Disclaimer : Ceritanya punya saya, cast punya Tuhan, entertaimentnya, dan Orang tua Mereka
Main Cast : Hwang Minhyun (NU'EST) As Hwang Minhyun
Kim Jong In (Kai EXO) As Kim Jong in (Kai)
Kim Ji Yeon (Kei Lovelyz) As Kim Ji Yeon (Kei)
Park Chan Yeol (EXO) As Park Chan Yeol
Coming soon (Akan terungkap di Part selanjutnya)
Other Cast : Coming soon
Summary : Jika di beri kesempatan ke masa lalu, apa yang akan kau lakukan? Merubah takdir mu? Atau menciptakan sebuah takdir yang baru?
Chapter : -
Genre : Romance, Hurt/comfort
Warning : Yaoi / sounen-ai
Rated : M (suatu saat bisa berubah-ubah)
Note : Annyeong Readers.. Author kembali dengan FF ketiga, Maaf FF sebelum nya belum selesai dan maaf juga karena udah merilis FF baru… Maaf juga karena sudah HIATUS terlalu lama...
Note:
A. Dalam cerita ini jika ada yang di cetak miring itu berarti hayalan atau Flashback, biasa nya kalau itu Flashback, akan di beritahu terlebih.
B. jika ada yang kurang jelas bisa di tanya di komentar, Oh ya jika kalian ingin cerita nya tetap di lanjutkan silahkan komen dan jangan jadi silent reader. Satu komen sangat berharga. Yang mau beri salan di persilahkan.
Tolong jangan jadi silent reader, Jangan jadi pelagiat! AND Enjoy it..
.
.
.
.
.
.
Our Destiny (Prolog) :
.
.
.
.
Sepasang kaki jenjang milik seorang remaja pria dengan lengang nya menyusuri jalanan yang mulai ramai di kota Seoul tercinta, South Korea. Remaja pria tadi perlahan mempercepat gerak kaki nya, ia juga tak henti-hentinya menatap pada benda yang setia melingkar di pergelangan tangan nya.
"Good! Aku terlambat" Ucap remaja pria itu sambil mempercepat langkah kakinya.
Di tengah kesibukan nya meratapi kebodohannya yang bangun telat pagi ini, sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan penuh di sampingnya, tepatnya di samping trotoar tempat remaja pria itu berjalan, dan dalam hitungan detik cipratan air kotor yang berasal dari genangan air di sepajang pingiran trotoar berhasil menguyur tubuh remaja pria tadi. Mobil sport tadi terus melaju dengan kecepatan penuh meninggalkan remaja pria yang terpelongoh seperti orang dungu di tempat nya.
"Apalagi sekarang?" Ucap remaja pria itu penuh amarah, rahangnya mengeras dan jari-jari tangannya memutih akibat di genggam begitu erat.
"Hah..." setelah menghela nafas dan meredam amarah nya, ia mulai berlari, tak ada waktu lagi untuk marah-marah seperti orang gila, lagi pula pemilik mobil sport tadi sudah berlalu entah kemana.
Sesampainya di sekolah, ia –Remaja pria tadi- dengan perasaan yang di buat setenang mungkin melangkah dengan perlahan memasuki pekarangan sekolahnya. Untungnya gerbang belum tertutup, kalau tidak bisa tamat riwayat nya. perlu kalian ketahui, Hari ini hari terakhir ujian semester kenaikan kelas, jika tidak mengikuti satu mata pelajaran saja bisa di pastikan liburan semester mu akan terasa seperti di neraka.
"Minhyun Hwang! Kemari" dengan setengah terkejut remaja pria yang bernama Minhyun tadi mendekati guru pendisiplin siswa yang sudah berdiri di depan pintu utama sekolah. Dengan senyum yang susah di artikan, Guru pendisiplin yang memiliki nama Kim Taeyeon itu terus menatap Minhyun yang berjalan kearahnya dengan lunglai.
