Permainan Petak Umpet Terakhir

By : Razux

.

.

.

Disclaimer : Gakuen Alice belong to Higuchi Tachibana.


Mikan POV

Waktu kita masih kecil, kita selalu bermain petak umpet. Aku selalu menjadi orang yang bersembunyi dan kau selalu menjadi orang yang mencari. Tidak peduli betapa baiknya aku bersembunyi, kau selalu menemukanku. Kau akan memelukku dari belakang dan mengejutkanku. Tahu'kah kau? Aku menyukainya. Aku suka bermain petak umpet denganmu karena aku menyukai senyum di wajahmu saat kau menemukanku. Aku menyukainya karena kau selalu menemukanku.

Natsume POV

Waktu kita masih kecil, kita selalu bermain petak umpet. Aku selalu menjadi orang yang mencari dan kau selalu menjadi orang yang bersembunyi. Tidak peduli betapa baiknya kau bersembunyi, aku selalu menemukanmu. Aku akan memelukmu dari belakang dan mengejutkanmu. Tahu'kah kau? Aku menyukainya. Aku suka bermain petak umpet denganmu karena aku menyukai senyum di wajahmu saat aku menemukanmu. Aku menyukainya karena aku selalu menemukanmu.

Mikan POV

Tahu'kah kau apa yang selalu aku pikirkan saat kita bermain petak umpet? Kurasa kau tidak akan pernah tahu. Yang selalu aku pikirkan saat bersembunyi darimu selalu "Aku di sini. Aku di sini, tahu? Ku mohon, temukan aku. Aku di sini."

Lucu bukan? Karena sebagai orang yang bersembunyi, aku seharusnya berharap kau tidak akan pernah menemukanku. Tapi, tidak tahu mengapa, aku selalu ingin ditemukan olehmu, hanya olehmu seorang saja.

Natsume POV

Tahu'kah kau apa yang selalu aku pikirkan saat kita bermain petak umpet? Kurasa kau tidak akan pernah tahu. Yang selalu aku pikirkan saat mencarimu selalu "Kau ada di sana. Aku tahu kau ada di sana. Aku akan menemukanmu, Kau ada di sana."

Lucu bukan? Karena sebagai orang yang mencari, Aku selalu tahu bahwa aku akan menemukanmu. Aku selalu ingin menjadi satu-satunya yang bisa menemukanmu.

Mikan POV

Sejak kita kecil, aku selalu bersembunyi dan berharap kau akan menemukanku. Bersembunyi dan ditemukanmu. Selalu, selalu dan selalu... Hingga akhirnya itu berubah menjadi sebuah kebiasaan.

Kadang aku bertanya padamu "Kenapa kau selalu berhasil menemukanku?"

Kau hanya tersenyum menyeringai , kau sama sekali tidak pernah menjawab pertanyaanku itu.

Kadang, aku berpikir sendiri, apakah itu karena kau selalu mendengar apa yang aku pikirkan? Apakah kau selalu mendengar aku memanggilmu dari tempat persembunyianku?

Natsume POV

Sejak kita kecil, aku selalu mencarimu dan berharap akulah satu-satunya yang bisa menemukanmu. Mencari dan menemukanmu. Selalu, selalu dan selalu... Hingga akhirnya itu berubah menjadi sebuah kebiasaan.

Kadang kau bertanya padaku "Kenapa kau selalu berhasil menemukanku?"

Aku hanya tersenyum menyeringai , Aku sama sekali tidak pernah menjawab pertanyaanmu itu.

Kadang, Aku berpikir sendiri, itu karena aku selalu mendengar apa yang kau pikirkan. Aku selalu dapat mendengar kau memanggilku dari tempat persembunyianmu.

Mikan POV

Petak umpet adalah permainan untuk anak kecil. Saat kita sudah mulai besar, kita berhenti memainkannya. Tidak ada lagi petak umpet.

Ingat'kah kau dengan kejadian saat kita berusia dua belas tahun? Waktu aku tersesat dalam hutan saat kita kamping karena kebodohanku sendiri. Aku sangat ketakutan saat itu. Bagaimana jika aku tidak bisa pulang lagi? Bagaimana jika aku mati? Bagaimana jika aku tidak bisa bertemu denganmu lagi?

Petak Umpet.

