lain saya mohon maaf. Mungkin itu hanya kebetulan saja. para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent. Saya hanya pinjam mereka. FF ini TERISNPIRASI dari komik yang judulnya The Prince's Cactus karya kak Xu Ci.
Warning : BL/ BoysLove/Shonen Ai. Miss typo(s), alur terlalu dipaksakan, alur kecepatan, gaje, bikin mual dan sakit kepala, tidak sesuai EYD. I told you before, if you hate YAOI, you better don't read my fanfic! Deal?
No Flame, No Bash, No SiDers
DON'T LIKE
.
.
.
DON'T READ
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
Chapter 1
Pagi yang sangat cerah di sebuah kota yang ada di daerah amerika itu. Canada menjadi pilihan bagi beberapa orang yang ingin melanjutkan sekolah tinggi dengan mengharapkan gelar.
Pagi ini adalah hari pertama musim panas. Semua orang menikmati hari mereka dengan santai dan ada juga yang harus bekerja di musim panas. Mereka bisa memilih ingin menikmati liburan musim panas mereka atau tidak.
Di sebuah rumah bernuansa putih sedikit bermotif ukiran – ukiran aneh seperi zaman eropa dulu terlihat seorang pemuda tengah menyembunyikan dirinya di bawah selimutnya.
Kamar besar seperti kamar seorang pangeran, tirai yang berkibar akibat terpaan angin yang masuk melalui celah – celah jendal yang terbuka, dan juga sinar mentari yang masuk melalui celah jendela jelas membuat keindahan kamar tersebut semakin terlihat.
"tuan muda, saatnya anda bangun" ucap pelan seorang perempuan yang berpakaian ala pelayang zaman kerajaan inggris itu mulai mengguncang pelan tubuh seorang pemuda berparas tampan dan tinggi yang masih setia berada di balik selimutnya.
Tidak ada jawaban dari pria yang dipanggil tuan muda itu tapi pria itu juga telah membuka matanya. Ia mulai bangun dari tidurnya dan sedikit menatap tajam sang pelayan yang dengan sangat berani telah membangunkannya. Namun si pelayan hanya tersenyum dan mulai membungkuk meninggal sang tuan muda di atas kasurnya.
Tak lama setelah kepergian si pelayan, beberapa pelayan lainnya berdatangan memasuki kamar mewah itu dengan mendorong sebuah nampan besar dengan sajian berbagai jenis makanan ada di atasnya, dan juga beberapa pelayan tadi juga mulai membersihkan kamar mewah tapi berantakan itu.
"apa jadwalku hari ini?" tanya si pemuda sambil mengucek matanya dan sesekali menguap lebar menandakan ia masih ingin tidur. Seorang pelayan pria dengan jasnya berdiri disamping tempat tuan mudanya.
Menandakan bahwa ia sudah seperti sekretaris pribadinya – walau sebenarnya ia hanya seorang kepala pelayan – yang sebenarnya harus bisa mengurus semuanya. Tapi untuk yang satu ini sang penguasa sebenarnya sudah menugaskannya untuk mengawasi sang tuan muda ini dengan baik.
"hari ini, adik tuan muda pulang ke Canada, dan akan tiba di bandara jam 9 pagi ini. Jadi anda ingin menjemputnya atau tidak?" si pelayang berbalik tanya walau pada awalnya ia sudah menjawab pertanyaan tuan mudanya.
"oh, ya… hari ini bocah itu pulang. Aku sampai lupa" gumannya dan mulai berdiri dari kasurnya mulai bersiap – siap untuk menjemput adik tersayangnya itu – walau aslinya mereka selalu bertengkar – di bandara pagi ini.
.
.
.
Suana riuh dengan suara teriakan beberapa gadis dengan cameranya dan juga beberapa yang membawa banner. Mereka beridiri menunggu seseorang yang dijadwalkan akan tiba pagi ini. Suasana di pintu kedatangan menjadi sangat ramai dari biasanya dan juga semakin berisik.
Attention please, for Etihad Airways with flight number EY 253 from seoul to canada has been landed thank you.
Setelah petugas bandara mengumumkan informasi pesawat yang mendarat para gadis yang ada di sana menjadi sangat riuh. Kini yang mereka tunggu akan segera datang.