"Kamu terlambat lima menit, dari mana saja?! Apa kamu tidak tau? Waktu itu adalah uang.. jadi... bla.. bla.. bla.." Dengan suara nya yang melengking Taeyeon Sonsaengnim mulai menceramahi Minhyun yang mulai merasa mual, entah mengapa guru satu itu hobi sekali berceramah panjang lebar dan itu berhasil membuat siapa pun yang mendengarkannya ingin muntah.
"Kenapa diam saja, kamu mengerti kan apa yang saya bilang? Kalau mengerti segera masuk" perintah Taeyeon Sonsaengnim setelah berceramah panjang lebar selama lima menit tanpa jeda, Minhyun yang mulai lemas hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk.
"Dan... ohhh saya hampir lupa... pakaian kamu kenapa? Seperti pengemis seperti itu, Kamu tidak mandi ya?" Selidik Taeyeon Sonsaengnim dengan nada khas nya.
"ini... saya.."
"Ahhh tidak penting, segera tukar pakaianmu dan masuk ke kelas " padahal Minhyun belum sempat menjelaskan, namun Guru killer satu itu sudah menyela terlebih dahulu. Minhyun lagi-lagi hanya bisa mengupat pelan sambil berlalu masuk dengan tergesa-gesa .
Tujuan utama nya ialah loker kesayangannya, ia ingin cepat-cepat menganti seragam nya yang kotor dan sedikit berbau aneh itu. Namun setelah membuka lokernya, wajah Minhyun langsung berubah jadi datar. Di sana hanya ia dapatkan beberapa buku referensi, novel, sepatu cadangan serta Seragam olah raga. Untuk kesekian kali nya ia merutuki kebodohan nya.
"Dimana seragam cadangan ku? Oh My God~" Ucap Minhyun lemas...
"Ah iya, Kai meminjamnya kemarin, Arghhhh bagaimana ini" Minhyun mengacak-acak rambutnya frustasi, detik berikutnya ia menatap seragam olah raganya ,tanpa pikir pajang Minhyun meraih seragam olah raga nya dan berlari menuju ruang ganti.
Setelah selesai menganti pakaiannya Minhyun mulai berjalan menuju kelas nya, dengan keringat dingin dan nafas yang memburu Mihyun mencoba meraih knop pintu kelas nya. Dari luar sekilas terdengar suara Yoona SonSaengnim yang sedang menjelaskan sesuatu, perlahan Minhyun membuka pintu itu dan saat itu juga semua mata menatap Minhyun. Minhyun dengan perlahan memasuki kelas dan membungkuk hormat pada Yoona Sonsaengnim yang hanya di balas senyuman oleh guru cantik itu.
"Jangan pernah terlambat lagi ya. kali ini saya maafkan, Duduklah.. baiklah semua nya silahkan jawab soal ujian kalian dengan tenang, jangan menyontek.. kalian mengerti" Minhyun berteriak dalam hatinya mengucap syukur berulang kali, untung saja ia tak terkena masalah. Salahkan dirinya yang menjadi murid teladan. Ya.. Minhyun merupakan murid terpintar di sekolah elit ini, ia memiliki sejuta talenta yang membuat nya indah di mata semua orang, kepribadian nya yang ceria dan mudah berteman membuat semua orang menyukai nya. Soal harta? Tak usah di ragukan lagi, di sekolah elit ini hampir semua murid memiliki latar belakang keluarga yang menakjubkan, walau terkadang ada satu atau dua yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ini, itulah alasan mengapa Minhyun bisa lolos dengan mudah nya walau ia membuat kesalahan.
.
.
.
.
.
"Wohoo~ kau begitu seksi anak muda sini deket dengan Ahjussi" Goda Remaja pria yang mengunakan Name Tag Kim Jong in.
"Berhenti mengoda ku Kai.. kau ingin ku lempar ke segitiga bermuda eoh?" Ucap Minhyun kesal. Sekarang Minhyun Sedang menikmati waktu istirahatnya di kantin dengan dua sahabat kecil nya yang setia mengikutinya layaknya kucing dan ekor nya.