Tidak tahu mengapa? Aku tiba-tiba teringat dengan permainan itu. Karena itu, aku berhenti berjalan dan duduk di atas tanah, menutup mataku dan berkata "Aku di sini. Aku di sini, tahu? Ku mohon, temukan aku. Aku di sini."

Seperti saat kita kecil dulu, lalu..

Kau menemukanku. Kau benar-benar menemukanku.

Natsume POV

Petak umpet adalah permainan untuk anak kecil. Saat kita sudah mulai besar, kita berhenti memainkannya. Tidak ada lagi petak umpet.

Ingat'kah kau dengan kejadian saat kita berusia dua belas tahun? Waktu kau tersesat dalam hutan saat kita kamping karena kebodohanmu sendiri. Aku sangat ketakutan saat itu. Bagaimana jika kau tidak bisa pulang lagi? Bagaimana jika kaumati? Bagaimana jika aku tidak bisa bertemu denganmu lagi?

Petak Umpet.

Tidak tahu mengapa? Aku tiba-tiba teringat dengan permainan itu. Karena itu, aku berlari mencarimu dan terus berkata "Kau ada di sana. Aku tahu kau ada di sana. Aku akan menemukanmu, Kau ada di sana."

Seperti saat kita keci dulu, lalu..

Aku menemukanmu. Aku benar-benar menemukanmu.

Mikan POV

Aku mencintaimu.

Aku tidak tahu sejak kapan itu terjadi, setahuku, aku telah jatuh cinta padamu, sangat mencintaimu. Aku mencintaimu.

Mungkin aku telah mencintaimu sejak pertama kali kita bermain petak umpet, sejak pertama kali aku bersembunyi darimu dan kau mencariku. Permainan itu adalah permainan yang membuatku mencintaimu.

Petak umpet. Ditemukan dan menemukan.

Natsume POV

Aku mencintaimu.

Aku tidak tahu sejak kapan itu terjadi, setahuku, aku telah jatuh cinta padamu, sangat mencintaimu. Aku mencintaimu.

Mungkin aku telah mencintaimu sejak pertama kali kita bermain petak umpet, sejak pertama kali aku mencarimu dan kau bersembunyi dariku. Permainan itu adalah permainan yang membuatku mencintaimu.

Petak umpet. Menemukan dan ditemukan.

Mikan POV

Tahu'kah kau betapa sempurnanya dirimu? Kau pasti tahu'kan? Kau adalah cowok paling popular di sekolah kita. Kau memiliki pengemar yang luar biasa banyak. Dan mereka akan meneriakkkan namamu setiap kali melihatmu. Aku hanyalah seorang gadis sederhana, kau tidak akan mungkin memilihku.

Semua pengemarmu memintaku untuk menjauhimu. Seseorang sepertiku tidak akan pernah pantas untuk seseorang yang sepertimu. Aku tahu, mereka benar. Karena itu, aku mulai menjauhimu, aku mulai bersembunyi darimu lagi. Kita mulai bermain petak umpet lagi, bedanya kau tidak akan mencariku lagi.

Natsume POV

Tahu'kah kau betapa sempurnanya dirimu? Kau pasti tidak pernah tahu. Kau adalah cewek paling popular di sekolah kita. Kau memiliki pengemar yang luar biasa banyak. Dan mereka akan terpesona padamu setiap kali kau berjalan melewati mereka. Aku adalah manusia yang sangat egois. Aku ingin kau memilihku, karena itu aku selalu menatap tajam dan siap memukul cowok manapun yang berani mendekatimu.

Lalu, kau mulai menghindariku, kau mulai bersembunyi dariku lagi. Kita mulai bermain petak umpet lagi, bedanya kau tidak mau aku mencarimu lagi.

Mikan POV

Tahu'kah kau betapa gembiranya aku saat kau terus mencariku walau aku tidak memintamu mencariku? Tahu'kah kau betapa bahagianya aku saat kau menemukanku? Tahu'kah apa yang aku rasakan saat kau memelukku dari belakang dan tersenyum padaku saat menemukanku seperti masa kecil kita dulu?

Jantungku berdetak sangat cepat seakan ingin meledak. Aku seperti akan segera mati. Di dalam pelukkanmu, aku merasa sangat hangat, damai, bahagia dan sempurna.

Ingin sekali aku bertanya padamu "Apakah kau juga mencintaiku seperti aku mencintaimu?"