Semua penumpang yang pesawat mereka sudah mendaratpun mulai berhamburan keluar melalui gerbang kedatangan. Banyak orang yang juga menunggu sanak saudara mereka dan ada juga yang seperti para gadis itu – menunggu seseorang – yang bahkan tidak mengenalimu.
"kyyyaaaaa…. Pangeeran Sehun Wu…."
"aaaaa…. Pangeran nikahi aku"
"pangeran kami mencintaimu"
"jadilah pacarku pangeran"
"pangeran, lihatlah aku"
Dan yah, kira – kira seperti itu kalimat yang keluar dari bibir para gadis itu saat melihat seseorang yang mereka tunggu – tunggu akhirnya keluar dengan penampilan yang dapat membuat siapa saja yang melihatnya mungkin akan jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Sementara Sehun Wu sang pangeran hanya terus diam dan berajalan menuju pintu keluar bandara dan menunggu jemputannya yang mungkin akan menyelamatkannya dari kerumunan manusia yang membuatnya sesak itu.
Seperti yang sudah kita ketahui, pintu keluar bandara menjadi sangat padat pengunjung dan itu membuat beberapa orang disana menjadi risih termasuk seseorang yang tengah berdesakan dan terjepit di tengah kerumunan manusia gila yang tak bosan – bosannya berteriak.
"hei dasar kalian orang aneh‼ menyingkir dari jalanku‼!" teriak seorang pemuda dengan paras cantiknya – yang bahkan bisa mengalahkan perempuan itu – dengan susah payah agar bisa keluar dari kerumunan manusia itu.
Sontak kerumunan itu menjadi hening dan beberapa dari mereka ada yang menyingkir memberi jalan dan ada juga yang menatapnya dengan sinis.
"bagus, yang aku inginkan hanyalah keluar dari sini. Jadi nona – nona kumohon beri aku sedikit jalan" ucapnya dengan bahasa yang dapat dimengerti dan tentu saja sedikit logat aneh. Ingatkan ia untuk lebih sering menggunakan bahasa inggris setelah ini.
Sehun melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan yah, kalian tahu? Sehun itu tidak akan menunjukkan ekspresinya dihadapan orang lain atau lebih tepatnya orang asing baginya.
"menarik sekali" gumannya tersenyum kecil atau yang bisa kita bilang sebuah 'smirk' ? entahlah.
.
.
.
Disebuah taman yang dipenuhi dengan rumput hijau yang sangat indah dan juga taman bermain yang penuh dengan seluncuran, ayunan, jungkak – jungkit, dll. Para orang tua lebih memilih mengajak anak mereka keluar dan bermain di taman ini. Dengan alasan agar mendapat banyak teman.
Di sudut taman itu tepat disamping sebuah patung anjing yang tengah duduk terdapat tiga susunan beton dengan lubang besar ditengahnya. Anak – anak tak ada yang ingin bermain atau sekedar memanjat disana karena letaknya yang kurang strategis.
Namun tidak untuk seorang pemuda atau bisa kita sebut seorang anak laki – laki yang terlihat seperti anak SMA tengah duduk di dalam salah satu beton yang berada di paling bawah. Tempat terbaik untuk mengindari orang – orang.
Ia hanya duduk dengan earphone yang menyumbat telinganya dan juga memainkan sebuah pesawat mainan yang terbuat dari kertas. Duduk dengan kesunyian yang takkan ada orang yang bisa menganggu, bukankah itu bagus?
Tidak ada yang bisa ia lakukan di musim panas yang menyenangkan ini. Yang ia lakukan hanya melihat mereka yang bisa berlibur bersama keluarga mereka. Sedikit ada rasa iri yang terbesit di hatinya. Tapi apa mau di kata?
Ah ya ini sudah jam 9 lewat, dan ia harus bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan uang jajannya. Ia memasukkan pesawat mainanya kedalam ranselnya dan keluar dari tempat persembunyiannya.
Ia hanya berjalan dengan diam dan tentu saja earphonenya yang masih menempel di telinganya. Bahkan pengunjung taman yang mengenalnya tak mau menyapanya. Jangankan menyapa bahkan hanya sekedar tesenyum saja tidak. Sendiri itu lebih baik, tapi tak ada manusia yang tak butuh bantuan dari orang lain bukan?.
Ia berjalan hingga akhirnya ia berhenti disebuah restaurant pinggir jalan yang bernaman La Pazz. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Gaji yang ia terima lumayan untuk uang jajannya setiap hari. Setidaknya menjadi seorang cleaning service disini lebih baik dari pada mengemis di jalan bukan?