"Kenapa bisa terlambat eoh? Bukan nya kau berangkat dengan Chanyeol sunbae biasanya?" tanya wanita feminim yang cantiknya bukan main yang sekarang ini duduk di sisi kiri nya Minhyun.
"Channie ada urusan mendadak hari ini, jadi ia tidak bisa mengantar ku ke sekolah" jelas Minhyun yang masih sibuk dengan aksinya menengelamkan wajah di antara lipatan tangannya pada Kim ji yeon alias Kei. Kei merupakan kembaran dari Kim Jong in yang sering di sapa Kai.
"How Poor are you... kkk~" Ejek Kai untuk kesekian kali nya, Minhyun mulai menegakan badannya dan melempar Deathglare andalan nya pada Kai, yang di tatap hanya bersiul seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Smartphone Minhyun berdering , Minhyun merogoh saku nya dan mulai memeriksa layar Smartphone nya, Sebuah pesan tertera jelas di layar Smartphone nya.
"Huwaaaaaa~ bencana apa lagi ini" rengek Minhyun sambil menguncang-guncang tubuh Kei.
"Ada apa?" Tanya Kei bingung.
"Channie tak bisa menjemputku hari ini, padahalkan hari ini anniversary kami yang ke dua" Jelas Minhyun lemah.
"Mungkin ia benar-benar sibuk, wajarkan? Dia kan mahasiswa..." Ucap Kei berusaha menenangkan.
"Kenapa Kau tak mencoba membuat Surprise Party saja?" Ucap Kai yang entah mengapa otaknya encer kali ini.
"Ahhhhh... Brilliant! Tumben otak mu bisa berfungsi dengan baik.." Ucap Minhyun setengah mengejek, setelah itu Minhyun terlihat berfikir.
"Menurut kalian apa yang harus ku lakukan? " tanya Minhyun pada Si kembar Kim
"Itu sangat simple, kau hanya perlu mengunakan pakaian yang mengundang nafsu dan berbaring di tempat tidur nya, heheheh" Ucap Kai spontan, setelah itu Kai, Kei dan Minhyun mulai berfantasi.
Terlihat Minhyun dengan baju seorang suster yang begitu ketat dan mini, sedang meliuk-liuk di atas tempat tidur sambil memegang suntik dan cambuk kecil, rambut nya yang sebahu tergerai sedikit berantakan, pipinya sedkit memerah, bibir nya merah merekah dan kulitnya terlihat basah dan berkilat. Dalam fantasi ini Minhyun terus mengucapkan... Channie~ Channie~ Channie~...
Tersadar dari fantasinya Minhyun mengelengkan kepalanya dan mulai memukuli kepala Kai dengan sendok yang ada di depan nya.
"Kau kira kita sedang membuat film porno eoh? aishhh" Minhyun mulai frustasi dengan sahabat kecil nya itu. Yang di pukuli hanya mengosok-gosok kepala nya sambil memasang wajah jelek.
"Itu kan hanya saran dari ku, kalau tidak mau ikut yasudah..." Ucap Kai yang masih sibuk mengelus-elus kepalanya yang sakit. Minhyun kembali memutar otak nya, berharap sebuah ide bagus hinggap di kepalanya.
"Aha...! aku tau, bagaimana kalau aku mengunakan baju rusa dan sembunyi di dalam sebuah kado besar yang di letakan di kamar nya? Brilliant kan?" Ucap Minhyun, sama seperti sebelum nya, mereka bertiga langsung berfantasi kembali.
Terlihat Chanyeol yang memasuki apatermen nya, dan terkejut karena di lantai apatermennya banyak lilin kecil yang bersinar cukup indah, lalu di hadapan nya ada jalan setapak yang di buat dari kelopak mawar merah yang membentang mengarahkan nya untuk ke kamar. Melihat itu Chanyeol berjalan mengikuti jalan setapak itu menuju kamar nya. Sesampainya dikamar Chanyeol terlihat terkejut menemui sebuah kado besar di dekat tempat tidur nya, karena penasaran Chanyeol mendekati kado itu namun sebelum berhasil membuka kado itu kado nya sudah terbuka sendiri.