Tapi, aku terlalu takut untuk menanyaimu itu, aku tidak bisa membayangkan bagaimana duniaku nanti jika kau menolakku.

Seseorang sepertimu tidak akan mencintai seseorang yang sepertiku.

Natsume POV

Tahu'kah kau betapa frustasinya aku saat kau terus bersembunyi dariku walau aku tidak memintamu untuk bersembunyi? Tahu'kah kau betapa leganya aku saat aku menemukanku? Tahu'kah kau apa yang aku rasakan saat aku memelukmu dari belakang dan tersenyum saat menemukanmu seperti masa kecil kita dulu?

Jantungku berdetak sangat cepat seakan ingin meledak. Aku seperti akan segera mati. Denganmu dalam pelukkanku, aku merasa sangat hangat, damai, bahagia dan sempurna.

Ingin sekali aku bertanya padamu "Apakah kau juga mencintaiku seperti aku mencintaimu?"

Tapi, aku terlalu takut untuk menanyaimu itu, aku tidak bisa membayangkan bagaimana duniaku nanti jika kau menolakku.

Seseorang sepertimu tidak akan mencintai seseorang yang sepertiku.

MIkan POV

Dalam mimpipun tidak pernah terbayang olehku hari itu akan ada. Hari yang akan aku ingat untuk selamanya, hari di saat kita berusia enam belas tahun.

Hari itu, aku sedang bersembunyi di balik pohon sakura di samping gedung sekolah. Kau mencariku lagi, dan kau berhasil menemukanku lagi. Tapi waktu itu, ada yang berbeda, tidak ada senyum di wajahmu, matamu kelihatan sangat sedih. Kau memelukku dari belakang dan berkata "Aku menemukanmu. Jangan bersembunyi lagi dariku, aku tidak mau bermain petak umpet lagi denganmu. Ku mohon, tinggallah di sisiku selamanya, aku mencintaimu, Mikan."

Tahu'kah kau betapa bahagianya aku saat itu? Kau mencintaiku, kau mengatakannya dengan jelas. Jika itu adalah mimpi, maka aku tidak mau bangun lagi. Kau memilihku, dari semua orang yang ada di dunia ini, kau memilihku yang bodoh dan ceroboh ini.

"Aku juga mencintaimu, Natsume. Melebihi siapapun di dunia ini, hanya kamu." Itulah jawabanku untukmu.

Natsume POV

Dalam mimpipun tidak pernah terbayang olehku hari itu akan ada. Hari yang akan aku ingat untuk selamanya, hari saat kita berusia enam belas tahun.

Hari itu, aku sedang mencarimu yang sedang bersembunyi di balik pohon sakura di samping gedung sekolah. Aku sangat sedih dan frustasi. Aku sama sekali tidak bisa menahan diriku lagi. Aku berlari ke arahmu dan memelukmu dari belakang, aku sama sekali tidak bisa menghentikan mulutku lagi "Aku menemukanmu. Jangan bersembunyi lagi dariku, aku tidak mau bermain petak umpet lagi denganmu. Ku mohon, tinggallah di sisiku selamanya, aku mencintaimu, Mikan."

Lalu, kau menjawab " Aku juga mencintaimu, Natsume. Melebihi siapapun di dunia ini, hanya kamu."

Tahu'kah kau betapa bahagianya aku saat itu? Kau mengatakan kau juga mencintaiku, kau mengatakannya dengan jelas. Jika itu adalah mimpi, maka aku tidak mau bangun lagi. Kau memilihku, dari semua orang yang ada di dunia ini, kau memilihku yang sombong dan egois ini.

Mikan POV

Dimulai dari waktu itu, aku selalu berpikir "Tidak akan ada lagi petak umpet." Aku tidak akan bersembunyi lagi darimu dan kau tidak perlu mencariku lagi.

Waktu berlalu, dua tahun telah berlalu sejak kita bersama. Walau kadang kita bertengkar, kita tetap bersama dan kita sangat bahagia. Kau ada di sampingku dan aku ada di sampingmu. Aku ingin berada di sisimu selamanya. Aku mencintaimu.

Lalu..

Hari itu tiba.

Aku sedang berjalan bersamamu di taman. Tapi, dunia tiba-tiba menjadi kabur, aku tidak bisa melihat apa-apa. Suaramu yang penuh dengan kekhawatiran adalah satu-satunya yang aku ingat sebelum semuanya berubah menjadi gelap.

