Sungmin

i will love you until always, i will love you

Like this moment right now, more than anyone in this world

I will love you

I Choose To Love You - Hyorin

Aku berdiri dengan sebelah tanggan menggenggam ponsel, dengan mulut berkomat-kamit tidak jelas aku terus saja berjalan. Sesekali kakiku refleks melompati genangan air hasil hujan sore ini. Rintik hujan kembali turun, beberapa orang yang berjalan, berlari untuk mencari tempat berteduh. Aku memandang layar handphone yang masih memajang isi pesan Hyukjae, aku mendesah, dia masih belum berubah.

'Mianhae Min-ah, aku tidak bisa menemanimu pergi ke bandara sore ini, kau hati-hati ne^^.' Untuk kesekian kalinya dia mangkir dari janji yang sudah dibuat sebelumnya.

"Ini pasti karena pangeran ikannya," desisku sebal. Aku berhenti dihalte, duduk dipojok kursi tunggu penumpang sambil memejamkan mata enggan memperhatikan orang-orang disekitar yang masing-masing sibuk dengan urusannya. Satu tahun yang lalu, seseorang membangunkanku dihalte ini. Katanya, sudah 2 jam aku tertidur. Aku bertanya pada diri sendiri, jika sudah 2 jam aku tertidur dihalte ini, lalu sudah berapa lama dia memperhatikanku?


Sudah lima jam aku berdiri didepan bioskop, seharusnya lima jam yang lalu aku sudah selesai menonton film, iya, seharusnya jika saja aku tidak menunggu seseorang yang sudah berjanji akan menemaniku datang ke tempat ini. Terakhir yang kuingat dia bilang akan datang sore hari selepas les menarinya, les menarinya sudah berakhir pukul satu siang, tepatnya enam jam yang lalu, kemana dia pergi? Apa sesuatu yang buruk terjadi padanya? Aku meremas kedua tangan erat, dua tiket yang sudah kubeli pun sudah tidak berbetuk lagi.

Berkali-kali aku mencoba untuk menghubunginya, tapi tidak ada satu pun panggilanku yang di jawabnya. Aku menatap nanar keseliling, masih berharap ada siluet tubuhnya yang tertangkap retinaku. Air mata sudah menggenang dipelupuk, dengan sekuat tenaga aku menahannya. Oh Tuhan, mengapa aku menjadi cengeng seperti ini, batinku.

"Neo?" Cepat-cepat aku mendongak. Seorang laki-laki berdiri tepat dihadapanku, dia mengenakan kaus putih bertuliskan Superman dan celana jeans biru tua yang terlihat serasi ditambah dengan tubuhnya yang memiliki tinggi diatas rata-rata laki-laki Korea. Dia terus menyipitkan matanya seolah memastikan bahwa orang yang dicarinya tepat. Aku memandangnya bingung saat dia menunjukku.

"Wae?" tanyaku memastikan. Tangannya terangkat tiba-tiba membuat aku yang tidak siap beringsut mundur. Aku menatap wajahnya lama saat kedua tangannya menyentuh kedua ujung mataku yang terasa lembab. Ah, iya, air mata. Aku menunduk, malu tertangkap basah menangis ditempat umum seperti ini. "Uljima," katanya sebelum pergi dan membuatku benar-benar bingung.

.

.

.

Continued or The End?

choose as you wish!