Terlihat Minhyun dengan costume Rusa nya yang imut menari-nari dengan lagu latar Cattalena dari group idol terkenal "Orange Caramel" . setelah selesai menari Chanyeol terlihat tersenyum dan segera merentangkan tangan nya mengisyaratkan Minhyun untuk datang kepelukan nya.
"Happy 2nd Anniversary Honey ~" Ucap Minhyun manja dan mengasurkan tubuhnya untuk memeluk Chanyeol. Setelah beberapa saat berpelukan Chanyeol melepas pelukan mereka, mata nya lekat menatap pada Minhyun. Perlahan wajah mereka mendekat dan mereka berciuma..."
"Stop! Bukan nya Chanyeol tidak suka hal yang kekanakan seperti itu, apa-apaan itu menari dengan pakaian rusa, kekanakan" Kai langsung menghancurkan fantasi Minhyun sebelum Minhyun berfantasi terlalu jauh. Minhyun hanya bisa melempar Deathglare andalan nya dan detik berikutnya ia menghela nafas berat.
"Kau benar... Chanyeol tidak suka hal-hal kekanakan seperti itu, arghhh apa yang harus ku lakukan" Ucap Minhyun lemas sambil mengacak rambut nya frustasi, Kai menatap Kei.
"Mana ide-ide brilliant mu? Biasanya kau lebih berpengalaman dalam hal seperti ini" Kei terliat berfikir.
"Eumm, menurut ku.. Minhyun hanya perlu melakukan hal-hal normal namun romantis, contoh seperti ini..." Mereka pun mulai berfantasi.
Chanyeol yang terlihat lelah memasuki apatermen nya, karena merasa sangat lelah ia bergegas kekamar nya, membuka baju nya dan membuka lemari nya berniat untuk menganti baju nya dan pergi ke alam mimpi. Namun begitu terkejutnya Chanyeol karena saat membuka lemari ia melihat Minhyun yang berusaha mengejutkan nya sambil memegang sebuah cake kesukaan nya.
"Boo~" Ucap Minhyun Mengejut kan Chanyeol, Chanyeol terlihat tersenyum manis dan mencoba membantu Minhyun keluar dari berhasil membantu Minhyun keluar Chanyeol meletakan Cake itu di atas tempat tidur nya dan memeluk Minhyun dengan erat.
"Kau sudah makan eoh? Mau aku buatkan sesuatu?" Ucap Minhyun yang sudah merona di dalam pelukan Chanyeol.
"Eummm, apa ya.. eummm Pasta ? bagaimana?" Ucap Chanyeol sambil menatap pada kekasih nya itu, Minhyun tersenyum dan segera mengecup pipi pria yang memeluknya itu.
"Ayo ke dapur, lihat saja.. aku akan membuat pasta terenak hari ini" Chanyeol tersenyum mendengar celotehan kekasih nya itu, mereka pun melangkah menuju arah dapur.
"Dan kalian akan menghabiskan malam kalian dengan dinner dan bercerita-cerita tentang banyak hal, bagaimana menurut mu?" Ucap Kei yang selesai dengan ide simple nya.
"Huwaaa... Kei memang sangat bisa di andalkan" Ucap Minhyun yang langsung memeluk Kei dengan erat. Kai yang melihat itu ikut-ikut memeluk kedua sahabat nya itu, alhasil Minhyun memberi Deathglear andalan nya.
"Hahaha, kalian berdua sangat lucu" Ucap Kei melihat Minhyun dan Kai yang mulai adu mulut seperti bocah berumur 5 tahun.
"Sudah-sudah ayo masuk ke kelas, bell sudah berbunyi" Ucap Kei lagi yang menyadari bahwa waktu istrahat mereka sudah berakhir.