Waktu aku membuka mataku , aku ada di rumah sakit. Kamu di sampingku dan menggenggam tanganku dengan erat. Aku tidak tahu apa yang terjadi, kau mengatakan aku pingsan.

Lalu, dokter masuk ke dalam kamarku dan memberitahuku. Dia menemukan kanker dalam otakku. Aku menderita kanker otak. Lebih parahnya, aku hanya mempunyai waktu dua bulan untuk hidup.

Natsume POV

Dimulai dari waktu itu, aku selalu berpikir "Tidak akan ada lagi petak umpet." Aku tidak perlu mencarimu lagi dan kau tidak akan bersembunyi dariku lagi.

Waktu berlalu, dua tahun telah berlalu sejak kita bersama. Walau kadang kita bertengkar, kita tetap bersama dan kita sangat bahagia. Kau ada di sampingku dan aku ada di sampingmu. Aku ingin kau berada disisiku selamanya. Aku mencintaimu.

Lalu..

Hari itu tiba.

Aku sedang berjalan bersamamu di taman. Tapi, kau tiba-tiba jatuh dan pingsan. Kau sama sekali tidak menjawab walau aku terus memanggil namamu. Kau dilarikan ke rumah sakit. Aku tetap tinggal di sampingmu, menggenggam tanganmu dengan erat hingga kau membuka matamu. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu.

Lalu, dokter masuk ke dalam kamarmu dan memberitahumu. Dia menemukan kanker dalam otakmu. Kau menderita kanker otak. Lebih parahnya, kau hanya mempunyai waktu dua bulan untuk hidup.

Mikan POV

Apakah aku melakukan suatu kesalahan dalam dunia ini? Apakah aku melakukan sesuatu yang tidak termaafkan di dunia ini? Mengapa aku? Dari semua yang ada di dunia ini, kenapa aku? Aku tidak pernah melakukan suatu kesalahan hingga aku mendapatkan kanker otak ini bukan? Jadi, kenapa aku, tuhan? Kenapa aku?

Betapa aku berharap dokter itu salah. Betapa aku berharap dokter itu salah melihat hasil pemeriksaannya, yang menderita kanker otak ini bukan aku, tapi orang lain, seseorang yang juga berada di rumah sakit waktu itu. Tidak apa jika semua orang mengatakan aku egois, aku masih belum mau mati, belum. Aku ingin hidup, aku ingin hidup bersamanya. Aku tidak ingin meninggalkannya sendirian. JADI, KENAPA AKU?

Sejak hari di mana aku tahu aku menderita kanker otak, aku menangis setiap hari dan kau juga...

Aku tahu kau menangis. Saat aku membuka mataku, kau akan memberitahuku semuanya akan baik-baik saja, aku akan segera sembuh, aku akan hidup. Namun, saat aku menutup mata dan berpura-pura tidur, kau akan menggenggam tanganku dengan erat, membenamkan kepala ke tempat tidurku dan menangis. Natsume Hyuga yang hebat menangis. Dan akulah yang membuatnya menagis...

Duniaku runtuh. Semuanya tidak pernah sama lagi. Permainan itu dimulai lagi, permainan yang selama ini selalu kita mainkan, petak umpet.

Aku kembali bersembunyi darimu. Hari ke hari aku semakin pucat dan kurus, rambutku mulai rontok. Waktu aku melihat bayanganku di cermin, aku bisa melihat betapa jeleknya aku sekarang.

Yang aku pikirkan sejak hari itu adalah "Aku tidak ada di sini. Aku tidak ada di sini, tahu? Tolong jangan temukan aku, aku tidak ada di sini." Aku tidak ingin kau menemukanku lagi, aku tidak ingin kau melihatku yang sekarang ini. Aku ingin kau mengingat aku yang cantik dan sehat, bukan aku yang jelek dan sekarat.

Tapi, seperti selama ini, kau selalu mencari dan menemukanku. Aku melihat kesedihan, luka dan penderitaan di matamu. Aku merasa bersalah, hatiku menjadi sangat sakit, luar biasa sakit hingga rasanya aku tidak bisa menahannya lagi. Air mata mengalir menuruni pipiku seakan tidak pernah berhenti.

Aku memberitahumu "Jika saja aku tahu ini akan terjadi, maka aku tidak mau bermain petak umpet denganmu saat kita kecil. Karena dengan begitu, kau tidak akan pernah mencintaku dan aku tidak akan pernah mencintaimu."