"Huang Zi Tao, kau terlambat lagi" ucap pemilik restaurant itu dengan wajah tegasnya yang biasa ditunjukkan oleh seorang peminpin. Tao yang baru saja tiba di tempat kerjanya hanya dapat menunduk seperti yang biasa ia lakukan.
"maaf, bos" ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya, kebiasaannya meminta maaf saat di kampung halamannya dulu.
"gajimu ku potong karena terlambat 1 menit, dan lebih baik kau mulai bekerja" ucapnya dan kemudian berlalu begiru saja. Tao hanya berjalan mengambil sapu dan juga skop sampah.
Walaupun bosnya kejam, setidaknya gajinya masih lumayan walau sudah di potong. Setidaknya pekerjaan ini yang bisa ia lakukan di Canada karena takkan ada yang akan menerimanya jika SMA saja ia putus.
"ibu, maaf" gumannya dan kemudian melepas earphonenya dan memulai pekerjaannya. Ia tak ingin ibunya sedih saat melihatnya seperti ini.
.
.
.
Suasana di aula kota sangat ramai dengan pejalan kaki yang menikmati libur musim panas mereka dengan berjalan – jalan di aula kota. Terlihat seorang lelaki yang tengah kebingungan dengan peta di tangannya.
"permisi nyonya, apakah anda tahu bagaimana cara aku tiba di alamat ini?" tanyanya pada seorang wanita paruh baya yang tengah duduk menunggu bis di halte.
"ouh, anak muda kau ini turis ya?" tanya wanita paruh baya itu saat mendengar logat aneh dan hanya di angguki oleh lelaki itu.
"kalau boleh tau, siapa namamu anak muda?" tanya wanita tua itu lagi dengan senyum ramahnya.
"Luhan, Xi Luhan, aku dari Korea selatan, senang bertemu denganmu nyonya" jawabnya kemudian sedikit membungkukkan tubuhnya. Kebiasaannya saat memperkenalkan diri.
"ouh, jadi dari korea selatan ya, baiklah senang bisa bertemu denganmu Luhan. Nah yyang perlu kau lakukan hanyalah naik bus yang bernomor 509 dan setelah itu turun di halte pemberhentian pertama. Setelah itu kau hanya perlu naik kereta, jangan khawatir stasiunnya sangat dekat dengan halte dimana kau akan turun. Kau mengerti?" penjelasan wanita paruh baya itu sangat membantunya, hanya saja kenapa ia harus naik kereta sih?
"baiklah, terimakasih nyonya. Sampai jumpa lagi nyonya" sebuah jawaban singkat Luhan membuat wanita tua itu sedikit bingung. Pasalnya Luhan tidak menunggu bis untuk sampai ke tujuannya, tapi melainkan pergi dengan berjalan kaki dan juga sebuah koper besar yang ia tarik.
"apa semua turis seperti itu ya?" guman wanita tua itu heran menatap kepergian Luhan.
Luhan hanya berjalan sesuai instingnya. Bukannya tak mengerti apa yang dikatan oleh wanita tua tadi, hanya saja ia sudah tidak bersemangat saat mendengar kata 'stasiun' jadi yah.. dia hanya menarik kopernya dan berjalan menyusuri jalan sesuai instingnya. Ia sedikit bermasalah dengan yang namanya stasiun.
Sudah hampir 3 jam Luhan berjalan dengan kaki kurusnya dan ia beelum juga sampai tujuan. Ia berhenti saat perutnya berbunyi, ia lapar! Luhan membuka dompetnya yang ia simpan di saku celananya dan melihat miris isi dompetnya.
Untung saja ia tadi sempat menukar uangnya di money changer saat akan berangkat ke Canadaa. Yah walau sebenarnya ia juga membawa kartu kreditnya, tapi saat ini ia tak melihat sebuah restaurant pinggir jalan yang menerima pembayaran melalui kredit card.
Ia berhenti didepan sebuah restaurant pinggir jalan yang bertuliskan La Pazz. Sebuah restaurant yang memiliki halaman dimana pengunjung bisa menikmati makan siang dibawah sinar matahari.
"selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" sapa si kasir saat Luhan pertama kali membuka pintu restaurant tersebut. Luhan memberikan senyuman termanis yang ia punya dan berjalan menuju meja sang kasri yang kebetulan juga tempat kita memesan makanan.
"eum, aku ingin fried chicken rice dan buble drink rasa taro" ucapnya sambil terus membaca deretan menu yang ada di atas meja.
"baiklah, silahkan tunggu beberapa menit. Kami akan mengantarkannya untukmu" balas si kasir ramah dengan senyumannya.
Luhan hanya mengangguk dan memilih mejanya. Ia berjalan menuju sebuah meja kosong yang berada di luar dengan sebuah payung kecil diatasnya. Ia bisa melihat sisi jalan kota Canada dengan leluasa. Beberapa saat kemudian, pesanannya sudah terhidang di hadapannya dengan asap yang mengepul di atasnya pertanda bahwa pesanannya itu baru saja matang dari pemanggangan.
Luhan menikmati makan siangnya dengan santai sambil sesekali melihat sekeliling dan juga sisi jalan yang tampak begitu ramai.
Brak
Sebuah suara gaduh membuat beberapa pengunjung mencari – cari sumber suara tersebut.
"ah, maafkan aku" ucap seorang pelayan – dengan sapu dan sekop sampah yang ia pegang – sambil membungkukkan tubuhnya pertanda ia sangat menyesal. Luhan yang melihat kejadian itu berpikir mungkin orang ini bukan asli Canada. Lihat saja caranya meminta maaf.
"kau tau berapa harga baju ini? Dan lihat, sekarang kau merusak gaunku" bentak seorang gadis dengan dress selututnya yang tampak menawan dengan rambut di gerai sangat terlihat anggun.
Tapi Luhan menarik kata – kata pujiannya melihat cara gadis itu berbicara dan berperilaku. Bahkan Luhan berpikir mungkin saja ia lelaki.
Mereka menjadi pusat perhatian sekarang. Dan si pelayan itu hanya bisa tertunduk dan terus mengucapkan kata maaf. Apa – apaan pelayan itu?! Kenapa dia diam saja?!.
"bahkan gajimu saja tidka cukup untuk menggantinya, aku ingin bertemu pemiliknya" teriak gadis itu kesal.
"maafkan aku nona, aku akan membersihkannya" ucap pelayan itu mengambil beberapa lembar tisu yang ia simpan di dalam sakunya dan mulai mengelap bagian bawah dress yang kotor itu.
"jauhkan tangan kotormu itu dari gaunku" cacinya lagi dengan menatap tajam pelayan itu. Dan sebelah tangan putih nan halus mulai melayang menuju wajah sang pelayan. Si gadis berniat menamparnya dengan sangat kuat.
"akh…" rintihnya saat pergelangan tanganya yang hampir saja menampar wajah si pelayan kini tertahan dengan sebelah tangan seseorang yang berdiri tepat di hadapan gadis itu dengan menatapnya tajam.
"lepaskan tanganku, kita tak punya urusan" cacinya lagi sambil mencoba menarik kembali tangannya yang terasa sakit.
"Luhan, namaku Luhan. Dan jika kau tidak keberatan nona, kau tidak bisa melakukan tindak kekerasan seperti ini. Kau ini seoreang gadis yang amat cantik sayang, kau sangat kasar" balas Luhan dengan sengit.
Pengunjung banyak yang mulai berbisik dan juga kasir dari tempat itu menghampiri mereka bersama seorang pria paruh baya. Luhan melepaskan tangan gadis itu dan kembali duduk di kursinya.
"maafkan kami nona, sebagai permintaan maaf kami. Nona akan dibebaskan dari makanan yang nona makan tadi" ucap pria tua itu yang ternyata adalah pemilik restaurant.
Gadis itu hanya berlalu dn meninggalkan restaurant itu dengan angkuhnya dan juga tanpa sepatah katapun. Dan suasanapun kembali menjadi tenang seperti biasanya.
"Huang Zi Tao, kau di pecat" uucap pria tua itu menatap tajam sipelayan – Tao – yang baru saja tertimpa masalah.
"aku di pecat?" tanyanya memastikan telinganya tak salah dengar. Dan pri tua itu hanya mengangguk dan merampas name tag Tao dan berlalu pergi begitu saja tak lupa ia memberi gaji Tao hari ini.