"Ayo semangat..! tinggal satu mata pelajaran lagi, setelah itu kita akan terbebas dari sekolah ini... libur~..." Ucap Kai yang berlari duluan menuju kelas meninggalkan Kei dan Minhyun yang berjalan santai mengikuti nya menuju kelas.
.
.
.
.
.
Bell tanda waktu belajar mengajar berakhir terdengar, suara gaduh terdengar dari seluruh penjuru sekolah. Sepertinya semua murid merasa sangat senang karena hari-hari ujian berakhir, itu artinya waktu liburan sudah menanti mereka. Ratusan murid berhamburan keluar kelas, terlihat seperti kerumunan semut yang memenuhi koridor sekolah. Begitu pula dengan Minhyun dan Si Kembar Kim. Mereka berjalan dengan santai menyusuri koridor sambil berbincang-bincang.
"Kau yakin tak ingin di bantu eoh?" tanya Kai pada Minhyun.
"No... aku ingin menyiapkan semua nya sendirian, aku sudah terlalu banyak merepotkan kalian dari dulu, jadi kali ini aku akan mencobanya sendiri" Ucap Minhyun antusias.
"Baiklah, tapi kau harus melakukan semuanya persis seperti yang sudah di rencanakan, dan jika kau butuh sesuatu silahkan hubungi aku atau Kai, oke?" jelas Kei lembut.
"Aishhh, aku mengerti.. ayo bergegas pulang" Ucap Minhyun sambil menyeret kedua sahabat nya itu untuk pulang.
Minhyun sampai di sebuah toko cake langganan keluarganya, di sana ia terlihat antusias melihat-lihat cake yang harus ia beli untuk Chanyeol. Setelah menemukan cake yang pas, ia membeli nya dan pergi menuju supermarket untuk berbelanja bahan untuk membuat pasta. Setelah merasa semua sudah lengkap Minhyun berjalan dengan tenang menuju apatermen milik Chanyeol, ia bahkan tak sadar bahwa ia belum menganti seragam olah raga nya.
"Aishhh aku sangat gugup, semoga saja bisa berjalan dengan baik" Ucap Minhyun yang sekarang sedang memasukan kode keamanan dari apatermen milik Chanyeol. Setelah itu Minhyun segera masuk dan berjalan menuju dapur, ia letakan semua barang bawaan nya di sana dan kembali ke ruang tengah.
"Apa-apaan ini, berantakan sekali... aishh Channie~ padahal sudah ku katakan beberapa kali supaya ia membersihkan apatermen nya dengan benar dan menata semua sesuai tempat nya" gumam Minhyun entah pada siapa, Minhyun langsung membereskan semua yang berantakan dan menyusunnya serapi mungkin, Setelah semuanya bersih Minhyun memutuskan untuk mandi.
Setelah selesai mandi Minhyun berjalan menuju lemari Chanyeol dan membuka nya, mata nya menatap seluruh pakaian milik kekasih nya itu. Ia tersenyum dan mulai memilih-milih baju yang setidaknya bisa pas di tubuhnya, menginggat postur tubuh Chanyeol yang tak biasa.
"Ahhh ini saja" Minhyun meraih sebuah baju bahan rajut yang sedikit kecil menurutnya, walau pada kenyataannya akan tetap kebesaran di tubuh nya. Sebelum mengunakan baju itu, Minhyun memeluk dan menghirup aroma khas kekasihnya yang tertinggal di pakaian tersebut.
Sekelebat kenangan manis pun mengahmpiri fikiran Minhyun, Park Chanyeol.. Pria tinggi berkulit pucat. Yang mengisi hatinya selama dua tahun belakangan ini, Chanyeol memiliki senyum yang begitu cerah dan tubuh yang begitu indah layaknya model. Bukan hanya itu, Chanyeol juga seorang mahasiswa kedokteran yang memiliki latar belakang keluarga yang sederhana. dulunya ia adalah putra tunggal dari seorang yang kaya raya. Namun semua berubah saat kedua orang tuanya meninggal saat ia masih duduk di kelas dua Sekolah Menengah Atas. Sejak itu Chanyeol tumbuh menjadi seseorang yang giat belajar, ia bekerja part time di banyak tempat untuk bisa bertahan hidup.