Tapi kau menutup mulutku. Kau memelukku, menciumku dan memohon padaku "Jangan pernah kau ucapkan kata itu lagi."

Petak umpet. Jika saja permainan ini tidak pernah ada. Kau akan selalu menjadi Natsume Hyuga yang hebat. Kau tidak akan terpuruk ke bawah hanya dikarenakan aku yang bodoh dan tidak berguna.

Maaf...

Maaf...

Maafkan aku, karena membuatmu jadi seperti ini...

Natsume POV

Kau tidak pernah melakukan suatu kesalahan dalam dunia ini. Kau tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak termaafkan di dunia ini. Mengapa kau? Dari semua yang ada di dunia ini, kenapa kau? Kau tidak pernah melakukan suatu kesalahan hingga kau menderita kanker otak ini. Jadi, kenapa dia, tuhan? Kenapa dia?

Betapa aku berharap dokter itu salah. Betapa aku berharap dokter itu salah melihat hasil pemeriksaannya, yang menderita kanker otak ini bukan kau, tapi orang lain, seseorang yang juga berada di rumah sakit waktu itu. Tidak apa jika semua orang mengatakan aku egois. Aku tidak mau kau mati, tidak mau. Aku ingin kau hidup, aku ingin kau hidup bersamaku. Aku tidak ingin ditinggalkan sendirian. JADI, KENAPA KAU?

Sejak hari di mana kau tahu kau menderita kanker otak, kau menangis setiap hari dan aku juga...

Saat kau membuka matamu, aku akan memberitahumu bahwa semuanya akan baik-baik saja, kau akan segera sembuh, kau akan hidup. Namun, saat kau menutup mata dan tertidur. Aku akan menggenggam tanganmu dengan erat, membenamkan kepalaku ke tempat tidurmu dan menangis. Natsume Hyuga yang hebat menangis. Karena aku telah hancur...

Duniaku runtuh. Semuanya tidak pernah sama lagi. Permainan itu dimulai lagi, permainan yang selama ini selalu kita mainkan, petak umpet.

Kau kembali bersembunyi dariku. Hari ke hari, kau semakin pucat dan kurus, rambutmu mulai rontok. Namun dalam mataku, kau selalu yang tercantik.

Yang aku pikirkan saat mencarimu sejak hari itu tetap sama "Kau ada di sana. Aku tahu kau ada di sana. Aku akan menemukanmu, Kau ada di sana." Aku selalu menemukanmu lagi. Aku mau melihatmu, aku ingin selalu bersamamu.

Waktu aku menemukanmu. Aku melihat kesedihan, luka, penderitaan dan ketakutan di matamu. Aku merasa bersalah karena aku sama sekali tidak bisa melakukan apapun untukmu. Hatiku menjadi sangat sakit, luar biasa sakit hingga rasanya aku tidak bisa menahannya lagi. Air mata mengalir menuruni pipimu seakan tidak pernah berhenti.

Kau memberitahuku "Jika saja aku tahu ini akan terjadi, maka aku tidak mau bermain petak umpet denganmu saat kita kecil. Karena dengan begitu, kau tidak akan pernah mencintaku dan aku tidak akan pernah mencintaimu."

Tapi aku menutup mulutmu. Aku memelukmu, menciummu dan memohon padamu "Jangan pernah kau ucapkan kata itu lagi."

Aku tidak pernah menyesal mencintaimu. Aku tidak akan pernah menjadi Natsume Hyuga yang hebat jika aku tidak pernah mencintaimu. Aku bisa menjadi sehebat ini, karena aku selalu ingin menjadi yang tersempurna untukmu. Jika aku tidak mengenalmu, aku sama sekali bukan apa-apa.

Maaf...

Maaf...

Maafkan aku, karena aku tidak bisa melindungimu..

Maafkan aku, karena aku sama sekali tidak bisa melakukan apapun untukmu…

Tuhan. Apakah kau mendengar suaraku? Bisakah kau mengabulkan doaku? Biarkanlah aku yang menderita penyakit itu sebagai gantinya dia. Biarkanlah aku yang menjadi orang yang sedang sekarat. Aku tidak mau dia menangis lagi, aku mau dia tersenyum dan tertawa tanpa beban dan masalah. Aku sangat mencintainya, tuhan. Dia adalah segalanya bagiku.