"aku sial lagi" gumannya dan kemudian berlalu meletakkan barang – barangnya dan bersiap untuk pergi. Saat akan pergi dari tempat kerjanya Tao mengahmpiri meja Luhan dan membungkuk mengucapkan 'terima kasih atas pertolongannya'.
Luhan hanya menatap kepergian Tao dengan tatapn sulit diartikan. Kenapa rasanya untuk bertahan di Canada saja rasanya sesulit ini ya?.
.
.
.
Di sebuah pemakaman dengan suana tenang menyelimuti dan juga burung – burung yang berkicau indah di atas pohon yang tumbuh subur di area pemakaman.
Seorang pria tinggi dengan 2 pengawalnya yang setia tengah beridiri didepan sebuah nisan yang bertuliskan 'Mrs. Stephanie Wu'
"ibu, apa kabar? Sehun hari ini pulang dan akan kusuruh ia menjenguk ibu nanti saat ia sampai di rumah. Nenek hari ini akan membuat kencan buta unutkku, bahkan ia memilih beberapa pria dan wanita untukku. Bukankah nenek itu berlebihan?" tanyanya dengan pandangan sendu.
"aku bahkan belum bisa melupakan anak itu ibu, nenek sudah mencari ke penjuru Canada dan tidak menemukan anak itu. Bukankah ini mirip sekali dengan cerita cinderella bukan? Hah… dasar orang tua selalu seperti itu ya bu?" tanyanya lagi dan tentu saja ia tidak akan dapat jawaban dari semua pertanyaannya itu.
"tuan muda Kris, sudah waktunya anda pulang" saran dari pengawalnya dan Kris hanya mengangguk. Ini musim panas dan banyak hal yang harus ia lakukaan bukan?
Saat ia akan berbalik meninggalkan makam ibunya ia melihat sesosok siluet yang tengah duduk di samping batu nisan dan memeluknya. Kris menajamkan matanya dan menatap lurus kedepan memastikan siapa orang itu.
Kris sedikit berjalan sediikit lebih dekat, entah mengapa orang itu sedikit membuatnya penasaran. Biasanya ia tak pernah seperti ini pada semua orang. Kecuali untuk seseorang yang sudah lama ia cari. Yahh, seseorang yang sangat ingin ia temui sekali lagi dalam hidupnya.
Sedikit lagi, yah sedikit lagi ia akan dapat melihat wajah seseorang yang membuat jantungnya berdetak tak normal.
"sial!" umpatnya saat orang itu menyadari kehadiran Kris dan dengan cepat ia berlari meninggalkan area pemakaman.
"shit" umpatnya lagi saat orang itu berhasil kabru menghilang dari pandaangannya. Ia terdiam di depan sebuah nisan bertuliskan huruf pinyin 'Huang Lien Yue'.
"ibu, mungkinkah kau ingin mempertemukan aku dengan anak itu ibu?" guman Kris tersenyum menatap nisan itu dan ia meletakkan sekarangan bunga yang di pegang oleh salah satu pengawalnya – yang berhasil menyusulnya – didepan nisan itu.
"ayo pulang, nenek bisa mengamuk. Dan Sehun sudah di jemput?" tanya Kris tanpa menoleh kepada pengawalnya sedikitpun.
"sudah tuan muda" jawab mereka dan Kris berjalan berbalik kembali ke mobil mereka. Pulang adalah tujuan yang lebih baik sekarang mengingat Sehun sudah pulang.
TBC OR END?
A/N: Oke, tolong dibaca ya. Rei cuman mau kasih info aja, sehubungan Rei mau UN dan juga Rei lagi sibuk ujian sana ujian sini jadi buat FF yang lain di pause dulu sebentar. Tapi kalo misalnya ada waktu Rei akan publish ff yang lain. Sebenarnya ff ini sebagai tanda hiatusnya Rei di Ffn untuk sementara.
But kalau ada waktu Rei pasti akan lanjut dan publish ff yang lain walau sibuk2nya. Dan juga ff ni rei buat pada malam hari dalam waktu 4 jam. Jadi mohon maaf bila ceritanya amburadul, bahasa berantakan, typo dimana mana, dll. Sebenarnya yang bikin Rei mood buat publish ff yaitu reviewnya ,Rei bakalan usahain update asap perbulan tapi gak janji loh ya :) bow
Mohon maaf sebesar – besarnya jika ada salah kata ….
Last! Don't forget to leave a Review please…. *bow*