Sampai suatu saat Chanyeol bertemu dengan ayah Minhyun yang merupakan seorang pengusaha yang di sebut-sebut sebagai Dewa Bisnis karena memiliki bisnis yang sangat luar biasa luasnya. Kebetulan Chanyeol adalah mahasiswa di Universitas kedokteran milik ayah Minhyun. Ayah Minhyun sangat kagum pada Chanyeol yang merupakan mahasiswa terpintar di Universitas itu. Maka dari itu Chanyeol bisa berkuliah secara Free dan di fasilitasi kehidupan nya oleh Tuan Hwang yang merupakan Ayah Minhyun. Termaksud apatermen ini, apatermen itu merupakan fasilitas yang bisa Chanyeol nikmati hingga sekarang.
Tersentak dari lamunan nya tentang Chanyeol, Minhyun segera mengunakan baju rajut itu dan segera berjalan ke dapur. Ia mengambil cake yang tadi ia beli dan bersiap menunggu Chanyeol di kamar nya.
"Baikhlah, aku akan membaca selagi menunggu" Ucap Minhyun yang baru saja sampai di kamar Chanyeol dan merebahkan tubuhnya di sana. Ia raih komik yang terletak di nakas di samping tempat tidur Chanyeol dan mulai membaca nya.
Cukup lama Minhyun menunggu Chanyeol di sana, sampai suara seseorang memasukan kode keamanan apatermen memecahkan keheningan di apatermen itu. Mendegar itu Minhyun segera meletakan komik itu ke tempat asal nya dan berlari terburu menuju lemari, tak lupa ia membawa cake yang sudah ia siapkan. Minhyun berhasil masuk ke lemari dan menutup pintu lemari itu dengan hati-hati. Hati nya berdegup sangat kencang, rasa gugup menyelimuti tubuhnya yang mulai dingin. Ia benar-benar gugup dan tak sabar untuk segera membuat Chanyeol terkejut. Minhyun mencoba mengintip di celah-celah lemari Chanyeol yang memiliki celah seperti jeruji-jeruji kecil.
Dan detik itu pula lutut Minhyun serasa lemas, di atas tempat tidur terlihat Chanyeol yang sedang berciuman dengan seorang gadis yang tak ia kenal. Tak hanya berciuman, mereka juga saling melepas pakaian mereka, saling mendesah penuh nikmat dan semua nya larut dalam nafsu yang semakin lama semakin mengebu-gebu.
Minhyun menduduki dirinya yang sudah gemetaran, ribuan butiran krystal bening berlomba-lomba keluar dari mata indah Minhyun dan berakhir membasahi pipi pemuda rapuh itu. Sekeras mungkin ia menahan tangisnya yang siap meledak kapan saja. Ia gigit bibir nya kuat-kuat, ia tutupi mulut nya itu dengan tangan dan setiap kali desahan Chanyeol dengan wanita itu terdengar Minhyun berusaha menutup kupingnya serapat mungkin, ia berusaha memekakan kuping nya walau semua desahan itu tetap terdengar di telingga nya. Berjam-jam Minhyun terpuruk di tempat penggap itu dengan tangis nya yang tak lebih dari sebuah lenguhan kecil.
Setelah semua nya berakhir dan mereka berdua tertidur pulas, perlahan Minhyun membuka pintu lemari itu dengan sangat hati-hati, ia berusaha tak bersuara sedikit pun. Dengan gerak yang sedikit lunglai ia keluar dari lemari itu dan menatap kedua orang yang berhasil membuat nya hancur yang kini sedang terbaring membagi kehangatan di atas tempat tidur milik pria yang sangat ia cintai itu.