Ku mohon, tuhan….

Mikan POV

Semua makhluk hidup di dunia ini pasti akan mati suatu hari nanti, aku tahu itu.

Hari ini, waktu aku membuka mataku, aku merasa sangat segar. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah aku rasakan dalam dua bulan ini. Aku tidak tahu mengapa, tapi, di dalam lubuk hatiku terdalam, aku tahu, inilah harinya.

Aku mengatakan aku ingin ke bukit bersamamu. Kau tersenyum menyeringai dan tanpa bertanya lebih banyak lagi, kau membawaku ke sana. Kita akan piknik. Kita duduk di bawah pohon sakura memakan makanan yang kita bawa. Aku tersenyum dan tertawa, begitu juga denganmu. Kau tersenyum dan tertawa dengan bebas bersamaku.

"Natsume, ayo bermain petak umpet." Pintaku.

Kau tersenyum "Baiklah. Kau bersembunyi, aku mencari."

Aku tertawa dan mulai mencari tempat untuk bersembunyi. Aku melihatmu menutup matamu dan mulai berhitung.

"Satu… Dua… Tiga… Empat…"

Tapi, waktu aku mencapai belakang pohon sakura di mana kita duduk. Aku merasa duniaku menjadi kabur, aku merasa sangat sesak, aku kehilangan semua tenagaku, aku berlutut ke bawah.

Aku tahu, waktuku telah tiba, waktuku akan segera habis.

"Delapan… Sembilan… Sepuluh. Aku akan mulai mencarimu, Mikan." Aku masih bisa mendengar suaramu.

Air mata jatuh dari mataku. Aku menutup mataku dan mulai berpikir lagi, seperti saat kita kecil dulu "Aku di sini. Aku di sini, tahu? Ku mohon, temukan aku. Aku di sini."

Aku mau melihat wajahmu, aku mau mendengar suaramu, aku mau mencium baumu, aku mau merasakan pelukanmu, karena itu, tolong temukan aku.

Lalu, aku merasakan tangan hangatmu memelukku dari belakang. Kau membaringkan punggungku ke atas dadamu dan berkata "Aku menemukanmu."

Waktu aku membuka mataku, aku melihat wajah tampanmu. Air mata jatuh menuruni matamu. Kau berkata "Ayo kita main satu kali lagi.."

Aku tersenyum lemah. Aku mengangkat tanganku yang gemetar menyentuh wajahmu dan menghapus air matamu "Jangan mencariku lagi, Natsume. Karena aku akan bersembunyi di tempat yang tidak bisa kau temukan."

Kau tersenyum dan menyentuh tanganku "Aku tidak peduli. Karena itu,bersembunyilah dengan baik sampai aku menemukanmu lagi. Mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Tapi, ingat selalu, aku akan selalu menemukanmu. Jadi, ayo bermain petak umpet satu kali lagi. Kau bersembunyi, aku mencari."

Kau benar-benar luar biasa, Natsume. Aku benar-benar tidak tahu lagi bagaimana mengambarkanmu di dunia ini. Aku melihatmu menutup matamu dan mulai berhitung.

"Satu… Dua… Tiga…"

Tahu'kah kau? Aku tersenyum sekarang. Karena yang terakhir aku lihat di dunia ini adalah wajahmu, yang terakhir aku rasakan di dunia ini adalah kehangatan pelukanmu, yang terakhir aku cium adalah baumu, dan yang terakhir aku dengar di dunia ini adalah suaramu.

"Empat… Lima…"

"Temukan aku lagi saat waktumu tiba…" Ujarku lemah sambil menutup mataku. Aku merasa sangat ngantuk dan damai sekarang, tapi, aku tidak takut lagi "Aku mencintaimu, Natsume…"

Aku akan pergi dan bersembunyi sekarang, Natsume. Jadi temukan aku lagi, sampai kita bertemu lagi…

Natsume POV

"Empat… Lima…" Hitungku.

Lalu, aku merasa tanganmu jatuh ke bawah. Aku berhenti berhitung dan membuka mataku. Aku melihat wajah tersenyummu. Kau kelihatan seperti sedang tidur, sangat damai dan bahagia. Kau kelihatan bagaikan malaikat.