Minhyun berlalu dengan tubuh lemas, ia berjalan terus tanpa tujuan. Setidaknya ia bisa pergi jauh dan menjerit sejadi-jadinya di luar sana. Kini dia terlihat seperti orang linglung, berjalan dengan kaki tanpa alas serta Cake yang terus ia pegang di tangan nya. Semua orang terus memandangi Minhyun, wajahnya yang lesuh serta kodisi nya yang acak-acakkan membuat nya jadi bahan pembicaraan. Ada yang merasa kasihan melihatnya dan ada juga yang mencibirnya dan berkata bahwa dia sudah gila.
Semua itu tak di perdulikan oleh Minhyun ia terus berjalan di keramaian yang bahkan menjadi hampa dan kosong bagi nya. Berulang kali orang-orang menabraknya.
"Ah... Cwaesonghamnida" Ucap orang-orang yang menabrak Minhyun, Minhyun Hanya mengeratkan pelukan nya pada Cake yang sekarang remuk tak berbentuk dan mengotori seluruh tubuh nya tanpa menanggapi perkataan orang-orang yang meminta maaf pada nya serta orang-orang yang marah karena di tabrak oleh nya.
Yang Minhyun tau, ia harus tetap berjalan entah kemana untuk menenangkan dirinya. Tak ia pedulikan rasa sakit dari luka-luka di kaki nya, dinginnya cuaca pun tak membuat nya berhenti berjalan. Hingga ia tiba di dekat sungai Han, di sana ia berhenti dan menatap lekat sungai itu. Ribuan butir Krystal masih terus jatuh membasahi pipi Minhyun dan membuat dadanya sesak semakin menjadi-jadi. Perlahan ia berjalan dengan gontai mendekati tepi sungai Han, namun sebelum sampai tepi sungai Han, Minhyun tersandung dan tergelinding hingga dekat tepi sungai Han.
"Sakit... Sakit... bahkan sakit di tubuh ku tak bisa menutupi sakit nya ini" dengan susah payah Minhyun menduduki dirinya, ia memukul-mukul dadanya, berusaha mengusir sakit yang bersarang di sana. Ia mulai terisak, mengeluarkan semua yang ingin ia keluarkan. Minhyun menatap bayangan dirinya yang tak karuan di permukaan sungai Han.
"ARGHHHH...!" Minhyun menjerit sejadi-jadi nya, melepaskan semua sakit dan sesak di dadanya, dan detik itu juga Hujan membasahi tubuhnya. Hujan yang begitu lebat, yang ikut menangis bersama dengan pemuda malang itu.
.
.
.
.
.
Seorang pria membuka matanya, Gelap... Ruangan itu begitu gelap. Pria itu menduduki diri nya dan mengusap-usap kedua matanya.
"Sudah malam.." Ucap Pria itu sambil menatap weker di nakas yang terletak di samping tempat tidur nya. Ia mengalihkan pandangan nya pada seseorang yang mengeliat di samping nya.
"Kau mau tidur sampai kapan eoh?" Bisik Chanyeol tepat di telinga wanita yang masih terlelap itu sambil mengecup pipi wanita itu.
"Channie~ ku mohon, biarkan aku tidur sebentar lagi,aku lelah" rengek wanita itu manja, melihat itu Chanyeol hanya tersenyum. Setelah itu ia beranjak menuruni tempat tidur itu dan berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengabil minuman kaleng dari sana, membuka minuman itu dan menegaknya dengan santai. Tiba-tiba mata nya menangkap sesuatu di atas meja di samping kompor, ia pun bergerak mendekati kantong belanjaan yang bertenger manis di sana.
"Pasta?" Ucap nya bingung setelah mengobrak-abrik isi kantong belanjaan itu. Karena tak ingin ambil pusing ia hanya mengangkat kedua bahunya dan berlalu menuju ruang tengah. Ia rebah kan tubuhnya di sofa dan menghidupkan Tv yang berada di depan nya.