Aku sudah tahu, apa hari ini saat kau memintaku datang ke bukit ini bersamamu. Waktu aku melihatmu berlutut di belakang pohon sakura ini, aku sudah tahu, inilah waktunya.

Aku memelukmu dan berkata "Aku menemukanmu."

Air mata mengalir menuruni pipiku. Karena aku tahu, kau akan segera pergi, aku akan segera kehilanganmu.

Masa kecil kita adalah masa terbahagia dan terberharga bagiku dalam hidup ini. Aku mau kita selalu seperti saat kita kecil dulu, aku ingin bermain petak umpet lagi denganmu karena aku tahu, aku selalu menemukanmu. Aku belum siap untuk kehilanganmu. Aku mau kau tinggal di sisiku selamanya.

Tapi, aku tahu itu mustahil. Karena kau adalah malaikat. Tuhan tidak mengijinkanmu tinggal di dunia ini lebih lama lagi, tuhan tidak mengijinkanku untuk memilikimu, tuhan tidak mengijinkanmu, malaikatnya menjadi milikku. Tuhan mau kau berada di sisinya.

Aku tidak pernah mau melepaskanmu. Aku membenci tuhan karena dia mengambilmu dariku. Karena itulah, aku memintamu untuk bermain petak umpet denganku lagi.

Kau berkata "Jangan mencariku lagi, Natsume. Karena aku akan bersembunyi di tempat yang tidak bisa kau temukan."

Aku tahu kau selalu mencurangiku saat kita bermain petak umpet semasa kecil dulu. Kau selalu meminta orang lain menyembunyikanmu dan memohon pada mereka memberitahuku bahwa kau tidak ada di sana. Aku tidak pernah mempermasalahkan itu karena aku tahu, aku selalu menemukanmu.

Kali ini juga sama, kau mencurangi aku lagi. Perbedaannya, kau meminta surga untuk menyembunyikanmu, kau bersembunyi di tempat yang tidak bisa ku jangkau sekarang.

Tapi, aku menjawabmu"Aku tidak peduli. Karena itu,bersembunyilah dengan baik sampai aku menemukanmu lagi. Mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Tapi, ingat selalu, aku akan selalu menemukanmu. Jadi, ayo bermain petak umpet satu kali lagi. Kau bersembunyi, aku mencari."

Tahu'kah kau kenapa aku ingin bermain petak umpet besamamu waktu itu? Aku adalah manusia yang sangat egois. Aku ingin mencurangi tuhan. Aku ingin bermain petak umpet lagi denganmu karena aku tahu apa yang selalu kau pikirkan saat bersembunyi. Tuhan bisa memilikimu di sisisnya, tapi tuhan tidak akan pernah bisa menahan hatimu di sisinya. Hatimu akan selalu bersamaku. Kau akan selalu memikirkanku di surga.

Aku menutup mataku dan mulai berhitung "Satu… Dua… Tiga…"

Lalu, aku mendengar kau berkata "Temukan aku lagi saat waktumu tiba… Aku mencintaimu, Natsume…"

Kau pergi sekarang. Kau sudah bersembunyi sekarang. Kau bersembunyi di tempat yang tidak bisa ku jangkau. Dunia ini akan sangat berat dan penuh dengan penderitaan dan kesedihan bagiku sekarang. Tapi, aku akan terus memainkan permainan petak umpet ini. Karena itu, tunggulah aku, sampai kita bertemu lagi…

.

.

.

Waktu berlalu sangat cepat. Benar, hidupku sangat sulit dan berat tanpamu di sisiku. Apakah kau memikirkanku sekarang? Seperti aku memikirkanmu setiap hari.

Kau tahu, sahabatmu, Hotaru dan sahabatku, Ruka telah menikah. Dan adikmu, Yoichi juga telah menikah dengan adikku, Aoi.

Mereka kelihatan sangat bahagia dan aku juga turut berbahagia untuk mereka.

.

.

.

Aku punya keponakan sekarang. Jika aku pikirkan lagi, anak-anak itu juga merupakan keponakanmu.

Mereka sangat bahagia, aku juga. Hanya saja, aku merindukanmu. Tapi, tidak perlu khawatir, aku tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh. Terus bersembunyi, ya? Karena cepat atau lambat, aku akan menemukanmu.

.

.

.