"Tunggu sebentar, Siapa yang membereskan semua nya?" Ucap Chanyeol setelah sadar bahwa apatermennya terlihat rapi.
"Apakah Minhyun? Gawat!" rasa takut menghampiri Chanyeol, langsung ia beranjang mencari ponsel nya dan berusaha menelfon Minhyun.
"Jangan bilang dia datang dan melihat ini semua" Gerutu Chanyeol entah pada siapa, berulang kali ia berusaha menelfon Minhyun namun tak ada jawaban.
Sementara itu di tepi sungai Han Minhyun terduduk lemas, tangis nya sudah reda. Namun ia masih diam dan memandang lekat sungai Han yang sejak kapan bisa membuat nya nyaman. Ponsel nya terus menerus berbunyi, namun tak ia hiraukan. Namun karena lelah dengan kebisingan Smartphone nya itu ia mencoba mengangkatnya.
Ia tatap lekat-lekat layar Smartphone nya, di sana tertulis nama seseorang yang sangat ia cintai. Ia ingin menekan tombol hijau pada layar itu, namun air mata yang keluar menghalangi jari-jari nya.
Ponselnya kembali berdering, namun kali ini bukan sebuah panggilan namun sebuah pesan.
From: Channie~
To: Hyunnie~
Chagiya, kenapa tak mengangkat telfon mu eoh? Kau membuat ku khawatir. Tadi kau datang ke rumah ya? Kenapa tak mengabari ku.
Minhyun tersenyum miris membaca itu, Chanyeol bertingkah seolah tak terjadi apa-apa. Ia pun mulai mengerakan jari-jarinya untuk membalas pesan itu.
From: Hyunnie~
To: Channie~
Mian Chagiya~ ^^, Tadi aku mampir ke apatermen mu sepulang sekolah dan kau tak ada diapatermen mu. Karena terburu-buru aku tak sempat mengabari mu. Ohya,seragam olah raga ku , sepatu dan tas ku tertinggal di sana, aku juga meminjam baju mu, tak apa kan? Padahal aku ingin memasakan pasta untuk mu, namun karena Kai mengajak ku kesuatu tempat, semuanya jadi batal, Mianhae... ahhh semua barang-barang ku tolong antarkan ke rumah ya, titip saja dengan Jae Hyun Hyung, Gomawo~ ahhh satu lagi Happy 2nd Anniversary..
Sambil mengirim pesan itu bulir Kristal terus mengalir di mata indah Minhyun, dada nya kembali sesak. Drama~ harus kah ia tetap memainkan drama ini setelah tau semua nya. Minhyun mulai menatap ke arah sungai Han. Entah setan apa yang merasukinya, perlahan ia mencoba berdiri dan melangkah perlahan menuju sungai Han.
Bunuh diri, Ya... Bunuh diri adalah pilihan yang akan di ambil oleh Minhyun yang benar-benar hancur saat ini. Padahal ia tau betul bahwa ia tak bisa berenang, jika ia melompat... maka semuanya usai.
"Tenang Channie~ kau bebas sekarang" kedua mata indah nya tertutup, perlahan ia melangkah semakin dekat dengan tepi sungai itu. Tanpa Minhyun sadari sesuatu seperti bintang yang bercahaya sangat terang terbang dari langit mendekati Minhyun dan...
BRUGH...!
Sebelum sempat meloncat ke dalam sungai itu sesuatu yang sangat berat sudah menimpah tubuh Minhyun. bukan hanya itu, Minhyun bisa merasakan sesuatu menyentuh bibir nya. Sesuatu yang basah, perlahan Minhyun membuka kedua mata nya.
"AAAAAAAAA!" Minhyun menolak Pria yang menimpa nya dan mundur beberapa langkah.
"Ka-Kau...?"
To be continued… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
Bagaimana? Lanjutkan? Atau tidak?
Jika ingin di lanjutkan Minta Reviewnya ya (Review bersifat wajib)