Aku adalah orang yang sukses sekarang. Aku memiliki perusahaan yang sangat besar. Tahu'kah kau? Perusahaanku adalah perusahaan nomor satu di dunia ini. Aku tahu, kau pasti turut bergembira melihatku sekarang.

Kadang aku bertanya pada tuhan. Aku masih bertanya padanya, tahu? Meski aku sangat membencinya karena dia mengambilmu dariku.

Waktu aku melihat betapa suksesnya aku sekarang, aku akan bertanya pada tuhan. Boleh'kah aku menukar apa yang ku miliki sekarang denganmu? Bolehkan aku memilikimu kembali sebagai ganti semua yang ku miliki sekarang?

Aku merindukanmu.

Mikan. Apakah ada yang menemukanmu saat kau bersembunyi di sana? Kau masih bersembunyi dengan sangat baik'kan? Permainan kita masih belum berakhir, kau harus tahu itu.

.

.

.

Mikan, enam puluh tahun telah berlalu sejak kau bersembunyi dariku di surga. Enam puluh tahu telah berlalu semenjak permainan petak umpet kita itu dimulai.

Rambut hitamku telah berubah jadi putih, kulitku telah keriput. Aku bukan lagi aku yang muda dulu.

Aku berbaring di atas tempat tidur dalam kamarku sekarang. Aku bisa melihat wajah khawatir dari Aoi, Yoichi, Ruka bahkan Hotaru, anak-anak mereka serta cucu-cucu mereka.

Aku merasa sangat ngantuk dan lelah sekarang. Aku tahu, ini adalah waktunya, waktu bagiku untuk melanjutkan hitunganku yang terhenti saat itu. Akhirnya aku bisa memulai hitungan itu lagi. Permainan kita belum selesai, tapi aku tahu, permainan itu akan segera berakhir. Akhirnya aku bisa mencarimu lagi.

Aku menutup mataku dan mulai berhitung.

"Enam…"

"Tujuh…"

"Delapan…"

"Sembilan…"

"Sepuluh…"

Waktu aku membuka mataku, aku tidak lagi berada di atas tempat tidur dalam kamarku. Aku berada di bukit itu. Sebagai ganti aku yang berusia tujuh puluh delapan tahun, aku menemukan aku berusia delapan belas tahun.

Lalu, aku melihat sebatang pohon sakura.

Aku tersenyum dan berlari mendekati pohon sakura itu. Aku bisa mendengar suaramu lagi dalam kepalaku, kau berkata "Aku di sini. Aku di sini, tahu? Ku mohon, temukan aku. Aku di sini."

Waktu aku mencapai pohon sakura itu, akhirnya aku bisa melihatmu lagi setelah enam puluh tahun. Kau bersembunyi di balik pohon sakura itu. Kau berlutut di atas tanah, menutup matamu dan tersenyum seperti saat kita kecil dulu. Kau masih sama dengan kau yang ada dalam ingatanku, malaikatku.

Aku berjalan mendekatimu dan memelukmu dari belakang "Aku menemukanmu.."

"Kau menemukanku." Tawamu sambil membuka matamu dan menatapku.

"Tidak ada lagi petak umpet. Tidak akan ada lagi yang bersembunyi dan tidak akan ada lagi yang mencari," ujarku dan mempererat pelukkanku "Ini adalah permainan petak umpet terakhir yang akan kita mainkan, karena aku telah memainkan permainan ini selama enam puluh tahun."

Aku mendengarmu tertawa dan kau mencium bibirku.

Tidak ada lagi petak umpet. Kau tidak akan bersembunyi dariku lagi. Aku tidak perlu mencarimu lagi. Permainan telah berakhir, permainan petak umpet terakhir kita telah berakhir, kita akan bersama-sama sekarang, Tidak terpisahkan lagi untuk selama-lamanya.

.

.

.

fin


Author's note : Well, bagaimana menurut pembaca mengenai fic ini? Fic ini pertama kali aku publikasi dalam bahasa inggris tapi, ternyata aku memang lebih cinta bahasa indonesia, karena itu aku membuat versi bahasa indonesianya. Fic ini memang sudah tamat, tapi aku mungkin akan membuat chapter k-2nya lagi. Jadi aku akan sangat senang jika ada yang bersedia membaca dan meriviewnya. Terakhir, aku mungkin tidak akan mengupdate TODAL dalam minggu ini ( mungkin.. -_-" ) tapi aku tetap mengetik lanjutannya kok! See you all soon^^